*15

" Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa membuat ibu ku benci padaku dan itu akan sangat sakit hiksss. "Ucap Rara terus menangis.

" Kau harus bisa Rara agar mereka tidak mendekati mu dan membuat hidup ibu mu menjadi susah. "Ucap Lena lagi.

" Lalu bagaimana caranya? "Lirih Rara menyerah.

" Sekarang pergi dan temui ibu mu, dan aku tau kau bisa melakukan sesuatu yang membuat ibu mu membenci mu. "Ucap Lena menatap Rara.

" Baik lah, kalau begitu. "Ucap Rara ingin berjalan meningal kan luna.

" Tenang lah, ini hanya sementara suatu saat kau akan bisa kembali dan memberitahu ibu mu apa yang terjadi dan bagaimana pengorbanan mu untuk nya. "Ucap Lena memegang tangan Rara.

Sementara Rara hanya menganguk kan kepala nya, ia pun kembali berjalan keluar dari mansion.

" Nona muda mau kemana? "Tanya sopir pribadi Alfian.

" Aku ingin kerumah sakit. "Ucap Rara.

" Silakan masuk nona saya akan mengantarkan nona kemana pun nona ingin pergi. "Ucap sopir tersebut.

" Tapi... apakah tuan muda tidak akan marah? "Tanya Rara takut.

" Tentu saja tidak nona mari silahkan masuk. "Ucap sopir tersebut membuka pintu mobil untuk Rara.

Rara pun dengan ragu-ragu masuk ke dalam mobil tersebut.

Sementara itu di sisi lain.

" Selamat pagi tuan muda. "Sapa seluruh karyawan di kantor Alfian saat Alfian dan Rendi masuk ke kantor.

" Pagi. "Jawab Alfian dingin.

Rendi yang paham jika Alfian tidak suka keramaian ia pun dengan cepat membawa Alfian ke ruang kerja Alfian.

" Bisa kah kau pelan saja? "Tanya Alfian yang merasa kesal karena Rendi mendorong kursi roda nya dengan cepat.

" Maaf tuan muda, tapi bukan kah tuan muda tidak suka keramaian?" Tanya Rendi bingung.

"Sudah lah, lupakan saja, kembali ke ruangan mu. " Ucap Alfian tak kuasa melihat asisten konyol nya itu.

Di sisi lain.

Rara kini tiba di rumah sakit tempat ibu nya di rawat.

"Pak Anas tunggu lah disini aku tidak akan lama. " Ucap Rara turun dari mobil.

"Baik nona muda. " Jawab pak anas sambil tersenyum.

Rara pun berjalan masuk kerumah sakit menuju ruang rawat ibu angkat nya itu.

"Permisi." Ucap Rara membuka pintu ruang rawat tersebut.

"Rara, anaku. " Ucap ibu Irma yang masih lemah.

"Rara, sukur lah, kau sudah tiba. " Ucap dokter Ria.

"Aku tidak bisa Lama-lama. " Ucap Rara dingin.

"Rara kemarilah nak ibu ingin memeluk mu ibu sangat merindukan mu, dan di mana ayah dan kakak mu? " Tanya Irma yang sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi.

"Aku tidak tau mereka di mana dan aku juga tidak mau tau. " Ucap Rara mendekati ibu nya.

"Rara kau kenapa? " Tanya dokter Ria bingung dengan sikap Rara.

"Dokter Ria bisa kah anda keluar sebentar? " Tanya Rara lagi.

"Baik lah. " Ucap dokter Ria tak mau ikut campur.

"Rara, kenapa kau berubah? " Tanya Irma bingung.

"Aku tidak berubah, ibu dengar kan aku, aku tidak ingin ada hubungan apapun lagi dengan keluarga kalian karena aku telah menemukan keluarga baru yang kaya raya dan tidak membuat hidup ku susah. " Ucap Rara dengan susah payah menahan rasa sakit di hati nya dan juga air mata.

"Rara? Apakah ini benar-benar dirimu nak? Mengapa kau menjadi seperti ini. " Ucap Irma mulai menangis.

"Iya ibu ini aku, aku telah membalas budi ku kepada ibu dengan membayar semua tagihan orpasi dan perawatan ibu selama di rumah sakit aku harap ini impas, aku pergi dulu jangan cari aku lagi. " Ucap Rara berjalan keluar dari ruang rawat ibu nya dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipi mulus nya.

"Hiksss Rara, mengapa dia menjadi seperti itu? Benar kah dia telah membayar semua biaya perawatan ku selama di rumah sakit? Dan pakaian nya sekarang juga sudah begitu mewah, hiksss aku telah banyak merepotkan nya pantas saja jika sekarang dia menemukan keluarga baru dan membuang aku, ibu yang hanya menyusahkan hidup nya. "Tangis Irma menahan kesedihan yang ada di dalam hati nya.

" Rara kau mau kemana? Tanya dokter Ria memegang tangan Rara.

"Aku ingin pergi, dokter tolong jaga ibu ku baik-baik. " Ucap Rara melepaskan tangan dokter Ria kemudian berjalan cepat sambil menghapus sisa air mata nya.

"Ada apa dengan anak itu? " Batin dokter Ria yang jelas sudah lama dekat dan paham dengan sifat Rara yang selalu berjuang keras untuk ibu nya.

Dokter Ria pun berjalan kembali masuk ke ruang rawat ibu nya Rara.

Di sana ia melihat Irma menangis dengar sesegukan.

"Bu coba jelaskan padaku mengapa sikap Rara berbeda dan dia terlihat berubah.

" Aku juga tidak tau dokter, yang jelas itu bukan lah Rara putri ku dia begitu kasar. "Tangis Irma memegang dada nya.

" Bu sudah lah, seperti nya ada yang di rahasiakan oleh Rara. "Ucap dokter Ria mencoba menenangkan Irma.

" Maksud dokter? "Tanya Irma menyeka air mata nya.

" Iya, tadi saat dia keluar dia terlihat menangis dan dia hanya bicara padaku untuk menjaga dan merawat mu dengan baik. "Ucap dokter Ria itu menatap Irma.

" Benar kah? Lalu apa yang terjadi pada nya? Hiksss mengapa hiksss putriku."Tangis Irma yang semakin pecah mengingat bagaimana Rara berkorban banyak untuk nya.

"Tenang lah bu, aku yakin Rara sedang mengalami masalah dia hanya mencoba untuk tidak menarik ibu kedalam masalah nya, sekarang ibu istirahat lah tenang di sini ada aku yang akan menjaga ibu dengan baik. " Ucap dokter Ria begitu peduli.

"Dokter, Terima kasih banyak kau bukan siapa-siapa, tetapi kau begitu peduli padaku, terlalu sering aku membuat mu repot." Ucap Irma memegang tangan dokter Ria.

"Sudah lah bu, ini sudah tugas ku sebagai dokter. " Ucap dokter Ria kemudian membenarkan selimut Irma.

Smentara itu di sisi lain.

Dring... dring... dring.

Anggap saja suara ponsel Alfian yang berbunyi nyaring, menandakan ada pangilan masuk.

Alfian menoleh dan melihat layar ponsel nya yang menyala, di sana tertara nama Mama.

Ia pun mengambil ponsel tersebut dan mengeser tombol hijau.

Call onn

"Hallo, Alfian apa kau sudah makan siang nak? " Tanya Siska di sebrang telfon.

"Belum." Jawab Alfian dingin.

"Baik lah nanti biar mama suruh istri mu untuk mengantarkan makan siang mu. " Ucap Siska lagi.

"Tapi aku bisa makan di restoran depan kantor seperti biasa ma. " Jawab Alfian dingin.

"Tidak-tidak, selama kau belum pulih kau tidak boleh makan makanan sembarangan, pokoknya kau harus makan makanan sehat. " Ucap Siska kemudian mematikan telfon secara sepihak.

Call off.

Alfian mengusap kasar wajah nya ia sungguh kesal dengan tingkah sang mama.

....

Terpopuler

Comments

Lastiur Sihombing /WILLIAM RAJAGUKGUK

Lastiur Sihombing /WILLIAM RAJAGUKGUK

banyak "di sisi lain"
semangat thor

2024-03-17

3

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2024-02-19

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PRIA IBLIS LUMPUH GK TAU DIRI, MMPUS AZA LO... NTAR ADA PRIA LAIN YG MNYUKAI ISTRI LO, BRU LO TAU RASA..

2023-12-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!