*19

Kini Rara dan Alfian sudah berada di kamar mereka, sedangkan Rendi telah pamit untuk pulang ke rumah nya.

Setelah membantu Alfian mandi kini tiba lah giliran Rara yang mandi.

Rara berjalan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh nya, tidak terlalu panjang sehingga dada dan paha nya terlihat.

Ia berjalan ke arah lembari kecil di sebelah lemari Alfian tempat ia menaruh pakaian nya.

Sontak Alfian yang sedang membaca buku menjadi terpana dengan pemandangan indah yang berada di hadapan nya.

Beberapa kali ia berusaha untuk tidak memerhatikan itu, namun yang namanya laki-laki normal jelas saja itu membuat dirinya menjadi tidak nyaman.

"Cepat gunakan baju mu. " Ucap Alfian yang membuat Rara menoleh.

"Ini lagi cari tuan muda. " Jawab Rara mengambil piama nya, kemudian kembali masuk ke kamar mandi.

Alfian hanya diam, kemudian kembali membaca buku sambil susah payah menahan diri nya.

Beberapa menit kemudian Rara keluar dari kamar mandi setelah selesai mengunakan baju nya.

"Aku lapar. " Ucap Alfian tiba-tiba.

"Yasudah biar kan aku mengambil kan makanan untuk tuan muda. " Jawab Rara hendak berjalan keluar dari kamar.

"Aku ikut. " Ucap Alfian singkat.

"Kenapa harus ikut tuan muda?" Ucap Rara bingung.

"Tidak usah banyak tanya ini rumah ku mengapa kau harus melarang ku? " Bentak Alfian kepada Rara.

"Maaf, maaf tuan muda aku tidak melarang. " Ucap Rara kemudian bergegas membantu Alfian turun dari kasur nya dan duduk kursi roda.

Rara mendorong pelan kursi roda Alfian menuju ruang dapur mansion.

Suasana ruamah sudah sepi, Lena dan mama Siska telah tidur, begitu juga dengan para maid.

Rara pun menjajikan beberapa makanan yang telah di masak oleh maid di atas meja makan.

"Aku tidak mau makan ini. "Ucap Alfian menjauhkan makanan yang di taruh Rara di depan nya.

" Tidak mau? Lalu tuan muda mau makan apa? "Tanya Rara kebingungan.

" Masakan aku makanan lain. "Ucap Alfian dengan sengaja ingin makan masakan Rara.

" Huh, baik lah-baik lah. "Ucap Rara dengan sabar melayani suami judes nya itu.

30 Menit berlalu, Rara kini menaruh makanan yang di masak oleh maid kembali ke tempat nya dan menyajikan makanan yang ia masak di meja makan depan Alfian.

" Kau hanya bisa masak ini? Apa kau yakin itu layak untuk aku makan? "Tanya Alfian menaikan satu alis nya saat melihat perkedel, tempe bacem, sayur tauge, rawon, dan juga rendang ayam yang di sajikan istri nya.

" Coba saja dulu, aku yakin tuan muda akan sangat menyukai itu. "Ucap Rara duduk di depan Alfian.

" Yang benar saja. "Ucap Alfian kemudian menyodorkan piring nya kepada Rara.

Rara yang mengerti pun mulai menaruh satu persatu makan yang ia masak ke dalam piring Alfian, sungguh Rara wanita yang sangat sempurna bisa masak sebanyak itu dengan sangat cepat, mungkin ia sudah terbiasa melakukan itu di rumah keluarga angkat nya.

Alfian pun mulai Makan setelah Rara selesai menaruh makan ke dalam piring nya.

Baru satu suapan saja ia sudah merasakan jika masakan Rara benar-benar sangat enak, baru kali ini ia merasakan rasa makanan yang berbeda dari biasanya.

"Apa itu enak? " Tanya Rara penasaran dengan jawaban sang suami.

"Tidak, ini biasa saja, bahkan lebih enak masakan maid. " Ucap Alfian tidak mau mengakui itu padahal batin nya mengatakan jika ia berharap bisa makan masakan Rara setiap hari.

Mendengar jawaban Alfian Rara pun mendengus kesal dan mulai makan dengan pelan.

Baru saja tangan Rara ingin meraih piring yang berisi tempe bacem ia malah kaget karena itu sudah kosong dan ia menatap piring Alfian yang begitu penuh dengan berbagai macam makanan dan Alfian terlihat sangat menikmati makanan itu dengan lahap.

Mata Rara terbelalak melihat tingkah lucu suaminya itu.

"Katanya tidak enak, tapi makan serakus itu. "Ucap Rara menahan tawa nya.

" Diam dan makan lah. "Ucap Alfian singkat sambil terus makan.

Beberapa menit berlalu, kini mereka telah selesai makan, dan itu sangat membuat Alfian kekenyangan.

Mereka pun kembali ke kamar untuk segera tidur.

Sebelum itu Rara mendorong pelan kursi roda Alfian masuk ke kamar mandi.

" Aku ingin tidur, bukan nya ke kamar mandi. "Gumam Alfian kesal.

" Tuan muda, apa kau tidak mau gosok gigi setelah makan begitu banyak? Kau tau sisa makan akan membuat gigi mu rusak dan sakit. "Ucap Rara seperti bicara ke pada anak umur 05 tahun.

" Pagi saja. "Jawab Alfian sedikit malu karena ia selalu gosok gigi dua kali sehari dan malam ia malas ke kamar mandi karena ia takut terpeleset.

" Tidak bisa begitu mumpung sudah di kamar mandi maka kita harus gosok gigi, tuan muda jangan seperti anak kecil. "Ucap Rara dengan brani nya.

" Aku bukan anak kecil, kemari kan gosok gigi ku. "Ucap Alfian kesal.

Rara pun mengambil gosok gigi Alfian dan menaruh odol di atas nya, mereka pun mulai melakukan rituat gosok gigi.

Beberapa menit saja Rara telah selesai namun ia melihat Alfian yang masih saja belum selesai.

" Huuh kemari kan itu. "Ucap Rara mengambil gosok gigi dari tangan Alfian karena Alfian tidak juga selesai mengosok gigi karena ia mengantuk.

Rara mulai mengosok gigi Alfian dengan pelan, sungguh saat berdekatan seperti itu ia merasa jantung nya seperti ingin copot saja karena melihat wajah tampan suami nya itu dari jarak dekat.

Sementara Alfian ia juga sebaliknya merasakan jika jantung nya berdegup kencang saat menatap wajah sang istri dari jarak yang dekat meskipun ia mengantuk tetapi kesadaran nya masih sangat normal, ia akui jika Rara benar-benar cantik dan sangat polos dengar bibir merah cery yang membuat Alfian terasa ingin mencium bibir itu atau lebih tepatnya mengigit.

10 Menit berlalu, kini mereka telah selesai di kamar mandi dan sudah siap untuk tidur.

Setelah membantu Alfian untuk naik ke kasur Rara pun mulai mengambil selimut dan bantal nya yang berada di atas lemari, ia pun mulai tidur di bawah lagi meskipun itu sangat dingin.

Malam semakin larut, dan cuaca semakin dingin, di tambah lagi hujan yang mulai turun dan juga angin kencang.

Tidak di sangka jika malam itu badai turun dengan begitu mengerikan, hujan lebat di iringi angin kencang yang membuat gorden jendela kamar Alfian berterbangan, bukan hanya itu kilat dan petir petir pun ikut mengiringi hujan dan angin malam itu.

Rara terbangun karena ia menyadari jika sekarang sedang mati lampu dan ia sangat ketakutan.

....

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

mati lampu

2024-02-20

2

Maria Mahdalena Manalu

Maria Mahdalena Manalu

dasar suami songong... bikin naik darah tinggi aja dan bin kesal

2023-07-14

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

wow da yg mulai suka nh

2022-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!