*09

" Begitu ya? Ouh iya apa mama sudah membawa mu ke kamar kak Alfian? "Tanya Lena. 

" Iya sudah kak. "Dengan cepat Rara menjawab sambil kembali menampilkan senyum hambar nya. 

" Bagus lah kalau begitu, aku minta kau panggil aku dengan sebutan nama saja, karena kita sebentar lagi akan menjadi ipar, kalau begitu aku ke kamar dulu. "Ujar Lena kemudian berjalan masuk ke kamar nya. 

" Huh, aku canggung sekali, bagaimana bisa aku memanggil orang yang lebih dewasa dari ku dengan sebutan nama meskipun dia calon adik ipar ku, arghhh hidup ku terlalu berbelit. "Ucap Rara stres dengan apa yang ia alami. 

Rara pun kembali masuk ke dalam kamar nya, kemudian ia merebahkan tubuh mungil nya di atas kasur dan mulai tertidur lelap. 

Pagi pukul 07.30

" Rara..! Apa kau sudah bangun? "Panggil Siska sambil mengetuk pintu kamar Rara. 

Rara yang baru saja selesai mandi pun berjalan membuka pintu kamar nya. 

" Tante, maaf aku baru saja selesai mandi, silakan masuk tane. "Ujar Rara tersenyum sambil mempersilahkan Siska masuk ke kamar nya. 

" Jangan panggil aku tante lagi, kau itu adalah calon menantu ku, Panggil aku mama. "Ucap Siska sambil menuntun tangan Rara duduk di meja rias. 

" Mama? Terapi..."Ucap Rara terputus. 

"Sudah, tidak ada tapi-tapi, sekarang duduk yang manis aku akan membantu mu merias wajah karena hari ini kau akan pergi bersama Alfian untuk memilih gaun pengantin di wedding shop" Ujar Siska sambil menyisir rambut Rara. 

Entah mengapa Siska merasa sangat sayang terhadap Rara, baru kali ini ia menemukan gadis remaja yang benar-benar masih polos dan lugu. Hal itu membuat hari nya merasa memiliki Lena yang dulu. 

"Gaun pengantin? Bersama tuan muda Alfian? " Gumam Rara membalikkan kepada menatap Siska. 

"Iya, benar apa kau lupa besok itu sudah hari pernikahan? " Tanya Siska menaikan satu alisnya. 

Rara kembali terdiam, ia benar-benar gugup dan takut, bagaimana mungkin dia akan menjadi istri dari sekolah CEO galak dan bermulut pedas itu. 

Tetapi nasi sudah menjadi bubur, dia telah berhutang banyak dengan keluarga Alfian yang telah membiayai pengobatan ibu nya. 

Siska pun meneruskan mendandani Rara ia tau saat ini gadis itu sedang tertekan perasaan. 

30 Menit berlalu, kini Rara sudah selesai di dandani oleh Siska, bukan hanya pintar memasak mama Siska juga begitu mahir dalam mendandani seseorang, bahkan dirinya yang sudah berusia 47 tahun saja masih terlihat begitu muda dan cantik. 

"Lihat lah, kau begitu cantik. " Ucap Siska memegang kedua pipi Rara. 

"Terima kasih mah. " Ucap Rara gugup. 

"Sama-sama, sekarang ayo keluar, Alfian sudah menunggu mu di mobil. " Ucap mama Siska memegang tangan Rara. 

Hati Rara begitu kacau, hari ini 24 jam ia akan bersama harimau jantan yang menakutkan itu, siapa lagi kalau bukan Alfian. 

Rara masuk kedalam mobil Alfian, kemudian duduk di sebelah Alfian. 

"Jalan." Ucap Alfian kepada sopir pribadi nya, sambil bermain ponsel. 

"Baik tuan muda. " Jawab sangat sopir. 

Sementara itu Rara hanya diam tanpa sepatah kata pun, ia hanya menatap luar jendela mobil sambil menggenggam erat ponsel nya. 

Namun tiba-tiba saja sopir tersebut mengerem mobil secara mendadak membuat tubuh Rara yang tidak menggunakan sabuk pengaman terhuyung ke tubuh Alfian. 

"Ah." Leguh Rara saat kepala nya tanpa sengaja terbentur kepala Alfian. 

"Apa kau sudah gila! " Bentak Alfian kepada sopir nya. 

"Maaf tuan muda, maaf kan saya, ada anjing yang baru saja melintas. " Ucap sopir itu ketakutan. 

Alfian pun membenarkan duduk nya sambil melirik Rara yang memenangkan kepala nya yang sakit. 

"Maaf, maaf kan aku. " Ucap Rara takut ketika menyadari Alfian yang menatap tajam ke arah nya. 

Tanpa berkata apapun Alfian mendekati Rara sehingga bibir manis milik Alfian hanya berjarak beberapa inci saja dari Rara. 

Jantung Rara berdegup kencang ia mengira jika Alfian akan melakukan sesuatu yang tidak ia ingin kan namun itu salah, ternyata Alfian hanya menarik sabuk pengaman yang ada di kursi Rara kemudian memakai kan ke Rara. 

"Dasar kampungan, naik mobil saja tidak tau aturan. " Ucap Alfian ketus. 

Rara menghembus nafas lega karena Alfian telah kembali menjaga jarak dari nya. 

Sopir itu pun kembali melajukan mobil menuju wedding shop 

Di dalam perjalanan hanya ada kesunyian tidak ada satu pun dari Alfian atau Rara yang angkat bicara, hingga mereka pun akhirnya tiba di mall tersebut. 

"Turun." Ucap Alfian kepada Rara. 

"Baik lah. " Ucap Rara turun dari mobil. 

Sopir itu pun juga ikut turun dari mobil dan hendak menuju bagasi mobil. 

"Mau kemana?" Tanya Alfian kepada sopir nya. 

"Mengambil kursi roda tuan muda yang ada di bagasi mobil. " Jawab sopir itu sedikit bingung karena Alfian menanyakan hal yang tentu ia sudah ketahui. 

"Tidak perlu, kau tunggu saja di mobil sampai aku selesai. " Ucap Alfian lagi. 

"Tapi tuan muda. " Ucap sopir itu terputus. 

Alfian mengangkat tangan nya menandakan agar sopir itu tidak banyak tanya. 

"Kau, ambil kan kursi roda ku di bagasi. " Ucap Alfian melirik Rara yang berdiri di samping pintu mobil. 

"Aku? Tanya Rara lagi. 

" Hm. "jawab Alfian. 

Rara pun berjalan ke arah bagasi mobil kemudian ia dengan susah payah mengumpulkan tenaga untuk membuka bagasi mobil tersebut yang menurut nya begitu sulit. 

Sopir itu merasa kasihan terhadap Rara namun apa boleh buat ia hanyalah seorang sopir yang jika menentang itu akan berisiko buruk. 

Rara mengambil kursi roda milik Alfian kemudian membuka pintu mobil tempat Alfian duduk dan meletakkan kursi roda tersebut di depan pintu mobil. 

"Mengapa kau diam saja? Apa kau pikir aku bisa turun sendiri? " Ujar Alfian dengan tatapan tajam nya. 

Rara yang mengerti pun langsung membantu Alfian duduk di kursi roda nya. 

"Ayo masuk. " Ucap Alfian kepada Rara. 

Rara hanya diam ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun ia hanya menuruti apa yang di perintah oleh calon suaminya itu, Rara pun mendorong pelan kursi roda Alfian masuk ke dalam wedding shop tersebut. 

"Hallo selamat siang tuan muda Alfian. " Sapa staf perempuan yang bekerja di sana. 

"Carikan gaun pengantin terbaik untuk nya. " Ucap Alfian kepada staf tersebut. 

"Baik tuan muda, silahkan tunggu di depan ruang ganti dan nona mari ikuti saya. " Ucap sopan staf tersebut. 

Rara pun mengikuti staf tersebut, sementara Alfian ia menunggu di depan ruang ganti sambil bermain ponsel. 

"Nona, aku sudah memilih beberapa gaun terbaik dan paling mahal di sini mari ikut saya ke ruang ganti nona akan bisa mencoba nya. " Ucap staf tersebut sambil tersenyum. 

Karena Alfian adalah CEO muda terkaya di kota tersebut maka tentu saja ia mendapatkan pelayanan yang benar-benar spesial dari tempat mana pun yang ia kunjungi. 

….

Kalau ada typo bilang ya biar aku bisa memperbaiki nya. 

Terpopuler

Comments

Vina Dawolo

Vina Dawolo

semangat rara

2024-04-24

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

sabar Rara tetap semangat

2024-02-19

5

Emn Sc

Emn Sc

sabar.. Rara.. nanti jg s harimau ..galak tu kan tunduk PD pawangnya...ya kamu pwang nya tu.

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!