*02

"Dokter, bagaimana keadaan ibu saya? " Tanya Rara mendekati dokter Ria yang tengah memeriksa keadaan Irma.

"Begini Rara, ibu Irma harus segera menjalani operasi, jika tidak mungkin nyawa nya akan tidak tertolong, kondisi nya sekarang semakin buruk, luka di bagian dalam kepala nya sangat lah parah. " Ucap dokter Ria itu dengan mimik wajah yang terlihat sedih.

"Ya tuhan, hiksss, dokter tolong, tolong selamatkan ibu ku. " Ucap Rara memegang tangan dokter Ria.

"Rara, kami tidak bisa berbuat apa-apa satu-satu nya jalan, kau harus membayar biaya oprasi, baru lah kami akan bertindak. " Ucap dokter Ria prihatin.

Rara terdiam ia sekarang benar-benar pusing, karena dari mana ia harus mendapatkan uang yang berjumlah cukup banyak untuk membayar biaya oprasi ibu angkat nya itu.

"Rara, kita hanya punya waktu satu sampai dua hari lagi, jika telat maka ibu Irma tidak akan bertahan lagi. " Jelas dokter Ria memegang pundak Rara.

Sebenarnya dokter Ria juga tidak tega, namun apa boleh buat dia di sana juga hanya bekerja dan tidak bisa membantu terlalu banyak.

"Baik lah dokter, aku akan berusaha mencari biaya oprasi ibu dalam dua hari tetapi aku mohon tolong rawat ibu ku dengan baik. " Ucap Rara tertunduk sedih.

"Tentau saja Rara, kalau begitu saya tingal dulu. " Ucap dokter Ria kemudian pergi keluar dari ruang rawat tersebut.

Rara hanya menganguk pelan kemudian duduk di kursi samping ranjang ibu nya.

"Ibu, aku berjanji akan segera mendapatkan uang itu, aku berjanji, aku akan membalas semua kebaikan yang telah ibu berikan padaku. " Batin Rara sambil menangis mencium kening ibu nya.

Setelah itu Rara pun berjalan keluar dari ruang rawat tersebut, dan keluar meningal kan rumah sakit.

Sementara itu di sisi lain.

"Tuan muda Alfian. " Pangil anak buah nya.

Lelaki tampan yang tengah duduk di kursi roda nya sambil menatap kosong arah jendela itu pun berbalik mendengar nama nya di pangil.

"Bagaimana? Apa kalian menemukan Hera? " Tanya Alfian menatap anak buah nya.

"Maaf kan saya tuan muda, saya tidak berhasil menangkap nona Hera, saat saya tiba di bandara pesawat yang di tumpangi nona Hera telah lepas landas. " Jelas anak buah tersebut dengan nada bicara yang terdengar takut.

"Bodoh! Tidak berguna! Menangkap wanita seperti itu saja tidak becus! " Ucap Alfian melepar fas bungga yang ada di dekat meja di samping nya.

Anak buah itu pun langsung tertunduk takut.

Alfian Alendra, seorang lelaki tampan berusia 26 tahun. yang kerap di pangil tuan muda Alfi/Al. Ia adalah pengusaha terkaya di kota tersebut, memiliki perusahaan terbesar yang memiliki begitu banyak cabang di berbagai kota.

Papa nya, tuan Alendra telah lama mengidap penyakit kanker paru-paru stadium akhir, setiap hari hanya bisa berbaring di kamar rumah sakit saja dengan bantuan beberapa alat medis di tubuh nya.

Sejak papa nya sakit Alfian lah yang mengambil alih perusahaan papa nya dan menjalani bisnis sang papa dengan baik.

Kehidupan mereka begitu mewah, Alfian adlaah sosok lelaki baik dan tegas, ia juga tidak cuek terhadap sekitar.

Ia juga memiliki seorang kekasih bernama Hera, bukan kekasih lagi lebih tepat di sebut calon istri nya.

Awal nya keluarga Alfian begitu bahagia, saat mengetahui Alfian yang beberapa hari lagi ingin mengadakan pernikahan dengan Hera, sebenarnya Alfian masih belum siap untuk menikah namun karena itu permintaan dari papa nya untuk bisa melihat Alfian menikah dengan wanita yang baik sebelum ia meninggal.

Namun siapa sangka malang terjadi pada Alfian, di saat ingin pergi bertemu Hera di tempat yang sudah ia janji kan ia mengalami kecelakaan tragis, karena sopir nya yang mengantuk, akibat dari kecelakaan itu lah Alfian mengalami lumpuh.

Sementara persiapan pernikahan telah selesai di buat hanya tinggal menunggu resepsi saja, undangan pun telah di sebar kan.

Tidak sampai di situ saja Hera yang mendengar kondisi Alfian yang lumpuh akibat kecelakaan itu pun memilih kabur dengan laki-laki lain, karena ia tidak ingin menikah dengan laki-laki yang tidak bisa berjalan dia merasa itu akan membuat nya repot.

Hal itu membuat Alfian stres dan sangat pusing, ia tidak sanggup jika sang papa mengetahui jika calon istri nya kabur itu akan membuat kondisi papa nya semakin parah, karena tuan Alendra sudah benar-benar bahagia mengetahui Alfian akan menikah.

Dan hal itu juga lah yang membuat Alfian berubah 85% menjadi sosok yang dingin dan pemarah, ia juga tak ingin bertemu dengan orang-orang terdekat termasuk adik dan mama nya, setiap hari ia hanya mengurung diri di dalam kamar.

"Keluar dari kamar ku sebelum aku memecahkan kepala mu! " Ucap Alfian kepada anak buah nya.

Tanpa basa basi anak buah yang ketakutan itu pun berjalan cepat keluar dari kamar Alfian.

" Ternyata wanita memang tidak bisa di percaya. " Batin Alfian mencengkram erat taplak meja.

"Arghhhhh! " Jerit Alfian menarik taplak meja tersebut sehingga semua benda yang ada di meja itu berhamburan dan pecah.

Sementara itu di luar.

"Al buka nak, hiksss mama mohon jangan seperti ini kau harus kuat dan sabar ini cobaan untuk mu Alfian! " Teriak sang mama sambil menangis khawatir.

"Mah, sudah biar kan saja, jika mama masuk itu akan membuat nya lebih tidak bisa mengontrol emosi, biar kan aku yang mencari solusi mah. " Ucap Lena adik Alfian.

"Lena, bagaimana ini, kakak mu terus saja mengamuk dan memecahkan barang-barang di kamar nya bahkan dia tidak makan seharian ini karena ia tidak keluar dari kamar. " Ucap Siska mama nya Alfian dan Lena.

"Iya Lena tau mah, tapi kita tidak bisa maksa kak Alfian untuk keluar karena itu percuma mah. " Ucap Lena memegang tangan sang mama.

"Iya mama tau, tetapi apakah kita harus membiarkan nya seperti itu? Tidak kan? " Ucap Siska memegang kepala nya pusing.

"Mah, sabar aku akan bantu cari solusi nya. " Ucap Lena sambil menarik pelan mama nya agar menjauh dari kamar Alfian.

Di sisi lain.

Malam semakin larut, tetapi Rara masih saja berjalan menyusuri kota dengan langkah yang gontai.

"Ya Tuhan, di mana aku harus mendapatkan uang untuk oprasi ibu? " Batin Rara sambil terus menyingkirkan air mata nya yang mengalir deras membasahi pipi mulus nya.

Sementara itu Anis, ia hanya sibuk mabuk-mabukan di sebuah club dengan beberapa teman nya.

Dring... dring... dring. (Bunyi ponsel Anis yang terdengar sedikit nyaring.)

"Aduh siapa sih gangu ajah! " Ucap Anis mengambil ponsel dari saku jaket nya.

Call onn

"Hallo, Anis kau di mana? Aku ingin bertemu dengan mu, ada hal penting yang ingin aku bicara kan. " Ucap Seseorang di sebrang telfon.

"Hallo, Lena, tumben sekali kau menghubungi aku, ada apa katakan saja. " Jawab Anis enteng.

"Aku tidak bisa membicarakan nya di telfon ini hal penting, apa kau bisa bertemu dengan ku? " Tanya Lena.

"Oke boleh, aku tunggu di club biasa Oke. " Ucap Anis kemudian mematikan telpon secara sepihak.

Call off

Lena pun hanya membuang nafas kesal karena ulah Anis.

****

Terpopuler

Comments

Lies Soleha

Lies Soleha

lanjut

2024-04-25

2

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2024-02-19

2

Fazar Bungsu

Fazar Bungsu

lanjut thor harus sampi tamat ya

2022-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!