*04

"Cupu sekali, dasar malu-maluin. " Batin Anis sambil melirik Rara dari atas hingga bawah.

"Ayo kak aku sudah siap. " Ajak Rara.

Anis hanya diam dan kemudian kembali menarik Rara keluar dari dalam rumah itu dan menuju jalan raya, Anis pun Memlambaikan tangan nya ke arah taxi.

Setelah itu mereka memasuki taxi tersebut.

"Mau kemana nona? " Tanya sopir taxi tersebut.

"Ke mall terdekat." Jawab Anis singkat.

"Baik nona. " Jawab sopir tersebut.

"Kak, mengapa kita ke mall? " Tanya Rara bingung.

"Aku sudah bilang jika kau cukup menurut saja jangan banyak bertanya aku akan menjelaskan nya nanti! " Bentak Anis kesal.

"Baik kak. " Jawab Rara menunduk takut.

Rara pun hanya menurut apa yang Anis katakan karena ia berharap Anis bisa membayar uang oprasi ibu nya.

Anis membawa Rara ke sebuah mall, dan di sana Anis membeli dua pasang pakaian untuk Rara, lalu ia pun memaksa Rara untuk segera menganti pakaian di ruang ganti, meskipun kebingungan Rara tetap menurut dan tak ingin bertanya-tanya lagi.

"Sudah kak." Ucap Rara keluar dari ruang ganti.

"Nah, begini baru cocok, sekarang ikut aku. " Ucap Anis lagi-lagi menarik tangan Rara buru-buru.

Ternyata Anis membawa Rara ke salon yang letak nya berdampingan dengan mall tersebut.

"Salon kak?" Tanya Rara.

"Iya." Jawab Anis singkat.

Kemudian mereka pun masuk ke dalam salon tersebut.

"Dandani dia secantik mungkin. " Ucap Anis kepada salah satu pekerja di salon.

"Baik nona. " Ucap perias tersebut.

"Buat apa kak? Mengapa aku harus berdandan? " Tanya Rara bingung sambil menatap Anis penuh tanda tanya.

"Menurut atau ibu akan.." Ucap Anis terpotong.

"Baik kak, baik. " Ucap Rara takut.

"Mari nona. " Ucap perias tersebut.

Rara pun hanya menganguk pasrah.

Selang 30 menit mereka pun telah selesai merias wajah Rara dan juga rambut nya Rara terlihat begitu cantik dan elegan.

Anis pun membayar biaya rias wajah dan tata rambut Rara kemudian ia lagi-lagi menarik kasar tangan Rara menuju taxi yang telah menunggu mereka dari tadi.

"Kak kita akan kemana lagi? " Tanya Rara menatap Anis.

"Jalan pak. " Ucap Anis mengabaikan Rara.

"Baik nona. " Jawab sopir tersebut.

"Kak, bisa kah kau menjelas kan nya sekarang? " Tanya Rara lagi.

"Huh, begini, tadi malam aku bertemu dengan seorang teman ku anak pengusaha kaya, dan dia meminta aku mencarikan gadis polos, cantik, baik, dan juga suci dan satu lagi tidak banyak omong. " Ucap Anis menatap Rara.

"La... lalu? Apa hubungannya dengan ku? " Tanya Rara mulai khawatir jika kakak nya akn menjual nya.

"Lalu wanita yang pas adalah diri mu, dia memberikan ku uang yang banyak, dengar kan aku setelah kau bertemu dengan nya kau akan medapat uang yang lebih banyak dari yang aku dapat dan kau bisa membayar biaya oprasi ibu, kau mengerti? " Ucap Anis menatap tajam Rara.

"Kakak ternyata dugaan ku benar, kau menjual ku demi uang? " Ucap Rara mulai menangis.

"Lebih tepat nya aku membntu mu mendapatkan uang untuk oprasi ibu. " Ucap Anis tidak berperasaan.

"Hiksss, kau benar-benar kejam, lalu aku akan di jadikan wanita malam? Begitu kah? " Ucap Rara sambil menangis.

"Aku tidak tau, kau tanya saja yang jelas kepada nya nanti dan ingat di saat kita bertemu dengan nya nanti jangan coba-coba bilang jika kau adalah adik angkat ku! Angap kita hanya teman saja, kau mengerti? " Ucap Anis mengacungkan jari telunjuk nya ke wajah Rara.

"Kenapa kak? Apa kau takut akan di bilang kakak yang kejam? Yang tega menjual adik angkat nya sendiri? " Jawab Rara sambil terus menyeka air mata nya.

"Diam, jangan banyak omong jika kau masih mau balas budi kepada ibu yang telah merawat, dan memberikan kasih sayang penuh pada mu! " Bentak Anis.

Rara seakan tidak berdaya, ia telah berjanji kepada ibu nya jika ia akan mendapatkan uang untuk ibu nya dengan segala cara, maka ia hanya tertunduk diam dan pasrah saja.

"Baik lah, demi ibu. " Gumam Rara pelan.

"Bagus." Jawab Anis kemudian mengambil ponsel dari saku jaket nya dan menelpon Lena.

Call onn

"Hallo." Ucap Lena di sebrang telfon.

"Hallo Lena, bisa kah kita bertemu di restoran tidak jauh dari clab yang tadi malam? " Tanya Anis kepada Lena.

"Bisa, apa kau sudah menemukan wanita yang aku minta? " Tanya Lena penasaran.

"Tentu saja sudah. " Ucap Anis.

"Baik lah 20 menit aku akan tiba di restoran. " Ucap Lena kemudian mematikan telfon secara sepihak.

Call off.

Anis tersenyum bahagia karena ia bisa dengan mudah mendapatkan uang 1M hanya dengan memanfaatkan Rara.

Ia pun meminta sopir taxi itu untuk mengantar mereka ke restoran yang tak jauh dari clab tersebut.

Tidak butuh waktu lama, mereka pun tiba di restoran itu, setelah membayar ongkos taxi Anis pun memegang erat tangan Rara dan membawa nya masuk ke restoran tersebut.

Sementara itu di sisi lain

"Lena kau mau kemana? " Tanya Siska kepada Lena.

"Mah, em aku ingin bertemu teman sebentar saja. " Ucap Lena sedikit takut.

Lena merasa takut karena ia belum memberi tahu sang mama tentang rencana yang akan dia usul kan, ia takut jika mama nya tidak akan menerima usulan itu.

Lena berniat mencari kan wanita lain sebagai pengganti Hera untuk menjadi istri Alfian.

"Tidak Lena kau harus temani mama untuk pergi mengurus pembatalan resepsi pernikahan kakak mu Alfian, dan setelah itu kita akan kerumah sakit untuk memberi tahu papa soal ini. " Ucap Siska dengan raut wajah yang terlihat begitu sedih.

"Membatalkan? Tidak mah, jangan apa mama tega bila kondisi papa semakin memburuk? aku sudah mendapatkan ide yang bagus untuk itu mah." Ucap Lena memegang tangan mama nya.

"Ide apa Lena?" Tanya sang mama bingung.

"Tunggu sampai aku pulang mah, nanti aku akan menjelaskan apa yang harus kita lakukan, mama mau kan? " Ucap Lena menatap sang mama penuh harapan.

"Baik lah kalau begitu, mama akan menunggu di rumah ingat lah jangan terlalu lama. " Ucap Siska menuruti keinginan putri nya.

"Oke mah, aku pergi dulu. " Ucap Lena berjalan menuju pintu keluar utama mansion dan bergegas masuk ke dalam mobil nya.

Sementara itu di sisi lain

"Kenapa begitu lama? Apa dia sudah tidak menepati janji? " Batin Anis sambil meminum jus nya.

"Kak, kinta nunggu siapa? Mengapa begitu lama? " Ucap Rara serba salah karena tak nyaman dengan pakaian yang di pakai nya.

Namun Anis tidak menjawab apapun ia hanya diam dan mengacuhkan Rara.

Beberapa puluh menit kemudian, Lena pun tiba di restoran tersebut dengan tergesa-gesa.

"Maaf aku telah membuat kalian menunggu lama. " Ucap Lena duduk di hadapan Anis dan Rara.

Rara terdiam sambil menatap Lena bingung.

....

Terpopuler

Comments

Anita Anita

Anita Anita

apa Rara dipaksa nikah

2024-02-21

1

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Rara mau di jodoh kan sama alfian

2024-02-19

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuuut

2022-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!