*14

" Alfian tunggu! "Ucap Siska sedikit menaikan nada suara nya.

" Apa lagi? "Tanya Alfian tampa membalik.

" Mengapa kau tidak menghabiskan sarapan mu dulu, dan siapa yang akan menjemput mu, Alfian kau itu baru sehari menikah dan kondisi mu seperti itu kau seharusnya tidak usah ambil tangung jawab kantor dulu nak, bukan kah masih ada Rendi? "Ucap Siska panjang lebar.

" Mah, cukup meremehkan aku. Mama pikir karena aku cacat dan hanya bisa duduk di atas kursi roda aku harus diam dan di rumah saja? Mama salah jika meremehkan aku ma. "Ucap Alfian kemudian kembali menjalankan kursi roda nya.

" Sudah lah mah, biar kan saja, kita tidak bisa mengekang nya. "Ucap Lena mengelus pundak sang mama.

" Em, mah aku antar Mas Alfi kedepan ya. "Ucap Rara tersenyum paksa.

" Baik lah sayang. "Ucap Siska lagi.

Jika di depan mertuanya tentu aja Rara memangil Alfi dengan sebutan mas Alfi tetapi jika berdua saja jangan harap Rara bisa memangil Alfi dengan sebutan mas.

" Ambil kan tas ku. "Ucap Alfian dingin.

" Baik lah tunggu sebentar. "Ucap Rara berlari kecil menuju lift untuk kamar Alfian.

Sementara itu Rendi baru saja tiba di mansion untuk menjemput Alfian.

" Tuan muda, apa tuan muda yakin akan ke kantor hari ini? "Tanya Rendi yang baru turun dari mobil nya menghampiri Alfian yang ada di depan pintu mansion.

"Mengapa? Apa kau juga meremehkan aku yang cacat ini? " Ucap Alfian emosi.

"Tidak bukan begitu tapi.." Ucap Rendi terpotong karena melihat Rara.

"Selamat pagi nona muda. " Ucap Rendi menatap rata dengan senyum nya.

"Pagi." Ucap Rara sambil tersenyum kecil.

Sementara Alfian menatap jengkel Rendi dan Rara yang saling tersenyum.

"Mana tas ku? " Ucap Alfian.

"Ah, ini tuan muda maaf. " Ucap Rara sambil memberikan tas kerja Alfian.

Alfian mengambil tas tersebut dan menaruh di pangkuan nya.

"Tuan muda? " Ucap Rendi bingung menaikan satu alis nya menatap Rara dan Alfian secara bergantian.

Sementara Rara hanya menundukkan kepala nya takut jika ia akan salah bicara.

"Lupakan, cepat bawa aku ke mobil. " Ucap Alfian menatap Rendi.

"Baik lah-baik lah. " Ucap Rendi tak kuasa bertanya apapun lagi.

Rendi mendorong pelan kursi roda Alfian menuju mobil, sementara Rara ia memilih masuk kembali ke dalam mansion.

Di perjalanan menuju kantor Alfian dan Rendi hanya saling diam rasanya ingin sekali Rendi bertanya mengapa Rara memangil Alfian dengan sebutan tuan muda, sedangkan Rara adalah istri Alfian.

"Tuna muda, boleh kah aku sedikit bertanya? " Ucap Rendi sambil fokus menyetir.

"Katakan saja. " Ucap Alfian sambil terus bermain laptop.

"Maaf jika aku lancang tapi mengapa nona muda memangil tuan muda dengan sebutan tuan muda? "Tanya Rendi yang selalu kepo dan tidak pernah takut jika Alfian akan marah kepada nya.

" Bukan urusan mu. "Gumam Alfian lagi.

" Tapi tuan muda.. "Ucap Rendi terputus karena Alfian menatap tajam ke arah nya.

" Urusan mu bukan untuk mengurus rumah tangga ku. "Ucap Alfian menutup laptop nya.

Kalau sudah begitu Rendi pasti akan mengerti dan tidak akan banyak tanya lagi.

Sementara itu di sisi lain.

Dring... dring... dring.

Angap saja suara telpon.

Rara meraih ponsel nya yang berada di atas nakas samping ranjang Alfian.

Jari mungil itu pun mulai mengeser tombol hijau.

Call onn

"Hallo." Ucap Rara sambil menempelkan ponsel itu di telinga nya.

"Hallo, Rara bisa kah sekarang kau kerumah sakit? Ibu mu sudah siuman dan dia terus saja memangil nama mu. " Ucap dokter Ria di seberang telfon.

"Benar kah? Ya tuhan ini berita yang sangat baik terima kasih dokter aku akan segera kesana. " Ucap Rara mematikan telfon secara sepihak.

Call off.

Dokter Ria pun kembali ke ruang rawat ibu angkat Rara.

"Bagaimana dokter? Apa Rara akan segera kemari? " Ucap Ibu Rara dengan kondisi yang masih lemah.

"Iya bu, tunggu sebentar lagi, dia pasti akan segera tiba. " Ucap dokter Ria.

Smentara itu Rara turun dari tangga menuju pintu utama mansion karna ia lebih suka memakai tangga dari pada lift yang membuat nya menjadi pusing.

"Rara! Kau mau kemana? " Tanya Lena memangil Rara.

"Aku... aku ingin menemui ibu ku. " Ucap Rara tersenyum bahagia.

"Apa? Menemui ibu mu? Apa ibu mu telah sadar? " Ucap Lena lagi.

"Iya." Jawab Rara tersenyum bahagia.

"Tidak Rara, mulai sekarang kau harus menjauhi keluarga angkat mu. " Ucap Lena menatap Rara.

"Tapi... tapi mengapa? " Tanya Rara lagi.

"Aku tau jika Anis adalah kakak angkat mu bukan? " Ucap Lena menatap Rara.

Rara kaget ia bingung bagaimana Lena bisa tau jika Anis adalah kakak angkat nya.

"Mengapa kau diam? Rara kau tidak bisa menyembunyikan apapun dari ku, karena aku telah menyelidiki semuanya tentang dirimu. " Ucap Lena merasa iba.

"Maaf, maaf kan aku jika aku mencoba merahasiakan ini dari mu, tetapi aku mohon agar kau tidak melarang ku untuk bertemu dengan ibu ku, meskipun dia hanya ibu angkat ku tetapi dia baik padaku, yang jahat adalah ayah dan kak Anis tetapi ibu tidak. " Ucap Rara menangis memegang tangan Lena.

"Iya aku tau, aku tau ibu mu tidak jahat, tetapi aku tidak bisa mengijinkan mu berhubungan dengan keluarga mereka lagi, dengar kan aku Rara, jika mereka tau kau sekarang adalah istri dari Alfian Alendra mereka pasti akan memanfaatkan kesempatan itu untuk memeras mu. "Ucap Lena memegang kedua pundak Rara.

" Tapi aku tidak peduli, aku hanya butuh ibu dan percaya ibu, bukan mereka. "Ucap Rara terus menangis.

" Dengar, mulai sekarang kau harus sedikit pintar buang semua kepolosan mu itu Rara, Anis dan ayah nya itu sangat jahat, mereka akan memanfaatkan ibu mu untuk memeras mu, jika kau ingin ibu mu baik-baik saja dan tidak tertekan oleh mereka maka kau harus berpura-pura tidak peduli dan menjauh dari ibu mu. "Ucap Lena menatap lekat Rara.

Rara terlihat berfikir keras dengan ucapan Lena barusan, ia merasa ucapan Lena itu ada benar nya juga, karena jika ayah dan kakak angkat nya mengetahui dirinya sekarang istri dari Alfian Alendra maka mereka pasti akan memanfaatkan ibu nya yang lemah untuk terus-menerus memeras nya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ibu tampa ku? Siapa yang akan merawat nya? " Ucap Rara sedih menatap Lena.

"Rara dengar kan aku, ibu mu baru pulih bukan? Dan ia tidak akan semudah itu keluar dari rumah sakit, butuh waktu beberapa minggu lagi untuk nya sampai ia sembuh total kau tidak usah khawatir aku sudah membayar mahal dokter di sana untuk merawat ibu mu dengan baik dan tugas mu sekarang adalah jangan berhubungan dengan mereka lagi sampai Anis dan ayah angkat mu itu bisa di beri pelajaran. "Ucap Lena memegang erat kedua bahu Rara sambil menatap Rara serius.

Rara hanya menunduk sedih sambil menyeka air mata nya yang terus- menerus menetes.

....

Terpopuler

Comments

Vina Dawolo

Vina Dawolo

Lena mmg baik

2024-04-24

1

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lena adik ipar yang baik

2024-02-19

2

Benita Lestiyorini

Benita Lestiyorini

Nurut aja sm kelg Lena Ra.... mereka org2 baik. Menyelamatkanmu dari kelg angkatmu yg jahat.

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!