*06

"Huh, baik lah, tetapi mama tidak yakin jika Alfian akan mau, mama fikir dia pasti akan semakin marah dan tersiksa. " Ucap Siska merasa malas dengan ide Lena. 

"Mah, kita tidak tau jika kita tidak mencoba nya bukan, siapa tau dengan kehadiran Rara di hidup nya dia bisa melupakan Hera wanita jahat itu dan kakak akan mau menjalani terapi supaya dia bisa berjalan lagi. Dan mama juga tau kan bagaimana rasa sayang kakak ke papa aku yakin ma kakak akan melakukan apapun demi papa, bukan kah mama tau selama ini kak Alfian tidak pernah mengecewakan papa. " Ucap Lena menatap iba sang mama. 

Mendengar perkataan Lena barusan hati Siska menjadi luluh dan berfikir jika ide Lena itu sangat benar.

"Baik kah, mama setuju. " Ucap Siska kepada Lena. 

"Huh, bagus lah akhirnya mama setuju. " Jawab Lena lega. 

" Dan kau? Aku menaruh harapan besar pada mu agar kau bisa membuat anak ku bahagia lagi. " Ucap Siska menatap Rara yang berdiri mematung di hadapan mereka. 

"Saya, akan berusaha tante. " Jawab Rara pelan. 

"Bagus, dan aku punya satu pertanyaan pada mu, mengapa kau mau melakukan semua ini? Padahal kau masih sangat muda nak." Tanya Siska penasaran. 

"Mah, biar aku yang menjawab pertanyaan itu. " Ucap Lena menatap kasihan Rara. 

"Katakan." Jawab Siska menatap Lena. 

"Iya, mah jadi gini dia itu membutuhkan uang untuk operasi ibu nya di rumah sakit, jadi aku membantu nya dengan syarat dia harus mau membantu kita. " Jawab Lena singkat padat dan jelas. 

"Astaga, jadi begitu? Besar sekali pengorbanan mu gadis muda. " Ucap Siska merasa iba. 

"Apapun akan aku lakukan demi ibu ku tante. " Jawab Rara tegar. 

"Baik lah, siapa nama lengkap mu? Apakah memang rara saja? " Tanya Siska bingung. 

"Nama ku, nama ku Arabella tante. " Ucap Rara gugup. 

"Nama yang bagus, baik lah Lena sekarang antar kan Rara ke kamar nya. " Ucap Siska melirik Lena. 

"Baik mah. " Ucap Lena berdiri dan memegang kembali tangan Rara. 

Rara pun hanya mengikuti Lena yang membawa nya ke dalam kamar bagus yang begitu luas, sebenarnya sudah sejak awal melihat mansion itu Rara merasa takjub karena itu seperti istana bahkan iya tidak menyangka jika kamar mansion itu ternyata lebih besar dari rumah ibu angkat nya, bukan nya matre terapi ia hanyalah kagum. 

"Rara, ini kamar kamu ya, kamu bisa istirahat dan di dalam kamar ini juga ada beberapa yang bisa kau pakai, jangan sungkan ya, istirahat lah aku keluar dulu. " Ucap Lena hendak melangkah kan kaki nya menuju pintu kamar. 

"Kak tunggu. " Panggil Rara

"Iya, ada apa Rara? " Tanya Lena memberhentikan langkah nya.

"Soal ibu ku, bagaimana?" Tanya Rara khawatir. 

"Ouh itu gampang, aku sudah menyuruh asisten ku untuk  mengurus nya kau tenang saja ya. " Ucap Lena tersenyum kemudian keluar dari kamar Rara. 

Rara pun merasa lega mendengar jawaban Lena, ia pun duduk di tepi ranjang sambil merenungi apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Sementara itu Siska dan Luna masuk ke kamar Alfian untuk membicarakan hal tersebut. 

"Alfian, ini makanan mu. "Ucap Siska menaruh nampan makanan di atas nakas sebelah tempat tidur Alfian. 

"Aku tidak lapar. " Jawab Alfian singkat. 

"Kak, kau ini sudah mau mati apa bagaimana? Sudah berapa hari kau tidak makan. " Ucap Lena kesal duduk disebelah Alfian yang asik main laptop. 

"Bukunya urusan mu. "Ucap Alfian lagi. 

" Lena sudah biar mama yang bicara. "Ucap Siska pelan. 

" Baik mah. "Ucap Lena diam. 

" Alfian, ada hal penting yang ingin mama bicara kan. "Ucap Marisa mendekati Alfian. 

" Bicara saja, aku mendengar nya. "Ucap Alfian masih asik bermain laptop. 

" Mama dan Luna tidak bisa membatalkan resepsi pernikahan mu. "Ucap Siska. 

" Kenapa? Jika kalian tidak bisa biar aku saja. "Ucap Alfian sambil menutup laptop nya dan beralih menatap mata sang mama. 

" Bukan begitu, kau harus tetap menikah meskipun dengan wanita lain. "Ucap Siska blak-blakan. 

" Apa? Apa maksud kalian? "Ucap Alfian kaget. 

"Alfian apa kau lupa? Papa di rumah sakit ia sekarang mungkin saja sedang memikirkan bagaimana kebahagiaan di hari pernikahan mu, apa kau tega membuat kondisi nya semakin buruk dan sedih? Alfian mama tidak mau jika kau akan menyesal ketika papa mu sudah tiada karena ini permintaan nya."Ucap Siska menatap Alfian penuh harapan. 

Alfian terdiam ia berpikir keras tentang kondisi sang papa yang sekarang sedang sakit keras, ia juga tak tega membayangkan jika papa harus tau pernikahan Alfian akan batal. 

" Al, mama tau kau mungkin tidak akan suka dengan hal ini, namun dengan kondisi mu yang sekarang kau sangat lah membutuhkan seorang istri untuk mengurus mu nak, dan keadaan papa mu yang sekarang kita harus lebih memikirkan hal itu karena penyakit yang dia derita bukan lah penyakit biasa. "Ucap Siska mulai menangis. 

" Huh, aku tau papa akan drop jika ia tau kalau calon istri ku kabur dan aku tidak jadi menikah, tetapi jika itu tidak batal aku akan menikah dengan siapa ma? "Ucap Alfian mulai luluh. 

" Asal kau mau kami sudah menyiapkan pengganti Hera untuk mu, mama tau mama salah karena mengorbankan cinta dan kebahagiaan mu, tetap demi papa mama mohon kau bersedia. "Ucap Siska lagi sambil menyeka air mata nya yang kian terus menetes. 

" Secepat itu kah kalian menemukan wanita? Apa kalian mencarikan aku seorang perempuan malam? "Tanya Alfian menatap adik nya lena. 

" Tidak kak, kau jangan menatap ku seperti itu, Rara bukan lah wanita malam seperti yang kau katakan, dia adalah wanita baik-baik. "Jelas Lena takut jika kakak nya Alfian akan memarahi nya habis-habisan. 

" Rara? Nama yang biasa sekali apa kau mencarikan istri pengganti untuk ku seorang kuli atau gadis desa? "Ucap Alfian merasa jijik. 

" Tidak kak, sudah jangan bahas itu lagi, sekarang kau cukup bilang mau atau tidak. "Ucap Lena mengalihkan pembicaraan. 

Alfian terdiam mendengar penuturan Lena, sebenarnya dia sangat tidak mau menikah apalagi dengan wanita yang tidak ia kenal dan tidak ia cintai, namun bagaimana dengan kondisi sang papa yang sekarang sedang sakit. 

" Lalu, bagaimana dengan nama di kartu undangan? "Tanya Alfian pelan. 

" Itu gampang aku akan meminta bantuan Rendi mencetak ulang undangan dan membagikan kembali kepada semua orang. "Ucap Lena enteng. 

Alfian seolah tidak berdaya lagi karena bayangan sang papa yang tersenyum hangat beberapa hari lalu saat ia menjenguk sang papa ke rumah sakit terus terlintas di benak nya. 

" Bagaimana nak apa kau bersedia? "Ucap Siska mengelus pundak Alfian. 

" Baik lah, dan sekarang tolong tingal kan aku sendiri, aku ingin istirahat."Jawab Alfian membetulkan selimut nya. 

"Benar kah? Terimakasih banyak sayang mama benar-benar berterima kasih pada mu. " Uncap Siska senang. 

Lena tersenyum lega mendengar jawaban Alfian meskipun ia tau sekarang kakak nya itu sedang menahan sakit di hati nya. 

"Mah ayo. " Ucap Lena memegang pundak sang mama. 

Siska pun mengikuti Lena untuk keluar dari kamar Alfian. 

****

Terpopuler

Comments

Fuji Istika

Fuji Istika

semoga Rara nga disiksa Alfian

2024-04-28

1

Vina Dawolo

Vina Dawolo

mantap

2024-04-24

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2024-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!