*17

"Dasar bodoh, sudah lah keluar aku sedang tidak ingin melihat wajah mu. " Kesal Alfian kepada Rendi.

"Tapi tuan muda. " Ucap Rendi terputus.

"Tapi apa lagi? " Tanya Alfian kesal.

"Ini jam makan siang apa tuan muda tidak mau makan bersama di restoran atau menitipkan sesuatu? Karena aku ingin makan. " Ucap Rendi mengajak Alfian.

"Tidak perlu, kau mau makan? Pergi lah makan sendiri. " Ucap Alfian kembali memainkan laptop nya.

"Huh, baik lah kalau begitu. " Ucap Rendi kemudian keluar dari ruang kerja Alfian.

Sbenarnya Alfian sangat ingin ikut makan dengan Rendi, namun teringat ucapan sang mama ia mengurung kan niat itu, kemudian melanjutkan pekerjaan nya sambil menahan lapar dan kesal karena Rara belum juga tiba.

Smentara itu di sisi lain.

"Nona muda kita sudah sampai. " Ucap pak Anas memberhentikan mobil di depan gedung kantor Alfian club yang begitu besar.

"Terima kasih pak." Ucap Rara turun dari mobil dan menatap kagum gedung kantor milik Alfian.

Tampa pikir apapun lagi Rara langsung melangkah kan kaki nya berjalan masuk ke dalam kantor Alfian.

"Aduh, bagaimana ini? Aku sama sekali tidak tau di mana ruangan nya. " Ucap Rara mengaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal itu.

"Permisi buk ada yang bisa saya bantu? " Tanya salah satu karyawan kantor menepuk pundak Rara pelan.

Rara pun membalikkan badan nya melihat pemilik suara yang menyapa nya.

"Yaampun nona muda, maaf kan saya. " Ucap karyawan tersebut membungkuk hormat.

"Hey, mengapa minta maaf? Apa kau punya salah padaku? " Tanya Rara kebingungan.

"Maaf nona muda seharusnya kami lebih menyambut nona muda dengan sangat sopan. " Ucap karyawan tersebut.

"Astaga itu tidak perlu, aku ini hanya orang biasa bukan ratu haha. " Ucap Rara memegang pundak karyawan tersebut.

Karyawan tersebut tercengang apakah ini benar-benar istri dari CEO perusahaan tersebut? Mengapa perilaku nya begitu ramah dan tidak terlihat sendikit pun garis wajah sombong dari wajah Rara sebagai istri dari pemilik perusahaan, malah sikap Rara begitu ramah dan hangat.

"Hey, mengapa kau bengong bisa kah aku minta bantuan mu? " Tanya Rara lagi.

"Ah, anu maaf nona muda, iya silahkan katakan nona ingin bantuan apa? " Tanya karyawan tersebut salah tingkah.

"Emm, ini pertama kali nya aku ke kantor ini em aku tidak tau di mana ruang kerja suamiku. " Ucap Rara sedikit gugup.

"Ouh iya-iya aku mengerti nona muda mari aku antar. " Ucap karyawan tersebut.

"Ah Terima kasih. " Ucap Rara menampilkan senyum ramah nya.

Karyawan tersebut pun dengan senang hati mengantar Rara sampai di ruang kerja Alfian.

"Ini nona muda, tuan muda ada di dalam silakan masuk. " Ucap karyawan tersebut mempersilahkan Rara masuk ke ruang kerja Alfian.

"Baik lah, sekali lagi terima kasih. " Ucap Rara tersenyum tulus.

"Sama-sama nona muda kalau bgitu saya permisi dulu. " Ucap karyawan itu kemudian berjalan meningalkan Rara.

Rara hanya menganguk pelan, ia pun masuk ke dalam ruang kerja Alfian.

"Tuan muda ini makan siang nya. " Ucap Rara berjalan menghampiri Alfian.

"Tidak punya sopan santun, mengapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu? " Tanya Alfian kesal.

"Ma... maaf tuan muda aku melupakan nya. " Ucap Rara dengan perasaan takut.

"Sudah lah. " Ucap Alfian sambil terus menatap layar laptop nya.

"Tuan muda, bisa kah sudahi dulu pekerjaan nya?" Ucap Rara pelan.

"Siapa kau yang berani memerintah ku? " Ucap Alfian menatap Rara.

Rara hanya diam dan tidak mepedulikan tatapan tajam dari Alfian, ia mendorong pelan kursi roda Alfian untuk mendekati sofa.

"Apa tidak pegal seharian duduk di sini? " Tanya Rara kemudian membantu Alfian untuk pindah duduk di sofa.

Sementara Alfian hanya menatap Rara penuh tanda tanya, begitu berani wanita itu kepada nya.

Setelah Alfian duduk si sofa Rara mengambil makanan yang ia bawa kemudian membuka makanan tersebut.

"Tuan muda, mau makan sendiri apa mau aku suapin? " Tanya Rara sedikit bercanda.

"Yang tidak bisa bergerak adalah kaki ku, bukan tangan ku, bahkan jika tangan ku tidak bisa bergerak aku akan lebih memilih makan dengan menggunakan kaki ku dari pada di suapi oleh tangan kotor mu itu. " Ucap Alfian dengan kasar nya.

Rara terdiam, ia melepas sendok yang ia pegang dan sambil tersenyum ia berkata.

"Baik lah kalau begitu, makan lah aku akan keluar sekarang. " Ucap Rara menyerah kan makanan itu kepada Alfian dan berdiri dari duduk nya.

"Begitu saja ngambek. " Gumam Alfian.

Rara tidak menjawab dan berjalan menuju pintu keluar ruangan Alfian.

Namun sebelum ia membuka pintu seseorang dari luar sudah membuka terlebih dahulu.

"Permisi nona muda, tuan muda. " Ucap pak Anas sedikit gugup.

"Pak Anas? Ada apa pak? " Tanya Rara bingung.

"Begini nona muda, saya dapat telfon dari nyonya Siska untuk segera pulang ke mansion. " Ucap pak Anas.

"Baik lah ayo kita pulang sekarang. " Ajak Rara kepada pak Anas.

"Tunggu nona, tetapi nyonya Siska bilang jika nona muda harus pulang bersama tuan muda saja. " Ucap pak Anas lagi.

"Mengapa begitu? " Tanya Rara bingung.

"Saya tidak tau nona, kalau begitu saya permisi dulu. " Ucap pak Anas kemudian berjalan cepat.

"Pak Anas! aku juga ingin pulang." Teriak Rara kebingungan dan takut jika Alfian akan memarahinya lagi.

Namun pak Anas tidak memedulikan Rara karena itu perintah dari nyonya Siska mama nya Alfian ia tak berani membantah nya.

"Huh, sekarang bagaimana? " Batin Rara bingung.

Smentara itu Alfian hanya diam dan terus menikmati makan siang nya.

Rara yang tidak tau harus apa pun kembali berjalan mendekati Alfian yang duduk di sofa, ia kembali duduk tampa bicara apapun kepada Alfian.

"Mana minuman ku? " Ucap Alfian setelah selesai makan.

Rara yang menyadari itu pun meraih minuman yang ada di atas meja kerja Alfian dan memberikan kepada Alfian.

"Lama sekali. " Ucap Alfian yang selalu ingin sesuatu di lakukan dengan cepat.

"Maaf." Ucap Rara.

"Berani nya kau bicara cuek padaku. " Ucap Alfian kesal.

"Lalau apa yang harus aku katakan tuan muda? " Tanya Rara lagi.

"Diam lah, jangan sampai aku mencekik mu. " Ucap Alfian kesal.

Rara bergidik ngeri sambil memegang leher nya.

"Cepat bantu aku. " Ucap Alfian yang ingin kembali duduk di kursi roda nya.

"Tidak usah duduk di situ lagi, aku akan memindahkan laptop dan berkas itu ke sini. "Ucap Rara berjalan dan mulai membawa laptop dan semua berkas kerjaan Alfian ke meja depan sofa.

Alfian hanya diam dia juga merasa bosan duduk di kursi roda dan kali ini ia pun menuruti Rara meskipun ia masih saja jengkel dengan istri nya itu.

....

Terpopuler

Comments

Fuji Istika

Fuji Istika

yang sabar yah Rara

2024-04-29

0

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

huhh dasar suami kejam , buat bucin dong biar kapok tuh orang 😡😡😡

2024-03-06

2

Wirda Lubis

Wirda Lubis

alfian lembut bicara jangan kasar kasihan rara

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!