*08

10 Menit kemudian Rendi pun memberhentikan mobil Lena di parkiran restoran, setelah itu mereka pun masuk ke dalam restoran tersebut. 

Mereka pun mencari meja yang masih kosong kemudian duduk dan memesan dua gelas jus. 

"Nona Lena apa yang bisa saya bantu? " Tanya  Rendi kepada Lena. 

"Begini, aku minta kau mengurus cetakan ulang surat undangan pernikahan kakak ku dan membagikan nya lagi kepada semua orang. " Ucap luna sambil meminum jus nya. 

"Begitu? Tetapi dengan siapa tuan muda akan menikah? " Tanya Rendi penasaran. 

"Lihat saja nanti, kau cukup mengerjakan apa yang aku perintah, kau mengerti? " Ucap Lena kesal. 

"Oke-oke, aku mengerti, dan siapa nama wanita itu? " Tanya Rendi lagi. 

"Arabella." Jawab Lena singkat. 

"Baik lah nona Lena, kau tidak perlu khawatir aku akan mengurus semua itu. " Ucap Rendi tersenyum senang karena Alfian tidak batal nikah. 

"Oke, aku percayakan ini padamu. " Ucap Lena kepada Rendi. 

Di sisi lain. 

"Rara! " Panggil Siska sambil berdiri di pintu luar kamar Rara. 

Mendengar Siska memanggil nya rata pun bergegas membuka pintu kamar nya. 

"Iya tante, ada yang bisa Rara bantu? " Tanya Rara sopan. 

"Maaf aku mengganggu istirahat mu, apa kau sudah mandi? " Tanya Siska kepada Rara. 

"Sudah tante. " Jawab Rara tersenyum. 

"Begini Rara, sekarang ikut aku ya, kita ke kamar Alfian. " Ucap Siska tersenyum kepada Rara. 

Siska merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan Rara dan Alfian, meskipun pertemuan ini tidak di buat secara mewah atau berupa pesta Siska sengaja berbuat demikian karena dia tau jika Alfian tidak akan menyetujui perayaan atau semacam pesta. 

Meskipun sudah seharian Rara tinggal di mansion tetapi ia tidak pernah melihat atau tau kamar Alfian karena kamar Alfian terletak di lantai atas dan Alfian sama sekali belum keluar seharian ini ia terus berbaring di kamar. 

"Rara kenapa kau diam apa kau belum siap? " Tanya Siska heran. 

"Eh, em iya ayo tante. " Ucap Rara sedikit gugup. 

"Baik lah. " Ucap Siska senyum karena calon menantu dadakan nya itu begitu cantik, bahkan saat sedang gugup. 

Mereka pun menuju kamar Alfian, sungguh jantung Rara berdegup kencang ada rasa takut di hati nya ia takut jika Alfian adalah seseorang yang galak dan jahat. 

"Alfian! Boleh kah mama masuk? " Tanya Siska sambil mengetuk pintu kamar Alfian. 

"Masuk lah. " Jawab Alfian dingin. 

"Dia bahkan sangat dingin. " Batin Rara. 

Siska pun membuka pelan pintu kamar Alfian sambil memegang tangan Rara. 

"Tante, aku..." Ucap Rara takut. 

"Tidak apa, ayo masuk. " Ucap Siska menarik Rara masuk ke kamar Alfian kemudian menutup pintu. 

Terlihat Alfian yang sedang duduk di kursi roda nya sambil bermain laptop. 

"Alfian? Bagaimana caranya kau turun dari ranjang? " Tanya Siska heran. 

"Berusaha." Jawab Alfian tanpa menoleh. 

"Astaga ternyata tampan sekali, tetapi dia terlihat cuek. " Batin Rara seperti orang bodoh. 

"Alfian kenal kan ini Rara, calon istri mu. " Ucap Siska blak-blakan. 

Sontak Alfian menoleh menatap Rara dari atas sampai bawah. 

Sementara Rara merasa malu sehingga ia menunduk. 

"Biasa saja, lebih cocok di jadikan pembantu. " Ucap Alfian. 

Mendengar ucapan Alfian hatinrata semakin sakit, ia merasa benar-benar tidak berharga di mata siapa pun. 

"Alfian jaga bicara mu, kau tidak berhak bicara sekasar itu. " Tegur Siska. 

"Hanya bercanda. " Ucap Alfian kembali menatap layar laptop nya. 

Siska berjalan mendekati Alfian dan mengambil laptop Alfian kemudian menaruh nya di atas meja kerja Alfian. 

"Mama tinggal dulu, kalian mengobrol lah. " Ucap Siska berjalan keluar dari kamar Alfian. 

Sementara Rara merasa begitu takut sehingga tangan nya dingin dan berkeringat. 

Alfian menatap tajam Rara yang berdiri mematung di depan nya. 

"Siapa nama mu? " Tanya Alfian. 

"Na... nama... ku, nama ku Arabella. " Ucap Rara gugup, benar-benar gugup. 

"Siapa yang menyuruh mu bicara sambil menunduk? Kau tidak menghargai aku? " Ucap Alfian marah. 

"Ma... maaf. " Ucap Rara dengan terpaksa menatap Alfian. 

"Berapa umur mu? " Tanya Alfian lagi. 

"18." Jawab Rara singkat. 

"Haha, masih muda sudah menjual diri saja, apa kau tidak punya orang tua? Kasihan sekali. " Ucap Alfian begitu menghina Rara

Alfian tidak tau jika Rara berbuat demi kian untuk ibu angkat nya, ia hanya tau jika Lena adik nya membayar Rara saja untuk jadi istri pengganti nya. 

Rara terdiam, sungguh hati nya sekarang terasa seperti di tusuk beberapa duri tajam yang membuat nya merasa begitu perih. 

Ia bahkan tidak sanggup untuk menjawab perkataan Alfian barusan. 

"Mengapa kau diam? Apa kau sudah bisu? " Tanya Alfian lagi. 

"Ma... maaf, aku sama sekali tidak berniat menjual diri, aku... aku... " Ucap Rara tidak tahan untuk membendung air mata nya sambil menangis ia keluar dari kamar Alfian. 

Alfian hanya menatap Rara sinis ia telah salah paham dengan gadis mungil tersebut. 

"Mengapa? Mengapa aku harus menikah dengan seorang laki-laki yang bahkan telah menghina ku layak nya seekor hewan? " Batin Rara membungkam mulut nya sambil terus menangis di dalam kamar nya. 

Sementara itu Alfian ia sama sekali tidak merasa bersalah atas ucapan nya kepada Rara ia meraih bahwa Rara adalah perempuan matre yang dengan sengaja menjual diri. 

Sementara itu, Rendi dan Lena baru saja tiba di mansion. 

"Oke thanks. " Ucap Lena turun dari mobil. 

"Kalau begitu saya pamit dulu. " Ucap Rendi. 

"Baik lah, ingat kerjakan apa yang aku suruh. " Ucap Lena sedikit senyum. 

"Sip nona Lena. " Ucap Rendi kemudian menyalakan kembali mesin mobil kemudian melaju meninggalkan mansion. 

Sementara itu Lena berjalan masuk ke kamar nya melewati kamar Rara. 

Terdengar isak tangis kecil dari kamar tersebut yang membuat Lena ingin tau apa yang terjadi dan mengapa ada tangisan. 

"Rara, apa kau di dalam? "Tanya Lena sambil mengetuk pintu kamar Rara yang renggang. 

Mendengar suara Lena seketika Rara dengan cepat menghapus sisa air mata nya. 

" Iya kak, ada apa? Apakah ada yang bisa aku kerjakan? "Ucap Rara saat setelah membuka pintu kamar nya dan menatap wajah Luna sambil tersenyum hambar. 

" Tidak, aku hanya penasaran karena mendengar suara tangisan? Apa kau menangis? Ada apa? Coba cerita kan padaku. "Ucap Lena memperlihatkan sisi kepedulian nya terhadap calon ipar nya itu. 

" Hehe tidak, aku hanya menonton video mungkin itu adalah suara dari video nya kak. "Ucap Rara beralasan. 

Lena menatap mata Rara yang terlihat sembab, ia tau jika gadis itu sedang berbohong namun ia tak ingin memperkeruh suasana mungkin saja Rara sedang merindukan ibu nya yang berada di rumah sakit. 

….

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Rara ngak bicara sama lena

2024-02-19

2

Emn Sc

Emn Sc

belum kenal maka ta sayang

2024-02-10

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MREMEHKN SKALI, LIAT AZA NNTI, PASTI LO YG BUCIN..

2023-12-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!