*10

"Baik lah. " Ucap Rara gugup sambil berjalan mengikuti staf tersebut.

Satu persatu gaun yang begitu mewah di coba oleh Rara dan menunjukkan kepada Alfian, namun tidak ada satu pun yang di sukai oleh Alfian, malah beberapa kali Alfian mengacuhkan dan mengatakan itu sangat jelek.

"Apakah ini cocok? " Tanya Rara kembali keluar dari ruang ganti.

ini sudah gaun ke empat yang di coba Rara.

Alfian menatap rata dari atas hingga bawah, kali ini gaun yang berwarna putih cerah yang begitu simple dan tidak terlalu banyak permata itu membuat tubuh elegan gadis berusia 18 tahun itu menjadi sangat cantik seperti bidadari saja, namun yang namanya Alfian ia tidak akan mengatakan nya ketika apa yang ia lakukan hanya dasar terpaksa.

"Baiklah, yang itu saja, karena aku sudah lelah menunggu, memang gaun-gaun di sini seperti nya tidak pantas untuk seorang seperti mu. " Ucap Alfian malas.

Rara menundukkan kepala nya menahan sedih yang ia rasakan sebegitu benci kah Alfian terhadap nya, jika saja bukan karena sangat ibu angkat ia juga tidak akan mau menjual dirinya sendiri untuk menjadi seorang istri penganti.

"Mari nona. " Ucap staf tersebut merasa iba melihat Rara.

Rara pun kembali masuk ke ruang ganti dan melepaskan kembali gaun tersebut dan mengenakan baju nya.

"Nona, yang tadi itu sangat cantik, kau benar-benar cocok mengenakan gaun itu. " Ucap staf tersebut begitu baik terhadap Rara.

"Benar kah? Terima kasih. " Jawab rata sambil menyeka air mata nya yang hendak turun.

"Benar nona, kalau begitu aku akan membungkus nya dulu. " Ucap staf tersebut berlaku membawa gaun pengantin yang tadi sudah di setujui oleh Alfian.

Rara hanya diam dan berjalan menuju tempat di mana Alfian sudah menunggu.

"Lama sekali. " Ucap Alfian malas.

"Maaf mas aku.." Ucap Rara terpotong karena Alfian menatap nya sambil menaikan satu alisnya.

"Sejak kapan aku menyuruh mu memangil ku seperti itu? Pangil aku tuan muda. " Ucap Alfian marah.

"Maaf-maaf tuan muda. " Ucap Rara kembali menunduk takut untuk menatap mata tajam Alfian.

Alfian hanya diam kemudian ia kembali memainkan ponsel nya.

"Em tuan muda, apakah aku boleh bertanya? " Ucap Rara memberanikan diri.

"Apa? " Jawab Alfian acuh.

"Jika aku mencoba gaun pengantin apakah tuan muda tidak mencoba juga? " Tanya Rara.

"Apa kau bidoh? Bagaimana mungkin aku memakai gaun pengantin. " Ucap Alfian menatap kesal wajah Rara.

"Tidak tuan muda, bukan seperti itu maksud ku mencoba stelan jas. " Ucap Rara lembut.

"Aku sudah punya. " Ucap Alfian singkat.

Alfian memang telah mempunyai stelan jas pengantin karena ia sebelum nya telah membeli semua itu bersama Hera, jadi karena itu lah hanya Rara yang perlu membeli gaun karena gaun pengantin yang sebelumnya di beli Alfian untuk Hera telah di bakar nya.

Rara terdiam mendengar jawaban Alfian ia tidak tau jika Alfian sudah punya setelan jas tersebut, dan ia juga berfikir jika tadi Alfian pasti sengaja mengerjai nya hingga ia lelah mencoba gaun pengantin ia juga berfikir Alfian melakukan itu karena tidak suka padanya.

Salah jika Rara memikir Alfian mengerjai nya sedari tadi karena menyuruh mencoba beberapa gaun pengantin, sebenarnya itu bukan lah mengerjai hanya saja Alfian ingin menyesuaikan stelan jas milik nya dengan gaun pengantin Rara.

Tak lama kemudian stay yang tadi membantu Rara pun datang dengan membawa boks baju yang telah di kemas rapih.

"Ini nona. " Ucap staf tersebut.

"Baik lah Terima kasih banyak. " Ucap Rara tersenyum.

"Sama-sama nona, kalau begitu saya permisi. " Ucap staf tersebut berlalu pergi.

Alfian menatap Rara, seketika ia menyadari jika Rara adalah sosok wanita yang lembut dan sangat sopan berbeda dengan Hera yang judes dan juga suka seenaknya kepada siapa pun. Namun dengan cepat Alfian menepis semua rasa kagum nya kepada sifat Rara.

"Apa kau akan terus berdiri di sini sampai malam? " Tanya Alfian menatap Rara jengkel.

"Lalu sekarang kita harus kemana lagi tuan muda? " Tanya Rara bingung.

"Kembali ke mobil. " Ucap Alfian lagi.

"Baik tuan muda. " Ucap Rara kembali mendorong pelan kursi roda Alfian menuju parkiran mobil.

Mereka pun kembali masuk ke dalam mobil.

"Jalan." Ucap Alfian kepada sang sopir.

"Baik tuan muda. " Ucap sopir tersebut.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Rara maupun Alfian karena mereka begitu sibuk mengurus segala persiapan untuk pernikahan besok, mulai dari memilih gaun pengantin, prewed ulang, dan lain-lain.

Malam pukul 07.20

"Tuan muda, aku sangat lelah kapan kita akan pulang? " Tanya Rara sambil menyandarkan kepala nya di kursi mobil sambil memegang perut nya yang lapar.

Alfian menoleh menatap Rara yang keliatan begitu lelah.

Namun bukan itu yang di pedulikan Alfian melainkan menatap dres pendek Rara yang menampilkan atasan dua gunung kembar milik Rara saat Rara menyandarkan kepada nya lelah.

"Tutup dada mu. " Gumam Alfian sambil mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

Rara yang menyadari itu pun kembali membenarkan posisi duduk nya menjadi tegak, sanking lelah nya ia lupa jika dirinya sedang memakai dress yang terbuka.

"Ma.. maaf. " Ucap Rara gugup.

Alfian hanya diam tampa mengatakan apapun.

kruk.. kruk.. kruk.

Angap saja suara perut Rara yang kelaparan.

Alfian menatap Rara kembali dengan tatapan jengkel.

"Berhenti." Ucap Alfian ketika mereka melewati sebuah restoran.

"Baik tuan muda. " Jawab sopir pribadi Alfian itu

"Tuan muda tidak usah lebih baik kita pulang saja aku tidak terlalu lapar. " Ucap Rara karena Alfian yang tiba-tiba menyuruh sopir nya berhenti di di depan restoran.

"Kau? Kau pikir kau siapa? Aku berhenti karena aku lapar, apa kau pikir aku memikirkan mu? " Ucap Alfian melirik Rara.

Rara tercengang, ia merasa malu karena ia sempat berfikir jika Alfian berhenti karena dirinya lapar.

Seperti tadi Rara di suruh Alfian untuk turun duluan dan mengambil kursi roda nya kemudian membantu nya duduk di kursi roda tersebut.

Rara pun mendorong pelan kursi roda Alfian masuk ke dalam restoran tersebut.

Mereka pun duduk di bangku restoran.

Tampa di pangil dengan cepat pelayanan restoran tersebut datang dan melayani Rara dan Alfian.

"Permisi nona, tuan, mau pesan apa? " Tanya pelayan tersebut sambil memegang buku dan pensil. serta menyuguhkan daftar menu makanan.

"Dua porsi Lobster dan dua porsi sushi. " Ucap Alfian menujuk menu tersebut.

"Bain tuan, untuk minuman nya? " Tanya pelayan tersebut.

"Dua jus lemon. " Ucap Alfian lagi.

"Baik tuan, tunggu sebentar kami akan segera menjajikan makanan nya.

Alfian hanya diam dan menganggukan kepala nya.

....

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

alfian suka sama Rara tapi gengsi

2024-02-19

4

Benita Lestiyorini

Benita Lestiyorini

Aslinya dalam hati Alvian memuji Rara.

2024-02-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NAHH MULAI MNGAGUMI..

2023-12-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!