Seminggu setelah kepergian Bunda. Kalin yang masih bersedih hanya berdiam diri di dalam kamar, Kalin banyak mengurung diri di dalam kamar sendirian.
Sekarang Kalin dan Abi tinggal lagi bersama Mama Abi, karena kondisi Kalin yang masih terkejut akan kepergian Bunda. Maka Abi memutuskan untuk kembali ke rumah Mamanya agar Kalin ada yang menemani.
Sepulang kerja Abi pun di sambut boleh sang Mama. Mama Abi menceritakan pada Abi kalau seharian ini, Kalin tidak mau makan.
Mendengar itu Abi pun langsung pergi ke kamar dan menemui Kalin. Ia melihat Kalin Sedang tertidur di sofa dengan memegang handphone di tangannya.
Melihat istrinya tertidur dengan pulas di sofa Abi pun berusaha memindahkan istrinya itu ke atas ranjang. Namun saat Abi mau mengangkat tubuh Kalin, Kalin pun terbangun ia merasa ada yang menyentuh tubuhnya. Dan Abi melihat mata Kalin yang berlahan terbuka ia pun merasa bersalah karena tanpa sengaja membangunkan istrinya.
" Maaf, bikin kamu terbangun." Ucap Abi pada Kalin yang setengah sadar.
Kalin hanya terdiam, ia pun mendudukkan tubuhnya di atas sofa. Melihat istrinya sudah tidak berbaring lagi di atas sofa, Abi pun merapihkan rambut Kalin yang berantakan.
" Kata Mama, kamu seharian ini belum makan, kenapa ?" Tanya Abi yang khawatir akan keadaan istrinya itu.
Mendengar pertanyaan dari Abi. Kalin masih saja diam tanpa mau berbicara pada suaminya.
"Apa kamu, mau kita makan di luar ?" Tanya lagi Abi walaupun Kalin tak sedikitpun menjawab pertanyaan Abi.
Beberapa saat Abi menatap lekat istrinya itu, terlihat wajahnya sedikit pucat dan lemas. Mungkin karena Kalin jarang makan.
" Bisakah kamu tidak menggangu aku ?" Sorot mata yang terlihat marah pada laki-laki yang ada di hadapannya itu.
" Baiklah kalau kamu tidak mau di ganggu, tapi setidaknya kamu makan ya, aku akan membawakan makanan buat kamu." tangannya menggenggam erat tangan Kalin.
" Aku tidak mau makan dan aku pun tidak ingin melihat kamu, apa kamu mengerti." Ucap Kalin pada Abi dengan nada sedikit meninggi.
" Apa alasannya kamu tidak mau melihatku ?" Tanya Abi penuh rasa penasaran pada istrinya.
" Karena aku membencimu." Wajahnya penuh dengan rasa marah dan benci.
" Maafkan aku, bila aku salah. Tapi aku sudah berusaha keras menyelamatkan Bunda."
" Semuanya sudah terlambat !"
" Aku mohon jangan hukum aku seperti ini. Semuanya bisa kita perbaiki." Ucap Abi. Ia tidak mau Kalin membencinya karena akan ada rasa bersalah di saat Kalin tidak bisa memaafkannya.
" Semuanya sudah terlambat, kalau kamu tidak mengancam aku buat nikah sama kamu mungkin kejadian ini tidak mungkin terjadi. Kamu sudah merusak semua rencana aku dan Bunda." Dengan nada penuh marah, menatap Abi dengan penuh rasa benci.
" Aku minta maaf, waktu itu sudah memaksa kamu buat nikah sama aku. Tapi semua itu aku lakukan demi Mama."
" Demi Mama atau demi nama baikmu agar kamu tidak di permalukan di depan banyak orang". Ucap Kalin dengan nada sinis.
" Kalin kalau itu membuatmu tidak terima, kita bisa membicarakan semuanya dengan baik-baik, tapi nanti setelah keadaan kamu membaik." Abi tidak menyangka kalau istrinya akan membencinya seperti itu.
" Aku sudah bilang kan kalau semuanya sudah terlambat. Aku minta sama kamu jangan ganggu aku." Cicit Kalin pada suaminya itu.
" Baiklah kalau kamu tidak mau di ganggu, aku keluar dulu." Abi pun pergi keluar kamar. Dia tidak mau istrinya makin marah apalagi makin membencinya.
Saat Abi turun dari tangga, Mama Abi ternyata sudah menunggu anak menantunya di bawah.
" Abi, Kalin tidak turun buat makan bersama ? Tanya Mama Abi, yang melihat anaknya keluar kamar hanya sendiri tanpa bersama istrinya.
" Kalin masih tida mau keluar kamar Mah, nanti biar Abi bawakan Kalin makanan ke kamar. Kita makan berdua aja ya mah."
Abi dan Mamanya pun pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Setelah selesai makan Abi pun langsung ke kamar dengan membawa makanan untuk Kalin.
Saat Abi membuka pintu kamar, Abi melihat Kalin Sedang tertidur di atas ranjang, Abi pun menghampiri Kalin untuk membangunkan Kalin. Abi pun membangunkan Kalin dengan pelan-pelan.
" Lin, bangun aku bawakan makan malam buat kamu." Abi pun mengelus kepala Kalin dengan pelan agar istrinya itu terbangun dari tidurnya.
Kalin terbangun dari tidurnya, ia merasa kepalanya ada yang mengelus-elus secara pelan. Kalin pun membuka matanya. Ia melihat Abi berada di sampingnya duduk di pinggiran ranjang.
" Ada apa ?" Tanya Kalin sambil membuka mata secara berlahan.
" Aku membawa makan malam buat kamu, kata Mama kamu belum makan."
" Hmm." Kalin hanya bergumam, lalu ia pun bangun dari atas tempat tidurnya.
Melihat istrinya bangun dari tempat tidurnya Abi pun mengambil makanan yang ia bawa lalu ia berikan pada Karin yang sedang duduk di sofa kamar mereka.
Kalin pun memakan makanan yang di berikan oleh Abi, ia pun lalu melihat Abi yang sedang sibuk memperhatikan dirinya. Mereka pun saling menatap, lalu Kalin pun mengalihkan tatapannya itu ke sembarang tempat.
" Bi " Kalin memanggil nama suaminya.
" Iya " Abi memandang Kalin yang tiba-tiba memanggilnya.
" Untuk sementara kita tidur terpisah tidak satu kamar." Ucap Kalin pada Abi dengan raut wajah yang tenang.
" Kenapa ?" Abi merasa terkejut akan keputusan istrinya itu. " Apa kamu begitu amat membenciku ?". Menatap wanita yang ada di sampingnya itu.
" Aku hanya ingin sendiri saja." Jelas Kalin.
" Ga mungkin, kamu punya alasan yang tidak mau kamu katakan padaku kan ?" Abi meminta penjelasan pada istrinya itu.
" Bi, aku ingin sendiri dan aku tidak ingin di ganggu." Jawab Kalin pada Abi. Kalin pun beranjak pergi dari sofa, iya menaruh tempat makanan yang tadi ia makan di atas meja.
" Aku mau kamu menjelaskan ini semua aku tidak mau kamu menghindari aku."
" Aku sudah bilang semua sudah terlambat dan tidak ada lagi yang harus aku jelaskan."
" Lin, kita sudah menikah harusnya kita bisa bicarakan semuanya dengan baik."
" Apa saat kamu menuduhku bekerjasama dengan temanku apa kamu mau mendengarkan penjelasanku, setelah semuanya terjadi apa bisa kamu mengulang kembali seperti dulu ?" Kalin berbicara penuh dengan emosi.
" Baiklah aku memang salah saat itu, tapi apa kamu tidak mau memaafkanku, setidaknya kita sudah menikah, Kalin."
Kalin hanya terdiam tak ingin menjawab perkataan Abi padanya. Yang ia rasakan ia tidak ingin melihat suaminya untuk saat ini.
Melihat Kalin yang sedang berdiri mematung. Abi pun mencoba mengalah ia tidak ingin lagi berdebat dengan istrinya. Mungkin memang benar itu kesalahan Abi, dan ia pun harus mencoba mengerti akan keadaan istrinya saat ini.
" Baiklah untuk sementara kita beda tempat tidur." Setelah itu Abi beranjak pergi dari kamar mereka tempati.
Abi Yang keluar dari kamar ia pun langsung memasuki kamar tamu yang ada di sebelah kamarnya. Ia pun masuk di kamar tamu dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran besar itu.
Abi berusaha memejamkan matanya, agar bisa tidur dengan nyenyak malam ini.
Sementara Kalin berada di kamarnya hanya bisa diam, apakah keputusan yang ia lakukan benar. Gumam Kalin di dalam hatinya.
~ Happy reading ~
Jangan lupa like, favorit dan komen. Dan jangan ketinggalan juga Vote kalau kalian suka dengan cerita ini.
Follow Instagram
annie_nietta
Terimakasih kasih yang sudah like, komen dan vote 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ardan
bab ini aneh, sikap kalin tak sesuai alur dgn bab sebelumnya,
sepertinya pertolongan abi ga dianggap sama sekali, dan seakan siap menerima di gasak ayah tirinya nya, hmm
alurnya musti ada tambahan yg bisa menguatkan penolakan kalina nih,
baca next bab, mungkin sdh ada jawabannya 🤗👍
2022-03-13
1
Made Juniati
kalina ini apa sih ngk jelas udh ditolong jg malah marah
2022-02-16
0
Tuty Tuty
aku kecewa sama kalin aneh yg jahat kan om set nya kok marah sm abi 😡😡kesel akuu thor
2022-02-09
0