Aktivitas seperti biasanya setelah ia menikah dengan Abi, menyiapkan semua keperluan sang suami di pagi hari seperti pasangan suami istri lainnya. Walaupun Kalin tidak tahu seperti apa pernikahan yang akan dia lalui ke depannya. Karena Kalin menyadari pernikahannya tak akan sekokoh pernikahan seperti pasangan yang lainnya. Karena pernikahan tanpa cinta,tanpa rencana dan karena keterpaksaan, yang di karenakan sebuah insiden sang mempelai wanita tak ada di hari pernikahannya.
Dan Kalin pun harus siap apabila suatu saat pernikahannya harus kandas. Maka dari sekarang Kalin harus mempersiapkan diri untuk semua yang akan terjadi. Mempersiapkan hatinya untuk tidak berharap sebuah pernikahan seperti pasangan yang lainnya dan mempersiapkan hatinya untuk tidak mencintai suaminya yang terlihat sangat tampan dengan tubuh yang hampir sempurna. Mungkin di luaran sana banyak wanita yang menyukai suaminya itu. Maka Kalin hanya akan mengikuti takdir yang sudah Tuhan tentukan. Dia tak ingin berharap lebih dalam pernikahannya.
***
Hari ini adalah di mana Kalin dan Aditya akan bertemu dengan perusahaan yang akan bekerjasama dengan perusahaan mereka.
Kalin yang begitu antusiasnya semenjak di beri kabar baik itu, ia tidak pernah bertanya perusahaan besar mana yang akan bekerjasama dengan mereka. Dan pada hari ini dia berada di dalam gedung di mana perusahaan yang di gadang-gadang perusahaan besar yang berpengaruh di negeri ini, dengan banyak anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang bisnis.
Saat ini Kalin sibuk dengan pikirannya sendiri mengapa perusahaan besar seperti ini mau bekerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja yang notabenenya perusahaan kecil.
Di saat Kalin sibuk dengan pikirannya sendiri tiba-tiba Aditya yang duduk di sebelahnya menepuk pundaknya.
"Lin, ayo "
"He'h" dengan wajah bingung apa maksudnya Aditya.
" Kamu ngelamun Lin ?" Melihat Kalin diam dan seperti sedang berfikir akhirnya Aditya bertanya pada Kalin.
Aditya yang bertanya seperti itu hanya di jawab dengan senyum oleh Kalin.
" Kita sudah di tunggu di ruangan mereka " Aditya memberi penjelasan pada Kalin.
Kalin pun hanya mengangguk lalu berdiri ia melihat ada wanita sedang berdiri menunggu mereka untuk mengantarkan mereka ke ruangan Direktur perusahaan tersebut.
Setelah Aditya dan Kalin sudah sampai depan pintu ruangan Direktur, Kalin dan Aditya di persilahkan masuk oleh wanita yang mengantar mereka. Kalin dan Aditya pun masuk lalu di sambut oleh seorang laki-laki yang ternyata Kalin mengenalnya.
" Dimas" Dengan suara yang pelan Kalin menyebutkan nama Asisten suaminya itu. Kalau Dimas berada di ruangan ini berarti suaminya juga ada di sini sebagai pemilik perusahaan dan gedung ini. Kalin terus berkutat dengan pikirannya.
" Silahkan duduk Pak Aditya dan Ibu Kalina. Maaf menunggu lama Pak Abimanyu sedang ada urusan, sebentar lagi akan kembali jadi saya minta kalian menunggu sebentar ya. " Dimas menjelaskan tentang atasannya yang mungkin sedikit telat menemui mereka berdua.
" Iya tidak apa-apa " Jawab Aditya pada Dimas.
Kalin terus saja menunduk bingung dia tidak tahu lagi harus berbuat apa, rasanya ingin sekali ia pergi dari ruangan itu setelah mendengar Dimas menyebutkan nama suaminya itu.
Aditya yang melihat Kalin yang lebih banyak diam, berfikir bahwa karyawan dan sekaligus temannya ini sedang dalam keadaan gugup. Aditya pun memegang tangan Kalina agar wanita yang ada di sampingnya itu tidak gugup. Kalin yang melihat tangannya di genggaman oleh Aditya hanya tersenyum karena Kalin tahu kalau atasannya itu pasti berfikir ia sedang merasakan gugup.
Pintu terbuka dimana tempat Kalin dan Aditya menunggu sang pemilik perusahaan yang saat ini mereka berada. Abi yang membuka pintu terkejut dengan apa yang dia lihat. Tangan istrinya yang sedang di genggam laki-laki lain rasanya sangat menyebalkan di buatnya.
"Ehem. . . Maaf sedikit telat" Abi yang merasa tidak nyaman dengan apa yang di lihatnya langsung mengalihkan perhatian kedua orang yang ada di depannya.
Kalin dan Aditya langsung menengok ke belakang saat ada sumber suara yang berasal dari belakang tubuh mereka yang sedang duduk. Saat Aditya melihat siapa pemilik suara itu, ia pun langsung tersenyum ramah. Aditya dan Kalin pun langsung berdiri dan mengulurkan tangannya pada lelaki yang sedang menghampiri mereka berdua.
Abi pun menyambut uluran tangan Aditya mereka pun saling berkenalan dengan berjabat tangan. Aditya pun tidak lupa memperkenalkan wanita yang ada di sampingnya sebagai karyawan itu. Kalin pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan laki-laki yang di hadapannya itu. Kalin terus menundukkan terus kepalanya karena ia tak menyangka akan bertemu dengan suaminya dalam urusan pekerjaan.
Akhirnya kesepakatan mereka pun tercapai mereka akan bekerjasama masalah resort yang akan di bangun di pulau Dewata Bali, untuk beberapa bulan ke depan dengan perusahaan yang di pegang oleh Wijaya Group tersebut.
Kalin yang sedari tadi tidak terlalu banyak bicara dan yang pasti dia merasa canggung pada lelaki di hadapannya itu. Kalin tidak berani menatap wajah Abi. Kalin belum bisa percaya kalau mereka akan bertemu dalam sebuah pekerjaan.
Abi terus menatap wajah wanita yang di hadapannya itu. Ia tahu istrinya itu tidak berani menatapnya, maka dia terus menatap istrinya itu di saat mereka sedang melakukan negosiasi.
Aditya yang sedari tadi menyadari bahwa laki-laki yang sedang ia ajak bicara itu sedang tidak fokus padanya. Matanya terus menatap Kalin.
Setelah negosiasi semuanya berjalan dengan baik. Kalin dan Aditya pun akhirnya berpamitan untuk kembali ke perusahaan mereka. Dan mereka bertiga pun kembali berjabatan tangan. Di saat Kalin dan Aditya akan keluar dari ruangan. Tiba-tiba Abi mengajak mereka untuk makan siang.
" Gimana kalau kita makan siang." Ajak Abi pada Kalin dan Aditya.
Aditya dengan spontan melirik pada wanita yang ada di sampingnya itu. Apa Kalin mau makan siang bersama dengan laki-laki yang ada di hadapan mereka itu.
Saat Aditya ingin bertanya Kalin masih saja menunduk. Dan Aditya merasa bila Kalin tidak nyaman di sini.
"Maaf Pak Abimanyu, mungkin lain kali saja. Kami masih ada pekerjaan yang belum kami selesaikan di kantor." Tolak Aditya dengan secara halus. Aditya memperhatikan pandangan Abi yang tak lepas memperhatikan Kalin.
" Baiklah kalau kalian berdua tidak bisa tidak apa-apa." Sambil tersenyum kecut Abi mengatakannya.
***
Setelah Kalin dan Aditya keluar dari gedung Wijaya Group, Kalin masih saja terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Aditya yang melihat itu merasa heran akan perubahan sikap Kalin yang tiba-tiba diam. Padahal beberapa hari yang lalu setelah dia di beri kabar akan ada perusahaan yang menerima kerjasama yang di ajukan perusahaannya Kalin terlihat senang.
" Kamu tida apa-apa kan. Lin ? " Aditya penasaran akan sikap Kalin hari ini. Dan dia pun memberanikan diri untuk bertanya agar rasa penasaran itu hilang akan sikap Kalin.
" Hmm. . . Aku tidak apa-apa " jawab Kalin sambil berusaha tersenyum pada Aditya yang sedang duduk di sampingnya sambil mengemudi mobil.
" Yakin. . . Sepertinya kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari ku
Lin."
" Aku tidak menyembunyikan apapun darimu Bos." Kalin meyakinkan Aditya dengan cara bercanda dan sambil tersenyum yang di paksakan tapi ia berusaha agar tidak terlihat di paksakan.
" Aku benci dengan kata-kata itu kalau kita sedang berdua." Aditya protes dengan panggilan Kalin kepadanya. Aditya selalu bilang bila mereka sedang berdua jangan memperlihatkan hubungan mereka sebagai atasan dan bawahan.
" Baiklah Bosku." Goda Kalin pada Aditya.
Aditya yang mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Kalin hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala Kalin hingga membuat rambut Kalin sedikit berantakan. Namun mereka berdua tertawa dengan senangnya akan tingkah diri sendiri.
***
Abi yang sedang duduk di meja kebesarannya. Ia menatap Dimas yang sedang di hadapannya dengan tatapan tajamnya.
" Dim"
" Iya Pak, bisa saya bantu ?"
" Cari tahu hubungan Kalin dengan atasannya. Seberapa dekat hubungan mereka." Perintah Abi pada Dimas yang sedang berdiri di hadapannya.
" Baik. . Pak." Setelah Dimas mendapatkan perintah, ia langsung bergegas pergi dari ruangan atasannya itu.
~ Happy reading~
Buat bab ini maaf kalau ada typo atau sedikit tidak nyambung.
Author menulis ini sambil menahan ngantuk. Jadi harap pengertiannya.
Agar author semangat menulisnya jangan lupa klik like, favorit , komentar positifnya dan jangan di lewatkan vote poinnya gratis tanpa bayar ya reader.
Terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yayuk Suharningsih
sukaaaa
2022-01-07
0
MARYANAH YANAH
semangat teruuus
2021-12-15
0
Ayu Dan Restu
akhrnya cemburu jga tuh
2021-05-20
2