Sesampainya di kantor kalin mengutuk dirinya sendiri, mengapa pertanyaan itu bisa keluar dari mulutnya sendiri. Tapi dia pun tak ingin di salahkan juga akan sikapnya itu karena dirinya dan Abi melakukan pernikahan yang tidak mereka inginkan. Dan Kalin pun merasa kesal dengan Abi yang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya dulu padanya. Setiap Kalin ingat akan ke pindahan rumah mereka tanpa pembicaraan terlebih dahulu rasanya sangat amat menyebalkan .
Tubuhnya rasanya sangat lemas tidak semangat kerja, kepalanya ia sandarkan di meja kerjanya sambil merutuki kebodohan sendiri mengapa harus bertanya seperti itu pada Abi.
" Kalin, , ,kamu kenapa ?" Tanya Melly yang melihat Kalin sedari pagi melakukan hal yang menurut Melly tidak jelas. " Kamu sakit ya."
Akhirnya kepala Kalin mendongak ke atas melihat Melly yang sedang berdiri di samping meja kerjanya.
" Ga. Mba, aku baik-baik aja kok." Jawab Kalin sambil mengangkat tubuhnya lalu bersandar di kursi yang sedang ia duduki.
" Di kira aku kamu sakit , lemes banget abisan liatnya. Abis di putusin pacar ya ?" Goda Melly pada Kalin di sertai kekehan. Mendengar ucapan Melly. Kalin hanya membalas dengan tersenyum.
Dan saat Melly sibuk menggoda Kalin yang terlihat lemas dan sepertinya lagi ga mood, tiba-tiba datang atasannya menghampiri meja Kalin. Melly yang merasa canggung dan tidak enak saat atasannya
mendekati mereka akhirnya Melly pun pergi ke mejanya karena ketahuan mengobrol di saat jam kerja.
Aditya pun mendekati Kalin yang sedang duduk di kursinya itu.
" Lin. Kita perlu bicara, saya tunggu kamu di ruangan saya ya "
" Baik Pak. . ."
Setelah Abi menyampaikan keinginannya pada Kalin ia pun lalu beranjak pergi dari meja kerjanya. Dan Kalin pun menyusul atasannya ke ruangannya.
Kalin dan Aditya duduk berhadapan di meja kerja Aditya. Dengan senyum sumringah Aditya memberitahu bahwa pengajuan kerjasama dengan perusahaan yang mereka harapkan untuk bekerjasama baru saja mengabarinya untuk kelanjutan kerjasama ke depannya.
" Perusahaan yang kita ajukan kerjasama dengan perusahaan kita. Mereka merespon dengan baik. Dia menyukai Disain Interior kamu."
" Benarkah." Kalin sangat senang mendengar kabar baik itu. Akhirnya apa yang di harapkannya terwujud juga. Bekerjasama dengan perusahaan besar itu adalah harapannya.
" Iya, Lin. Besok kita akan ketemu mereka untuk membahas tentang kelanjutan kerjasama mereka dengan perusahaan kita." Aditya menjelaskan semuanya pada Kalin.
" Baiklah kalau begitu, aku kan menyiapkan semuanya." Kalin tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dari wajah cantiknya. Dan Aditya senang melihat Kalin tersenyum dengan bahagia.
Kalin merasa moodnya yang dari tadi pagi tidak baik, telah terbayarkan dengan luar biasa bahagianya dengan kabar yang di sampaikan atasannya yang sekaligus teman baiknya itu. Dan senyum tak lepas dari bibir mungilnya itu.
***
Abi duduk di kursi kebesaran ia bersandar dengan nyamannya. Asistennya yang sedang berdiri di hadapannya mulai menyampaikan pesan yang telah di terima olehnya.
" Pak, besok kita ada janji dengan perusahaan yang Bapak terima kerjasamanya dengan perusahaan kita."
" Jam berapa ?"
" Sebelum makan siang pak."
" Baiklah."
Rasanya Abi ingin secepatnya hari esok ia ingin tahu reaksi Kalin kalau dia akan bekerjasama dengan perusahaannya. Karena Abi merasa Kalin tidak tahu perusahaan mana yang akan bekerjasama dengan perusahaannya itu.
***
Kalin sibuk memasukkan baju-baju mereka berdua dalam tas pakaian. Abi yang melihat itu merasa heran apa yang sedang Kalin lakukan mengapa baju-baju mereka, Kalin masukan ke tas pakaian.
" Kamu lagi apa, Kenapa baju-baju di masukan ke tas pakaian ?"
Kalin yang mendengar pertanyaan itu melirik pada sumber suara yang ternyata ada di belakang tubuhnya itu. Lalu Kalin mendongak kepalanya ke atas melihat suaminya yang sedang berdiri di belakangnya.
" Aku sedang menyiapkan pakaian untuk pindahan, aku tidak mau pindahan secara mendadak "
" Emang siapa yang mau pindahan secara mendadak sih " Jawab Abi tanpa rasa bersalah.
" Niat pindahan saja tidak ada omongan apa-apa, tahu-tahu minta izin mau pindah rumah. Ya kali tidak ada omongan lagi, tiba-tiba langsung pindah saja." Sindir Kalin dengan menahan kesal yang ia simpan.
Abi tersenyum mendengar ucapan Kalin yang menyindir dirinya.
" Jadi kamu kesal." Ucap Abi tanpa ada rasa bersalah yang ada hanya menahan tawanya melihat tingkah istrinya itu.
" Ya iyalah, kamu tuh semena-mena banget " masih dengan rasa kesalnya.
" Iya itu spontan aja ngomong sama Mama kalau kita mau pindahan, sebelumnya ga ke pikiran." Abi menjelaskan pada Kalin yang sedang sibuk memasukkan baju-baju mereka ke dalam tas .
" Apa. . .!!! spontan ?" Kalin merasa heran dan tidak habis pikir dengan jawaban Abi yang seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali dengan sikap semaunya sendiri.
" Iya" dengan santainya Abi menjawab ucapan Kalin padanya.
Setelah Kalin merapihkan semua pakaian ke dalam tas mereka masing-masing namun menyisakan beberapa baju di dalam lemari untuk mereka bila akan menginap dadakan tanpa membawa pakaian untuk mereka.
Merasa semuanya sudah selesai Kalin pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan berganti pakaian tidur. Lalu ia pun keluar dari ruang ganti baju dan mulai bersiap-siap untuk tidur. Kalin pun mengambil selimut yang ada di dalam lemari setelah itu ia mulai merebahkan tubuhnya di sofa.
Abi yang melihat Kalin kembali tidur di sofa, Abi pun mulai kesal.
" Apa suamimu ini terlihat menjijikkan ?" Ucap Abi dengan nada ketus pada Kalin yang sudah mau merebahkan tubuhnya di sofa.
Kalin yang mendengar ucapan Abi padanya langsung menengok ke arah Abi yang tubuhnya sedang bersandar di kepala ranjang.
" Maksud kamu apa ?" Kalin berbalik bertanya ia bingung apa yang di ucapkan Abi padanya.
" Kenapa kamu tidak tidur di ranjang bersama suamimu ?"
Dan Kalin pun mulai mengerti akan ucapan Abi padanya.
" Aku takut kalau aku mengganggu tidur mu."
" Memang tidur mu seperti apa hingga aku terganggu ?"
" Seperti tadi pagi " Kalin menunduk tidak berani melanjutkan penjelasannya pada Abi. Dan wajahnya sudah mulai memerah menahan malu karena mengingat kejadian tadi pagi.
" Memang kenapa dengan tadi pagi ?" Abi Yang tadinya kesal akan kelakuan istrinya itu berubah menjadi senang dan ia pun menggoda Kalin dengan mengingatkan kejadian tadi pagi.
Kalin hanya terdiam tidak berani menjawab lagi. Kalin sangat malu bila mengingat kejadian tadi pagi.
" Baiklah aku hitung sampai tiga kalau kamu tidak tidur di atas ranjang, aku akan mengangkat tubuhmu seperti kemarin malam." Ancam Abi kepada Kalin.
Tanpa berpikir panjang Kalin pun langsung berdiri dan berjalan menuju tempat tidur mereka sebelum Abi menghitung.
Kalin pun menaiki tempat tidur mereka lalu ia langsung menyambar selimut yang ada di atas ranjang untuk menutupi tubuhnya.
Abi pun merasa senang saat Kalin menuruti perintahnya karena Abi merasa kasihan melihat Kalin harus tidur di sofa yang ada di kamar mereka.
Setelah Kalin tidur di atas ranjang bersama suaminya itu, ia pun mulai memejamkan matanya, tubuhnya membelakangi Abi. Ia merasa sangat malu karena ini pertama kalinya ia tidur dengan seorang laki-laki. Kalin tidak berani tidur berhadapan dengan Abi.
Setelah Kalin merebahkan tubuhnya di atas ranjang Abi pun ikut merebahkan tubuhnya yang tadinya sedang bersandar di kepala ranjang. Abi pun mulai memejamkan matanya agar bisa tidur.
~ Happy reading~
Mohon dukungannya dengan cara like dan vote agar author makin semangat lagi nulisnya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Muly Yanti
seru"
2022-10-13
0
Susi Yani
smg abi tulus dgn kalin
2022-10-03
0
Daisyridone
Authornya lupa sama Jesica
2021-11-26
0