Keesokan harinya
Berita tentang seorang pemuda yang meratakan klan Ju seorang diri menyebar dengan cepat. Orang-orang mulai mempertanyakan tentang latar belakang Yan Lan serta tingkat kekuatannya.
Klan-klan besar dan kecil yang ada di Kota Hago juga bersikap waspada dan mengumumkan kepada semua anggota klan nya supaya tidak menyinggung Yan Lan.
Kediaman penguasa Kota Hago.
"Tetua Li, bagaimana hasil penyelidikan mu tentang pemuda tersebut" tanya penguasa kota yang bernama Wa Wa.
"Mohon maaf penguasa kota. Saya hanya berhasil mendapatkan nama pemuda tersebut dari petugas penginapan. Namanya adalah Yan Lan. Mengenai latar belakang pemuda tersebut, saya belum berhasil mendapatkannya. Tapi penjaga gerbang mengatakan bahwa dia melihat pemuda tersebut datang ke Kota Hago bersama dengan rombongan Putri Du Sin" Jawab tetua Wa Li.
"Hmmm... Jika dia memang datang bersama dengan rombongan Putri Du Sin, berarti dia bukan orang yang bisa kita singgung" ucap penguasa kota Wa Wa.
Perkataan penguasa kota Wa Wa dibenarkan oleh semua orang yang hadir di ruangan tersebut.
"Baiklah sampaikan perintah ku kepada semua ketua klan yang ada di Kota Hago agar tidak menyinggung pemuda tersebut dan berikan undangan ku kepada pemuda tersebut bahwa aku penguasa Kota Hago mengundangnya makan malam" kata penguasa kota Wa Wa memberi perintah kepada tetua Wa Li.
Penginapan Putri Salju.
Ketika semua orang di Kota Hago sedang membicarakannya, Di kamarnya Yan Lan sedang fokus menghitung harta hasil rampasannya dari klan Ju.
"Sepuluh, dua puluh, tiga puluh.....
10 juta koin perak
30 juta koin emas, dan
100 koin platinum
Hmmm ternyata klan Ju cukup kaya juga" gumam Yan Lan setelah menghitung hasil rampasannya.
"Jika aku ingin mengumpulkan pasukan besar, kekayaan yang aku punya saat ini masih jauh dari kata cukup" Batin Yan Lan.
"Baiklah untuk kekurangannya bisa dipikirkan besok. Dan untuk semua pil dan tanaman-tanaman yang tidak berguna ini, besok aku akan menjualnya" lanjut Yan Lan dalam gumaman nya.
Ketika Yan Lan masih fokus menghitung hartanya. Tiba-tiba terdengar suara kamarnya di ketuk. Yan Lan kemudian memasukkan semuanya hartanya.
"Ada apa kamu mengganggu ku?" kata Yan Lan kepada petugas penginapan yang mengetuk pintu kamarnya.
"Mohon maaf mengganggu waktunya tuan muda, di bawah ada utusan dari penguasa kota yang ingin menemui anda" jawab petugas penginapan tersebut.
Mendengar bahwa ada utusan penguasa kota yang ingin menemuinya, Yan Lan tersenyum. Jika penguasa kota ingin mencari masalah dengannya, maka penguasa kota bisa menjadi ladang berburu harta lagi baginya.
"Suruh dia menunggu ku" ucap Yan Lan.
Lima menit kemudian, Yan Lan turun ke lantai satu untuk menemui utusan penguasa kota.
Di lantai satu hanya ada lelaki paruh baya yang sedang duduk. Yan Lan yang melihat orang tersebut segera menghampirinya.
Tetua Wa Li yang melihat Yan Lan segera menyapanya.
"Selamat pagi tuan muda, silahkan duduk" kata tetua Wa Li sopan.
Yan Lan langsung duduk tanpa menjawab salam tetua Wa Li.
"Perkenalkan nama ku Wa Li, utusan dari penguasa koa Hago" kata tetua Wa Li membuka pembicaraan.
"Langsung saja katakan tujuan mu menemui ku" ucap Yan Lan tanpa basa basi.
Tetua Wa Li yang mendengar Yan Lan berbicara tanpa sopan santun kepadanya sedikit menggertakkan giginya.
"Jika tuan penguasa kota Wa Wa mengatakan untuk tidak menyinggung mu, maka aku akan segera menampar mulut mu yang tidak sopan itu" kata tetua Wa Li dalam hati.
Sebenernya Yan Lan sengaja bersikap acuh supaya tetua Wa Li menyinggungnya. Jadi Yan Lan memiliki alasan untuk meratakan kediaman penguasa kota dan mengambil hartanya.
Tapi Yan Lan melihat tetua Wa Li hanya menggertakkan giginya dan tidak marah kepadanya, dia merasa kecewa.
"Baik tuan muda. Aku datang ke sini untuk menyampaikan undangan makan malam tuan penguasa kota kepada tuan muda" kata tetua Wa Li menyampaikan tujuannya.
"Kenapa penguasa kota mengundang ku?" tanya Yan Lan.
"Aku tidak mengetahuinya tuan muda. Aku hanya sebagai utusan" jawab tetua Wa Li masih sopan meski Yan Lan bersikap acuh kepadanya.
"Katakan kepada penguasa kota, aku akan datang. Tapi aku harap tujuannya mengundang ku penting. Jika tidak, jangan harap dia masih hidup besok pagi" ancam Yan Lan sambil menunjukkan ekspresi mengerikan.
"Baik tuan muda, aku akan menyampaikannya. terima kasih atas waktunya" jawab tetua Wa Li. Kemudian dia pamit kepada Yan Lan.
Malam harinya.
Yan Lan terbang menuju kediaman penguasa kota. Setelah sampai di depan gerbang, Yan Lan turun dan berjalan ke arah gerbang masuk.
Yan Lan yang berjalan ingin masuk tiba-tiba di hentikan oleh penjaga gerbang.
"Apa tujuan mu datang ke kediaman penguasa kota?" tanya pengawal tersebut tanpa hormat.
"Datang menemui penguasa kota" jawab Yan Lan singkat
"Tidak bisa, tuan penguasa kota sudah ada janji" jawab penjaga gerbang melarang Yan Lan masuk.
Yan Lan mulai geram dengan sikap penjaga gerbang tersebut.
"Laporkan kepada penguasa kota bahwa aku datang untuk memenuhi undangannya" perintah Yan Lan dengan suara berat dan dingin yang menunjukkan bahwa dia sedang marah.
Penjaga gerbang tersebut hanya diam mematung acuh, tidak menghiraukan perkataan Yan Lan meski Yan sudah memasang ekspresi dinginnya. Pasalnya sudah banyak orang seperti Yan Lan yang datang.
Yan Lan sekali lagi di buat geram dengan sikap penjaga gerbang tersebut.
"Aku berikan kesempatan kepada kalian untuk melaporkan kedatangan ku. Aku hitung sampai dua." ucap Yan Lan.
Satu
Dua
Duarrrrrrr....
Duarrrrrrr....
Kedua penjaga tersebut mati menjadi kabut darah. Lalu Yan Lan menghancurkan gerbang tersebut.
Duarrrrrrr...
Suara gerbang hancur.
Penguasa kota dan para tetua yang berada di dalam kediaman penguasa kota dan mendengar suara ledakan di luar segera berhamburan keluar.
Ketika mereka sampai di luar, mereka melihat seorang pemuda yang tidak lain adalah Yan Lan terlihat berdiri di depan gerbang.
"Siapa yang berani membuat kekacauan di kediaman penguasa kota" teriak salah satu tetua penguasa kota.
"Aku" kata Yan Lan dengan santai berjalan menuju rombongan penguasa kota.
Tetua Wa Li yang tau siapa pemuda tersebut segera memberi tau penguasa kota.
"Cukup tetua siu, dia adalah tamu kita" kata penguasa kota Wa Wa menghentikan tetua siu.
Penguasa kota takut nasib mereka akan sama seperti klan Ju. Penguasa kota masih mengingat perkataan tetua Wa Li bahwa Yan Lan membunuh patriak klan Ju yang berada di ranah Bumi Awal hanya dengan sekali serang.
Apalagi dia yang tingkat kultivasinya berada di ranah Bumi Menengah. Dia sadar bahwa dia bukan tandingan Yan Lan. Setidaknya Yan Lan berada di ranah Bumi Puncak pikir penguasa kota.
"Selamat datang di kediaman ku tuan muda Yan" kata penguasa kota sopan.
"Tuan muda Yan, mohon maaf atas kelancangan pengawal ku dan tetua siu" lanjut penguasa kota Wa Wa merendah.
"Tidak apa-apa, aku juga sudah melampiaskan kemarahan ku dengan membunuh kedua penjaga gerbang" jawab Yan Lan yang masih memasang tampang dinginnya.
"Tapi aku harap, setelah ini akan ada kompensasi yang aku dapat karena tidak membunuh tetua yang berteriak kepada ku" lanjut Yan Lan memperingati penguasa kota.
'Baik, nanti aku akan memberikan tuan muda Yan kompensasi yang pantas dan terima kasih telah mengampuni nyawa tetua siu" jawab penguasa kota Wa Wa.
"Kalau begitu mari kita masuk" ucap penguasa kota mempersilahkan Yan Lan masuk.
#Bersambung
...Terus dukung Thor ya readers...
...Jangan lupa tekan LIKE, KOMEN, VOTE dan FAVORIT...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ihwan Udin
MC nya kaya rampok dan sadis jadi ga enak dibaca nya enggak ada percintaan jadi kurang romantis terlalu kasar
2024-07-27
0
Jimmy Avolution
MC kok kayak perampok memprovokasi orang lain untuk mengambil hartanya....
2024-06-30
0
Ruslan Faisal
karakter MC IDIOT sebenarx
2023-02-09
0