Chapter 09. Meminta Bayaran

wushhhh...

Di wilayah luar Hutan Hitam, terlihat siluet warna putih yang tiba-tiba muncul di wilayah luar Hutan Hitam.

"Huhhhh... Akhirnya aku keluar juga" ucap pemuda tersebut yang tidak lain adalah Yan Lan.

Yan Lan melihat sekelilingnya, ternyata benar dia berada di luar wilayah Hutan Hitam.

"Sebaiknya aku masuk dulu dan menelusuri wilayah luar Hutan Hitam untuk mencoba pedang yang diberikan kakek" gumam Yan Lan lalu masuk lagi ke Hutan Hitam.

Yan Lan terus berjalan menyusuri wilayah terluar Hutan Hitam sampai langkahnya terhenti karena di depannya ada kawanan beast anjing hutan. Kawanan Anjing hutan tersebut rata-rata berada di tingkat dua dan terdapat seekor beast yang kelihatannya sebagai pemimpin beast tersebut berada di tingkat tiga.

Yan Lan segera bersiap mengeluarkan kedua pedangnya dan mengontrak pedang tersebut dengan meneteskan darahnya.

swussss

Yan Lan dengan cepat mendekati para beast tersebut.

Para anjing liar yang melihat ada mangsa yang mendekat kepada mereka segera melancarkan serangan.

Yan Lan yang melihat kawanan anjing liar melancarkan kepadanya segera menghilang dari tempatnya berdiri.

Sretttttt... sretttttt.....

Bughhh.....

Sekali serang lima beast langsung terjatuh dan mati.

Para kawanan beast yang melihat temannya jatuh dalam sekali serang segera bersikap waspada terhadap Yan Lan.

Yan Lan yang melihat para beast waspada kepadanya tidak tinggal diam. Dia segera melancarkan serangan lagi.

Wushhhhh

Srettttt.....

Ciatttt...

Buggghhh....Buggghhh..

Para beast terjatuh satu persatu akibat serangan Yan Lan.

Lima belas menit berlalu, kini tinggal pemimpin beast yang masih berdiri. Pemimpin beast tersebut melihat bawahannya mati ingin segera melarikan diri.

Yan Lan yang tau isi pikiran beast tersebut tidak tinggal diam, dia segera memberikan serangan dengan mengincar lehernya.

Hiyaattt.... sretttttt...

Pemimpin beast tersebut tidak dapat menghindar dan terjatuh mati tanpa kepala.

"Hahahaha.... ternyata membunuh itu sangat menyenangkan" teriak Yan Lan lantang melihat semua beast mati.

"Jika membunuh beast saja sangat menyenangkan, bagaimana kalau membunuh manusia" ucap Yan Lan dalam hati sambil menampilkan senyuman mengerikannya.

Yan Lan lalu mengembalikan pedangnya ke dalam cincin penyimpanan. Ketika mengembalikan pedangnya, Yan Lan coba mengintip isi cincin penyimpanan yang diberikan oleh kakek Wu Kong.

Betapa terkejutnya Yan Lan melihat isi cincin penyimpanannya. Di dalamnya terlihat seperti hutan, banyak tanaman bahan pembuatan pil yang menumpuk. Mulai dari yang berusia ratusan hingga ribuan tahun. Selain bahan pembuat pil, di dalamnya juga terdapat beberapa koin emas dan batu roh tingkat rendah.

Mata Uang

- 1.000 Perunggu \= 1 Perak

- 10.000 Perak \= 1 Emas

- 100.000 Emas \= 1 Platinum

...****************...

Setelah meninggalkan Hutan Hitam, Yan Lan melesat ke arah barat tempat benua Bulan berada.

Kota terdekat yang berbatasan dengan Hutan Hitam adalah Kota Hago.

Jarak antara Hutan Hitam dengan Kota Hago adalah sekitar satu mingggu perjalanan dengan terbang. Sekitar dua Minggu jika menggunakan kereta kuda.

Di tengah perjalanan, Yan Lan mendengar suara pertarungan.

Sringgg....sringggg...

Buggghhh... duarrrr....

Yan Lan yang mendengar suara pertarungan mendekat ke arah sumber suara dan berhenti di atas pohon.

Dia menemukan sekelompok orang yang berpakaian seperti pengawal sedang melawan orang-orang berpakaian hitam seperti seorang bandit. Tidak jauh dari tempat pertarungan terdapat sebuah kereta kuda.

Yan Lan yang memperhatikan pertarungan tersebut hanya geleng-geleng kepala. Terlihat jelas bahwa pertarungan tersebut berat sebelah. Di sisi pengawal, yang paling kuat hanya berada di ranah Perak sedangkan di sisi bandit terdapat dua orang yang yang berada di ranah Emas.

Yan Lan yang merasa bahwa tangannya sudah gatal untuk membunuh manusia, segera mendekati tempat pertempuran.

"Hemmmm..." Yan Lan memberikan kode terhadap dua kelompok tersebut.

Dua kelompok yang mendengar suara orang yang memberi kode segera menghadap sumber suara.

Mereka Melihat seorang pemuda yang sedang menyaksikan mereka.

"Paman, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Yan Lan pada pemimpin pengawal tersebut

"Bocah jangan ganggu pertarungan ka..."

Belum sempat pemimpin bandit tersebut berkata, kepalanya telah hancur menjadi kabut darah...

Duarrrr....

Suara kepala meledak.

"Jangan menjawab kalau tidak tanya" ucap Yan Lan memberi peringatan pada para bandit tersebut sambil menatap tajam ke arah kawanan bandit.

Para bandit yang melihat pemimpinnya mati dengan sekali tamparan, segera berkeringat dingin. Apalagi setelah Yan Lan memberi mereka peringatan, kaki mereka gemetaran. Mereka tidak berani bersuara lagi.

"Paman" panggil Yan Lan pada pemimpin pengawal tersebut.

Pemimpin pengawal yang masih bengong, dikejutkan dengan panggilan Yan Lan.

"Ahhh maafkan saya tuan muda. Jika tuan muda tidak keberatan mohon bantuannya memlawan para bandit tersebut" kata pemimpin pengawal dengan sopan.

Tanpa menjawab perkataan dari pemimpin pengawal tersebut, Yan Lan segera melesat ke arah kawanan para bandit yang masih ketakutan.

Srettttt.... sretttttt... sretttttt....

Duarrrr.... Duarrrr....

Sepuluh menit kemudian, semuan bandit yang berjumlah lima belas orang mati di tangan Yan Lan.

Selesai membunuh semua bandit, Yan Lan mendekati mayat-mayat tersebut dan mengambil cincin penyimpanan mereka.

Prinsip Yan Lan, haram hukumnya meninggalkan rezeki yang di tinggalkan oleh musuh. Contohnya seperti cincin penyimpanan.

Pemimpin pengawal yang melihat semua bandit mati hanya bisa melongo, pasalnya dia tidak bisa melihat cara Yan Lan membunuh semua bandit tersebut.

Setelah membunuh semua bandit, Yan Lan akan pergi melanjutkan perjalanannya. Tetapi pemimpin pengawal tersebut segera memanggilnya.

"Tunggu tuan muda" panggil pimpinan pengawal tersebut.

"Ada apa lagi paman?" tanya Yan Lan yang ingin pergi.

"Tuan muda, terima kasih atas bantuannya. Perkenalkan nama ku So Ju, Aku adalah pemimpin pengawal dari rombongan Putri Du Sin". ucap pemimpin pengawal tersebut memperkenalkan dirinya.

"Kalau boleh tau, tuan muda ingin kemana? Siapa tau kita satu tujuan" lanjut So Ju.

"Panggil saja aku Yan Lan. Aku ingin ke benua Bulan tapi tujuan pastinya aku tidak tau, karena aku adalah seorang petualang" Jawab Yan Lan.

"Ahhh, baik tuan muda Yan Lan. Kebetulan kami juga mau pulang ke benua Bulan, sebaiknya tuan muda ikut rombongan kami saja" kata So Ju yang menawarkan pergi bersama.

"Baiklah jika kamu memaksa, tapi aku mau dibayar 50 ribu koin emas. Karena secara tidak langsung, kamu mengajak ku bersama untuk menjadikan ku sebagai pengawal kalian" Jawab Yan Lan acuh karena dia juga sedang membutuhkan uang untuk mengumpulkan pasukan.

"Ba..Baik tuan muda" balas So Ju terbata-bata karena Yan Lan meminta bayaran yang begitu besar.

Ketika Yan Lan dan So Ju berjalan ke arah kereta kuda, tiba-tiba dari dalam kereta kuda keluar seorang wanita cantik dengan kulit seputih salju dan memakai pakaian warna merah muda. Wanita tersebut adalah Putri Du Sin, Putri dari raja Du Peng.

Putri Du Sin yang baru keluar dan melihat So Ju berjalan dengan seorang pemuda yang sangat tampan tidak bisa menyembunyikan kekagumannya dan membuat mukanya memerah.

"Tuan Putri" panggil So Ju setelah sampai di depan Putri Du Sin. Tetapi tidak ada tanggapan dari Putri Du Sin karena pandangannya masih tertuju ke Yan Lan.

"Eehhheeemmm..."suara dehaman Yan Lan yang membuat Putri Du Sin tersadar dari lamunannya.

"Ahhhh aa.. ada apa paman So Ju" tanya Putri Du Sin yang sadar dari lamunannya.

Putri Du Sin mukanya memerah karena tertangkap basah memandang Yan Lan.

"Perkenalkan ini namanya tuan muda Yan Lan. Dermawan yang telah menyelamatkan kita dari serangan para bandit" ucap So Ju memperkenalkan Yan Lan.

"Ahhh ya, terima kasih tuan muda Yan Lan" kata Putri Du Sin malu-malu.

Yan Lan hanya mengangguk sambil memasang ekspresi dinginnya.

"Tuan Putri, tuan muda Yan Lan akan ikut dengan rombongan kita sampai kota terdekat di benua Bulan. Kebetulan tujuan tuan muda Yan Lan searah dengan kita. Tapi anu tuan Putri, tuan muda Yan Lan meminta bayaran 50 ribu koin emas sebagai pengawal rombongan kita sampai kota terdekat' ucap So Ju yang sedikit tidak enak kepada Putri Du Sin tentang bayaran yang di minta Yan Lan terlalu mahal.

"Tidak apa-apa paman, berikan saja bayarannya. Nyawa kita lebih berharga dari pada koin emas" balas Putri Du Sin.

Lalu Putri Du Sin masuk ke dalam keretanya, karena dia sangat malu berlama-lama di luar setelah ketahuan memandang Yan Lan.

"Baik Tuan Putri" jawab So Ju.

"Huhhhh, jika tau begini kenapa aku tidak meminta bayaran lebih besar saja tadi" batin Yan Lan agak menyesal.

#Bersambung

...Terus dukung Thor ya readers......

...Jangan lupa tekan LIKE, KOMEN, VOTE dan FAVORIT....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

terus

2024-06-30

0

Jangan kenal sama cewe2 Mcnya biar mantap ceritanya

2023-11-04

0

Suryadi Abak

Suryadi Abak

gassssskeunnnn.....

2022-12-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!