Aku Rapuh,Tuhan

Aku Rapuh,Tuhan

Ibu Sakit

"Ibuuuuuuu,Ibuuuu bangun Bu, bangun Bu!! jangan tinggalkan Ita sendiri buuu, Ibu! Ibu !!"

"Tolooong.!! tolooong Om!! Om !! Om Felix." teriak Talita, Talita berlari kesana kemari mencari Ayah tirinya.

Baru setahun ini Talita di tinggalkan sang Ayah, ibunya menikah lagi. Dan sekarang pernikahan Ibunya sudah berjalan selama 6 bulan.

Ayah tirinya baik selama ini dan Talita sudah menganggap Om Felix sebagai pengganti ayahnya.

Mungkin alasannya agar keuangan mereka terbantu dengan kehadiran sosok ayah. Tapi sudah 3 bulan belakangan ini semenjak Ibu menikah, ibu sering bertengkar dengan Om Felix.

Talita mencari Om Felix di belakang rumahnya, tapi sosok suaminya ibunya tidak ada. Talita yang baru saja pulang sekolah, dia kaget mendapati Ibunya tergeletak di bawah ranjang tak berdaya. Terlihat sedikit darah keluar dari dahi ibunya.

Tanpa pikir panjang lagi Talita meminta bantuan tetangganya. Rumah Talita agak jauh dari pemukiman warga sekitar. Talita berjalan 15 menit ke rumah Pak Sobri tetangga Talita yang paling baik. Kadang Talita mencuci pakaian di rumah Pak Sobri jika istrinya memanggil Talita. Memang hanya saat di perlukan saja Talita bisa datang mencuci baju mereka.

"Pak Sobri tolong... tolong Ibuku pak, Ibuku sakit tapi tak ada yang membantuku membawanya ke Rumah Sakit, suaminya Ibu entah ada dimana," ucap Talita setelah bertemu Pak Sobri.

"Ayo, nak cepat!! kita bawa Ibumu ke Rumah Sakit,"

"Bu, Saya minta tolong. Jika Om Felix datang, katakan Ibu saya bawa ke Rumah Sakit Harapan Bangsa," ucap Talita kepada istri Pak Sobri.

"Iya nak, nanti Ibu sampaikan," ucap Ibu Mey, istrinya Pak Sobri.

Beruntung Talita punya tetangga yang baik hati selalu menolong Talita. Entah dimana keberaaan suami ibunya. Talita pun tak ambil pusing, yang terpenting sekarang adalah kesehatan ibu Talita saat ini.

Talita pun menyiapkan apa saja yang harus di bawa ke Rumah Sakit. Talita hanya membawa uang 300rb, uang jajannya selama ini di sisihkan.

Setelah sejam menempuh perjalanan, tibalah kami di Rumah Sakit Harapan Bangsa. Dokter dan Perawat segera memeriksa keadaan Ibu Talita. Kami tak di izinkan masuk ke dalam ruangan, kami hanya bisa menunggu di luar ruangan UGD.

Talita menunggu ibunya di luar ruangan dengan hati gundah gulana, khawatir akan keadaan Ibunya. Apa sebenarnya yang terjadi?, padahal pada saat Talita pergi ke sekolah Ibunya masih baik - baik saja.

Kenapa setelah Talita pulang sekolah Ibunya malah sakit yang Talita sendiri tak tau sakit apa.

Tak lama Dokter keluar dari ruangan UGD menghampiri Talita dan Pak Sobri.

"Keluarga pasien?"

"Iya Dokter, saya anaknya. Ibuku sakit apa ,Dokter? "

"Ibumu_" Dokter melihat Talita dengan tatapan kasihan.

"Katakan Dokter, Ibu saya sakit apa"

Dokter menarik nafas panjang sebelum melanjutkan.

"Sebenarnya Ibumu terkena serangan stroke seluruh badan dek, Akibat dari terbentur kepalanya menyebabkan pecahnya pembuluh darah resikonya sekarang ini semuanya anggota tubuhnya ibumu tak berfungsi lagi dengan baik,"

Seketika tubuh Talita pun lemas tak berdaya, Talita terduduk.

"Ibuuuuu, Ibuuuu..__" seketika air mata Talita menetes dipipinya, tangis pilu terdengar.

"Sabarlah, nak. Anggap ini cobaan hidupmu"

Pak Sobri memapah Talita untuk duduk di ruang tunggu. Dokter menyarankan agar Ibu segera di operasi tapi karena Talita tak punya biaya terpaksa Talita meminta Ibunya di rawat jalan saja.

Perawat pun menghampiri Talita dan menyodorkan kertas.

"Dek, silahkan urus pembayarannya di bagian administrasi,"

"Trima kasih, suster "

Talita menguatkan hatinya, iya tak boleh lemah, karena hanya dia yang bisa menjaga Ibunya nanti. Mau mengharapkan Ayah tirinya sungguh tak mungkin. Ini saja sampai sekarang tak ada kabar dan berita suami Ibunya.

Talita meletakkan kertas di keranjang yang di sediakan admin Rumah Sakit.

"Ibu Anna Marwah "

"Iya, mbak. Saya anaknya "

"Semua 1,5jt "

"Apa bisa saya kasih DP dulu mbak, nanti sisanya setelah kami pulang dari Rumah Sakit,"

"Adek, belum ada kartu BPJS ya,"

"Belum mbak, mungkin Ibu tidak punya biaya untuk di bayar tiap bulannya,"

"Kalo begitu adik bisa minta surat keterangan dari kelurahan untuk meringankan biaya pengobatan Ibumu,"

"Baik, mbak. Ini uang DP 300rb,"

"Sebentar, saya buatkan kwitansinya. Jika sudah ada surat dari desa bisa bayar setengah biayanya saja"

"Trima kasih, mbak,"

Talita menunggu mbak admin selesai membuat kwitansi pembayaran DP, setelah mendapat kwitansi Talita kembali ke ruangan UGD menghampiri Pak Sobri.

"Bagaimana nak, biayanya berapa semua,"

"Kata mbaknya 1,5jt tapi saya harus buat surat keterangan tidak mampu biar ada keringanan membayar biaya Rumah Sakit. Jadi hanya membayar 750rb saja. Tadi saya sudah bayar 300rb sisanya setelah Ibu keluar dari Rumah Sakit."

"Ini Ada Sedikit Uang, walau hanya 200rb biar untuk nambah pembayarannya" Pak Sobri menyerahkan uang kertar warna merah sebanyak 2 lembar.

"Trima kasih Pak, semoga rezekinya bapak lancar terus. Aamiin," Talita menerima uangnya. Sebenernya dia mau menolak tapi sekarang ini dia juga butuh uang lebih untuk perawatan Ibunya nanti.

"Sama-sama nak, kok Ayah Tirimu belum kelihatan juga, padahal sudah hampir malam hari,"

"Saya juga tidak tau Pak, semoga Om Felix punya uang buat menebus obat dan pembayaran Rumah Sakit nanti."

"Bapak pergi dulu, besok istrinya bapak yang akan menjaga ibumu biar kamu bisa mengurus surat di Kelurahan nanti,"

"Baik Pak, trima kasih sebelumnya bapak sudah banyak membantu saya,"

"Sama - sama nak, bapak sudah menganggap kalian bagian keluarga bapak kok,"

"Alhamdulillah, semoga kebaikan bapak di balas oleh Allah,"

"Aamiin"

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam."

Pak Sobri langsung keluar menuju parkiran mobil angkotnya. Pak Sobri hanya seorang sopir angkot. Beruntung punya tetangga seperti Pak Sobri yang mau rela hati meminjamkan tumpangan untuk membawa Ibunya Talita ke Rumah Sakit.

Selama ini hanya Pak Sobri dan Istrinya yang selalu membantu Talita Dan Ibunya setelah Ayahnya Talita meninggal. Istri Pak Sobri juga baik sekali. Talita kadang menyetrika kadang mencuci tapi tidak setiap hari hanya jika di panggil Ibu Mey saja. Jika Ibu Mey sibuk atau sedang tak enak badan pasti mengajak Talita kerja. Maklum penghasilan seorang sopir pasti tidak seberapa.

Talita saat ini hanya memikirkan Om Felix kemana perginya, sampai saat ini belum datang ke Rumah Sakit. Apa sampai saat ini belum juga pulang ke rumah.

Talita sedih memikirkan kehidupannya nanti,harus menjaga dan merawat ibunya atau bersekolah.

Talita harus memilih salah satunya, jika dia bersekolah siapa yang akan merawat dan menjaga Ibunya nanti. Tapi jika dia tidak sekolah pasti masa depannya yang dipertaruhkan karena hanya bermodal ijazah SMP.

Ijazah SMP kalo sekarang ini tak bisa kerja di toko bahkan nggak bisa di pakai untuk melamar pekerjaan di perusahaan - perusahaan besar.

Talita tidak mau putus sekolah tapi bagaimana dengan ibunya ??

Strokenya menyerang seluruh tubuh Ibunya, jika hanya separuh bisa saja berjalan tapi ini semuanya anggota tubuh ibunya tak bisa di gerakkan.

Talita semakin bingung memikirkan masa depannya dan kehidupannya bersama Ibunya nanti.

Mengharapkan Om Felix, suami dari ibunya tak akan mungkin, apalagi sudah 3 bulan ini terlihat Ibu dan Om Felix sering sekali bertengkar setiap malam.

Talita tidak pernah tau apa penyebabnya,kadang dia hanya menutup telinga dengan bantal jika mendengar pertengkaran mereka sampai akhirnya tertidur.

Talita semakin kalut, jika Om Felix tau kalo Ibunya sakit stroke. Apa nanti Om Felix tetap mau bertahan dengan Ibunya nanti??

atau langsung meminta pisah, dan itu bisa saja Menambah kesedihan Ibunya nanti.

Talita berdo'a semoga dia dan Ibunya bisa tabah menjalani hari-hari nanti dan Om Felix tetap bertanggung jawab dengan kehidupan mereka nanti ke depannya.

"Ya Allah_ berikanlah aku kesabaran, keikhlasan dalam menjalani hari - harimu. Ya Rabby... Semoga Om Felix cepat sadar dan segera datang ke Rumah Sakit, dan semoga Ibu bisa sembuh dan pulih seperti sediakala, Aamiin," Talita terisak entah sudah berapa banyak air matanya menetes membasahi pipinya. Matanya bengkak karena sedari tadi menangis.

Tak lama Talita tertidur disamping Ibunya.

TBC...

Terpopuler

Comments

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

semangat ya

2022-08-01

1

🎀𝗩⃝🌟Inaᵀᵗᵇ'ˢ

🎀𝗩⃝🌟Inaᵀᵗᵇ'ˢ

sedih

2022-07-23

1

Aman Tubillah

Aman Tubillah

salken ka othor.....
nyimak dulu rekom ri grup fb....

2022-05-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!