Panen

Tiga bulan sudah Talita merawat buah tomat dan cabai. Saat ini buah tomatnya sudah mulai ramun sedangkan cabaynya baru kelihatan hijau saja belum merah sempurna.

Talita berharap setelah semua hasil panennya terjual maka dia akan segera meninggalkan rumah yang di tempatinya dengan Ibunya agar Om Felix tidak mengganggunya lagi.

"Assalamu 'alaikum"

"Waalaikum 'salam. Eh Bibi masuk dulu, Bu"

"Iya Neng, kita akan panen sama-sama ya. Saya di suruh pak Fadly untuk membantu kamu"

"Iya Bi. Talita senang Bibi datang, biar cepat selesai juga memetik buahnya dan bisa cepat dijual hasilnya dan akhirnya cepat juga dapat uangnya"

"Bibi mau minum dulu?"

"Nggak usah Neng. Kan lebih cepat lebih baik"

"Baik Bi. Ayo kita ke kebun" ajak Talita.

Bi Ratih dan Talita berjalan menuju ke kebun dan segera memetik hasil yang di tanami selama ini.

"Neng, ternyata pintar juga merawat tanaman ya" ucap Bi Ratih melihat hasil dari buah tomat yang besar dan buahnya lebat.

"Saya hanya merawat sesuai buku panduan saja Bi"

"Tapi kayaknya memang Neng udh terlatih merawat pohon"

"Iya Bi, saya hanya memperhatikan bagaimana almarhum ayah saya. Cara-cara dia merawat tanaman, cara membuat pupuk, cara memupuk dan itu saya terapkan dalam merawat bibit tomat juga"

"Oh, begitu?"

"Neng Talita emang baik dan sangat telaten dalam hal apapun"

"Trima kasih bi"

Bi Ratih memeluk Talita dan dia memperhatikan tubuh Talita yang bertambah kurus dari yang 3 bulan kemarin.

"Nak, apa kamu memang jarang makan. Kok badan kamu sepertinya bertambah kurus"

"Yah begitulah Bi. Bibi tau situasi saya bagaimana"

"Yang sabar ya nak, semoga Ibumu akan cepat sembuh"

"Iya Bi, Aamiin"

Mereka berdua berhasil memetik buah tomat yang ternyata bisa sampai 15 ember yang besar.

"Alhamdulillah" ucap Bi Ratih dan Talita.

"Ayo kita jual di pasar Nak. Kita jual saja pada penjual biar kita kasih harga murah dan mereka bisa jual lagi"

"Saya terserah Bibi saja karena Bibi yang sudah pengalaman soal jual menjual"

"Sabar Neng, Bibi telpon sopir pick up dulu biar bisa di muat ke Pasar.

"Baik, Bi"

Tak lama datang mobil pick up dan mereka pun menaikkan hasil panennya perlahan-lahan di atas mobil.

Setelah semua sudah di muat. Bi Ratih dan Talita pamit pada Ibu Anna untuk pergi ke pasar kebetulan masih jam 10.

Ibu Anna hanya terdiam dan menatap ke depan. Tapi Talita tau Ibunya pasti tak keberatan.

"Bu, Talita mau pergi dengan Bi Ratih dulu ngejual hasil panen buah tomat"

"Talita harap Ibu Istrahat saja, do'akan ya Bu. Semoga Talita bisa menjual semuanya"

Talita pun langsung mencium pipi Ibunya dan segera mengganti pakaiannya.

Bi Ratih pun setia menunggu Talita dan setelah Talita selesai mengganti pakaian dia segera pergi dengan Bi Ratih ke pasar Bikombong.

Talita segera turun dari mobil dan beruntung harga tomat lagi lumayan mahal 10rb/kg. Tapi Talita menjualnya dengan harga 8rb/kg.

Akhirnya banyak penjual yang membeli buah tomat hasil panen Talita. Dan hasilnya lumayan banyak dan belum jam 3 semua sudah selesai.

Talita bersyukur uang yang bisa di dapat sekitar hampir 3jt. Talita hampir menangis ketika Pak Fadly memberikan hasil kerja kerasnya selama ini.

"Bi, Talita hanya mau bawa 1 jt. Yang 2 jtnya Talita titip sama Ibu ya"

"Aduh Neng, Ibu nggak pernah bawa uang banyak"

"Talita mohon Bu, Talita hanya ingin mengamankan uang Talita punya"

"Baiklah Neng, tapi jangan lama-lama ambilnya ya,? Bibi takut megang uangnya orang"

"Tidak bi, paling 3 hari ke depan Talita akan mengambilnya"

"Baiklah Neng nanti bibi simpankan ya"

Trima kasih Bi"

"Sama-sama Neng Talita"

Talita segera pulang ke rumahnya dengan hati senang. Ternyata Om Felix membuntutinya dari belakang.

Setelah sampai di rumah Talita segera menghampiri Ibunya dan mengatakan kalau panennya lumayan banyak dan Talita mendapat uang yang tak sedikit.

"Bu, besok kita berobat ya"

"Talita ingin Ibu cepat sembuh"

"Pokoknya besok kita harus segera pergi untuk berobat"

Ibunya Talita hanya meneteskan air mata kebahagiannnya setidaknya dia bisa tenang anaknya sudah bisa mendapatkan uang dengan panen dari berkebunnya.

Ibunya Talita berharap Talita tak menjadi budak untuk suaminya. setidaknya tak menjadi pemuasnya saja.

Seiring berjalannya waktu Om Felix datang ke rumah dan datang berbuat onar.

"Om, Talita mohon jangan ambil semua uangnya, hiks hiks hiks" ucapa Talita dengan terisak

"Om hanya pinjam saja. tenang saja kalau aku menang taruhan aku akan kembalikan uangmu, Paham !!!" ucap Om Felix dengan tegas.

"Sini uangnya" Om Felix merebut uangnya dan membawa kabur.

Semua barang-barangnya di buang dan uang hasil penjualan tomat malah sudah di ambil semuanya.Talita sangat sedih, beruntung masih ada uang yang di titipkan ke Bibi Ratih.

Talita pasrah dari pada Ibunya yang akan kena imbasnya dari tangan Om Felix yang jahat.

TBC...

Terpopuler

Comments

fatiya

fatiya

makanya kenapa bawa pulang uangnya juga

2022-05-13

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

yg cape siapa yg panen siapa

2022-04-28

0

Piet Mayong

Piet Mayong

aduh kok talita g berkaca dr pengalaman sih...kalau punya uang jgn di simpan dalam 1 tempat ..udah tau kalau felix itu licik bin sadis kok g pinter pinter kamu talita....
geregetan deh tante...

2022-01-15

7

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!