Mencari Pekerjaan

Talita sedih melihat beras sudah tinggal hari ini di buat bubur, itu pun hanya cukup sampai malam hari. Berarti Talita harus puasa makan, seandainya saja...

Tesss...

Air matanya menetes mengingat kejadian kemarin ketika uang itu di serahkan pada Om Felix.

"Om Felix KEJAM!! sudah tak mau bertanggung jawab pada Ibuku malah sekarang mengambil uang sisa pembelian obat lagi, akhhh...!! " batin Talita berteriak ingin sekali menyakiti Om Felix. Ingin memukulnya dengan puas. Tapi Apa daya dia hanyalah anak mungil yang baru beranjak remaja tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Om Felix menyakiti Ibunya mau tak mau harus di serahkan.

Talita menghapus air mata dan segera menarik nafas panjang di hembuskan lagi melalui mulut.

Talita segera memasak bubur untuk Ibunya setelah bubur masak di dinginkan terlebih dahulu dan mulai menyuapkan bubur dengan telaten.

"Bu, nanti Talita tinggal sebentar ya bu. Talita ingin mencoba mencuci baju di rumah Ibu Mey, siapa tau Bu Mey mau memberi pekerjaan pada Talita" ucap Talita dengan lembut.

Ibunya hanya mengangguk dan tak terasa air matanya mengalir. Ibunya sedih, seandainya masih ada uang sisa pembelian obat pasti Talita tidak akan mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang.

"Ibu... Talita mohon jangan bersedih bu, Talita tidak apa-apa bekerja. Talita hanya berat meninggalkan ibu sendirian di rumah. Jika ibu sedih Talita ikut sedih"

"Ya Allah.. mengapa kau memberiku cobaan hidup seperti ini, apa ini karma telah menikah lagi. Trima kasih Ya Rabby sudah memberikan aku anak berbakti seperti Talita, beri dia kesehatan dan kesabaran, Aamiin"

Talita menghapus air mata Ibunya yang tak mau berhenti menetes.

"Bu, Talita mohon_". jangan menangis lagi bu. Talita tak sanggup melihat ibu menangis"

Tiba-tiba air mata Talita luruh juga, dia segera memeluk Ibunya.

"Ibu harus kuat dan sehat, jika Ibu sehat Talita bukan cuma bahagia tapi Talita bisa bersekolah lagi. Apa ibu mau bersedih terus dan tak kunjung sembuh?"

Ibu Anna menggeleng, Talita segera melepaskan pelukannya dan tersenyum.

"Ibu, Ibu lihat Talita, Ibu menyanyangi Talita kan. Jadi Ibu Tak boleh menangis atau bersedih lagi. Ibu harus kuat, Talita juga akan kuat menghadapi hidup ini jika ibu tegar. Kekuatan Talita hanya pada Ibu" tegas Talita agar Ibunya tidak bersedih lagi.

"Kita hadapi hidup ini sama-sama bu, kita pasti bisa"

Ibu Anna mengangguk lemah dan Talita segera mengusap air mata Ibu Anna.

"Ibu habiskan buburnya, setelah itu minum obat lagi, oke?!" ucap Talita dengan senyum manisnya.

Ibu Anna pun tersenyum juga, dia tak ingin Talita bersedih karenanya.

"aaa.. " ucap Talita sambil menyuapi ibunya dengan semangat. Ibunya pun senang menerima suapan demi suapan Talita.

"Akhirnya habis juga bu, Talita ambil air minum biar ibu bisa minum obat lagi"

Talita beranjak ke dapur mengambil air hangat dan meminumkan obat kepada Ibunya. Ibunya pun menelan pil satu persatu obat yang di sodorkan Talita.

"Alhamdulillah, sekarang Ibu istrahat dulu ya. Talita mau ke rumahnya Ibu Mey" ucap Talita pamit kepada Ibunya.

Ibunya hanya mengangguk menyetujui keinginan Talita Agar mereka bisa membeli keperluan mereka sehari-hari lagi.

Sebelum pergi tak lupa Talita menyiram bibit cabai dan bibit tomatnya agar tumbah subur.

Jam 8 pagi Talita berangkat ke rumah Pak Sobry, Talita ingin menanyakan apa dia bisa bekerja mencuci baju atau membantu Ibu Mey saat ini, agar besok punya uang untuk beli beras lagi. Jika memang bisa, Talita ingin secepatnya menyelesaikan pekerjaannya. Takutnya Ibunya Mau BAB(buang air besar) atau BAK(buang air kecil) dia tak ada di rumahnya nanti.

Talita berusaha berjalan dengan cepat agar dia bisa sampai di rumahnya Pak Sobry. Rumah Pak Sobry berada di ujung jalan masuk ke rumahnya Talita jarak hanya 200 meter saja.

"Assalamu'alaikum"

Tok... tok... tok...

"Wa'alaikum salam" jawab Ibu Mey sambil membukakan pintu rumahnya.

"Nak Talita, masuk nak. silahkan duduk"

"Trima kasih Bu, maaf sudah mengganggu Ibu dengan kedatangan saya"

"Tidak nak, Ibu lagi beres-beres rumah saja" terang Ibu Mey

"Nak Talita, ada keperluan apa sehingga datang ke rumah ibu. Katakan nak" lanjutnya lagi.

"Begini Bu, apa ibu bisa memberi saya pekerjaan. maaf bu, biasanya Ibu memanggil Ita mencuci makanya Ita datang, siapa tau ada pakaian yang ingin di cuci. Talita lagi butuh uang untuk membeli beras Bu" jelas Talita.

"mmm... begini nak, di masa pandemi ini angkot agak sepi, mana harus mengurangi jumlah angkutan 50% saja dari biasanya, jadi Ibu belum bisa memberi pekerjaan buat Talita"

"Baiklah Bu, tidak apa-apa. Talita mengerti keadaan Ibu juga, baiklah Bu. Talita pamit dulu, Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam" jawab Ibu Mey.

Talita bingung harus pergi ke mana lagi untuk mencari pekerjaan. Talita berfikir mau menemui Ibu salma yang di sebrang jalan yang rumahnya agak besar siapa tau di sana ada pekerjaan lagi.

Talita menuju ke rumah Bu Salma, dengan langkah cepat dia pun menuju ke rumah sebrang.

"Assalamualaikum" ucap Talita di depan rumah Bu Salma.

"Wa'alaikum salam. Oh Nak Talita,masuk nak Talita. Ada keperluan apa?" ucap Ibu Salma lembut.

Talita pun mengungkapkan niatnya mencari pekerjaan karena dia lagi membutuhkan uang membeli beras.

"Maaf nak, kebetulah kemarin sudah ada ART ibu, barusan datang dari kampung" ucap Bu Salma.

"oh..iya Bu Salma, nggak papa. Kalo begitu Talita pamit pulang dulu"

"Iya Nak, mmm.. ini sedikit rezeki nak" Ibu Salma menyodorkan uang 50rb kepada Talita.

"Maaf Bu, Talita bukan mau mengemis. Begini saja bu, kalo ada pekerjaan sedikit nanti Talita kerjakan. nah upahnya uang yang tadi Bu"

"Baiklah nak, klo begitu kamu siram bunga saja kebetulan tukang kebun Ibu lagi cuti kerja"

"Alhamdulillah" seketika memeluk Bu Salma. Saking bahagianya bisa mendapat uang 50rb hanya menyiram tanaman saja.

Ibu Salma hanya Mengusap pucuk kepala Talita. Talita melepaskan pelukan dan segera mengambil selang untuk menyiram tanaman.

Selain menyiram tanaman Talita mencabut rumput yang agak panjang agar taman terlihat indah.

Bu Salma Terkesan dengan cara kerja Talita, Bu Salma sangat mengagumi Talita yang tak mau menerima uang cuma-cuma. sekitar sejam pekerjaan Talita selesai juga.

Peluh lelah membasahi dahinya waktu menunjukkan pukul 10 pagi artinya Talita masih bisa mencari pekerjaan lain sebelum siang pulang ke rumahnya.

Berkali-kali Talita mengucapkan syukur masih ada orang baik seperti Ibu Salma. Walau hanya uang 50rb tapi sudah bisa membuat Talita dan Ibunya bertahan 5 hari kedepan nanti.

Setelah selesai Talita pamit kepada Ibu Salma dan Ibu salma mengucapkan terima kasih sudah mau menyiram tanamannya bahkan membersihkan rumput di halaman rumahnya.Talita juga mengucapkan terima kasih ketika Bu Salma menyerahkan uang 50rb kepada Talita.

Talita bingung mau mencari pekerjaan di mana lagi. Tapi Talita tidak putus asa, dia bertanya dari satu rumah ke rumah yang lain. Tampak kaki Talita sudah lelah.

Matahari sudah agak terik menandakan waktu sudah siang menjelang. Terpaksa Talita berhenti mencari pekerjaan karena tak mungkin membiarkan Ibunya yang sedang sakit sampai sore hari.

Beruntung Talita sudah mendapat uang 50rb, terpaksa Talita pulang menuju ke rumah. karena sebentar lagi Ibunya harus makan siang dan meminum obatnya lagi.

TBC...

Terpopuler

Comments

fatiya

fatiya

ya Allah sampe. nangis😭😭

2022-05-12

0

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

mengsad banget 😭

2022-04-30

1

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

keep strong talita

2022-04-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!