Pagi hari semua warga sekitar berbondong-bondong datang melayat Ibu Anna Ibunya Talita. Semua mengatakan berbela sungkawa atas meninggalnya Ibu Anna.
Tak lupa memasukkan uang yang ada di dalam toples yang tertutup kain putih. Ini di lakukan untuk rasa simpaty dan rasa belasungkawa masyarakat setempatnya.
Hanya isak tangis yang keluar dari mulut Talita. Dia bingung bagaimana keadaannya jika Ibunya tak ada lagi di dunia ini. Hanya Ibunya sumber kekuatannya.
Talita menguatkan hatinya, tapi dia tak bisa. Dia menangis, air matanya tak kunjung berhenti.
"Ya Tuhan, aku tak sanggup dengan cobaanmu. Aku tau aku harus sabar, tapi kesabaranku tak sebesar Nabi Ayub yang di beri cobaan bertubi-tubi masih bisa sabar" isak Talita menahan kesedihannya.
Semua orang pada datang ke rumahnya Talita dan memberikan kekuatan dan dukungan pada Talita. Mereka memeluk dan meminta Talita bersabar.
Mereka memeluknya bahkan ada yang memberikan amplop untuk Talita agar bisa di pakai untuk keperluan Talita nanti.
Talita begitu sedih melihat Ibunya di mandikan, di kafani dan di bawa ke kuburan yang berada di samping Ayahnya.
Talita sekarang seorang yatim piatu. Semua warga melayat begitu tersentuh hatinya melihat anak seumuran Talita yang berjuang sendiri dalam usia yang sangat belia.
Talita pasrah akan keadaannya, inilah takdir yang harus dia terima. Untuk ke depannya dia berfikir untuk tidak akan tinggal di rumah ini lagi. Tapi Talita punya tanggung jawab dengan buah cabay yang sebentar lagi akan di panen.
Mau tak mau dia harus menunggu sampai masa panen buah cabay di lakukan barulah dia akan pergi dari rumah ini.
Jenazah ibunya telah selesai di makamkan di samping pusara Ayahnya.
Talita berdo'a untuk ke selamatan Ayah dan Ibunya. Dia berharap Ayah dan Ibunya terhindar dari siksa kubur bahkan di terangkan kuburannya.
Talita membaca Alfatihah dan mengamininya. Talita belum mau beranjak dari kuburan Ibunya. Dia hanya bisa berdo'a dan terus berdo'a.
Bu Mey yang melihatnya begitu iba, Bu mey mengajaknya untuk ke rumahnya.
"Ayo, Nak. Hari sudah semakin sore, ikhlaskan kepergian Ibumu semoga jalannya akan lancar dan tak ada hambatan"
"Bu, Talita masih ingin di sini bu. Nanti Talita akan ke rumahnya Bu Mey nanti" ucap Talita dengan lesu.
"Tapi Nak, hari sudah menjelang sore. Lebih baik sholat Ashar dan do'akan ibumu dan Ayahmu"
"Baik Bu"
"Bu, Talita pergi dulu. Besok Talita akan datang kembali melihat Ayah dan Ibu"
Talita dan Bu Mey beranjak dari kuburan dan Bu Mey mengajaknya tinggal bersamanya. Bu Mey tak ingin jika Talita sendiri, bisa saja Om Felix datang mengganggunya lagi.
"Kamu sementara tinggal bersama Ibu ya, Tante takut kalau kamu tinggal sendiri malah akan berbahaya dengan ke datangan Om Felix nanti Nak"
"Iya Bu, Talita mau sementara tinggal di rumahnya Bu Mey"
Bu Mey sudah menganggap Talita sebagai Anaknya. Apalagi dia tak punya anak perempuan, lebih baik menganggap Talita sebagai anak perempuannya.
Talita dan Bu Mey berjalan menuju rumah Bu Mey. Di tengah perjalanan Om Felix melihat Talita masuk ke dalam rumah Bu Mey.
"Kenapa anak itu pergi ke rumahnya Pak Sobry? Apa belum cukup pelajaran yang aku beri pada Pak Sobry sehingga dia masih mau ikut campur dengan kehidupan Talita"
"Satu Nyamuk sudah di singkirkan masih ada lagi nyamuk lain yang mengganggu" batin Om Felix
Flasback On
Malam itu pada saat Om Felix melihat Talita ke rumah Pak Mantri. Om Felix langsung datang ke rumahnya Ibu Anna.
"Bagaimana sakit" ucap Om Felix menjambak rambut Ibu Anna Ibunya Talita.
"Lebih baik kamu mati dan aku akan menjual anakmu ke Tante Ira langgananku"
Ibu Anna hanya menangis dan bibirnya terkunci rapat
"Jahat kamu Felix, jahat sekali kamu kepada kami, apa salah kami" batin Ibu Anna.
"Cepatlah kamu mati, agar keinginanku tercapai" ucap Om Felix dengan seringai licik di bibirnya.
Di ambilnya bantal yang biasa di pakai Talita ketika sudah tidur dan di dekatkan ke depan wajah Ibu Anna.
Ibu Anna yang kejang-kejang semakin tak bisa bernafas. Hanya 5 menit saja tubuhnya telah kaku dan sudah tak bernafas lagi.
"Whuahahaha, akhirnya"
Om Felix keluar dari rumah dengan wajah yang sumringah. Keinginannya untuk mendapat uang sudah tinggal selangkah lagi.
Om Felix meninggalkan Ibu Anna yang tak bernyawa lagi.
Flasback Off.
"Apa yang harus aku lakukan agar Talita menjauh dari rumah Ibu Mey ya" Gumam Om Felix sambil memikirkan rencana jahatnya.
Om Felix segera pergi ke rumah Pak Sobry. Dia tak ingin keinginannya di halangi lagi. Besok dia harus mendapatkan uang untuk membayar hutang-hutang judinya.
Om Felix mengetuk-ngetuk pintu rumah Pak Sobry.
Tok.. tok.. tok.. tok.. tok...
"Ada apa kamu kemari Felix" ucap Bu Mey.
Talita yang mendengar Om Felix datang ke rumah Bu Mey segera bersembunyi karena takut akan kelakuan Om Felix.
"Aku ingin mengajak Talita tinggal di rumah kami, kamu jangan ikut campur. Jika tidak, kamu akan kehilangan rumahmu ini. Aku akan membakarnya" ucap Om Felix dengan memperlihatkan sejergen bensin.
"Kamu tidak waras ya Felix, aku akan melaporkan kamu kepada Pak RT jika kamu nekat untuk membakar rumah kami"
"Sebelum kamu sampai di rumah Pak RT, rumahmu ini akan habis bersama suami dan Talita di dalam"
"Talita, keluar kamu!!" Teriak Om Felix.
"Jangan Nak, Om mohon jangan keluar" ucap Pak Sobry dengan air mata di pipinya. Pak Sobry tak bisa berbuat apa-apa. Kakinya masih belum bisa berjalan sempurna,kakinya masih lemah.
"Tapi Om, nanti Om Felix nekat akan membakar rumahnya Om nanti dan itu Talita tak mau akan terjadi"
"Lebih baik Talita ikut sama Om Felix saja, tidak masalah Om. Jangan khawatirkan Talita"
"Talita keluar kamu, jika tidak jangan salahkan Om jika rumah ini terbakar habis" teriak Om Felix.
"Kamu sudah tak waras Felix, hentikan" Bu Mey berusaha menahan tangannya yang memegang sejergen bensin.
"Talita harus keluar Om, trima kasih sudah mengajak Talita tinggal di sini"
Talita berjalan perlahan-lahan mendekati Om Felix dan Bu Mey.
"Hentikan Om, Talita akan ikut dengan Om Felix asal jangan mengganggu Bu Mey dan Pak Sobry"
"Nah, begitu gadis pintar. Kalau kamu penurut maka semuanya akan aman" ucap Om Felix dengan senyum merekah.
"Kamu jahat Felix, kamu sudah menyiksa anak yatim piatu. Kamu akan dapat ganjarannya nanti"
"Ceramahnya di masjid saja ya Bu. Ayo! kamu ikut dengan saya" bentak Om Felix.
Om Felix menyeret Talita dengan paksa. Talita tak bisa berbuat apa-apa begitu juga dengan Ibu Mey.
"Maafkan kami,Nak. Maafkan kami" ucap Pak Sobry dan Bu Mey bersama-sama dengan derai air mata di pipi.
Sedih rasanya melihat anak sebatang kara malah menjadi budak orang yang tak bertanggung jawab seperti Felix.
Hanya Allah saja yang bisa membalasnya, mereka pun begitu lemah melihat ketidak berdayaan Talita.
Talita pasrah akan hidupnya dan takdirnya sekarang ini.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fatiya
ya ampun, berarti Bu Anna meninggal garaw si felixd
2022-05-13
0
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
ya Allah kasian nya
2022-05-03
0
Yuniki E𝆯⃟🚀
Berarti bu Anna di bunuh ma si Felix
2022-04-26
2