Setelah sampai di rumahnya, Talita membersihkan diri terlebih dahulu karena masih dalam masa pandemi. Talita tak ingin Ibunya bisa terkena virus atau terkena apapun yang bisa membahayakan Ibunya.
Talita Segera masuk ke dalam kamar Ibunya, betapa kagetnya Talita, melihat ibunya sudah tergeletak di bawah kasur dan dalam keadaan sudah basah di mana-mana bahkan ada kotoran yang berlumuran hampir separuh badannya ibunya.
"Ibuuuu"
Talita mengangkat ibunya kembali ke tempat tidurnya lagi.
"Ibuuu, maafkan Talita bu. maaf bu"
Talita segera membersihkan badan ibunya, mulai dari kotorannya dan berlanjut dengan tempat tidurnya selanjutnya membersihkan seluruh tubuh Ibunya.
Ibunya menangis sesenggukan.
"Ka_mu tak salah nak, ibumu ini yang tak berguna.Ibu hanya bisa merepotkanmu. Mulai dari Ayah tirimu sampai Ibu menjadi seperti ini. Maafkan Ibu nak, maafkan ibu" batin ibunya berbicara.
hiks.. air mata ibu menetes.
"Ibuuu_ ibu jangan menangis bu, Talita mohon" ucap Talita sambil membersihkan seluruh badan ibunya.
Akhirnya Talita menangis juga karena melihat ibunya tak berhenti menangis.
"Ibuuuu, Talita yang salah. Talita terlambat pulang karena mencari pekerjaan. Seharusnya Talita tidal boleh terlalu lama di luar rumah. Maaaaff_ maaaafkan Talita bu"
Ibunya Talita menggeleng
"ii_ aa _ naa..aa _ uu _ ii_ da_ ssa_ lah" (Tidak nak, kamu tidak salah) ucap Ibunya dengan terbata.
"Ka_ lau begitu Ibu ja_ngan menangis bu, air mata I_ bu membuat Ita menjadi anak yang tak berguna bu, Talita mohon, Talita mohon Ibu harus bahagia jangan ada air mata buuu, Ita mohon" ucap Talita dengan menangis sesenggukan.
Talita dengan telaten membersihkan tubuh Ibunya. Talita memandikan Ibunya di atas karpet, agar karpetnya tidak ada bau lagi akibat kotoran yang berlumuran tadi.
Ibunya sudah tak menangis. Ibunya berusaha kuat agar Talita tidak merasa terbebani.
"Ya Allah .., Beribu-ribu terima kasihku padamu Ya Rabby.Trima kasih kau telah menitipkan malaikat kecil seperti Talita. Ya Allah berilah kebahagiakan untuk Talita, Aamiin" Gumam Ibunya dalam Hati.
Talita mulai menyabuni seluruh badan ibunya, mengelapnya dengan air hingga sabun yang ada di badan Ibunya tak ada lagi.
Setelah itu Talita mengeringkan badan ibunya dengan handuk, dia memakaikan pakaian ibunya. Sekarang tak ada lagi bau atau kotoran yang ada di sekitar ibunya. Ibunya telah harum dan segar lagi.
Talita mengecup dahi Ibunya.
"Bu, berkat do'amu. hari ini Ita dapat uang 50rb dari Ibu Salma. Ibu tau, ibu salma baaaiikkk banget bu. Talita hanya di suruh menyiram bunga dan merapikan taman"
"Seandainya saja, setelah selesai dari rumah Ibu Salma aku langsung pulang. Pasti Ibu tidak seperti yang tadi" batin Talita.
Raut wajah Talita berubah sendu, tapi Talita langsung berusaha tersenyum agar Ibunya tak sedih lagi.
"Buuu, nggak papa ya. Setiap hari kita hanya makan bubur saja ya. Talita janji besok Talita akan mencari uang lagi, jika kita punya uang lagi nanti Talita akan membeli lauk yang enak agar Ibu bisa makan dengan lahap dan ada gizinya juga" ucap Talita dengan lembut.
Ibunya hanya mengangguk menandakan setuju.
"Ibu, sekarang sudah siang. Ibu makan dulu, setelah itu ibu minum obat lagi. oke, pokoknya ibu tak boleh telat minum obatnya ya" ucap Talita dengan senyum semangat.
Ibunya hanya tersenyum dan mengangguk seperti biasanya.
Talita segera mengambil bubur dan mulai menyuapi Ibunya dengan perlahan-lahan.
Ibunya pun menerima suapan demi suapan dari Talita.
Bagi Talita semua akan dilakukan demi kebahagiaan Ibunya bahkan jika Ibunya meminta menukarkan nyawanya demi ibunya dia akan memberikannya.
Kehidupan tanpa sanak saudara memanglah seperti ini. Talita tak memikirkan apapun di depan Ibunya. Ia ingin terlihat tegar di hadapan Ibunya.
****
Sementara di rumah Pak Sobry.
"Pak, Tadi kasihan Talita datang mencari kerja pada Ibu" ucap Ibu Mey.
"Kasihan juga ya bu, suaminya tak bertanggung jawab mana Talita tak tau harus bekerja apa. anak seusianya tak pantas mencari kerja"
"iya Pak, gimana_ jika mulai sekarang, pakaian kita suruh aja Talita cuci. walau hanya 30rb per sekali cuci. apa Talita mau?"
"Coba aja bu, kasian Anak Yatim pasti memerlukan biaya untuk makan"
"Baiklah, besok ibu akan bicara pada Talita"
"Iya bu, kalo kita berbagi rezeki pasti Allah akan memberikan kita rezeki juga"
"Benar, Pak"
****
Setelah memberi obat pada Ibunya, Talita menyuruh Ibunya beristirahat. Setelah menyelimuti Ibunya. Talita beranjak dari kamar dan segera menuju ke warung depan.
Talita ingin membeli beras untuk di masak untuk esok hari.
Talita harus berusaha secepatnya pulang lagi ke rumahnya agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi.
Pada Saat melewati rumah Pak Sobri, ternyata Ibu Mey juga sedang duduk di depan rumahnya.
"Talita !, sini nak!" teriak Ibu Mey memanggil Talita datang ke arahnya.
Talita datang ke arah Bu Mey, segera Talita menyalim Ibu Mey dan duduk di sampingnya.
"Begini nak, tadi Ibu sudah bicara dengan suami Ibu dan Suami Ibu menyarankan agar kamu bisa mencuci di rumah ibu_ "
"Benarkah, Bu" wajah Talita cerah merekah mendengarnya.
"Tapi nak, kami hanya bisa memberi upah hanya 30rb sekali Mencuci"
"Tak masalah bu. Mau berapa pun upah yang Ibu berikan, Talita akan senang menerimanya setidaknya Talita tidak kerja jauh dari Ibu"
"Baiklah, nak"
"Bu, hmmm" Talita ragu untuk mengutarakannya.
"Ada apa nak, katakan saja jangan ragu" ucap Ibu Mey menyakinkan Talita.
"Apa Talita bisa mengambil cucian dan Talita mencucinya di rumah? setelah di lipat di rumah nanti Talita antar lagi ke rumahnya Ibu lagi soalnya waktu tadi Talita sempat meninggalkan Ibu dan kasian ibu sudah basah dan penuh kotoran" ucap Talita sedih mengingat kejadian barusan
"mmm, baiklah nak. Tak masalah" jawab Ibu Mey.
"Trima kasih bu, Trimaaa kaasiih" ucap Talita sambil memeluk Ibu Mey.
Talita bersyukur sekali, Ibu Mey dan Pak Sobri sudah sering membantunya. Apalagi sekarang ini sudah di panggil mencuci walau hanya seminggu 2 kali tak masalah setidaknya Talita mempunyai uang untuk membeli beras.
Talita melepaskan pelukannya dan Ibu Mey mengusap pucuk kepala Talita.
"Bu, Talita permisi dulu ya. Mau beli beras, Tadi Ibu Salma menyuruh Talita menyiram bunga dan sebagai upahnya Talita di beri uang 50rb"
"Alhamdulillah, baiklah nak. Mulai besok kamu bisa mengambil baju yang kotor ya nak"
"Baiklah bu, Talita pamit dulu. Asssalamu'alaikum"
"Waalaikum'salam" jawab Bu Mey dengan senyuman.
Talita segera menuju ke warung sebrang jalan raya dan membeli beras 5 kg harganya 50rb. Setelah itu dia segera menuju ke rumahnya lagi.
Talita tak ingin terjadi apa-apa pada Ibunya jika di tinggalkan terlalu lama.
Talita membuka pintu rumahnya dan segera memasak nasi untuknya. Walau hanya makan nasi dengan air garam tak masalah buat Talita. Asal ada yang mengganjal perutnya dan membuatnya kenyang agar dia bisa tertidur dengan pulas.
Talita bersyukur hari ini sudah mendapat pekerjaan walau hanya dengan upah kecil tapi setidaknya dia dan ibunya tak akan kelaparan nanti.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fatiya
ya allah..apa. ada anak setegar ini
2022-05-12
0
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yang sabar ya talita, u anak yg berbakti pasti u akan bahagia
2022-04-30
1
Yuniki E𝆯⃟🚀
Saluuut ama karakter Talita sungguh contoh yang patut ditiru
2022-04-23
3