Pagi hari Talita sudah bersiap menuju apotik untuk membeli obat Ibunya, semalam obat Ibunya telah habis.
"Bu, Talita beli obat dulu ya di apotik?! Talita harap ibu baik-baik saja di rumah"
Ibu Talita hanya mengangguk tanda setuju.
Talita menyusuri jalan raya yang tampak ramai dengan mobil yang lalu lalang di jalan raya. Bagi Talita berjalan kaki itu sudah biasa apalagi apotik hanya berjarak 1/2 km dari rumah Talita, yang 1 km aja dia sanggup berjalan kaki apalagi hanya separuh yang biasa di lalui.
Ditengah perjalanan mata seseorang mengawasi Talita dan mengikutinya tanpa sepengetahuan Talita.
Kaki mungil Talita berjalan di pinggir jalan tanpa lelah, kadang kakinya tersandung kerikil tapi itu bukan penghalang Talita menuju apotik untuk membeli obat Ibunya.
"Nak Talita ! Nak Talita mau ke mana,?!" teriak Pak Sobri.
Talita kaget dengan suara Pak Sobri yang sedang membawa angkot berteriak kearahnya.
Talita menghentikan langkahnya dan mengatakan akan membeli obat Ibunya.
"Naiklah nak, apotik masih agak jauh dari sini. Matahari sudah mulai terik. Ayo! naiklah!" ucap Pak Sobri menawarkan Talita naik angkotnya.
Talita pun bersyukur dapat tumpangan gratis menuju ke apotik. Paling tidak dirinya tak begitu lama meninggalkan Ibunya di rumah.
Setelah sampai di apotik Talita turun dari angkot dan mengatakan terima kasih telah memberi tumpangan padanya. Pak Sobri pun hanya mengatakan kalo dia hanya ingin membantu Talita dan Ibunya selagi dia mampu.
Seseorang masih saja mengikuti Talita dari jauh, motornya di parkirkan agak jauh dari Talita sehingga Talita tidak mengetahuinya.
Talita menuju apotik dan mengeluarkan bekas obat yang sering ibunya minum. Setelah itu dia mengeluarkan amplop dari tas sekolahnya yang di dapat dari sumbangan sekolah.
Seseorang menyeringai licik dan mempunyai niat jahat terselubung. Dia segera menyalakan motornya dan menuju rumah Talita. Siapa lagi kalo bukan Om Felix.
Setelah sampai di rumah Ibu Anna, segera Om Felix masuk ke dalam rumah yang kebetulan memang tidak di kunci Talita.
Talita takut jika rumahnya di kunci, jika terjadi sesuatu pada ibunya ada yang ingin menolong ibunya malah tak bisa masuk karena pintu terkunci.
Nyatanya hanya Om Felix yang sengaja datang tak tau apa tujuannya datang ke rumah Ibu Anna pdhal sudah 1 minggu lebih tak pulang-pulang ke rumah.
Ibu Anna kaget ada suara-suara dari arah dapur, seperti ada seseorang yang masuk ke dalam rumahnya.
"a _ a _ u"(anakku) Ibu Anna mencoba berteriak tapi tak ada balasan. Ibu Talita sudah semakin takut karena tak ada sama sekali suara dari Talita.
Horden menutup kamar di buka seseorang tampak Om Felix menyerigai licik.
"heh, lumpuh !! Masih betah aja tidur-tiduran, kamu itu seharusnya mati saja! biar tak menyusahkan orang lain termasuk anakmu itu!" sakit _ itulah perasaan ibu anna. Dulu laki-laki ini bermohon agar di terima menjadi suaminya sekarang malah dia mendo'akan dan berharap Ibu Anna cepat meninggal.
Hanya air matanya yang bisa menetes di sudut matanya. seketika air mata itu luruh mengetahui jika suaminya menginginkannya mati dengan cepat.
"Kamu itu tak pantas hidup lama, hanya membuat orang lain susah dan merepotkan saja. dasar penyakitan!!"
Setelah mengatakan kekesalannya pada Ibu Anna, Om Felix langsung menuju tempat tidur Talita dan segera tidur. Dia menunggu Talita pulang dan mengistirahatkan badannya dulu karena semalam lembur main judi, apalagi dia tambah kesal setelah kalah taruhan lagi.
Ibu Anna hanya meneteskan air matanya tanpa berkata apa-apa, mau berbicara pun tak ada gunanya karena apa yang di katakan suaminya memang benar adanya.
Ibu Anna merasa bagai orang tua tak berguna untuk anaknya karena hanya bisa tidur saja tanpa berbuat apa-apa.
Sesak di dadanya membuat dia begitu terisak dalam tangisannya, Ibu Anna menggelengkan kepala tak berdaya sambil menangis meratapi penyesalan seorang Ibu, Ibu yang tak berguna untuk putrinya semata wayang.
30 menit berselang pintu rumah terbuka dan Talita masuk ke dalam rumahnya.
"Assalamualaikum" ujar Talita lirih takutnya ibunya tidur makanya dia hanya salam dengan suara kecil.
Talita menuju kamar ibunya, dia heran mata ibunya seperti baru menangis.
"Ada apa bu, kok ibu menangis? Apa ibu marah Talita datangnya lama??" tanya Talita dengan lembut,Talita penasaran kenapa ibunya bisa menangis di tinggalkan ke Apotik padahal kemarin ketika pergi ke rumah majikan bapaknya malah ibunya tak menangis sama sekali padahal lebih lama dari yang sekarang.
"Maafkan Talita ya bu, jika talita telat datangnya"
Ibu Anna menggeleng, dia tak ingin menceritakan apa yang barusan Om Felix katakan padanya karena jika dia jujur pasti akan melukai hati Talita lagi.
"Anak ingusan kamu dari mana saja, Hah !!!" bentak Om Felix mengagetkan Talita dan Ibunya.
"Aku _ Aku ba _ rusan membeli obat Ibu" ucap Talita dengan terbata.
"iya!! aku juga tau! tapi kenapa kamu lama sekali pulangnya! pasti kamu ngelayap dulu kan !! heh ! tadi saya liat kamu membawa amplop, mana sisanya, beri saya uang!" bentak Om Felix.
"Untuk apa Om! uangnya sudah habis" bohong Talita.
Talita tak ingin memberi uang pada Om Felix karena uang sisanya untuk keperluan Ibunya dan Talita lagi.
"JANGAN BOHONG KAMU!" teriak Om Felix sambil men*jambak rambut Talita.
"Aww.... Saaakiiitt Om, sakit.. le_pas.. lepaskan rambut Talita" isak Talita sambil memegangi rambutnya yang sedang di tarik.
"Makanya Ayo cepat berikan uang SISAnya!! jangan kamu kira bisa membohongiku! Hah!!"
"kejam kamu Felix, sudah membuatku begini.Sekarang kamu menyiksa anakku" batin Ibunya Talita sambil menangis pilu, dia ingin berteriak apa daya dia tak bisa mengucapkan semuanya dengan lancar.
Karena tidak ada itikad Talita memberi uangnya, Om Felix melepaskan rambut Talita dengan kasar dan segera mendekati Ibunya Talita dan men*jambak rambut Ibu Anna.
"aaa _ aa" teriak ibu Anna.
"Jaaangan Om.... jangan sakiti ibukuuu.. aku mo_ hon Om lepaskan Tangan Om" Talita berusaha melepaskan tangan Om Felix dari rambut Ibunya. Walau kulit kepalanya masih sakit akibat ulah Om Felix Talita tak perduli.
"Makanya!! mana uangnya!! jika tidak?! aku akan menyeret ibumu dari sini!!!"
"Baiklah Om, saya akan berikan tapi saya mohon lepaskan Tangan om dari Ibuku"
"Hah!! makanya dari tadi kek. biar tak buang-buang energiku!" bentak Om Felix sambil melepaskan rambut Ibunya Talita.
Talita segera mengeluarkan amplop yang berada di tas sekolahnya. uang itu masih tersisa 500rb, Talita pasrah. Dia tak tega Om Felix menyakiti Ibunya.
Belum juga disisihkan 100rb Om Felix langsung menyambar amplopnya. Dan segera pergi dari rumah Ibu Anna.
"e_ a _ a _ i a _ sih _ a,"(kenapa di kasih nak) ucap ibunya terbata.
Talita memeluk ibunya.
"Uang itu tak penting dari pada ibu, uang masih bisa aku cari bu, aku tak ingin ibu tersakiti. apa ibu baik-baik saja?"
"i_ a _ a _ i _ u _ a _ i _ a _ i _ a _ a"(iya nak, Ibu baik-baik saja) ucap ibunya terbata.
"Alhamdulillah, syukurlah"
Mereka berdua berpelukan sambil terisak. Talita berharap esok masih ada rezeki untuknya dan Ibunya.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fatiya
liat uang saja cepat dasar !!!
2022-05-10
0
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
ya Allah kejam u om felix gak punya hati banget... aku do'akan semoga kena azab lu
2022-04-30
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
jeli amat matanya si om liat amlop
2022-04-27
1