Pagi hari Pak Sobri sedang menunggu Talita dan Ibunya di depan Rumah Sakit. Talita sudah menyelesaikan segala pembayaran dan penebusan obatnya. Tinggal menunggu kepulangan Ibu Anna.
Ibu Mey sudah menyampaikan pada Pak Sobri jika hari ini Ibunya Talita akan pulang ke rumahnya.
Tak nampak sosok suaminya ibu Talita,Talita hanya menarik nafas panjang sambil mendorong brangkar tempat tidur ibunya Talita.
Bersama perawat mengantarkan Ibunya Talita sampai ke depan mobil Pak Sobri. Di bantu satpam dan perawat mengangkat tubuh ibunya Talita masuk ke dalam mobil.
"Nak, suami ibumu di mana?" tanya pak Sobri.
"Talita juga tak tau, Pak" ucap Talita
Nampak rawut sedih Ibunya Talita, bisanya om Felix tidak datang menjemput atau menjaga Ibu Anna selama di Rumah Sakit. Datang saja hanya marah dan pergi lagi entah kemana.
Talita yang melihat Ibunya sedih langsung Memeluk ibunya.Talita Menguatkan Ibunya. Mobil pun berjalan meninggalkan Rumah Sakit.
Dalam perjalanan tak ada percakapan, semua dalam pikirannya masing - masing.
Talita mendekap Tubuh Ibunya dengan erat.
Seolah - olah membatin "kita bisa melewati semua ini bersama - sama, Bu!!"
Air mata Talita Menggenang di pelupuk matanya. sudah 3 hari ini dia tak sekolah. Talita memutuskan tak akan bersekolah lagi dan fokus menjaga ibunya sampai sembuh.
Talita hanya bingung bagaimana Kehidupan mereka nanti soal makan, apa bisa mengharapkan sosok suaminya Ibunya. Sedangkan sekarang saja tal ada sama sekali perhatian atau kepedulian om Felix pada Mereka.
Talita segera menghapus air matanya, dia ingin terlihat tegar di depan Ibunya. Setidaknya Ibunya yakin jika Talita baik - baik saja.
30 menit berselang mobil pak sobri memasuki lorong rumahnya Talita. Menyusuri lorong sempit untungnya mobil taksi pak Sobri masih muat sampai ke dalam rumah Talita.
Rumah Talita berada jauh dari jalan raya, bahkan dari pemukiman warga. Rumah Talita berada di bekas ladang jagung yang di garap Ayahnya dulu.
Majikan Ayahnya Ibu dan akhirnya gubuk yang mereka tempati di buatkan sebuah rumah walau hanya sederhana.
Mobil berhenti tepat di depan rumah Talita, Talita melihat rumahnya masih sepi. Artinya suami ibunya tak ada di rumah.
"Bu, ijinkan Pak Sobri menggendong ibu ke dalam rumah, ya??" pamit Talita.
Ibunya Talita hanya mengangguk, siapa lagi yang akan mengangkatnya jika bukan Pak Sobri.
Pak Sobri menggendong Ibunya Talita dan meletakkan di kasur. Sekarang ibunya tidur beralaskan kasur saja. Dan ranjang di tempatkan di kamar Talita.
Talita Takut jika Ibunya di ranjang, bergerak sedikit saja nanti ibunya jatuh. Mulai sekarang Talita akan tidur bersama ibunya.
"Trima kasih, pak. Pak Sobri selalu menolong kami, entah sudah berapa banyak jasa Pak Sobri pada Kami," ucap Talita didepan pintu rumah mengantar Pak Sobri.
"sama - sama,nak. Kita bertetangga memang hanya bisa saling tolong menolong, siapa lagi yang bisa menolong kalian jika bukan tetangga" Jawab Pak Sobri.
"Talita tidak bisa membalas jasa Pak Sobri dan Bu Mey, Semoga Allah yang akan membalasnya"
"Aamiin. bpk pamit dulu ya, nak. Assalamu'alaikum,"
"Waalaikum'salam." jawab Talita.
Talita masuk ke dalam rumah hari ini dia akan memasak bubur untuk ibunya.
** TALITA KUSUMANINGRUM ***
Sosok yang baik, manis, ceria, patuh pada kedua orang tua.
***maaf jika visualnya tak sesuai harapan*****
Talita mulai memasak bubur untuk ibunya. dia tak pernah menangis atau meratapi kehidupannya baginya bisa menghirup udara bahkan bisa makan saja sudah bersyukur.
Soal merawat Ibunya dia tak pernah mengeluh bahkan disaat dia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya, Talita tak menyesal sama sekali. Baginya merawat Ibunya lebih penting dan suatu kewajiban dari pada harus meninggalkan Ibunya sendiri tanpa ada yang merawatnya.
Setelah memasak Talita segera membersihkan rumahnya, rumah yang di tinggalkan sejak 3 hari yang lalu.
Tampak debu di mana - mana bahkan di dalam kamarnya sudah ada sarang laba - laba. Talita dengan telaten membersihkan seluruh ruang rumahnya.
Rumahnya tampak sederhana berdindingkan bambu dan yang terpenting tak ada atap yang bocor saja.
Talita seketika melihat ladang di samping rumah yang mereka tempati, sudah lama ladang itu tak di tanami jagung. Terbesit ide Talita ingin sekali berkebun saja, sambil merawat ibunya.
Dia pun berfikir akan menemui majikan ayahnya yang dulu.
"Baiklah, besok aku akan mencoba datang ke rumah majikannya Ayah dan mencoba mengusulkan agar memberi bantuan bibit saja. Biar nanti aku yang akan merawat jagung itu" Batin Talita dalam hati
Sore menjelang suami Ibunya tetap tak nampak batang hidungnya. Talita pun tak ambil pusing, biarlah mereka berdua saja itu sudah lebih baik.
Talita melihat ibunya sudah terbangun dari tidur. Dan Talita menghampiri ibunya.
"Ibu mau minum?" tanya Talita
Ibunya hanya mengangguk, Talita menuangkan air di gelas dan di beri sedotan.
Diberikanlah air minum ke Ibunya. Ibunya menye'sap air minum sampai tandas tak tersisa.
Talita tersenyum.
"Ibu makan dulu, setelah itu nanti ita bersihkan badannya ibu dengan air hangat,"
Talita menyuapkan bubur perlahan - lahan sampai bubur habis.
"Alhamdulillah, buburnya sudah habis bu, Ibu mau nambah lagi?" tanya Talita.
Talita bahagia jika ibunya bisa menghabiskan buburnya dengan begitu kondisi tubuh ibunya tidak akan lemah.
Ibu Anna Menggeleng, Talita hanya tersenyum.
(Kamu anak yang baik nak, sampai rela tak sekolah bahkan mau merawat ibumu ini yang sakit ini) Batin ibunya Talita.
Air mata Ibunya Talita Menetes lagi.
Talita yang melihatnya langsung memeluk ibunya
"Ibu_ ibu jangan menangis lagi, Talita mohon bu_ jika ibu rapuh dan sedih, siapa yang akan menguatkan Talita," isak Talita dalam pelukan ibunya.
"Ibu harus kuat, Ibu harus sabar, Talita tak akan selalu menjaga ibu, Ibu harus sembuh." Talita melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. sesak di dadanya di hilangkan dengan menaril nafas dalam dan melepaskan perlahan - lahan.
Talita menguatkan ibunya dan dia pun juga harus kuat, dia tak boleh terlihat sedih dan lemah di hadapan Ibunya. Talita menghapus air mata ibunya.
"Ibu_ Talita mohon! ini adalah air mata terakhir ibu_ jika ibu sedih terus, kondisi ibu juga akan menurun_, jadi Talita mohon Ibu Senyum ya?" ucap Talita dengan tersenyum dan di balas senyuman ibunya
"Besok Talita mau ke majikannya Ayah, do'akan Talita Bu, semoga Majikannya Ayah akan memberi modal untul bibit jagung di sebelah. Jadi Talita akan menanam jagung dan akan merawatnya. Jika berhasil kita bisa menjualnya dan hasilnya bisa bagi 2 seperti Ayah lakukan,do'akan, ya bu?." ucap Talita meyakinkan ibunya.
(Do'a ibu selalu menyertaimu nak) batin Ibu Anna.
"Sekarang ibu minum obat. Setelah itu, Ita akan bersihkan badan ibu_ biar ibu lebih seger nanti"
Talita mengambil air minum dan obat yang di berikan dokter, setelah itu Talita menyiapkan baskom berisi air hangat dan mulai mengusap badan ibunya dengan telaten.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fatiya
keren talita
2022-05-10
0
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
visual ny manis
2022-04-29
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
berat kali bebannya Talita
sayang hrpn pada suami ibunya hanya harapan saja
2022-04-27
0