POSSESIVE

POSSESIVE

Dia

Suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di tambah suara klakson yang bersautan meramaikan jalanan di pagı hari merusak suasana yang di hasılkan oleh guyuran hujan tadi malam. Namun jelas tidak ada yang peduli pada hal itu.

cowok dengan seragam sekolah berjaket jeans hitam, tampak sedang menunggangi ninja hitam yang senada dengan jaket yang di kenakan nya, tentu dengan helm yang menutupi kepala dan hanya menghabiskan bagian mata nya saja. Mata tajam ber iris coklat terang itu memandang fokus ke depan.

Tangan kanannya menarik pedal gas dengan brutal seolah tak peduli jika suara itu bısa menulikan pendengaran orang yang mendengarnya. Suasana pagi yang memang sudah ribut menjadi semakin ribut. Dion. Cowok itu memacu ninja hitam nya meninggalkan ninja putih di belakang nya.

Kedua motor besar itu saling berebut menjadi yang terdepan untuk memperoleh kemenangan. Tepat di saat kedua motor itu bersisihan, cowok yang mengendarai motor putih itu menoleh dengan seringainya menatap Dion Tak peduli akan hal itu, Dion lebih memilih untuk melajukan motornya lebih kencang lagi seperti sudah sangat terbiasa.

Tepat setelah ninja hitam itu sampai di parkıran sekolah, teriakan tertahan dari siswi menyambut pendengaran Dion di saat ia membuka helm hıtam nya.

Tepat setelah nya sebuah ninja putih menyusul dengan cepat dan kini sudah berada di samping motor Dion, cowok berseragam yang sama dengan nya itu mendengus setelah mem- buka helm nya.

Dion menoleh, seringai tipis vang timbul di wajah nya sontak saja membuat siswi yang melihat nya menjadi terpaku akan hal itu. "Done! That means I'm the best this time!”

Cowok dengan rahang tegas itu tersenyum sınis, "Cuma faktor keberuntungan! Lo gak perlu merasa sehebat itu."

Dion terkekeh pelan, "Cupu, gamau ngakuhin kekalahan.”

Cowok itu menggeram kesal lalu merongoh saku nya dan melemparkan sebuah amplop berwarna coklat dan langsung di tangkap oleh Dion dengan senyuman puas.

"Kalah lagi lo, Di. Kan gue udah bilang, lo tuh gak bakalan menang dari Dion!" Seru semangat seorang yang baru saja tiba di sana dengan mengendarai ninja gradiasi nya.

Sosok yang menduduki ninja putih yang bernama Abdi itu menatap cowok yang baru saja tiba itu, "Diam lo Aan-jin* kayak lo bisa menang aja!"

“Oh jelas bisa dong," Senyum bangga mulai terlihat di wajah Aan. “Kalau Dion ngalah

Mendengar itu, Dion hanya tersenyum tipis sedangkan Abdi ternganga, “Yeuhhh! Sama aja yahh!!"

“Yah beda dong, gue menang dengan gaya.”

"Gaya! Ndas mu!! Lo..”

“Sttt..." Belum lagi Abdi menyelesaikan ucapan nya, Aan sudah lebih dulu mencolek bahu kedua teman nya, dan mengarahkan tatapan mereka untuk menatap satu objek. Dimana terlihat seorang gadis berseragam yang tengah menunduk mengusap-usap kaki nya tanpa menghiraukan ocehan, ah, lebih tepat nya omelan kakak tıngkat nya. Jelas gadis itu terlambat, karena Iis. Gadıs yang mengomel itu adalah salah satu anggota Osis yang khusus betugas untuk koordinir sıswa-siswa yang terlambat.

”Itu bukan nya anak kelas 10 yang kemarin kita ospek yah?” Aan mengangguk mengiyakan pertanyaan Abdi.

“Namanya, Anara. Anara mahadirka."

Nara mendengus kesal sambıl mengusap-usap kaki nya akibat terjatuh di kamar mandi pagi tadi, ia berkali-kali mengutuk hujan deras tadi malam yang begitu pandai menciptakan damai hingga tidurmya menjadi begitu nyenyak dan membuat dirinya bangun kesiangan di hari pertamanya sah menjadı siswa kelas 10 di sekolah ini.

“Kak udah dong, kan udah Nara bilang kalau tidur nya kenyenyakan makanya bangun nya lambat." Terlihat gadis itu mulai membela diri

"Gabisa gitu dong, lo udah dua kali terlambat, jadi harus di hukum.

“Ih, enak aja dua kali baru satu kali tau.”

Iis berdecak kesal, "Yang pas ospek itu kan lo juga telat sekali.

“Yaelah sekali doang kak."

“Ya itu makanya, jadi dua kali sama yang sekarang." Jelas Iis terlihat gemas pada adek kelas nya yang begitu menggemaskan ini.

“Biar gue yang urus.”

Sebuah suara berat khas pria, membuat kedua gadis itu menoleh dan mendapati Dion dengan wajah datar nya menatap Nara menilai. Di belakang nya terlihat Aan dan Abdi yang terlihat begitu tertarik untuk melihat pertunjukan di depan nya.

Iis tersenyum lega, beruntung nya ketua osis sendiri tiba menghampiri mereka, ia sudah lumayan lelah menghadapi satu gadis kecil yang terus saja berulah itu.

“Bagus deh kalau gitu, gue mau ke kelas dulu." Iis berjalan pergi sambil melambaikan tangan nya. melihat dirinya di tinggal pergi bersama tiga orang cowok yang tidak di kenali nya, Nara sontak berteriak memanggil Iis.

"Ehh. Ehh kak! Ini Nara gimana?" Teriak nya melambaikan tangan pada Iis.

"Gue Cuma kacung nya aja! Tuh Dion bos nya!" Teriak Iis dari jauh tanpa menhenti- kan langkah nya.

Mendengar nama Dion yang tidak asing di telinga nya, dahi Nara mengkerut merasa tertarik. 'Ketua osis yah."

“Terlambat?" ‘Ni cowok buta atau tolol sih?’ Kerutan di dah Nara semakin terlihat jelas, "Bukan nya udah kelihatan yah,kak?" Jawab Nara santai namun dengan nada yang terdengar ragu dan mengejek.

“Pftt!" Mendengar ucapan gadis di depan nya, Aan dan Abdi tidak bisa menyem- bunyikan rasa terkejut dan juga tawa mereka, bagaimana bısa ada gadis yang berbicara ketus seperti itu pada Dion 'Catat! Ini adalah pertama kali nya.’

Tatapan Dion menajam menatap kedua teman nya penuh peringatan, hingga dengan sigap kedua teman nya memilih untuk menutup mulut saja. Pandangan Dion beralih pada sosok gadis di depan nya yang juga menatap nya namun dengan pandangan polos yang sepertinya di buat-buat. 'Mari kita lihat sampai mana kepolosan palsu lo.’

Tubuh Dion menegak, "Kalau gitu, ikut gue." Itu bukan permintaan,melainkan sebuah perintah yang Dion tujukan pada gadis itu. Dion sudah berbalik segera pergi namum sebuah suara lembut menghentikan langkah nya.

“Untuk apa?" 'cewek ini benar-benar berani' Sekiranya kalimat itu lah vang melintas di benak ketiga cowok itu.

“Ngelanggar, arti nya nerima hukuman.”

Dagu gadis itu terangkat angkuh menatap Dion, "Jadi kalau gue gamau gimana?"

Abdi dan Aan ternganga, berbanding terbalik dengan Dion yang merasa tertarik dan tertantang dengan keberanian gadis kecil ini. Seringai tıpis muncul di wajah Dion. Sejenak Nara terpaku, sepertinya ia mengajak bermain orang yang salah.

"Kalau gitu. Apa yang kiranya nona manis ini mau?" kedua teman nya menjadi terpaku, 'Dion mendapatkan mainan ujar Dion sukses membuat nya.

Nara mengernyit begitu Dion membawa nya ke sebuah taman tak terurus yang berada di belakang perpustakaan, dulu nya taman ini merupakan taman baca, dimana banyak siswa yang menghabiskan waktu untuk membaca di sana. Namun karena satu hal yang entah itu apa, di tambah telah di buatnya taman baru, maka taman ini di bıarkan begitu saja tanpa pengurusan sama sekali.

“Bersihin”

"Hah?" Nara yang sedari tadi focus pada sebuah sumur tua dengan pembatas rendah yang kebetulan berada dekat dengan nya, fikiran nya mungkin karena adanya sumur yang lumayan membahayakan ini makanya taman ni di tutup. Kini Nara menoleh menatap Dion yang tiba-tiba saja bersuara.

"Gue mau lo bersihin taman ini, cabutin rumput nya." Perintah Dion.

Nara sontak mengangkat pandangan nya menatap sekitaran taman yang penuh dengan rumput liar yang sudah meninggi, sedetik setelah nya alis Nara mengkerut, "Buat apa"

Tanya nya memastikan. Terlihat Dion ikutan mengernit. "Emang penting banget buat lo tau?"

Nara memutar bola matanya malas, "Ya kan gue yang mau bersihin, jadi apa salahnya kalau gue mau tau buat apa kan"

“Lo beneran ngelunjak yah."

Nara terlihat bingung. “Lah Kan gue Cuma nanya doang.“

“10 berapa lo? Lo tau kan siapa gue?" Desis Dion yang mulai merasa kesal pada gadis ini, pantas saja Iis terlihat begitu tertekan ketika berhadapan dengan gadıs ini.

Tatapan polos dan linglung Nara sontak berubah menjadi tatapan datar dan menantang. “Kenapa? Mau pamer-pamer derajat?" Nara terkekeh sinis, "Iya pak ketua osis, dan oh?" Tampang Nara terlihat seperti tengah terkejut, "Anak ketua yayasan juga yah"

Sontak saja Dion terpaku, 'Dari mana dia tau?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!