Taxi

Lamunan tifah buyar begitu taxi yang ia tumpangi nya berhenti

"Pak mobil nya kenapa?" Tanya nara pada supir taxi yang tiba tiba menghentikan mobil nya di pinggir jalan yang lumayan sepi.

"Ini kayak nya mogok neng, maaf yahh"Jawab pak supir itu,membuyarkan lamunan aneh Nara.

"Lohh jadi cuma mogok pak?" Tanya gadis itu.

"Iya neng. Emang neng fikir mobil nya kenapa?" Supir taxi itu menoleh menatap gadis SMA itu.

"Eh nggak kok pak hehe. Yaudah aku turun di sini aja" jawab nara sambil memberikan beberapa lembar uang "astga Nara zeuzon ae Lu nambah2 dosa aja"

***

"ini taxi kok nggaj ada yah, angkot? ojek juga  ada kok bisa ga ada sih?"

Sudah sekitar 20 menitan gadis itu berjalan yah Itung itung hemat waktu ketimbang berdiam saja menunggu kendaraan lewat.

Tiba tiba saja dari belakang terdengar suara mobil berhenti. Nara melotot, di otak nya asumsi buruk sudah berlarian kesana kemari. Nara menjadi parno sendiri, ia was was lalu mempercepat langkah nya tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.

"Heyy kok pergi, mau kemana?"teriak seseorang dari belakang yang jelas nya adalah suara cowok.

"Tuh kan penjahat nya manggil Huaa mamaa" Nara  menambah kecepatan langkah nya yang lebih cepat dari sebelumnya.

Nara panik ketika mendengar suara seseorang berlari ke arah nya. Bagaimana nasib nya jika itu benar benar penjahat? Siapa pun tolong lah dirinya ini!

"Huaaa mamaa tolong Nara!! ada penjahat...huaaa tolong maafin Nara, Nara Enggak bakalan nakal lagi deh tolongin Naraaa huaaaa" gadis itu merengek sambil menutup matanya menggunakan tangan. Sehingga terdengar suara Tawa yg merdu di samping nya yang nara pastikan adalah orang yang meraih tangan nya tadi.

"Hahahaha kenapa si lo?. Lo fikir gue penjahat?"

Otomatis nara membuka mata dan berbalik menatap orang di belakang nya. Ia kini mendapati cowok seumuran nya yang juga menggunakan seragam SMA yang sama dengan nya. "Lo siapa?Ohh, atau lo ngikutin gue mau ngejahatin gue?" Tanya nya lalu melongos ingin kembali berlari pergi. Namun dengan cepat pria itu kembali menggenggam tangan nya. Menahan agar gadis itu tidak pergi.

"Eh2 mau kemana? Lo mikir nya berlebihan banget, ya jelas enggak lah. Siapa sih yang mau aneh aneh ke cewek se gemoy lo?"cowok itu tersenyum manis menatap nara.

Nara spicless menatap senyum manis cowok di depan nya. Ia merasa wajah orang itu agak tidak asing di otak nya.

"Terus Lo ngapain di sini?"

Lagi. Cowok itu tersenyum, baru berapa menit saja bersama cowok itu Nara sudah bisa menebak kepribadian cowok itu

Ramah dan manis.

"Kebetulan gue lewat dan lihat lo jalan yah gue berhenti aja siapa tau butuh tumpangan."

"Enggak usah! Gue jalan aja." Nara mencoba menolak dengan baik sambil kembali melangkah.

"Gue dengar dengar sih, di sini banyak begal loh krna area nya sepi jadi tin-..."

"Yaudah ayoo" Nara spontan berbalik dan mendahului nya,melosor masuk ke dalam mobil cowok itu.

🍃

"Ra'! itu Gilang kan? Teman kelas kita???" Amel tiba tiba nongol di depan pintu kamar Nara. Sukses membuat gadis itu memegang dada nya menetralkan detak jantung nya yang berdetak cepat karena terkejut.

"Busyet lu anyingggg. Ngagetin gue ahh gak seru!! Gimana kalau gue serangan jantung? kan sayang banget nyawa gue jadinya Mel." nara menggerutu melongos masuk melempar tas dan sepatu nya sembarangan. Lalu menghempaskan tubuh nya begitu saja ke atas kasur empuk dan luas nya.

Ah sangat lega

"Heheh sorry Ra' sengaja" Amel cengigisan ikut menyusul Nara yang berbaring di tempat tidur.

"Ngapain lo ke rumah gue?" Tanya nara yang kini matanya sudah tertutup rapat, ia merasa cukup capek hari ini.

Amel menggeleng pelan " kok pengen aja tapi kok lo nyampe nya lama yah?? Hayo Abis ngapain sama Gilang hihihi"

"Gilang- Gilang pala lu? Mana gue tau namanya Gilang atau bukan,lah gue cuma numpang doang"

"Lo gila? Bisa bisa nya numpang sama orang yang gak lo kenal wah wahhh ntar lu di culik terus di mutilasi gimana hayo?"

"Ya bisalah. Bukti nya gue numpang sama Gilanb Gilang itu" Nara bangkit dari tidur nya dan meregangkan badan nya ke kanan dan ke kiri

"Tau ah pen mandi gue. Gerah. " Gumam Gadis itu acuh sambil menuju ke kamar mandi meninggalkan Amel begitu saja.

***

"Lah? Gak bareng kak Dion Ra?" Fia yang baru saja tiba di samping Nara langsung saja melontarkan pertanyaan pada gadis yang terlihat agak lesu itu. Kebetulan ia juga baru nyampai di parkiran.

"Udah meninggoy kali. Gue juga gatau. "jawab nara asal tanpa berperasaan.

"Astagfirullah Ra' mulut Lo tu yahh!!!" Fia menepuk mulut Nara dengan sadis hingga membuat Nara mendengus kasar tidak terima mendapat geplakan tiba tiba.

"Tangan Lo bau busukkk!!!" Nara dengan tampang jijik nya mengusap usap mulut mulut nya.

"Idihhh bau bau surga gini di bilang bau busuk"

"Tampang kayak Lo mana bisa masuk surga?" Nara berucap sinis pada sahabat nya. Ia hanya bercanda.

"Dih, gini gini gue rajin shalat Lo yah, Gak kayak lo yang kafir." Fia tertawa sendiri. Entah apa yang di rasa nya lucu sedangkan tifah sendiri hanya menatap nya nanar memikirkan kesehatan mental sahabat nya yang mungkin saja terganggu.

Melihat Nara yang tidak merespon apapun membuat Fia yang menghentikan tawa nya lalu berdehem pelan.

Garing.

"Yaelah ra' ketawa dikit napa, kasihan gue lihat muka lo. kayak habis di telantarkan sama dio"

Nara terdiam menatap Fia dengan tatapan ingin membunuh lalu tertawa garing "Ha ha"

Udah

"Hehe ampun dahh." Fia merapikan serangam nya sebentar "Yaudah ayok nanti bel" Lanjut nya sambil menggandeng lengan nara membawa nya berjalan di samping nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!