Cemburu atau?

Di perjalanan Dion hanya diam membuat Nara bingung sendiri.

"Yon?"

Tidak ada tanggapan .

"Dion"

Masih tidak ada tanggapan sama sekali.

"Dion!!!"Nara berteriak, membuat Dion mendelik tidak suka.

"Apasih Nar!"

Nara mendengus kesal,ia memonyongkan bibir nya "Makan dulu, gue laper"gumam nya.

Tanpa menjawab. Dion membelokkan stir mobil nya ke parkiran sebuah caffe dan turun tanpa berucap apa apa.

Nara menoleh dan menggeram greget sendiri "Dasar iblis" ia terus mencemoh pria itu sambil berjalan mengekor di belakang.

Nara duduk ,di depan Dion sambil melipat dada, dan mencemoh tanpa suara.Dion melihat itu namun ia diam saja dan memanggil pelayan caffe.

"Lo?" Gumam Dion setelah ia selesai menyebut pesanan nya.

"Samain aja" ucap nara judes.

Setelah pelayan pergi,Nara masih mencemoh dalam diam membuat Dion lagi lagi terpesona jalur gemas.

"Jangan dekat dekat sama tuh orang!" Ketus Dion.

Nara mendongak menatap bingung Dion. Gadis itu menoleh kiri,kanan "situ buta? Jelas-jelas,lo yang paling dekat sama gue sekarang"

Dion kini mendengus. “maksud gue si Bara-Bara api itu. Nara! Jauhi dia gue Gak suka"

Nara manggut manggut mengerti. Namun setelah nya ia tersenyum menggoda "kenapa? Lo?... cemburu?"

Dion bersedekap dad, dan menyandarkan bahu nya di kursi "dih pede banget Lo"

"Terus kalau bukan cemburu apa dong?"Nara terus tersenyum aneh ke arah Dion.

Dion menatap Nara horor. “Emang salah?lo istri gue jadi wajar dong,kalau lo gak boleh dekat-dekat sama cowok lain"

Mendengar itu, Nara cekikikan sendiri "iya deh yang cemburu"

"Lo!!"

Drtttt!...Drtttt! Suara ponsel di meja,membuat ucapan Dion terpotong. Ia beralih manatap tajam Nara dan di balas juluran lidah dari gadis itu.

Dion melihat ponsel nya dan tertera nama bundaharaaaa👩🏻‍🦱💸 di sana.

"Halo bunda?"

"..."

"Lagi makan ini"

"..."

"Iya sama lagi sama Nara kok”'

"..."

"Iya bunda"

"..."

"Iya Gak pakai telat"

"..."

"Iya iya iyaa bunda, udah dulu yahh makanan nya udah datang"

Setelah panggilan telefon berakhir dion mendongak ke arah Nara. Yang entah sedang apa menghadap jendela caffe.

Dion terdiam. Sangat menggemaskan di matanya diam diam ia tersenyum namun kemudian, tergagap sendiri ketika gadis itu menoleh padanya.

"Siapa yang nelfon?"

Dion menghela nafas lega.

"Bunda"

"Mmm?" Nara hanya bergumam karena sudah lebih dulu mencomot spageti nya.

"Dia ngajakin makan malam Ntar di rumah"

Nara mengangguk,lalu melanjutkan makan nya di susul pula oleh Dion.

🌿

Dion merutuk sendiri melihat arloji nya, sudah hampir jam makan malam,tapi gadis itu belum juga selesai bersolek.

"Nar!!! Lo lama banget sih! Gausah menor menor kan cuma makan malam doang!" Dion berteriak di depan pintu kamar.

Terdengar grasak grusuk dari dalam sana "ia ini udah!!!" Nara berteriak, lalu membuka pintu kamar.

"Ini udahhh"

Dion menoleh mendapati istri nya yang memakai dres putih tanpa lengan, sangat cantik. Walapun terkesan sederhana namun tetap mampu membuat dirinya melongo sendiri.

"Gimana udah perfect buat ketemu mertua kan?" Gumam Nara sambil berputar putar, memperlihatkan tampilan nya.

Lagi2 Dion di buat terkesima. Apa lagi dengan senyum gadis itu, namun Dion tetap Dion dengan segala ke gengsian nya. Buru buru ia merubah ekspresi nya.

"B aja"gumam nya,lalu melangkah lebih dulu "ayo kita udah telat"lanjut nya.

Nara mendengus "bilang aja gengsi ngakuin nya" gumam nya pelan dan ikut menyusul Dion.

Sekitar setengah jam mereka sudah sampai di rumah besar itu dan sperti biasa, mertua nya itu selalu menyambut nya ramah. Dan juga jangan lupakan gadis kecil yang sangat ceria itu, Adel.

"Jadi gimana? Dion nggak kasar sama kamu kan?" Linda-bunda Dion bersuara.

Nara mendongak,ia tersenyum. Iya selalu nyaman saat berada di sekitaran wanita paruh baya yang kini menjadi mertuanya itu. Namun mengapa kata kata yang di ucapkan oleh mertuanya terdengar ambigu di telinga nya?

"Enggak kok bunda, Dion baik"ucap Nara jujur. Karena memang Dion tidak pernah bersikap kasar padanya yahh ,kecuali kata kata nya yang suka kelewatan batas.

"Kakak kapan, bikinin Adel ponakan? Biar Adel punya teman main"

Nara dan Dion tersedak bersamaan mendengar ucapan gadis kecil itu,sedangkan Linda hanya terkekeh menggoda.

"Denger tuh Adek kalian, udah minta ponakan" canda Linda menatap anak dan menantunya yang tergagap lucu.

Dion berdehem, bagaimana bisa Ngasih ponakan kalau bikin nya aja belum pernah? "Nanti lah bunda, lagian kasihan Nara dia masih lama lulus nya"

Nara tersenyum lega dan lanjut memakan makanan nya begitupun Dion.

Sinta mengangguk dan menyodorkan sesuatu pada Nara "ini ambil"

Nara mendongak dan kembali tersedak melihat apa yang di sodorkan mertuanya, pil KB!.

Nara menatap benda itu horor "bu..buat apa bunda?"tanya nya gelagapan.

"Yah buat cegah kehamilan kamu kan nak. Katanya masih mau sekolah? Jadi biar aman kalau habis main sama Dion"

Dion sudah menahan tawa nya, melihat ekspresi lucu dari Nara, yang menerima obat itu dengan terpaksa.

"Dan ini untuk kamu"Linda, melemparkan sesuatu pada Dion begitu saja . Untung saja Dion sigap Menangkap nya.

Dion yang sedang mengunyah langsung tersedak. Wajah nya sudah memerah malu melihat sekotak penuh pengaman di tangan nya.

"Bunda itu buat apa?" Tanya Nara polos.

Dion melotot menatap Nara yang memasang wajah ingin tau ,buru buru ia menyembunyikan kotak itu ke belakang nya dan menatap bunda nya horor.

"Itu.."

"Bundaaa..."Dion memelas menatap wanita itu membuat Nara semakin bingung.

"Yah gapapa kan takutnya kamu khilaf dan bikin anak orang berhe-..."

"Bunda ihh" lagi dan lagi kalimat linda terpotong oleh rengekan dion.

Linda terkekeh pelan, ia menatap Nara yang menatap mereka bingung "udah bukan apa apa ayo lanjut makan lagi" ucap nya dan di angguki oleh Nara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!