Dia kenapa

"Sumpah kok dingin banget sihh,ini parkiran pake AC yah? Kok bisa sih? ini kan ruang terbuka.”

Nara berucap pada dirinya sendiri sambil melangkahkan kaki meninggalkan parkiran sekolah yang terbilang luas hanya untuk ukuran sebuah parkiran.

Kini bisa ia lihat hanya ada beberapa kendaraan di sini, ia melirik arloji berwarna abu abu yang ada di tangan kanan nya. Yang menunjukkan angka 06:20. "Busyett dah rekor gua nihhh" Nara terkekeh sendiri ada gunanya ia bangun cepat dan berangkat cepat hanya untuk menghindari agar tidak berangkat bareng Dion lagi.

Gadis itu sudah cukup kesal menjadi pusat perhatian di sekolah nya. Setiap ia bersama Dion ia tidak pernah sekalipun merasa bebas. Malah ia merasa kalau selalu banyak pasang mata yang memperhatikan mereka hal yang jelas jelas membuat gerak gadis itu merasa di batasi.

"Huaaa ngantuk" Nara mengucek matanya yang terasa sedikit berat.

"Lo gadang?" Tanya Amel yang baru saja tiba di kelas. Memang tipe siswa teladan karena selalu saja datang cepat.

"Nggak" jawab Nara singkat sambil menidurkan kepala nya pada meja mencoba untuk tidur walau hanya sebentar. Di saat kesadaran nya mulai menghilang tiba tiba saja Suara pukulan meja yang berdentum membangunkan nya. Membuat gadis itu tersentak dengan wajah yang entah bagaimana kolot nya.

"Lo ngapain di sini hah!!" Teriak seseorang yang langsung membuat kesadaran gadis itu yang berhamburan kesana kemari seketika berkumpul kembali.

Nara mengumpat dalam hati "Lo bego apa gimana sih??"gadis itu menatap jengah cowok di depan nya "Gue ngantuk, hus hus sanaa heran gue sama nih sekolah. Pagi pagi udah ada iblis aja yang berkeliaran kesana kemari ganggu orang” gerutu Nara lalu hendak kembali merebahkan kepalanya.

"Ikut gue" Dion berucap dingin sambil menarik tangan gadis itu paksa.

Nara kaku ia menepuk keras tangan Dion "woy bukan muhrim" Tegur nya sambil melotot tajam pada iblis tampan itu.

"Nanti gue halalin" balas nya sangat santai lalu menarik paksa nara untuk keluar dari kelas. Menyisakan teman teman kelas nya yang hanya melongok mendengar penuturan Dion barusan.

"Nanti gue halanin,nanti gue halalin.” Nara mengulangi ucapan Dion dengan wajah dan nada mengejek "Emang gue babi apa mau di halalin.” rutuk nya pelan namun tetao saja mendapat pelototan tidak santai dari cowok yang menarik nya paksa.

"Santai tuh mata, ntar jatoh menggelinding ga gue bantuin buat mungut. Biarin aja di lantai habis tu gue injek injek sampai rata sama lantai”

Dion menghela nafas pelan. Menghadapi gadis seperti Nara memang harus memerlukan kesabaran ekstra "Gue cium tuh bibir,ngoceh mulu kerjaan nya.”

Nara melotot meremas tisu di tangan nya "Cium tuh tisu!" Geram nya menempelkan kasar tisu itu ke bibir Dion lalu melangkah cepat mendahului Dion yang sudah menggeleng geleng melihat tingkah absurd gadis itu.

"Makan"perintah nya singkat.

Kini mereka berada di kantin Sekolah yang terlihat tidak terlalu ramai karna sebentar lagi pelajaran akan di mulai.

"Udah keburu Dion gimama sih? bentar lagi bel...gue nggk mau yah bolos lagi karna lo”

"Makan Naraaaa!!!!" perintah Dion datar tapi terdengar jelas penakanan di setiap kata kata yang ia lontarkan.

"Nggak mauu ishhh. Lo aja yg makan kan lo yg bayar.”

"Lo berangkat pagi pagi banget Nara. Lo pasti belum sarapan kan??"

Nara menatap Dion menyelidik

"Nggak usah gr!! Gua nggak peduliin elo! Habisin,gue mau ke kelas"jawab nya berdiri dan meninggalkan kantin seolah mengetahui apa yang tengah gadis itu fikirkan.

"Gengsian " Gerutu Nara malas sambil mengunyah sisa makanan di mulut nya dan mengakhiri nya dengan meneguk minuman yang telah di sediakan oleh pria itu.

🍃

"Eh adek kelas itu pacaran sama Dion?"

"Nggak tau tuh,ganjen banget baru juga murid baru udah bertingkah banget.”

"Yakali Dion mau pacaran sama dia.”

"Paling juga dia ngegoda Dion hahaha.”

Nara yang tengah berjalan santai sambil memainkan ponsel nya mulai mendongak. Telinga nya menjadi panas karena perjalanannya menuju parkiran telinganya terus saja mendengar ucapan samar samar dari siswa sekolahnya nya. Ahhh sungguh tangan nara sangat gatal ingin menjambak sekarang juga.

"Gini nih, mau ngajakin orang olahraga aja harus ngomongin orang dulu" Nara berucap sinis sambil terus menatap kedepan seolah tidak melihat segerombolan siswa yang mulut nya kayak kanalpot motor, sangat ribut dan merepotkan.

umpatan nara membuat Dion berbalik menatap nya lalu kembali menatap kedepan "gak usah di ladenin,panas gak usah olahraga"jawab nya masih dengan nada datar nya.

Heran. Nara jelas sangat heran bagaimana bisa ia dekat dengan pria titisan iblis yang juga kebetulan alumni rakyat dari kutup selatan ini.

Langkah nara terhenti lalu mendongak menatap Dion yang jauh lebih tinggi dari nya “Bisa ngga sih. Lo nge jauh dari gue aja huh? Gue gak suka jadi pusat perhatian kayak gini! Gue benci! Gue benci nggak bisa nge ladeni mereka. Karna gue sadar, gue itu masih siswa baru di sini!!!" Bentak gadis itu emosi ketika sudah berada di dalam mobil Dion.

Siapa yang tidak emosi kalau di katakan penggoda, Apa lagi oleh orang orang yang bahkan ia tidak kenali "gue sampai heran sama Lo apa sih yang bikin lo dekat dekat sama gue mulu? Kenal aja baru berapa hari udah sok ngatur malah"

“Dan jangan lupakan pertemuan pertama kita Dion! Jangan lupa gimana cara lo perlakukan, dan ngebuat gue malu di depan teman kelas gue. Dan sekarang Lo malah bawa gue buat ada di sekitaran lo terus”

Nara menghela nafas kasar “Gue bingung sama jalan fikir lo yang yon” Nara geleng geleng sendiri sambil menatap Dion dengan tatapan yang bahkan Dion sendiri tidak bisa mengartikan nya.

Ada apa dengan gadis ini?

Belum sempat dion menjawab,gadis itu langsung keluar dari mobil dan berlari menuju gerbang menghentikan taxi yg kebetulan lewat di depan nya.

Dion menggeram frustasi. Ia mengacak acak rambut nya lalu memukul stir mobil nya. Ada apa dengan dirinya? Ia juga bingung mengapa bersikap seperti ini pada gadis itu. Ia tidak melupakan pertemuan pertama itu, ia juga sebenarnya tidak berniat bertingkah kasar waktu itu. Hanya saja waktu itu ia sedikit Sensi hingga melampiaskan kekesalan nya pada gadis itu.

Apakah Nara akan menjauhi nya?

****!

Dion sekali lagi memukul stir mobil nya lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan nya kencang membela jalanan sore yang tampak tidak terlalu senggang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!