Day 1

04:56am

Nara menggeliat dari tidur nya, ia terbangun dan langsung terduduk, mengedarkan tatapan nya ke sekitar kamar, hanya ada dirinya bararti Dion benar benar tidur di ruang tamu akibat dirinya yang menolak ganti baju  semalam.

Nara kembali terkekeh mengingat nya ternyata iman orang yang menjadi suami nya sangat lemah bagaimana bisa ia tahan tinggal seatap bahkan sekamar dengan Nara kalau jika di rumah gadis itu hanya memakai tentop dan celana hotpants dan semacam nya.

Nara merangkak turun dari tempat tidur meraih cardigan nya dan melangkah keluar menuruni tangga.

Nara tersenyum tipis melihat seorang pria di yang telah menjadi suami nya tertidur lelap di sofa ruang tengah.

"Nah gini kan adem lihat nya" ia terdiam menyadari Dion tidak mengenakan selimut dan hanya memakai bantal sofa. Nara menggeleng lalu melangkah menjauh "kamar kosong ada dua, tapi milih di sofa Emang ribet yah kalau titisan iblis"

Selesai menyelimuti Dion, Nara segera mandi dan berjalan ke dapur menyiapkan makanan untuk mereka nanti sebelum berangkat sekolah, tidak ribet hanya nasi goreng dengan telur mata sapi saja "udah berasa jadi istri beneran gue"ia terkekeh sendiri sambil menyiapkan bahan2 nya mengiris bawang dan toping lain nya setelah di rasa cukup. Ia melepaskan celemek yang di pakai nya dan melangkah ke lantai dua untuk mandi dan memakai seragam sekolah nya sudah cukup mereka libur 2 hari.

Nara keluar dari Walk in closet dengan pakaian sekolah yang sudah melekat di tubuh nya.

"Eh udah bangun?"

"Hmmm"

Nara berjalan menuju lemari dan mengambil handuk baru melemparkan nya pada Dion.

"Mandi, habis itu ke ruang makan" perintah nya lalu berjalan begitu saja meninggalkan kamar.

"Gue baru tau Lo bisa masak" tegur Dion yang baru tiba di dapur dengan seragam lengkap .

Nara menoleh sebentar lalu kembali fokus memindahkan nasi goreng dari wajan ke piring

"Yaiya lah, Lo pikir gue cewek apaan"

Dion tidak menyahuti dan duduk diam di kursi meja makan rasanya aneh ketika ada orang lain yang mengurusnya selain bunda nya.

"Tidur Lo nyenyak?" Celutuk Nara meletakkan sepiring nasi goreng di depan Dion

Dion meletakkan ponsel nya di meja "menurut Lo tidur di sofa semalaman tanpa bantal dan selimut itu enak?" Serkas nya meraih sendok dan memakan makanan nya, ia mendelikkan bahu nya "lumayan lah untuk istri muda" gumam nya.

Nara diam diam tersenyum ,Dion menghargai masakan nya saja itu sudah lebih dari cukup untuk nya "lagian sih Lo lebay, lihat cewek pakai gituan aja udah gakuat dasar lemah"

Dion menggeram "gue cuma jaga jaga doang supaya Gak nerkam Lo saat itu juga" jelas nya terus mengunyah.

"Biasain, gue di rumah pakai gituan mulu, udah nyaman lagian Lo udah janji Gak minta hak Lo smpai gue lulus nanti"Nara ikut menyuapkan nasi goreng ka mulut nya.

"Tapi kalau Lo terus mancing gue Gak yakin kalau nahan sampai lulus"

"Gue ga peduli, itu derita Lo siapa sruh nikah muda"

"Yaudah cerai"

Uhuk..uhukkk!!!

Nara tersedak makanan nya, buru buru ia meraih minuman nya meneguk nya hingga habis. Begitu di rasa sudah mendingan ia menatap Dion yang masih tetap santai memakan makanan nya yang sudah hampir habis.

"Enteng Lo yahh bilang gitu"

"Lah?"Dion mendongak

"Lo mau bkin gue jadi janda perawan?"

"Yaudah sini gue perawanin dulu"

BRAKK!!

Nara memukul meja.

"Mulut Lu yahhh minta di isi wajan kayak nya"

Dion terkekeh "Dasar KDRT"

Nara melotot "yatuhannn ampuni dosa iblis di depan hamba" geram nya lalu melangkah menjauh mengambil perlengkapan sekolah nya yang lain di kamar meninggalkan Dion yang tertawa gemas jadi begini rasanya nikah muda?

🍃

"Turunin di depan gerbang aja"

"Ogah, kirain gue gocar online Lo? Main merintah2 aja" Dion terus melajukan mobil nya menuju parkiran sekolah yang sudah ramai

Nara menahan diri untuk tidak mengumpat "gue cantik gue diam" buru2 ia meraih gagang pintu namun terkunci ia menoleh pada Dion yang terkekeh "bukain Gak?"

Dion menggeleng "morning kiss gue mana? Tadi pagi belum sempat minta"ucap nya santai.

Nara melotot meraih tas nya mengangkat nya hendak melempar ke arah Dion "gue tampol nih lama2 ogah ga ada morning2 kiss dan semacam nya"

"Lah tapi kan Lo is-..."

Buggg

"Makan tuh morning kiss"

Dion meringis ketika Tas Nara yang entah isi nya apa mendarat di wajah nya.

"Punya istri galak bener dah"gumam nya lalu membuka pintu berjalan cepat ke pintu samping Nara dan membuka nya.

"Gue ga minta di bukain yah!!"gerutu Nara hendak pergi namun tangan nya di cekal "woy tangan gue!"

Dion menggeleng "di rumah Lo istri gue di sekolah Lo pacar gue" enteng nya menarik Nara ikut berjalan bersamanya .

Nara hanya menghela nafas pasrah menghiraukan tatapan2 sinis dan semacam nya dari penghuni sekolah yang lain "hidup gue Gak bakalan aman setelah ini"gumam nya pelan

"Ada gue tenang aja"

"Iya ada"

"Apa?"Dion menunduk menatap nara yang lebih pendek

"Lo kan iblis, ada tapi Gak di anggap" Nara melepas genggaman Dion dan berlari menjauh membalikkan badan nya lalu memelet kan lidah nya pada Dion dan kembali berlari lagi

Dion terdiam dan terkekeh gemas, "hampir aja gue seret pulang tuh anak" gumam nya.

"Woyy!! Senyum senyumbae"

Dion memegang dadanya terkejut "sekolahan sekarang ngeri yah, ada suara tapi Gak ada orang nya"Dion berlalu begitu saja tanpa rasa bersalah meninggalkan Aan dan juga Abdi yang menatap Dion heran.

"Sejak kapan tuh anak belajar humor?"Aan kini menatap Abdi yang menggeleng tidak tau.

"Sejak kapan dia belajar senyum gitu?" Tanya Abdi balik dan di balas gelengan dari Aan.

"Itu teman kita kan?"tanya Aan lagi.

Abdi mengangguk "bodo ah, samperin gue kangen"Abdi berjalan melangkah menuju Dion yang sudah lumayan jauh.

"Yaelah baru 2 hari juga dasar homo gue laporin ke Amel tau rasa Lo!" Teriak Aan ikut berlari menyusul teman teman nya.

Jam pertama seluruh murid di buat bersorak pasalnya seluruh guru melakukan rapat hingga dari kelas 10 sampai 12 mendapatkan free.

"Mau kemana Lo?" Abdi menoleh melihat Aan menegur Dion yang sudah berjalan menuju pintu kelas mereka Xll.ipa 1 .

"Nara"gumam Dion singkat terus melangkah.

Abdi bangkit meraih ponsel nya "woy gue ikut!! Kangen cewek gue" ia menyusul Dion sedangkan Aan malah terdiam.

"Nasib banget gue selalu di tinggalin"rutuk nya ikut melangkah pergi

Ketiga cowok tampan itu memasuki kelas X ipa 1 membuat para wanita menjerit tertahan terang terangan ngan menunjukan rasa tertarik mereka kepada tiga pria tampan itu.

"Cowok Lu tuh"gumam Fia menyenggol Amel. Sedari tadi memang ia datang bersama Luna dari kelas sebelah, kelas mereka berempat memang beda kelas Nara sekelas dengan Amel sedangkan Fia dengan Luna.

Amel mendongak dari ponsel nya iya tersenyum melihat Abdi yang juga tersenyum dan melangkah padanya bersama Aan dan Dion .

"Udah makan yang?"tanya Abdi merangkul pundak Amel. Mereka memang sudah pacaran sejak amel kelas 3 smp.

Amel menggeleng "belum"

"Ma-.."

EHEMM!!

Aan,Fia dan Luna berdehem bersamaan

"Na, beli obat nyamuk yuk gue laper" celutuk Fia tiba tiba saja menarik tangan Luna untuk pergi dari sana.

Amel hanya tertawa "makanya cari pacar"

"Jomblo itu enak" ledek Luna sebelum benar benar pergi.

"Nara mana?" Tanya Dion datar

Amel menoleh "mmm di lapangan kak"

Dion mengernyit bingung "ngapain?"

"Dia nggak kasih tau Kakak? Dia ikut eskul basket sekarang lagi latihan sama yang lain"

"Hoaaaa basket cuyy Lo lupa? Cowok2 di basket cogan2 semua? Apa lagi Nara bening gi-.."

"Cabut" Dion memotong ucapan ngaco Aan dan melangkah secepat mungkin

"Gitu aja langsung panas" gerutu aan ikut melangkah di susul Amel dan Abdi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!