Tanggung jawab

Dion menoleh ke samping menatap gadis yang sedang sibuk dengan ponsel nya,entah sedang melihat apa. Fikiran nya terus melayang, mengingat perkataan bunda nya pada saat makan malam tadi malam.

"Ara?"

Tidak ada jawaban. Gadis itu masih sibuk dengan dunia nya sendiri.

"Araaa"

Masih tidak ada Jawaban.

Dion gemas sendiri "Naraa!!!!"

Nara menoleh santai "Lo manggil gue?" Ucap nya polos.

Dion merutuk gemas "bukan!"

Alis Nara terangkat bingung "terus?"

"Hantu di samping Lo!"gumam Dion sok horor.

Mata Nara membulat sempurna. Dengan sekejap, ia langsung melompat ke arah Dion. Menarik selimut menutupi tubuh nya dan tubuh Dion, ia sangat takut apapun yang berhubungan dengan hantu.

Tubuh Dion menegang. Bagaimana tidak?tubuh gadis itu tepat di atas tubuh nya,bahkan tubuh mereka sepenuhnya ada di dalam selimut.

Dion berdehem tidak nyaman "Nara?"

"Sttt diammm! ntar hantu nya denger"Nara menggumam,menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Dion bahkan suara nafas gadis itu terdengar jelas di telinga Dion.

Tuhan,cobaan apa ini? Dion terus membatin. Hingga sedetik nya ia melotot ketika Nara mungkin tanpa sengaja menggerakkan tubuh nya memperbaiki posisi.

Dion menggeram tertahan "Nar? lo ngapain sihhh"

Nara mendongak. Wajah nya dan wajah Dion sangat dekat,hingga dapat ia hirup bau mint yang berasal dari mulut suami nya.

Damn! Nara gugup sekarang hingga ia bergerak tidak nyaman.

"Jangan gerak gerak nara!"geram Dion tertahan.

Nara kembali menatap mata Dion, suasana Tiba tibamenjadi panas dan akward mungkin?

"Turun dari tubuh gue!"desis Dion menahan diri untuk tidak menerkam Nara sekarang.

Sontak. Nara gelagapan, ia juga tidak nyaman dengan posisi ini,namun ia juga takut untuk keluar.

"Turun Nara

"Mmm tapi hantunya?" Nara menggumam pelan ,namun terdengar sangat menggoda di telinga Dion apa lagi dalam jarak Se dekat itu.

"Turun atau gue pastiin besok lo ga bisa bangun lagi!" Ancam Dion merasa sudah tidak tahan dengan posisi seperti ini. Nara benar benar menyiksa iman dan batin nya.

"Maksud Lo?"ucap gadis itu bingung.

Dion menggeram Frustasi namun sekuat tenaga ia menahan diri "turun Nara!!!"

"Hantunya, gu..gue takut" Nara tidak berbohong ia sangat takut. Namun ia juga tidak sadar kalau Dion lebih takut.

Takut kelepasan.

Kesabaran Dion telah habis "oke kalau itu yang Lo mau"

Dengan gerakan kilat. Dion memeluk tubuh Nara dan mengguling nya ke arah samping. Hingga berhasil membuat selimut yang menutupi mereka otomatis terbuka, dan menampilkan tubuh Dion dengan Nara yang ada di bawa nya.

"Buka mata Lo Nara"gumam Dion, matanya sudah berkabut, menatap lapar gadis di depan nya.

Dengan perlahan Nara membuka matanya yang dari awal ia tutup.

Deg!

Nara menjadi kicep melihat wajah Dion yang begitu dekat di depan nya.

"L...Lo..loo" nara gelagapan.

Dion tersenyum miring "gue udah ingatin Lo sejak tadi"

Wajah gadis itu berubah pucat,ia dapat melihat kilatan gairah mungkin? Di mata suami nya, ia bergerak hendak melepaskan diri.

****! Dion merangkap tubuh nya sangat erat.

"Di..on! Le..Lepasin gue" pinta Nara.

Pria itu menggeleng "tidak sebelum Lo tanggung jawab"

Dahi Nara mengernyit bingung, tanggung jawab?

"Tanggung jawab apa?"

Dion menyeringai, dan mendekatkan wajah nya hingga hidung mereka bersentuhan.

"Lo bangunin peliharaan gue"ucap nya sangat pelan. karna ia yakin Nara bisa mendengarnya dengan jarak yang Se dekat itu.

Jantung Nara seperti ingin melompat keluar. Matanya melotot melihat dion mulai memiringkan kepalanya, hingga sedikit lagi bibir mereka akan bersentuhan.

Oh god, kenapa jadi begini.

Ceklek!

"Upsss!"

"Wow primitif"

"Seperti pesona dunia laut"

"Awwwww!!" Abdi meringis ketika Aan, dengan sengaja menyenggol nya saat berada di depan pintu dan melangkah masuk lebih dulu.

Abdi menggeleng geleng “sepertinya tata krama belum di terapkan di sini"ucap nya pura pura depresi dan ikut melangkah masuk menyusul Aan menuju sofa kamar Pengantin baru itu.

Dion menggeram marah, ketika mendengar pintu terbuka, ia langsung melompat turun dari ranjang .Begitupun Nara, yang langsung salah tingkah dan menutupi tubuh nya dengan selimut.

"Ada yang bisa menjelaskan ini?" Aan yang sudah duduk berpangku kaki di sofa empuk itu menunjuk Dion dan Nara bergantian. Menatap mereka seperti menatap dua orang penjahat.

Nara yang sudah keluar dari selimut hanya menunduk tidak mau menjawab.

Abdi yang juga duduk di samping Aan hanya geleng geleng melihat dua orang itu kicep sendiri . Waktu itu ia mengira Dion hanya bercanda, karena di pernikahan nya pun mereka tidak di undang "yaya gue tau kalian udah pacaran, tapi? Sekamar di jam segini main tindih- tindih han? Di ranjang?" Ia bersedekap dada dan bersandar "Nara? Lo udah ga virgin?"

Nara melotot, tidak percaya mendengar ucapan Abdi. ia menggeleng menandakan ia masih virgin.

Melihat itu Dion menghela nafas kasar ia melangkah maju menuju teman teman nya "sebelum gue jawab pertanyaan kalian" ia menatap dua teman nya datar "sejak kapan Lo tau gue tinggal di sini dan dari mana Lo dapat sandi apart gue?!"

Abdi dan Aan saling memandang dan tersenyum jahil ,menunjukkan cardlock yang ada di tangan Aan.

****! Dion menggeram kesal "dari mana Lo dapatin itu!"

Aan mendelikkan bahu nya acuh "gue colong dari tas lo kemarin"

"Lo!!"

"Eitsshh tahan dulu Bro! Lo belum jawab pertanyaan kami"

Dion menghentikan langkah nya yang hendak menerjang teman2 nya, ia beralih menatap Nara yang diam menatap nya. Dion lagi lagi menggeram namun akhir nya menghela nafas pasrah.

"Dia istri gue"

"HAAA!!!!" Aan terlonjak kaget namun hanya dia, ia tidak mendengar suara Abdi yang pastinya juga kaget mendengar itu.

Aan menoleh ke arah Abdi.

"Hkkk!!! Ha....huuukk.. ba..ban..tuuinnhhh guuu..eee ka...mmm.prethhhh"

Aan, ternganga bingung melihat Abdi tergagap memegang leher nya, Aan mengangguk anggukkan kepalanya mengelus bahu Abdi prihatin. "gue tau Lo kaget, gue juga kaget tapi Gak sampe kayak gini juga Bro" ucap Aan dramatis.

Abdi melotot mendaprak wajah Aan "g...u..eeee ke..kese..lekhhh an..ggurhh Si..aa..laanhhh!!"

Aan yang awal nya memasang wajah prihatin langsung melotot dan menunduk menatap Sepiring buah Anggur di meja, ia spontan menoleh ke arah Dion yang hanya menatap mereka sambil bersedekap dada.

"Apa?" Tanya Dion santai.

"Gilak dia keselek anggur anjirrr!!!" Sentak Aan namun Dion hanya memasang wajah santai.

"Ka..kak Aan itu" Nara melotot menunjuk arah ke arah Abdi.

Sontak Aan menoleh dan terlonjak melihat Abdi tidak bergerak lagi.

"Gilak! Jangan mati dulu sialan!!!"

Terpopuler

Comments

Diana Novita

Diana Novita

ngakak jirrr

2022-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!