Possesive

Mereka berempat sudah tiba di lapangan basket sekolah, terlihat di sana banyak orang yang duduk santai di pinggir lapangan baik untuk nongkrong, ngobrol atau melihat anak anak basket latihan yang dimana anggota nya lebih banyak cowok.

"Itu Nara bukan sih?"Amel menunjuk seseorang yang sedang terbaring di lapangan.

Mata Dion menyipit, rasa khawatir Tiba2 saja hinggap di pikiran nya dengan cepat ia berlari menuju Ke arah Nara.

"Nara!" Sergap Dion menunduk memegang pipi Nara " Nara Lo kenapa!" Tekan Dion ketika Nara hanya diam saja menutup matanya.

"Yaelah cuma Istrahat gitu gausah khawatir kali" teriak salah satu cewek yang duduk di tepi lapangan dia adalah Cery. Salah satu fans fanatik Dion.

Dion kembali menunduk dan mendapati Nara sudah membuka matanya sambil tersenyum "Lo khawatir?" Ucap nya gemas lalu bangun memposisikan diri untuk duduk.

"Lo? Gapapa?"tanya Dion memastikan .

Nara menggeleng sambil terkekeh ia masih terengah-engah habis latihan tadi itu sebabnya ia asal berbaring saja.

"Gue cuma baring doang, capek habis latihan"

Ketiga teman mereka hanya terkekeh melihat Dion se khawatir itu.

"Yaelah broo apa apa an ini? Sejak kapan Lo sama Nara dekat gini?" Aan berceloteh menggoda sahabat nya.

Wajah Dion Tiba tiba datar seperti biasa, ia tidak menghiraukan tawa teman teman nya dan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Ia malah melepas jaket nya dan menutupi paha Nara dan memandang nya tidak suka.

"siapa yang suruh Lo ikut kayak ginian?" Geram nya pelan mencoba tidak menggertak ia sungguh tidak suka Nara ikut eskul yang di dalam nya banyak anggota pria bahkan bisa menjadi tontonan seluruh siswa. ia tidak suka milik nya di perhatikan orang lain bahkan di kagumi orang lain karna jujur saja, cewek2 yang ikut basket adalah cewek2 cantik dan menjadi pusat kagum siswa di sekolah.

Nara mendengus "lah? Emang kalau gue mau ngapa2in harus izin dlu?"

"Harus"

Aan, Abdi dan Amel terdiam melihat keposesivan Dion, terlebih selama mereka bersahabat mereka belum pernah melihat Dion mengatur ngatur dan mencampuri urusan cewek seperti ini.

"Wah Bro ada apa ini?" Kekeh Abdi.

"Dia pacar gue jadi wajar saja gue ngatur dia kan?" Jelas Dion membuat yang mendengar nya terkejut Dion? dan Nara pacaran? Sejak kapan?

Amel terdiam "Lo pacaran sama kak Dion ra?"tanya Amel memastikan .

Nara mendengus melihat Dion yang terlalu jujur,beruntung cowok itu tidak mengatakan kalau mereka sudah menikah "tadi pagi" gumam Nara.

“Buset dahhh main terobos terobos aja Lo Bro" Aan memasang wajah tidak rela.

"Lah?"

"Neng Nada kalau bosan atau udah Gak tahan sama mas Dion, bilang sama Abang Aan aja yah? Biar Abang yang gantiin" Aan berceloteh sesaat sebelum sebuah bola melayang di kepalanya.

Bughhhh

"Anjir biadab Lo!!!"Aab mengelus elus kepalanya yang mendapat kekejaman dari Dion.

"Lo juga kalau udah bosan hidup bilang, biar gue yang bunuh lo"geram Dion lalu kembali menatap Nara.

Aan memasang wajah memelas "Gue merasa ternistai di sini"

🍃

Nara keluar dari ruang ganti begitu selesai mengganti baju basket nya.

"Udah?"

Nara menoleh "astadjim jantung guee!" Rutuk nya melihat Dion Tiba tiba muncul bersandar di dinding samping pintu .

"Gue Nanya udah atau belum, bukan nanyain jantung Lo"

Nara mendengus "belom!" Oceh nya hendak berbalik untuk masuk kembali ke ruang ganti.

Dion menahan lengan Nara dan meneliti tampilan gadis itu dari bawah sampai atas "kelihatan udah beres semua kok"

Nara menarik nafas pasrah "terus kalau Lo tau udah beres semua ngapain Nanya Bambang" Nara menjadi gemas sendiri.

"Basa basi doang" gumam Dion menarik lengan Nara untuk ikut bersama nya.

"Kemana?"

"Kantin,gue lapar"

"Lo yang laper terus ngapain ngajak gue"

"Biar Lo juga ikutan makan Nara dan satu lagi, gue Gak suka Lo masuk eskul basket!"tegas nya .

"Lah? Napa Emang?"

"Gue suami Lo jadi berhak ngatur hidup Lo sekarang"

Nara melotot menerjang mulut Dion dengan tangan dan melirik sekitar banyak orang yang berlalu lalang .

Dion mendengus menggigit telapak tangan Nara "tangan Lo bau"

"Lagian sih tuh mulut gabisa di sumbat dulu apa? Ntar ada yang dengar gimana?"geram Nara

"Yah wajar lah kalau dengar, kan mereka punya telinga"

Nara mendesah pasrah "Ampun dah, sakit batin Adek kalau gini terus bang" gerutu nya lalu berjalan cepat mendahului Dion yang masih terkekeh pelan

🍃

Dion melangkah memasuki pusat perbelanjaan dengan menggandeng tangan Nara. Mereka masih mengenakan pakaian sekolah Dion melepas baju nya menyisakan kaos hitam sedangkan Nara memakai jaket pria itu. Kelihatan besar namun sangat terlihat menggemaskan.

"Kita belanja dulu"

"Belanja apa? Kan bahan makanan udah ada semua, yang lain juga udah lengkap2 aja"

"Beli daster"

Nara melotot "Lo mau pake daster?"

Dion berdecak "yah kagak lahhh subaedah"

"Terus?"

"Buat Lo"

Nara kembali di buat melotot "ngapain gue pake daster,Lo pikir gue emak emak?”

"Lo kan udah jadi emak emak,udah punya suami"

"Tapi gue ga suka pake daster, ribet, belum lagi yah kalau bangun tidur kayak habis di perkosa" gerutu Nara membuat Dion malah terkekeh pelan.

"Siapa juga yang mau merkosa Lo ogep"

"Ya kan gue bilang mirip"Nara mendengus malas "pokoknya Gamau, gue maunya kayak biasa aja"

Dion menggeleng "kalau Lo terus pakai gituan. gue gak yakin besok besok Lo masih perawan"ucap Dion jujur.

Nara melongo "Lo mau ituin gue?" Tanya Nara tidak percaya sambil memeluk tubuh nya dengan wajah cengo.

Dion terkekeh gemas menatap Nara yang begitu menggemaskan di mata nya "makanya pakai daster biar gue Gak itu i-..."

Belum lagi Dion selesai berbicara. Nara sudah dulu berlari memasuki toko yang menjual daster dan semacam nya, membuat Dion tidak kuasa lagi menahan tawa nya ketika melihat Nara meraih daster rumahan apa saja yang ia lihat.

"Lo mau beli itu semua?" Tanya Dion gemas melihat tangan Nara sudah penuh dengan berbagai motif daster mungkin sekitar hampir 20 baju?"

Nara mengangguk antusias "jaga jaga supaya gak di ituin Lo" gumam nya polos lalu melangkah menuju kasir "mendingan bangun tidur kelihatan di perkosa di banding di perkosa beneran sama Lo"lanjut nya benar benar terlihat sangat polos.

Dion tertawa hebat, sampai orang orang di sekitarnya melirik nya penasaran .

"Kenapa mas?" Tanya salah satu pegawai toko.

Dion yang masih saja tertawa menoleh "gapapa mbak, istri ku lucu berasa pengen cepat cepat di bawa pulang" jawab nya jujur membuat beberapa orang menatap Nara dan Dion iri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!