Pusat perhatian

"Non ada teman non di bawah katanya sih mau ngajakin ke sekolah bareng,” suara bi' lela membuat lamunan indah gadis itu buyar seketika.

"5 menit"teriak gadis itu dan meraih ponsel nya di nakas samping ranjang.

Nara tidak langsung menghampiri orang yang entah itu siapa, ia melangkahkan kaki nya menuju dapur dahulu, berjongkok di depan kulkas besar itu dan mengeluarkan sekotak susu menuangkan nya ke gelas dan langsung meneguk nya hingga tandas.

"Bi'?? Mama kapan pulang?"

"Eh ngak tau non tapi kata nyonya minggu depan paling cepat."jawab bibi yang tengah merapikan meja dapur.

Nara mengangguk mengerti "Yaudah bi',berangkat dulu yah.” Gadis cantik dengan rambut yang di biarkan tergerai itu melangkah menuju ruang tamu dengan bersenandung kecil.

"Loh dion? ngapain lo di sini?” Nara sedikit terkejut akan kehadiran pria tampan itu. Bahkan pertanyaan mengenai bagaimana pria itu bisa tau rumah nya kini memenuhi isi Fikiran nya.

"jemput lo,ayok." jawab nya singkat dengan tatapan yang kembali dingin.

"Ngak usahhhh,gue bawa mobil sendiri kok.” Jawab gadis itu sambil berlalu menuju pintu rumah nya lanjut bersenandung,namun baru saja ia hendak meraih pintu mobil nya,sebuah tangan lebih dulu menarik nya dan memaksa nya masuk ke dalam mobil sport hitam yang terparkir di dekat mobil nya.

"enggak usah nge bantah bisa?"

Baru saja Nara ingin mengomel Dion sudah lebih dulu menyela.

"Diam! atau gue bawa lo bolos lagi!” ia menatap Nara datar membuat Nara mendengus kasar baru juga kemarin manis manis.

Memang yah cowok selalu manis di awal doang.

"Tukang atur, Sekalian aja jadi tukang parkir"gerutu nya kesal.

"Gue dengar.”

"Gue tau, Lo kan ga budek.”

"Nara!"

Nara kembali mendengus dan menggerakkan tangan nya ke arah mulut seolah olah sedang mengunci mulut nya. Hal yang sukses membuat Dion tersenyum gemas.

***

"Jangan Turun!"perintah Dion ketika Nara hendak meraih hendle mobil pria itu.

"Lah Lo mau belajar di dalam mobil?"

Dion tidak menyahut, ia turun dan langsung berjalan memutari depan mobil dan berhenti di pintu samping Nara lalu membukakan nya pintu.

"lo lebay!! Minggir deh lo nge halangin jalan gue" ucap Nara ketus dan di balas dengan tatapan datar dari Dion ,ia mendekat dan menggenggam tangan Nara menarik nya berjalan bersama.

Mata gadis itu melotot tidak percaya, ia menoleh sekitar banyak siswa yang memperhatikan mereka menatap iri bahkan menatap tidak terima, ia beralih menatap Dion jengah. Pria yang sedang menarik nya berjalan bersama namun malah terlihat menyeret karna Nara enggan berjalan.

"Dionnn Lepasin Gak! Malu ih di lihatin yang lain!" Ia terus saja memberontak hingga tidak sadar mereka sudah berada di lorong koridor yang di penuhi siswa yang berlalu lalang.

Dion mendengus "Diam nara, Gue bisa aja ngelakuin lebih dari ini kalau Lo terus aja protes setiap ada yang gue kerjain!!!"

"Coba aja kalau bisa.”Gumam Nara acuh sambil melirik lirik sekitar, dan mendapati sangat banyak pasang mata yang  memperhatikan mereka. Bahkan sudah ada yang mulai berbisik.

Tiba tiba saja Dion melepaskan genggaman tangan nya dan mendorong Nara agar merapat ke tembok. Mengunci sisi badan gadis itu dengan kedua tangan nya.

Nara tersentak, jarak mereka sangat dekat terlebih lagi ini di sekolah membuat mereka sekarang benar benar jadi pusat perhatian

really crazy act!!!

Nara mengerjapkan matanya "Kayaknya kewarasan lo ketinggalan di rumah deh.” bohong kalau ia tidak gugup sekarang.

Nara semakin mendengus mendengar banyak bisikan bisikan bahkan ia merasa semua tatapan mengarah pada dirinya dan Dion saat ini.

"Gue gak suka di remehin,” Dion tersenyum miring menatap gadis di depan nya seperti hendak memangsa nya.

Nada gelagapan, ia panik! pikiran nya menetapkan status siaga. “Oke sorry ngak lagi deh suer. Lepasin yah plissss.” Nara memasang Cute eyes nya membuat Dion semak gemas.

"Nggak! udah terlanjur, siapa suruh nantangin."Dion Mulai mendekatkan wajah nya. Bahkan sudah memiringkan kepalanya sama persis dengan posisi ketika seseorang akan melakukan ciuman.

Nara tergagap. Bingung mau melakukan apa, ia tidak bisa bergerak dengan jarak sedekat ini nara hanya bisa menutup matanya rapat tidak siap melihat apa yang terjadi setelah nya.

"Dion!" Seseorang berseru dari samping

membuat Dion menoleh. Nara menghela nafas lega, ingatkan ia untuk mentraktir orang yang menggagalkan niat busuk iblis jahanam ini.

Melihat fokus Dion teralih, Nara memakai kesempatan itu untuk mendorong tubuh Dion dan berlari secepat mungkin mengutuk cowok itu dalam hati.

Dion menatap datar gadis yang berhasil meloloskan diri dari nya, kemudian ia beralih menatap orang yang mengganggu nya.

"Udah bosan hidup?"Geram Dion datar.

Aan terkekeh "Lo fikir ini wisma? Sadar Yon ini sekolahan!"

"Minta di kuburan di mana?”

Lagi lagi Aan terkekeh melihat raut kesal sabahat nya "Gue cuma nyari pahala pagi pagi dengan ngehindarin bidadari dari terkaman iblis" ia buru2 berlari menjauh dari Dion sebelum ia yang di terkam.

"Bangsat!"

🍃

Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. Hingga membuat gadis itu dengan sengaja kabur secepat mungkin dari Dion .Ia berhasil kabur dengan bantuan sahabat nya sejak SMP. Amel,Luna, dan Fia. Jujur ia cukup risih dengan kejadian tadi pagi yang membuatnya jadi bahan perbincangan siswa siswa seentero sekolah.

"Ra? Lo pacaran sama kak Dion?" Fia menatap Nara dengan tatapan menunggu penjelasan kini mereka sedang berada di salah satu caffe yang kebetulan berada di dekat sekolahan mereka.

Luna mengangguk "Iya Ra. Lo pacaran sama dia? satu sekolah pada gosipin kalian sejak kejadian hari pertama masuk kelas. Sampai tadi pagi yang lo jalan gandengan dan hampir ciuman di koridor"

"Jawab dong Ra'!! kita kepo tau'... Diam berarti iya"Amel gemas sendiri melihat Nara yang tetap bungkam.

"Kalian kenapa sih!! sini gue tegasin yah! GUE SAMA GALON NGAK ADA HUBUNGAN APA APA !!!!" ucap nara kesal dengan menekan setiap kata yang ia ucapkan.

Luna memegang dada nya terkejut "astadjim Nara namanya Dion bukan galon! Kualat lo yahh.”

"Tau nih, di lemparin wajan sama emak nya baru tau rasa lo. Lagian yah kalian itu kelihatan dekat banget"amel mulai berceloteh menyuarakan pendapat nya.

"Dekat bukan berarti pacaran kan AMELLLL" Gadis itu sudah terlihat kesal mendengarkan ocehan teman teman nya.

"Yah di kasih pacaran lahh Naraaaaaa kenapa sih? kalian berdua juga kelihatan serasi kok. Amel berucap tanpa rasa bersalah membuat Nara serasa ingin menghilang saja, tiga banding satu sangat tidak ada peluang untuk menang.

Terpopuler

Comments

Nur Ahmadsaefudin

Nur Ahmadsaefudin

astadjim apaan, thor...

2022-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!