Restu

"Ra’ kak Dion di depan tuh nyariin"seru Amel mengganggu acara membaca novel Nara, Nara mendengus tidak mood, sejak kejadian kemarin di kantor KUA, ia jadi tidak bernafsu untuk hidup lagi.Surat permintaan persetujuan untuk orang tua mereka masih tersimpan rapi di meja belajar nya, ia tidak akan mau memberikan nya pada mama nya. Dion benar2 gila dengan mendaftarkan mereka di kantor itu.

"Ogah gue" Tolak Nara malas.

"Kasihan tau, kali aja penting"bujuk Amel

"Yaudah ikut yuk malas gue kalau harus berdua"balas Nara merujuk sambil mengedip ngedipkan matanya lucu. Mencoba merayu Amel agar mau ikut.

"Yaudah ayo kebetulan kak Abdi juga udah nunggu di depan Sekalian aja Makan bareng"balas nya yang di angguki cepat oleh Nara.

"Ok ayok"

***

"Kalian bener bener lagi pacaran hmm?"tanya Abdi. Kini mereka sedang berada di kantin dan berada di satu meja yang sama.

"Enggak"

"Iya"

Nara dan Dion berucap bersamaan.

Abdi menaikkan alis nya bingung mau mendengarkan siapa.

Nara menggertakkan gigi nya kesal,ia menatap Dion nyalang begitupun Dion yang menatap nya puas.

"Ralat, kami emang gak pacaran tapi bentar lagi nikah. "tutur Dion membuat tiga orang di sana melotot kaget akan penjelasan Dion.

"Ogah yahh gue nikah sama Lo!!!"gertak Nara yang mampu memancing tatapan tatapan bingung dari yang lain.

Amel tergagap "ma..maksud Lo kalian mau nikah?" Ia meneguk ludah nya susah payah.

Begitupun Abdi yang tidak tau mau bilang apa, sahabat nya mau menikah? Dengan orang yang baru ia kenal berapa hari? "Gak salah Lo yon" Abdi berucap memastikan.

Dion mengangguk tidak menghiraukan tatapan Nara yang seakan hendak menerkam nya saat itu juga.

"Bunda udah setuju dan nandatanganin surat nya, mamanya Nara juga.”

Sontak Nara membulat kan matanya sempurna bagaimana bisa? sedangkan surat nya masih aman bersama nya "Lo? Wahhh teman Lo udah ga waras benaran nih" Nara menatap Abdi dan menggeleng gelengkan kepalanya tidak percayaz "surat nya masih ada di gue kampret lagian mama gue lagi di luar kota"

"Gak percaya?" Tanya Dion lalu meraih tas nya yang sedari tadi belum di simpan di kelas. Ia mengeluarkan dua rangkap kertas yang tertulis nama nya dan nama Nara di sana.

Dion tersenyum menyeringai memperlihatkan kertas yang berisi tanda tangan mama nya Nara, Nara kembali melotot melihat itu benar benar ada tanda tangan mama nya.

"Mama Lo sama bunda gue sahabatan, jadi gampang banget buat dia setuju dan tanda tangan"

Nara menggeleng tidak terima "Gak!! Gue gamau nikah sama loo sialan!!" Nara mulai Tersulut emosi.

"Gue udah bilang gue gak suka di bantah, Lo sendiri yang bikin gue bertindak lebih" Dion berkata santai meminum minuman nya hingga tandas.

Mata Nara berkaca kaca. Bagaimana bisa seorang cowok mempermainkan perasaan nya dengan membawanya ke pelaminan di saat ia sendiri masih kelas 1 SMA?

Amel dan Abdi hanya terdiam, mereka tidak tau harus berbuat apa. Abdi tau sendiri bagaimana sikap Dion jika ia sudah memutuskan sesuatu, maka itulah yang terjadi.

"Mmm guys gue pamit dulu" ucap Abdi pelan dan menarik lengan Amel "ayo yang" ajak nya pada kekasih nya.

Amel mengangguk dan meraih tangan Abdi "Selesaiin masalah kalian dulu, gue tunggu di kelas ra" ucap nya lalu melangkah pergi dari kantin bersama kekasih nya.

🍃

Dion mengajak Nara untuk menuju rooftop sekolah, awalnya Nara menolak tapi dengan sedikit ancaman. Tolakan gadis itu tidak berguna lagi.

Merasa di perhatikan Nara berlahan membuka mata indah nya dan mendapati Dion yg tengah menatapnya.

"Udah puas natap gue diam2?"suara Nara mengagetkan Dion dari lamunan nya membuat Dion salah tingkah ,dan untuk pertama kali Nya nara melihat Dion salting seperti itu.

"Gr banget Lo yah!, orang ngelamun juga"celutuk Dion menutupi ke gugupan nya bagaimana tidak ia Jelas2 di dapati memandangi wanita itu secara terang terangan.

"Udah ketahuan kali" ucap Nara ketus, ia masih kesal soal urusan pernikahan paksa itu.

"Malas banget natap Lo"

"Gengsi Lo lebih tinggi dari gedung ini"

"Gajelas"

"Lo manis kalau lagi salting" rutuk Nara blak-blakan .

"Paan sih lebay" balas Dion judes yang lagi lagi hanya di balas senyuman miris oleh Nara.

"Gue Gamau nikah sama Lo"

"Gue tau.”

"Terus ngapain Lo ngotot buat nikahin gue?”

"Karna gue pengen. " Kenapa ucapan Dion malah terkesan ambigu di pendengaran Nara?

"Pengen apa?"Naramenatap Dion ngeri.

Dion menoleh berdehem sebentar "nikahin Lo maksud gue"

Nara mengangguk lalu menghentak hentakkan kaki nya "tapi gue gamauu dionnn gue masih 16 th gue masih bocahhhhh" rengek Nara tapi malah terlibat gemas di mata Dion

"Acara nikahan nya minggu depan, Lo ga bisa kabur" putus nya lalu melangkah pergi sebelum ia tidak dapat menahan diri untuk mengucek pipi gadis manis itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!