Pacaran atau nikah

Satu harian ini Dion tidak menampakkan batang hidung nya sama sekali di depan Nara. Gadis itupun tidak berniat sama sekali untuk mencari tau kemana pergi nya orang itu. Toh itu bukan urusan nya. Bagus lah setidaknya hidup Nara aman tenteram dan damai setidaknya untuk saat ini.

"Eh mau pulang Ra?" Sapa Seseorang dari belakang yang otomatis membuat Nara menoleh dan mendapati orang yang ternyata adalah Gilang itu tersenyum manis padanya. Nara jadi kepo, ngidam apa mama pria itu hingga mampu membuat senyum Gilang menjadi semanis itu.

"Mmm hey Gilang. Iya nih udah mau pulang" jawab Nara sambil memasukkan ponsel nya ke totte bag berwarna latte milik nya.

"Mau bareng lagi?" Tawar nya

"Eh nggak usah,gue bawa mobil kok" tolak nara halus.

Gilang manggut manggut sendiri “Yaudah deh klau gitu hati hati yah kalau ada apa telfon gue aja. Nomor gue ada di grub kelas kok" jawab nya sambil berlalu pergi sambil melambaikan tangan nya ke arah Nara.

Nara memperhatikan Gilang yang mulai menjauh. Hingga tidak memperhatikan bahwa ada segerombolan gadis yang menuju ke arah nya.

Buggg!!!!

"Awww!!!!"

"Eh sorry enggak sengaja hahaha" seru seorang cewek berpenampilan serba ketat. Yang dengan sengaja menyenggol lengan Nara dari belakang hingga membuat Nara terjatuh cukup keras ke aspal parkiran.

Gadis itu memperhatikan lutut nya yang sedikit mengeluarkan carian merah bahkan tangan nya juga terlihat mengeluarkan darah karena tergores oleh aspal yang kasar.

"Makanya jangan berdiri di tengah jalan dong. Emang jalan milik lo apa?” Timpal seorang gadis berambut coklat pirang di samping gadis yg menyenggol nya.

Nara mendongak menatap gerombolan siswi di depan nya “Lo ga salah merintah gue? Lagian itu mata gunanya apa sih" judes nara emosi pada segerombolan cewek petasan itu. Hal yang membuat mereka seketika mereka menjadi pusat perhatian di parkiran.

"Eh apa lo bilang? Berani lo yah sama kita" teriak salah seorang teman nya sambil maju Seolah ingin meraih Nara yang kebetulan masih terduduk di aspal sambil memegang tangan nya yang terluka.

"LO SENTUH DIA,LO ABIS"Ucap datar seseorang dari belakang. seketika membuat segerombolan cewek itu mundur beberapa langkah begitu melihat siapa yang datang.

"Di..Dion?" cewek yg menyenggol nara,tampak gelagapan memandang ke arah belakang Nara.

Mendengar suara dan nama itu, sudah Nara pastikan kalau itu adalah si galon. Bukan nya bahagia karna adanya bantuan, Nara malah mendengus malas.

Tiba tiba saja dion berdiri di depan Nara dan Nara yang masih saja terduduk menahan sakit hanya bisa mendongak menatap lelaki tersebut. Tanpa aba aba, Dion menggendong Gadis itu ala bridal style. Nara terpelik kaget. Ia hanya bisa Melongo menerima tindakan mendadak Dion.

"Eh ehhh mau ngapain"tegur Nara yang sama sekali tidak di gubris oleh lelaki itu.

Rahang Dion mengeras menatap segerombolan siswi yang mengganggu Nara “Sekali lagi ada yang nyentuh nara, bakalan berhadapan sama gue"teriak Dion, dengan posisi masih menggendong nara,

seisi lapangan kini menjadi hening "kalian tau sendiri gue gak suka milik gue di sentuh orang lain.” lanjut Dion dengan tatapan menusuk miliknya, yang sanggup membuat siapa saja diam terpaku tidak berani menatap nya.

"Dan untuk lo Dela!!! Berhenti bersikap, seolah olah lo ratu di sekolah ini! Lo bukan siapa siapa di sini.” Bentak Dion pada wanita yg menyebabkan Nara terluka.

Dela adalah satu dari sekian banyak siswi yang mati matian mengejar Dion. Namun Dion yah tetap Dion. Pria dingin dengan sejuta pesona nya.

Sekali lagi Dion menatap tajam kumpulan siswi itu, berdecih pelan. Lalu berlalu begitu saja membawa Nara ke mobil nya.

Di dalam mobil Nara hanya diam. Kaki dan tangan nya sudah di beri perban oleh Dion.

Untuk pertama kali nya Nara hanya diam menurut pada Dion ,dia tidak tau mengapa dan karna apa. Hanya saja dia merasa bahwa dia hanya perlu diam dan juga menurut untuk saat ini. Aura kemarahan Dion bahkan masih terasa hingga sekarang, membuat bulu kuduk Nara menjadi meremang jika mengingat bagaimana kemarahan Dion tadi.

Hening beberapa saat membuat nara merasa tidak nyaman, ia berdehem hendak berbicara.

"Hmmm so-..."

"Pacaran sama gue”

Tutur Dion memotong perkataan Nara sekaligus membuat Nara Syok bukan main.

Apa ini? Dion mengajak nya berpacaran?! Cepat garis bawahi! DION MENGAJAK NYA BERPACARAN!!

"Hah apa apa....gue? Wah wah gila loo yahhh" Wajah Nara menjadi masam, ketakutan gadis itu seolah menghilang entah kemana, tergantikan oleh rasa kesal yang sebelum sebelumnya nya selalu ia rasakan saat bersama Dion.

"Ga tuli kan lo?" jawab Dion sinis tanpa mengalihkan pandangan nya pada jalan yang tidak terlalu padat itu.

"Lo kali yang gak waras,main lantik2 aja. Lo fikir pemilu?” Nara memandang cowok di samping nya dengan tatapan tidak percaya

“Dasar sinting! ogah ah ogah banget gue jadi pacar lo" ungkap Nara tak kalah sinis

"Lo mau di ganggu terus sama anak anak di Sekolah? Belum puas tuh kaki sama tangan?" Tutur Dion yang mampu membuat Nara berfikir sejenak.

"ucapan Dion benar juga baru aja 4 hari bersekolah udah habis kaki sama tangan gue gimana besok besok? Bisa hilang kepala gue" batin gadis itu. Namun sedetik setelah pemikiran gadis itu, ia dengan cepat menggeleng gelengkan kepalanya tidak boleh mengikuti keinginan Dion.

"Tapi kan guu-.."

"Yaudah nikah aja" lagi lagi ucapan spontan Dion membuat Nara tersedak air liur nya sendiri.

"Lo gila? Dion putar balik cepat, cepetannnn putar balik arah nya" Nara memukul2 lengan Dion brutal agar cowok itu mau mendengar nya.

"Lo apaan sih!! Mau kemana" Dion kesal tapi buru buru memutar arah mobil nya menuju arah yang di arahkan oleh nara.

Nara menatap Dion prihatin "ke rumah sakit jiwa" Ucap nya dengan nada yang sedikit mendramatis.

Citttttt!!!!!

Dion mengerem mendadak mobil nya menimbulkan bunyi decitan nyaring. Ia menatap nara kesal lalu kembali melajukan mobil nya.

"Eh eh beneran mau ke rumah sakit jiwa?" tanya Nara ketika mobil Dion masih berada di jalur yang sama.

"Kantor KUA" jawab Dion santai.

Mata Nara membulat sempurna. "woy da'jal lo yahhh!!!" Nara berteriak nyaring merasa benar benar kesal sekarang.

"Gue kasih lo dua pilihan. Jadi pacar gue atau jadi istri gue" Dion berucap santai membuat Nara membeku tidak habis fikir dengan manusia setengah iblis di samping nya.

“Ah lama!” Dion kembali bersuara padahal belum saja ia semenit memberikan pertanyaan pada Nara

Nara hendak menjawab namun kembali Dion memotong ucapan nya yang sudah berada di ujung lidah

“Lo telat, kita udah sampai”

“WTF!!! Nara mengumpat

"Oke kita nikah" ucap Dion lalu membelokkan arah mobil nya memasuki halaman parkir kantor KUA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!