Malming

“Ngapain lo?”

"Woyy anjir!!!" Nara mengumpat ketika Dion Tiba tiba saja datang dari belakang dan mengagetkan nya ketika sedang memasak.

Nara menghentak hentakkan kaki nya dan melemparkan Dion sendok yang di pegang nya "bisa nggak sih loh kalau mau datang permisi permisi dulu?! Lo mau gue mati muda dan lo di tuduh yang bunuh gue karna gue mati setelah nikah sama lo? Iya?" Gerutu gadis itu panjang lebar namun malah aneh nya malah terlihat lucu di mata pria itu.

Ah apapun yang di lakukan Nara akan selalu terlihat lucu.

"Emang kalau mau permisi itu gimana?"

Nara terdiam sejenak "ah tau ihhh sana!! Jangan ganggu gue mau masak" teriak Nara mengusir.

Dion tersenyum, entah mengapa bersama Nara ia benar benar sangat sering tersenyum bukan cinta tapi gadis itu selalu membuat mood nya baik.

"Itu baju gue?" Dion menunjuk kemeja yang di pakai oleh Nara. Terlihat kebesaran untuk ukuran tubuh nya mungil.

"Hmm"

"Daster setumpuk Lo mana?"

"Ada, gue udah coba tadi tapi gatau aneh lihat nya. Jadi gue pake ini aja lebih mending dari pada yang kayak kemarin"gumam Nara masih fokus pada masakan nya.

Dion menghela nafas "tetap aja itu kependekan, kayak Gak pake celana" Dion melangkah dan menarik ujung kemeja yang di gunakan Nara kebawah.

"Eh eh Lo mau ngapain!" Sentak Nara

Dion mendongak "turunin dikit kemeja nya ini kependekan"

"Ih gabisa Lo kira ni baju di buat pake karet apa? Bisa melar gitu aja"

Dion kembali menghela nafas melepas Switer yang di pakai nya dan melilitkan pada pinggang Nara "awas Lu sexy sexy di depan gue. Gue terkam Lo!"ancam nya lalu berlalu meninggalkan dapur menyisakan Nara yang mendengus kesal.

🍃

Dion mendongak melihat Nara seperti tengah bersiap siap untuk pergi "mau kemana Lo?"

Nara menoleh "Lo lupa? Ini malming Yakali gue tinggal di rumah aja rebahan kayak orang jomblo aja"

"Sama siapa?"

"Para ledies ku"

"Lo lupa status lo apa? Kemana kemana itu harus ajak suami" tegas Dion membuat bahu Nara merosot bisa gagal dia ke konser lihat cogan kalau Dion ikut . Bisa bisa ia di seret pulang di Tengah tengah para penonton.

"Yaudah deh gajadi pergi" gumam Nara lemas lalu mengetikkan pesan pada sahabat nya kalau ia tidak jadi pergi.

Dion jadi tidak tega, ia bangkit dari duduk nya meraih jaket, kunci mobil dan motor nya "mau naik apa?" Ucap nya menunjukan dua kunci itu pada Nara

Nara mendongak "mau kemana?"

"Malam mingguan sama Lo"

Senyum Nara seketika terbit "mmm pakai motor aja deh, biar lebih seru"

Dion mengangguk meraih tangan Nara "ayo" dan di raih antusias oleh Nara.

🍃

"Dion bangunnnnn!!!"

Sedari tadi Nara terus mengguncang tubuh Dion, sudah jam 10 pagi pria itu masih betah di alam mimpi nya, malahan semakin mencari posisi nyaman dan tidak merasa terganggu.

Merasa tindakan nya hanya sia sia. Nara menghela nafas dan melangkah menuju dapur untuk memasak sesuatu, tadinya ia mau sarapan di luar saja bersama Dion saat akan membeli keperluan bulanan namun,pria itu kebo sekali.

Setelah Nara selesai makan, ia kembali masuk ke kamar.

"Halooooo!" Teriak Nara tepat di telinga Dion.

"Udah bangun belommmm!!"

"Yah ternyata belum bangun sodara2"

"Selamat siang abangg!!!" Gadis itu terus berteriak di telinga Dion.

"Oh belum bangun juga ternyata"

"Woyyy bangsat!!!"

"Belum bangun ternyata"

"Mimpi indah ini kayake"

Nara menghela nafas "Yaudah wes lanjutin aja mimpi indah nya"

Melihat Dion sudah menggeliat tergangg. Nara buru buru bangkit. Namun sebelum ia beranjak lari, ia menyempatkan kembali berteriak dengan suara nyaring di telinga Dion.

"MANCENG MANIAAA!!!"

"NARAAAA!!!!!!"Dion berteriak dalam selimut, bertepatan dengan suara pintu kamar yang terbanting asal di susul suara tawa puas dari gadis itu.

Dion dan Nara sudah berada di salah satu mall besar, sedari tadi Dion masih menggerutu kesal sedangkan Nara hanya tertawa pelan

"Mau beli apa lagi?" Dion berucap sambil mendorong troli berisi berbagai keperluan dapur dan lain nya.

Nara menunduk melihat belanjaan nya "kayaknya udah semua deh"

Dion mengangguk dan mendorong troli menuju kasir.

"Yon, Lo urusin dulu yah gue kebelet tunggu di sini lo yah! Jangan kemana kemana"

Dion mengangguk "jangan lama lo, gue tinggal kalau lama"

"Iya dehhhh" Nara melangkah menuju toilet namun di tengah jalan tubuh nya terhempas di tabrak seseorang.

"Eh" Nara terkejut hendak terjatuh, namun untung nya sebuah tangan lebih dulu menahan tubuh nya yang mungil.

mata Nara melotot melihat siapa yang menahan tubuh nya.

"Bara?"

Orang yang di sebut Bara itu tersenyum dan membantu nara untuk berdiri.

"Lo baik baik aja kan gada yang luka?"pria tampan itu menatap Nara dengan tatapan rindu mungkin?

Nara bengong, tidak percaya apa yang ia lihat.

"Halo, Nara? Lo kenapa?" Bara melambaikan tangan nya di depan wajah gadis yang masih saja melongo itu.

Nara gelagapan "eh, maaf”

"Gapapa kok" Bara tersenyum manis menatap gadis itu.

"Lo kok ada di Indonesia?"tanya Nara, mencoba menetralkan perasaan nya yang terkejut bukan main.

"Iya, gue baru aja balik dari AS”

Nara manggut manggut. "jadi Lo tinggal di sini lagi?"

"Begitu lah"

Nara terdiam. Rasa tidak nyaman mulai memenuhi hati nya. Sia sia saja ia move on selama ini kalau pada akhirnya mereka harus bertemu lagi.

"Tante Ana sehat sehat aja kan" ucapan Bara membuyarkan lamunan gadis itu.

"Eh baik baik aja kok"

"Lo masih tinggal di situ kan? Kapan kapan boleh dong gue mampir ketemu Lo sekalian ketemu tante Ana"

Nara terdiam, ia harus menjawab apa? Sedangkan ia sudah tidak tinggal di rumah bersama mama nya "mmm kayak-..."

"Nara!"

Mampus!

Nara menarik nafas dalam lalu berbalik menatap Dion yang berjalan ke arah mereka dengan kantong belanjaan di tangan nya

"Eh Dion"Nara tersenyum kikuk sungguh akward rasanya di hadapkan dengan sang masalalu dan sang masadepan di saat bersamaan.

"Lo mau bikin gue jamuran nungguin Lo dan di gotong emak emak nantinya?"Dion berucap sinis menatap Nara dan menatap Bara selanjut nya.

"Ini yang Lo bilang ke toilet?" Sergah nya lagi.

Nara gagap, ia takut Dion salah paham, ia hendak berucap namun Bara lebih dulu merangkul bahu Nara.

"Gue Bara sahabat Nara dari kecil dan sekaligus jadi calon pacarnya sekarang" ucap Bara menjulurkan tangan nya mengenalkan diri pada Dion

Dion mendesis, satu alis nya terangkat namun tetap mengontrol ekspresi wajah nya untuk tetap santai, ia menarik paksa tubuh Nara ke pelukan nya membuat rangkulan Bara terlepas begitu saja.

"Dan gue Dion, suami nya" tekan Dion santai lalu berjalan pergi dengan Nara di pelukan nya.

Bara terdiam ia mendelik tidak terima ia menahan tangan Nara "Nara?" Ia bergumam meminta penjelasan.

Nara menoleh dengan masih di rangkulan Dion, ia bingung Harus bersikap bagaimana ia tidak tau perasaan nya sekarang. Tidak mudah untuk melupakan Bara, cinta pertamanya namun di sisi lain ia sudah memiliki Dion.

Nara tersenyum canggung "maaf banget Bar, gue gak kasih tau lo tentang pernikahan gue"

Ekspresi Bara berubah datar. Genggaman tangan nya melonggar dan terlepas begitu saja.

"See? Dia milik gue sekarang" gumam Dion datar lalu benar benar membawa Nara pergi dari tempat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!