011 : Bukan Pelakor

Kinan tertegun di depan ruangan tempat ibunya di rawat. Tepat setelah akad nikah di selenggarakan, ibu Kinan pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Semula Kinan akan melangsungkan resepsi seperti yang tertera di undangan. Tapi, acara resepsi dibatalkan, semuanya diberitahu bahwa ibu Kinan masuk rumah sakit.

Rekan Kinan di tempatnya berkerja juga tidak semuanya tahu, bahwa dia batal menikah dengan Hamzah dan menikah dengan orang lain. Hanya sebatas yang datang ke acara akad saja yang mengetahui hal itu.

Tatapan Kinan kosong, dia tidak memiliki keinginan lain, hanya berharap ibunya baik-baik saja. Sampai kedatangan seorang anak laki-laki yang duduk di sampingnya pun tidak dia sadari.

"Suster," panggil Rey, dia juga terkejut karena papanya menikahi suster Kinan. Padahal kedatangan mereka tadinya untuk menyaksikan hari pernikahan suster Kinan dan calon suaminya.

Untunglah, Rey mengerti setelah dijelaskan oleh Dude. Dia juga memang tidak keberatan jika papanya menikah dengan suster Kinan, apalagi keadaan mamanya belum pulih, pasti Dude kesepian, pikirnya.

"Suster, minum dulu, ya," kata Rey mengulangnya sebab Kinan tidak menjawab panggilan yang pertama tadi.

Kinan menoleh pelan, dia tersenyum kecil lalu mengambil botol minum yang diberikan Rey. "Terima kasih, Rey."

"Iya. Suster belum makan, gimana kalau kita makan?" tawar Rey.

"Enggak, Rey. Suster tidak lapar," geleng Kinan.

"Suster, inget, nggak? Waktu itu suster pernah bilang, kalau kita tidak boleh berbuat dzalim, jangankan dzalim terhadap orang lain, terhadap diri sendiri juga tidak boleh, kan?" ujar Rey.

Kinan mengangguk dengan senyum yang teramat berat. Bagaimana bisa dia makan dalam keadaan begitu, batinnya.

"Suster juga bilang, kalau Rey nggak makan, tandanya Rey dzalim sama diri sendiri, bener, nggak?" tanya anak itu. Lagi-lagi Kinan mengangguk. Itu memang benar, semua yang dikatakan Rey benar.

"Kalau begitu, suster harus makan, ya."

Kinan menghapus jejak air mata yang refleks mengaliri ujung mata peraknya. Dihadapan Rey, Kinan berusaha tetap kuat, padahal Rey juga tahu kalau Kinan pasti sangat bersedih sekarang.

"Makasih, Rey. Suster udah cukup dengan air ini. Sementara ini Suster belum ...." ucapannya terputus karena dia tidak kuasa membendung air matanya lagi.

Tak lama kemudian, Dude datang dan duduk di sebelah Rey. Dia melihat ke putranya, sedikit melirik mengisyaratkan pertanyaan pada putranya tentang keadaan Kinan. Lalu Rey menggeleng, dia memberitahu Dude bahwa Kinan tetap tidak mau makan.

Dude menghela napas berat. Dia mengangguk lalu bertukar posisi dengan Rey.

"Suster, makan, ya. Saya nggak mau kalau suster sakit."

Kinan menoleh, dia terkejut dengan kehadiran Dude. Sejak dia sah sebagai istri Dude, Kinan belum mengatakan sepatah kata pun pada pria itu.

Sekarang pun Kinan hanya diam.

"Suster makan sama Rey aja kalau nggak mau makan sama saya," kata Dude dengan polosnya. Rey menepuk kening, dia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepolosan papanya yang sangat kaku saat berhadapan dengan wanita.

"Pa, kenapa malah ngomong gitu. Ajakin makan bareng, dong, bukan malah disuruh makan sama aku," kata Rey berbisik pada Dude.

"Papa nggak mau kalau suster Kinan nggak nyaman," jawab Dude sambil berbisik juga.

Kinan menoleh lagi, dia lalu beranjak dari duduknya hendak meninggalkan Dude, tapi saat Dude ikut berdiri, kepala Kinan malah terasa pusing. Dude pun sigap memegangi bahu Kinan yang sudah sah menjadi istrinya itu.

"Lepaskan saya, Mas."

Dude menggeleng. "Kamu lemah, Kinan. Kamu harus makan, ya."

Kinan malah menghempaskan tangan suaminya. "Lepas, Mas. Jangan kasihani saya lagi, terima kasih atas kebaikan Mas yang mungkin tidak akan bisa saya balas dengan apapun. Mas sudah menyelamatkan saya dari rasa malu, tapi saya sudah cukup dikasihani. Saya mohon, cukup sampai sini saja, Mas."

"Rey, kamu ke mobil dulu, ya."

"Iya, Papa." Rey pun meninggalkan Kinan dan papanya berdua.

Sebenarnya Kinan tidak mau bersikap begitu di hadapan Rey, anak itu terhitung masih kecil, tapi dia juga tidak dapat menahan dirinya lagi.

"Suster, kita bisa pindah ke restoran untuk bicarakan ini. Kita tidak boleh berisik di rumah sakit, kan?"

Kinan merasa pusing, dia kembali duduk, dia tidak menjawab perkataan Dude, dia hanya duduk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Dude ikut duduk lagi di samping Kinan. Tidak lama kemudian, seorang perawat keluar dari ruangan ibu Kinan.

"Suster! Bagaimana keadaan ibu saya?" tanya Kinan.

"Ibu Halimah sudah melewati masa kritisnya. Hanya saja beliau harus tetap menjalani perawatan intensif," jawab suster memberitahu Kinan.

"Alhamdulillah," ucap Dude seraya mengusap wajahnya, ada perasaan lega mendengar orang tua Kinan melewati masa kritis.

"Alhamdulillah, terima kasih, Sus. Jadi, apa saya bisa melihat keadaan ibu saya?"

"Bisa, tapi hanya satu orang yang boleh masuk. Ini suami mbak, kan?"

Kinan tertunduk, dia tidak berani menjawab.

"Ya, Suster. Saya suaminya," jawab Dude.

"Baik, kalau begitu siapa dulu yang mau masuk ke dalam?" tanya suster itu pada Kinan.

"Biar istri saya saja yang masuk, Suster."

"Baik kalau gitu. Silahkan, masuk, Mbak."

Kinan mengikuti suster itu meninggalkan Dude sendiri di luar ruangan.

"Silakan, Mbak. Jangan lupa untuk menjaga agar situasi tetap tenang, ya, karena pasien masih butuh banyak istirahat."

"Baik, Suster."

Kinan duduk pada kursi yang ada di samping ibunya. Sekarang, di hadapannya, Halimah terlihat sangat lemah. Selang oksigen di hidung, jarum infus yang tertempel di punggung tangan Halimah menandakan wanita itu mengalami penyakit yang cukup serius.

"Assalamu'alaikum, Ibu ...." Suara Kinan gemetar, dia menggenggam lemah telapak tangan ibunya, lalu mengecupnya perlahan.

"Ibu, jawab Kinan, ya, Bu. Ibu baik-baik saja, kan?"

Kinan menahan sekuat tenaga, agar air matanya tidak luruh dan membuat suasana jadi lebih menyedihkan lagi di hadapan ibunya.

"Ibu harus kuat, ya. Kinan yakin Ibu akan kembali sehat seperti sedia kala."

Pelan-pelan tangan Halimah mulai bergerak, Kinan tersentak dan langsung mengecup kening ibunya. "Ibu sadar?"

Mata ibunya terbuka sedikit demi sedikit. Kerutan yang mulai terlihat jelas di wajah Halimah membuat Kinan makin sedih. "Bu. Jangan sakit, Bu. Kinan nggak mau sendirian kalau Ibu sakit," ucapnya.

"Ki-na-n ...."

"Iya, Bu. Ini Kinan," jawabnya dengan suara sangat pelan.

"Ki, ja-ngan, se-dih, ya."

Kinan mengangguk cepat sembari menyeka jejak air matanya. "Iya, Bu."

"Ka-mu ha-rus ja-di, is-tri yang sal-e-hah."

"Aamiin," jawab Kinan dengan suara gemetaran.

"Ki, ja-ngan, ber-pis-ah, de-ngan nak Du-de, yaa ..."

Kinan menangis, dia menundukkan kepala sambil menggenggam telapak tangan ibunya.

"Nak Du-de, or-rang ba-ik," ucap Halimah dengan suara terputus-putus sebab lidahnya mendadak berat untuk sekedar berucap saja.

"Bu, sekarang yang terpenting adalah kesehatan Ibu. Kinan mohon, Ibu harus sehat, ya."

"I-bu se-hat, ka-lau, ka-mu ja-di is-tri yang ba-ik, ya, Ki ..."

Dia harus menjawab apa? Kinan memang menyukai Dude, tapi pria itu tetaplah pria beristri. Sekarang yang ada di pikiran Kinan hanya memikirkan perasaan Hana, ibu Reyhan.

Kinan merasa jahat sudah menjadi perebut laki-laki milik orang lain (pelakor).

"Ki-nan, ka-mu bu-kan pe-la-kor, Nak."

Kinan menggeleng lalu mengisyaratkan agar ibunya tidak banyak berbicara. Mendengar suara ibunya yang begitu pelan dan tersengal membuat Kinan tidak tega.

"Ibu jangan berpikir yang berat-berat. Kinan janji, Kinan akan baik-baik saja asalkan Ibu harus sehat, ya. Kata dokter ibu harus dirawat di sini sampai keadaan Ibu benar-benar membaik," tutur Kinan.

"I-ya. Ka-mu sa-ma nak, Du-de, ya."

Kinan akhirnya mengangguk. Walau bagaimana pun dia memang sudah sah sebagai istri Dude, jadi dia harus tetap patuh kepada Dude. Tadinya, Kinan ingin meminta Dude langsung menceraikannya. Tapi, sepertinya tidak bisa semudah itu, ibunya sekarang seolah lupa bahwa suami Kinan itu tidak hanya memiliki istri satu, tidak hanya Kinan, tapi ada wanita lain yang lebih dulu bersamanya, bahkan memiliki anak.

..._________...

...Terima kasih sudah mau menunggu update Takdir Cinta Kinan. ...

Yang mau tau info terupdate tentang karya cherry. Bisa follow IG cherry ya. Biasanya cherry post di story. Tapi maaf IG cherry lagi privat. Jadi harus follow dulu ;)

IG : Cherry.apink

Terpopuler

Comments

Rizal dody Zakaria

Rizal dody Zakaria

lanjutanx kak

2022-04-07

1

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Lanjuuut...

2022-01-18

1

Sitti Siarah

Sitti Siarah

cepat sembuh bu Halimah kinan bukan pelakor

2021-12-27

2

lihat semua
Episodes
1 00 : Pria Tampan
2 01 : Harapan Orang Tua
3 02 : Lamaran
4 03 : Bertemu Lagi
5 04 : Rasa Kecewa?
6 05 : Bayi Yang Tidak Berdosa
7 06 : Menerima Lamaran
8 07 : Gemuruh Di Hati Kinan
9 08 : Rasa Yang Salah
10 09 : Kekacauan Di Hari Pernikahan
11 010 : Menikahi Pria Yang Berbeda
12 011 : Bukan Pelakor
13 012 : Serba Salah
14 013 : Menjadi Madu?
15 014 : Kerumitan Takdir
16 015 : Raihana Sayang, Raihana Malang.
17 016 : Berteman Dengan Suamiku
18 017 : Masa Lalu Hana, Masa Depan Kinan.
19 018 : Tidur Bersama
20 019 : Subuh Pertama
21 020 : Kupu-kupu
22 021 : Kecupan
23 022 : Makan Siang
24 023 : Kelembutan Membuai
25 024 : Mimpi Kinan
26 025 : Mimpi Aneh Yang Bukan Sekedar Keanehan Biasa
27 026 : Fakta Tentang Diana
28 027 : Pacaran Setelah Menikah
29 028: Bahagia Kinan
30 029 : Apa Ini Mimpi Lagi?
31 030 : Bercumbu
32 031 : Genophobia
33 032 : Pesan Singkat Untuk Suamiku
34 033 : Salah Paham
35 034 : Perubahan Sikap Kinan
36 035 : Penjelasan
37 036 : Bolehkah Aku Mencium Kamu?
38 037 : Cinta Platonik
39 038 : Mas, Aku Ingin Hamil
40 039 : Berhubungan Dua Hari Sekali?
41 040 : Malam Pengantin
42 041 : Saya Sayang Kamu
43 042 : Sama-sama Sayang
44 043 : Kamu Jodohku, Bukan Rencana ku
45 044 : Astaga, Selina?
46 045 : Kisi-kisi Jodoh
47 046 : I Love You, Kinan ~
48 047 : Are You Okay?
49 048 : Lagi
50 049 : Saya Yang Beruntung Menikahi Kinan
51 050 : Saya Dulu Hidup Penuh Kebebasan
52 051 : Apa Yang Harus Saya Lakukan?
53 052 : Suami Idaman
54 053 : Aku Tidak Punya Tuhan
55 054 : Dunia Itu Memang Sempit, Ya
56 055 : Karena Manisnya Itu Dari Kamu
57 056 : Benar-benar Jatuh Hati
58 057 : Sentuh Aku, Mas!
59 058 : Bimbing Papamu, Reyhan!
60 059 : Cappadocia
61 060 : Boleh, Sayang. Boleh Istriku.
62 061 : Merasa Tidak Pantas
63 062 : Sebuah Pertanyaan & Syarat
64 063 : Air Mata Kebahagiaan
65 064 : Hanya Dua Malam
66 065 : Kinan, Tunggu!
67 066 : Wangi Parfum Yang Menempel
68 067 : Lepaskan Saya!
69 068 : Itu Fitnah, Mas. Fitnah!
70 069 : Aku Tidak Rela, Kinan.
71 070 : Aku Hanya Laki-laki Biasa Yang Dapat Terbakar Cemburu
72 071 : Maaf Beribu Maaf, Sayang.
73 072 : Aku Milik Kamu
74 073 : Diana Sadar. Lo Berharga.
75 074 : Pasal Berlapis
76 075 : Saya Hanya Mencintai Kinan Adelia
77 076 : Aku Mencintaimu
78 077 : Kinan Mau Kasih Sesuatu
79 078 : Kesabaran Seorang Suami
80 079 : Tanda Cinta
81 080 : Permintaan Bercinta
82 081 : Sebentar Lagi Aku Akan Menikah
83 082 : Kapan Aku Merasakan Hamil Kembali
84 083 : Bahagia Dan Rasa Syukur
85 Extra Part 01
86 Extra Part 02
87 Extra Part 03
88 Extra Part 04
89 Extra Part 05
90 Mendadak Istri Tuan Kalandra
Episodes

Updated 90 Episodes

1
00 : Pria Tampan
2
01 : Harapan Orang Tua
3
02 : Lamaran
4
03 : Bertemu Lagi
5
04 : Rasa Kecewa?
6
05 : Bayi Yang Tidak Berdosa
7
06 : Menerima Lamaran
8
07 : Gemuruh Di Hati Kinan
9
08 : Rasa Yang Salah
10
09 : Kekacauan Di Hari Pernikahan
11
010 : Menikahi Pria Yang Berbeda
12
011 : Bukan Pelakor
13
012 : Serba Salah
14
013 : Menjadi Madu?
15
014 : Kerumitan Takdir
16
015 : Raihana Sayang, Raihana Malang.
17
016 : Berteman Dengan Suamiku
18
017 : Masa Lalu Hana, Masa Depan Kinan.
19
018 : Tidur Bersama
20
019 : Subuh Pertama
21
020 : Kupu-kupu
22
021 : Kecupan
23
022 : Makan Siang
24
023 : Kelembutan Membuai
25
024 : Mimpi Kinan
26
025 : Mimpi Aneh Yang Bukan Sekedar Keanehan Biasa
27
026 : Fakta Tentang Diana
28
027 : Pacaran Setelah Menikah
29
028: Bahagia Kinan
30
029 : Apa Ini Mimpi Lagi?
31
030 : Bercumbu
32
031 : Genophobia
33
032 : Pesan Singkat Untuk Suamiku
34
033 : Salah Paham
35
034 : Perubahan Sikap Kinan
36
035 : Penjelasan
37
036 : Bolehkah Aku Mencium Kamu?
38
037 : Cinta Platonik
39
038 : Mas, Aku Ingin Hamil
40
039 : Berhubungan Dua Hari Sekali?
41
040 : Malam Pengantin
42
041 : Saya Sayang Kamu
43
042 : Sama-sama Sayang
44
043 : Kamu Jodohku, Bukan Rencana ku
45
044 : Astaga, Selina?
46
045 : Kisi-kisi Jodoh
47
046 : I Love You, Kinan ~
48
047 : Are You Okay?
49
048 : Lagi
50
049 : Saya Yang Beruntung Menikahi Kinan
51
050 : Saya Dulu Hidup Penuh Kebebasan
52
051 : Apa Yang Harus Saya Lakukan?
53
052 : Suami Idaman
54
053 : Aku Tidak Punya Tuhan
55
054 : Dunia Itu Memang Sempit, Ya
56
055 : Karena Manisnya Itu Dari Kamu
57
056 : Benar-benar Jatuh Hati
58
057 : Sentuh Aku, Mas!
59
058 : Bimbing Papamu, Reyhan!
60
059 : Cappadocia
61
060 : Boleh, Sayang. Boleh Istriku.
62
061 : Merasa Tidak Pantas
63
062 : Sebuah Pertanyaan & Syarat
64
063 : Air Mata Kebahagiaan
65
064 : Hanya Dua Malam
66
065 : Kinan, Tunggu!
67
066 : Wangi Parfum Yang Menempel
68
067 : Lepaskan Saya!
69
068 : Itu Fitnah, Mas. Fitnah!
70
069 : Aku Tidak Rela, Kinan.
71
070 : Aku Hanya Laki-laki Biasa Yang Dapat Terbakar Cemburu
72
071 : Maaf Beribu Maaf, Sayang.
73
072 : Aku Milik Kamu
74
073 : Diana Sadar. Lo Berharga.
75
074 : Pasal Berlapis
76
075 : Saya Hanya Mencintai Kinan Adelia
77
076 : Aku Mencintaimu
78
077 : Kinan Mau Kasih Sesuatu
79
078 : Kesabaran Seorang Suami
80
079 : Tanda Cinta
81
080 : Permintaan Bercinta
82
081 : Sebentar Lagi Aku Akan Menikah
83
082 : Kapan Aku Merasakan Hamil Kembali
84
083 : Bahagia Dan Rasa Syukur
85
Extra Part 01
86
Extra Part 02
87
Extra Part 03
88
Extra Part 04
89
Extra Part 05
90
Mendadak Istri Tuan Kalandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!