03 : Bertemu Lagi

Meskipun dia tidak pernah berharap dokter Hamzah akan melamarnya. Tetapi Kinan bisa melihat dari gerak-gerik lelaki itu, bahwa lelaki itu menaruh rasa padanya. Dokter Hamzah baik, dia juga Saleh, jadi jika harus menolak, maka alasan apa yang pantas Kinan berikan? Bukankah menikahi pria Saleh adalah sebuah anugerah Yang Maha Kuasa?

"Aku butuh petunjuk-Mu, Ya Allah."

Keesokan harinya. Kinan sudah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Ibunya tersenyum lebar pagi ini, dapat terlihat guratan penuh rasa syukur menghiasi wajahnya yang mulai dihiasi garis keriput.

"Ki, nanti sore mau ibu masakin apa?" tanya Halimah sambil menuang teh pada cangkir Kinan.

"Nggak usah masak yang macam-macam, Bu. Tempe, tahu, udah cukup," jawab Kinan.

"Masa kamu maunya makan tempe tahu terus, sih? Kapan lagi ibu masakin kamu, selagi kamu belum menikah. Kalau udah menikah nanti, kamu yang harus masakin suami kamu kan?"

Kinan tertegun sesaat. "Ah, Ibu. Kinan nggak mau ibu capek masak. Intinya masakan apapun yang dibuat Ibu, Kinan pasti makan, Kinan pasti suka," katanya yang enggan membahas masalah jodoh dengan ibunya.

Halimah tersenyum lalu memeluk tubuh Kinan secara mendadak. Kinan terdiam sambil merasakan pelukan erat ibunya.

"Dokter Hamzah baik, Ki. Ibu harap kamu menerima lamaran dia," ucap Halimah sambil mengusap punggung Kinan.

Saat itu Kinan tidak menjawab. Semalam ia sudah melakukan sholat istikharah. Semuanya sudah dia pasrahkan pada yang maha membolak-balikkan hati manusia.

"InsyaAllah, Bu." Kinan hanya tersenyum lalu mengecup punggung tangan ibunya. "Kinan pamit ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalaam." Halimah mengelus dadanya. Besar harapannya terhadap Kinan.

"Semoga Allah mudahkan, Aamiin."

...****...

...Di Rumah sakit. ...

Kinan berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ruangan dokter Angga. Pagi ini dokter Angga memanggilnya agar menghadap ke ruangannya. Entah apa yang akan ditugaskan dokter Angga padanya, Kinan hanya menjalani pekerjaannya sebaik mungkin sebagai seorang perawat.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalaam. Masuk,"

Kinan pun masuk ke dalam ruangan dokter Angga.

"Suster Kinan. Maaf memanggil secara tiba-tiba. Ada yang perlu saya mintai tolong."

"Tolong apa, Dokter?" tanya Kinan. "Katakan aja, saya akan bantu sebisa saya."

"Begini, saya ada pasien berumur 10 tahun. Kamu bisa kan bantu saya untuk menjaga dia selama di rumah sakit. Mengurus segala keperluan dia. Anak ini akan melakukan pemeriksaan intensif di bagian kepalanya pasca operasi tumor otak beberapa bulan lalu," tutur dokter Angga.

"Baik, Dokter. Pasien ada di ruangan apa? Dia pasien VIP?" tanya Kinan yang penasaran, kenapa dokter Angga sampai meminta penjagaan khusus olehnya, pasti itu adalah pasien VIP dokter Angga, pikirnya.

"Dia anak dari kenalan saya. Waktu itu saya yang menangani operasinya. Saya hanya ingin memastikan dia tidak berganti-ganti perawat. Anaknya pendiam dan tidak mudah akrab dengan orang baru. Saya rasa kamu bisa berbaur dengannya nanti, Suster Kinan."

Kinan mengangguk. "Rupanya begitu, baiklah Dokter. Saya akan menjaga pasien tersebut sebaik mungkin." 

Usia 10 tahun dan belum lama habis menjalani operasi tumor otak? Kinan merasa iba mendengarnya. Bagaimana bisa usia sekecil itu menahan rasa sakit yang luar biasa. Tumor otak bukan penyakit ringan. Menjalani operasi pengangkatan tumor di dalam otak tidak serta-merta membuat tumor menghilang. Anak itu pasti mengalami komplikasi pasca operasi.

Kinan langsung menuju ruangan tempat pasien anak tersebut di rawat. Kinan memutar gagang pintu, kemudian mendorong pintunya pelan hingga terbuka lebar.

"Permisi," ucap Kinan.

"Suster, silahkan masuk."

Suara itu?

Kinan mengangkat wajahnya dan terkejut. Rupanya anak itu adalah Rey. Anak yang pernah bertemu Kinan beberapa hari yang lalu bersama papanya yang bernama Dude.

"Suster 'kan?" kaget Pria yang bernama Dude saat melihat Kinan masuk.

"Jadi, Rey yang di rawat?" tanya Kinan yang masih ingat nama anak itu. Tapi di data pasien tertulis Raihan bukan Rey. Sehingga Kinan tidak menyangka kalau anak itu adalah Rey.

"Iya, Suster. Alhamdulillah ternyata suster yang jadi perawat Rey," kata Rey dengan senyum lebar. Bagaimana bisa dia tersenyum setulus itu padahal sedang merasakan sakit.

Kinan berjalan mendekati Rey lalu mulai memeriksa keadaan Rey. "Iya, suster nggak tahu kalau Raihan itu Rey."

Dude tersenyum tipis. "Raihan nama Rey yang sebenarnya, Suster."

Kinan melirik sekilas ke arah Dude. "Oh jadi gitu," ucapnya.

Rey tidak terlihat sedang sakit. Malahan Rey sangat ceria sekarang. Dokter Angga bilang Rey tidak mudah akrab dengan orang lain, tapi syukurlah dengan Kinan sebaliknya. Rey langsung akrab.

Dude duduk di samping tempat tidur Rey. Saat itu Kinan tidak dapat fokus. Jantungnya terus berdebat saat berada di dekat Rey yang diawasi terus oleh Dude, papanya. Sejak tadi Kinan penasaran, kenapa Rey hanya selalu bersama papanya, lalu kemana mamanya?

"Em. Suster Kinan, apa saya boleh tanya sesuatu?" tanya Dude.

Kinan menatap Dude, lagi-lagi hanya sekilas sebelum akhirnya Kinan mengalihkan pandangan. 

"Boleh saja,"

Dude menggaruk sebelah alisnya, dengan wajah tampan yang semakin membuat Kinan tidak dapat mengontrol peluhnya. Kinan merasakan gerah, padahal di sana ruangan full AC.

Kinan merasa gugup.

"Apa suster sudah menikah?" tanya Dude.

Deg

Kenapa tiba-tiba bertanya hal itu. Di rumah pernikahan juga yang selalu dibahas ibunya. Lalu sekarang, pria itu membahas masalah pernikahan juga.

"Belum," jawab Kinan.

Dude mengangguk-angguk. "Oh gitu, saya kira suster sudah menikah."

Kinan menatap Dude lagi, sekilas. Kenapa juga harus tanya tentang menikah lagi, menikah lagi, apa dia terlihat tua untuk terus ditanya demikian? Itu yang ada dalam batin Kinan saat ini.

"Suster Kinan cantik, pasti sudah ada yang melamar, iya kan?" celetuk Rey.

"Rey, kamu nih sok tahu," timpal Dude agak kaget saat Rey berkata begitu pada Kinan.

"Bener loh, Pa. Pasti udah ada yang melamar Suster Kinan, iyakan Suster?"

Kinan terdiam lalu menampakkan senyum kecil di bibir. "Sudah, kok Rey tahu?" jawabnya yang berusaha jujur. Semalam dia memang sudah dilamar oleh Hamzah.

Rey mengangkat jempolnya. "Bener kan kata Rey juga apa," ucap anak itu.

Dude tertawa kecil. "Dasar kamu tuh suka iseng, jahil."

Rey ikut tertawa.

"Semoga lancar ya, Suster," kata Dude.

"Aamiin." Kinan hanya dapat menanggapi dengan senyum.

Entah kenapa hatinya merasa sedih. Di doakan oleh pria yang jujur berhasil membuat jantungnya berdebar. Sebelumnya Kinan belum pernah merasakan demikian saat dekat dengan lelaki lain.

Meski itu bukan berarti cinta. Tapi, Kinan terbukti mengagumi sosok Dude. Seorang Papa yang sangat menyayangi anaknya. Agaknya Dude adalah tipe ideal Kinan yang bahkan Kinan sendiri baru menyadari bahwa dia menyukai pria seperti Dude.

Kinan duduk di meja kerjanya. Ia melihat surat yang berisi identitas orang tua Raihan.

"Dude Danuarta. Jadi itu nama lengkap Mas Dude? Tapi kenapa tidak ada identitas mama Raihan? Padahal aku sudah memeriksanya berulang kali, hanya ada keterangan tentang papa Raihan saja," gumam Kinan.

Tak lama kemudian Diana masuk ke ruangan Kinan. "Assalamu'alaikum, Ki."

"Wa'alaikumsalaam, Di."

Diana duduk di samping Kinan. Saat itu Kinan masih memeriksa berkas milik Raihan.

"Ini berkas milik anak Pak Dude, ya?"

"Du-Da keren. Alias Dude Danuarta keren," tambah Diana sambil tercengir ke arah Kinan. 

"Iya, lo nih bisa aja. Masa nama orang lo singkat-singkat." Kinan menggeleng.

"Bener dong, Du-Da alias Dude Danuarta. Satu rumah sakit udah tahu dia, dia kenalan Dokter Angga. Beberapa waktu lalu anaknya operasi tumor otak ditangani dokter Angga. Waktu itu lo belum di mutasi ke sini, Ki."

Memang sebelumnya Kinan tidak bekerja di rumah sakit itu. Kinan dipindahkan dari rumah sakit yang lama.

"Oh gitu, iya. Gue dimintain tolong dokter Angga buat merawat Rey," sahut Kinan.

Diana mengangguk. "Raihan berati cocok sama lo, Ki. Soalnya gue denger dia nggak mudah akrab sama orang lain," terang gadis berambut pendek di samping Kinan.

"Iya, syukurlah kalau dia mau akrab sama gue, Di."

Diana tertawa kecil. "Lo nggak naksir sama papanya?"

Kinan terkejut dan reflek memukul lengan Diana. "Sembarangan lo kalau ngomong! Kalau istrinya denger bisa salah paham."

"Duh, sakit," ringis Diana.

"Mamanya Rey maksud lo?"

Kinan mengangguk. "Ya iyalah, istri pak Dude itu kan mamanya Rey."

"Denger-denger mamanya Rey udah lama meninggal, sewaktu Rey masih bayi."

Kinan kembali terkejut. Ternyata Dude memang seorang Duda?

Kalau dipikir umur Rey 10 tahun sekarang. Sedangkan Umur Dude 30 tahun. Apakah itu tandanya Dude menikah muda dulunya?

"Jadi pak Dude 10 tahun nggak menikah lagi?" tanya Kinan mendadak penasaran. Sepertinya Diana tahu banyak tentang Dude.

"Gue kurang tahu, Ki. Yang jelas pak Dude itu pengusaha ternama. Gue mikir mustahil dia sendirian selama 10 tahun. Bisa jadi istri barunya nggak di ekspos, iya kan?"

Kali ini Kinan mendadak lemas. Benar juga yang dikatakan Diana. Mungkin saja demikian.

Berpikir apa sih, Ki. Kenapa jadi mikirin suami orang!

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalaam," jawab Kinan dan Diana.

"Wah, ternyata Suster Kinan belum pulang. Kebetulan, ini saya mau mengantar sedikit bingkisan," kata Dokter Hamzah sembari menyerahkan paper bag yang entah apa isinya.

"Ya ampun Dokter Hamzah, perhatian banget, senengnya jadi Kinan," seru Diana sambil menyikut pelan lengan Kinan.

Sementara Kinan malah entah memikirkan apa,  dia hanya tersenyum ragu lalu mengambil pemberian Hamzah padanya. "Nggak perlu repot-repot, Dok. Saya jadi tidak enak," katanya.

"Enggak, Kok. Ini sama sekali tidak merepotkan. Kalau gitu saya tinggal dulu ya, Suster Kinan, Suster Diana. Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalaam."

"Wow!!! Dokter Hamzah baik banget, Ki. Dia kayaknya beneran serius banget deh sama lo."

Bagaimana, tidak, Diana saja yang belum tahu bahwa lelaki itu sudah melamarnya kemarin.

"Iya, gue jadi nggak enak, deh." Kinan menatap bingkisan pemberian Dokter Hamzah. "Gue balikin aja kali ya?"

"Eh eh, emangnya lo nggak suka sama dokter Hamzah, Ki?"

Sebenarnya, Kinan bukan tidak suka. Tapi, untuk suka yang menjurus pada rasa spesial memang belum ada.

"Gue nggak tahu, Di. Bingung, gue juga belum terlalu kenal deket, kan. Sekedar tegur sapa, jadi agak gimana gitu."

"Dijalani aja dulu, Ki. Kalau dia jodoh lo pasti nantinya akan timbul rasa deh."

Yang dikatakan Diana memang benar. Jadi apa sebaiknya Kinan terima saja lamaran dokter Hamzah? Toh, ibunya sangat suka dengan Dokter Hamzah, kan?

...__________...

...Masih menjadi teka-teki, siapa sebenarnya ibu dari Rey. Apa iya Dude menjadi duda selama 10 tahun? ...

Terpopuler

Comments

@maydina777

@maydina777

masih bingung

2023-01-31

0

♥️💕 MomSha 🌹🌹💕❤️

♥️💕 MomSha 🌹🌹💕❤️

jodohnya kinan ini siapa yah?dokter hamzah apa dekerjir (duda keren dan tajir)?

2022-03-07

1

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Pilihannya ideal semua... Kl jd kinan jg bingung 😄

2022-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 00 : Pria Tampan
2 01 : Harapan Orang Tua
3 02 : Lamaran
4 03 : Bertemu Lagi
5 04 : Rasa Kecewa?
6 05 : Bayi Yang Tidak Berdosa
7 06 : Menerima Lamaran
8 07 : Gemuruh Di Hati Kinan
9 08 : Rasa Yang Salah
10 09 : Kekacauan Di Hari Pernikahan
11 010 : Menikahi Pria Yang Berbeda
12 011 : Bukan Pelakor
13 012 : Serba Salah
14 013 : Menjadi Madu?
15 014 : Kerumitan Takdir
16 015 : Raihana Sayang, Raihana Malang.
17 016 : Berteman Dengan Suamiku
18 017 : Masa Lalu Hana, Masa Depan Kinan.
19 018 : Tidur Bersama
20 019 : Subuh Pertama
21 020 : Kupu-kupu
22 021 : Kecupan
23 022 : Makan Siang
24 023 : Kelembutan Membuai
25 024 : Mimpi Kinan
26 025 : Mimpi Aneh Yang Bukan Sekedar Keanehan Biasa
27 026 : Fakta Tentang Diana
28 027 : Pacaran Setelah Menikah
29 028: Bahagia Kinan
30 029 : Apa Ini Mimpi Lagi?
31 030 : Bercumbu
32 031 : Genophobia
33 032 : Pesan Singkat Untuk Suamiku
34 033 : Salah Paham
35 034 : Perubahan Sikap Kinan
36 035 : Penjelasan
37 036 : Bolehkah Aku Mencium Kamu?
38 037 : Cinta Platonik
39 038 : Mas, Aku Ingin Hamil
40 039 : Berhubungan Dua Hari Sekali?
41 040 : Malam Pengantin
42 041 : Saya Sayang Kamu
43 042 : Sama-sama Sayang
44 043 : Kamu Jodohku, Bukan Rencana ku
45 044 : Astaga, Selina?
46 045 : Kisi-kisi Jodoh
47 046 : I Love You, Kinan ~
48 047 : Are You Okay?
49 048 : Lagi
50 049 : Saya Yang Beruntung Menikahi Kinan
51 050 : Saya Dulu Hidup Penuh Kebebasan
52 051 : Apa Yang Harus Saya Lakukan?
53 052 : Suami Idaman
54 053 : Aku Tidak Punya Tuhan
55 054 : Dunia Itu Memang Sempit, Ya
56 055 : Karena Manisnya Itu Dari Kamu
57 056 : Benar-benar Jatuh Hati
58 057 : Sentuh Aku, Mas!
59 058 : Bimbing Papamu, Reyhan!
60 059 : Cappadocia
61 060 : Boleh, Sayang. Boleh Istriku.
62 061 : Merasa Tidak Pantas
63 062 : Sebuah Pertanyaan & Syarat
64 063 : Air Mata Kebahagiaan
65 064 : Hanya Dua Malam
66 065 : Kinan, Tunggu!
67 066 : Wangi Parfum Yang Menempel
68 067 : Lepaskan Saya!
69 068 : Itu Fitnah, Mas. Fitnah!
70 069 : Aku Tidak Rela, Kinan.
71 070 : Aku Hanya Laki-laki Biasa Yang Dapat Terbakar Cemburu
72 071 : Maaf Beribu Maaf, Sayang.
73 072 : Aku Milik Kamu
74 073 : Diana Sadar. Lo Berharga.
75 074 : Pasal Berlapis
76 075 : Saya Hanya Mencintai Kinan Adelia
77 076 : Aku Mencintaimu
78 077 : Kinan Mau Kasih Sesuatu
79 078 : Kesabaran Seorang Suami
80 079 : Tanda Cinta
81 080 : Permintaan Bercinta
82 081 : Sebentar Lagi Aku Akan Menikah
83 082 : Kapan Aku Merasakan Hamil Kembali
84 083 : Bahagia Dan Rasa Syukur
85 Extra Part 01
86 Extra Part 02
87 Extra Part 03
88 Extra Part 04
89 Extra Part 05
90 Mendadak Istri Tuan Kalandra
Episodes

Updated 90 Episodes

1
00 : Pria Tampan
2
01 : Harapan Orang Tua
3
02 : Lamaran
4
03 : Bertemu Lagi
5
04 : Rasa Kecewa?
6
05 : Bayi Yang Tidak Berdosa
7
06 : Menerima Lamaran
8
07 : Gemuruh Di Hati Kinan
9
08 : Rasa Yang Salah
10
09 : Kekacauan Di Hari Pernikahan
11
010 : Menikahi Pria Yang Berbeda
12
011 : Bukan Pelakor
13
012 : Serba Salah
14
013 : Menjadi Madu?
15
014 : Kerumitan Takdir
16
015 : Raihana Sayang, Raihana Malang.
17
016 : Berteman Dengan Suamiku
18
017 : Masa Lalu Hana, Masa Depan Kinan.
19
018 : Tidur Bersama
20
019 : Subuh Pertama
21
020 : Kupu-kupu
22
021 : Kecupan
23
022 : Makan Siang
24
023 : Kelembutan Membuai
25
024 : Mimpi Kinan
26
025 : Mimpi Aneh Yang Bukan Sekedar Keanehan Biasa
27
026 : Fakta Tentang Diana
28
027 : Pacaran Setelah Menikah
29
028: Bahagia Kinan
30
029 : Apa Ini Mimpi Lagi?
31
030 : Bercumbu
32
031 : Genophobia
33
032 : Pesan Singkat Untuk Suamiku
34
033 : Salah Paham
35
034 : Perubahan Sikap Kinan
36
035 : Penjelasan
37
036 : Bolehkah Aku Mencium Kamu?
38
037 : Cinta Platonik
39
038 : Mas, Aku Ingin Hamil
40
039 : Berhubungan Dua Hari Sekali?
41
040 : Malam Pengantin
42
041 : Saya Sayang Kamu
43
042 : Sama-sama Sayang
44
043 : Kamu Jodohku, Bukan Rencana ku
45
044 : Astaga, Selina?
46
045 : Kisi-kisi Jodoh
47
046 : I Love You, Kinan ~
48
047 : Are You Okay?
49
048 : Lagi
50
049 : Saya Yang Beruntung Menikahi Kinan
51
050 : Saya Dulu Hidup Penuh Kebebasan
52
051 : Apa Yang Harus Saya Lakukan?
53
052 : Suami Idaman
54
053 : Aku Tidak Punya Tuhan
55
054 : Dunia Itu Memang Sempit, Ya
56
055 : Karena Manisnya Itu Dari Kamu
57
056 : Benar-benar Jatuh Hati
58
057 : Sentuh Aku, Mas!
59
058 : Bimbing Papamu, Reyhan!
60
059 : Cappadocia
61
060 : Boleh, Sayang. Boleh Istriku.
62
061 : Merasa Tidak Pantas
63
062 : Sebuah Pertanyaan & Syarat
64
063 : Air Mata Kebahagiaan
65
064 : Hanya Dua Malam
66
065 : Kinan, Tunggu!
67
066 : Wangi Parfum Yang Menempel
68
067 : Lepaskan Saya!
69
068 : Itu Fitnah, Mas. Fitnah!
70
069 : Aku Tidak Rela, Kinan.
71
070 : Aku Hanya Laki-laki Biasa Yang Dapat Terbakar Cemburu
72
071 : Maaf Beribu Maaf, Sayang.
73
072 : Aku Milik Kamu
74
073 : Diana Sadar. Lo Berharga.
75
074 : Pasal Berlapis
76
075 : Saya Hanya Mencintai Kinan Adelia
77
076 : Aku Mencintaimu
78
077 : Kinan Mau Kasih Sesuatu
79
078 : Kesabaran Seorang Suami
80
079 : Tanda Cinta
81
080 : Permintaan Bercinta
82
081 : Sebentar Lagi Aku Akan Menikah
83
082 : Kapan Aku Merasakan Hamil Kembali
84
083 : Bahagia Dan Rasa Syukur
85
Extra Part 01
86
Extra Part 02
87
Extra Part 03
88
Extra Part 04
89
Extra Part 05
90
Mendadak Istri Tuan Kalandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!