Bab 17 Bertarung Melawan Vampire

Dua hari adalah waktu yang cukup bagi Hans untuk mempelajari bagaimana cara bertarung seorang ksatria, meski ia adalah keturunan murni tapi ini adalah kali pertama dia terjun langsung ke lapangan.

Banyak yang berharap padanya sebab ia memiliki kekuatan yang cukup untuk mengalahkan lima vampire seorang diri, tapi Hans sendiri tidak yakin akan hal itu.

Sebagai pemula ia masuk ke dalam regu C, tugasnya adalah menjaga di sekitar perbatasan hutan dan desa mencegah masuknya vampire ke wilayah manusia.

Malam itu dengan di dampingi seorang penyelidik Hans dan regunya melaksanakan tugas, mereka berjaga di tiga pos dimana satu pos ditempati oleh dua orang.

"Kau gugup?" tanya Reah salah satu teman Hans di regu itu.

"Sedikit" akuinya.

"Dalam satu malam paling hanya akan ada dua sampai tiga vampire yang lewat, dengan jumlah kita yang banyak tugas ini sangatlah mudah"

"Syukurlah kalau begitu" ujar Hans.

Dia menatap Reah dengan seksama, memperhatikan gadis yang usianya lebih muda darinya namun sudah tergabung menjadi Ksatria pemberani. Ada rasa kagum dan iri sebab dia sendiri malah bertindak seperti pengecut.

"Ada apa?" tanya Reah yang sadar saat di perhatikan.

"Ah tidak apa-apa" jawab Hans memalingkan wajahnya dengan cepat.

Malam semakin larut dan tempat itu masih damai tanpa ada kehadiran satu vampire pun, Hans menjadi lebih santai karenanya dan mulai mengajak Reah mengobrol.

"Sudah berapa lama kau tergabung dalam regu ini?"

"Mungkin sekitar dua tahun, tapi sebelumnya aku sudah tergabung di regu F cukup lama baru di pindahkan kemari"

"Bukankah regu F berjaga di kawasan Kota? kenapa kau di pindahkan?"

"Regu C juga dulu berjaga di sekitar kota, namun semenjak adanya laporan vampire yang menyerang desa-desa barulah regu C di pindahkan kemari. Aku di pilih sebenarnya untuk menuntun mereka yang baru masuk, biasanya saat melawan vampire anak baru akan membuat kehebohan karena kebanyakan dari mereka akan bertugas di sekitar perbatasan" jelasnya.

"Um.... jika aku boleh tahu kenapa kau ikut tergabung menjadi ksatria?"

Reah menengadah, menatap langit yang hitam tanpa cahaya bulan atau pun bintang. Benaknya kembali mengingat peristiwa saat dia masih kecil, dimana sebuah tragedi terjadi pada keluarganya.

"Malam itu pun langit sama seperti malam ini, tak ada yang aneh atau mencurigakan. Ibuku dengan antusias menceritakan tentang Akademi dan orang-orang hebat di dalamnya, dia berkata suatu hari nanti aku akan belajar di sana dan menjadi kebanggaannya" ujar Reah mulai bercerita.

"Setelah mematikan lampu di kamarku ia pun pergi agar aku bisa tidur, tapi selang beberapa saat kemudian aku mendengar teriakan ibu. Aku tahu sesuatu telah terjadi padanya, dengan cepat aku berlari keluar kamar dan yang pertama kali aku lihat adalah jasad ayahku yang sudah bersimbah darah."

Hans menelan ludah, ia tak menyangka Reah memiliki kenangan seburuk itu.

"Aku menangis tapi masih sanggup untuk berjalan dan mencari ibu, di sisi lain dalam di salah satu ruangan aku pun menemukan ibu dengan makhluk di belakangnya. Ia memiliki taring yang tajam hingga menusuk leher ibu, sadar akan kehadiran ku makhluk itu melepaskan ibu yang sudah tak berdaya. Ia berjalan dan siap menyantap ku tapi beruntung seorang ksatria datang tepat waktu untuk menyelamatkan hidupku, lima hari lamanya aku terbaring di ranjang dengan mimpi buruk yang terus berulang."

Cerita itu telah selesai, tapi kengerian yang ada di dalamnya terus keluar dan membuat malam semakin terasa sepi.

"Salah satu seorang ksatria membantuku hingga sembuh total, kemudian aku pun masuk ke Akademi di usia yang lebih muda. Satu tekad ku dari mulai mempelajari ilmu sihir hingga sekarang adalah membasmi para monster itu, tak akan pernah ku biarkan keluarga lain mengalami apa yang pernah aku alami" ujar Reah berjanji.

Hans sungguh di buat malu oleh Reah, gadis sebatang kara itu mampu hidup dengan kakinya sendiri bahkan menjadi panutan orang lain. Sedang dirinya baru di beri ujian dalam perusahaan sudah mundur tanpa ada rasa percaya diri.

"Reah, maukah kau mengajariku?" tanya Hans.

Reah menatap mata Hans yang bersungguh-sungguh, tiba-tiba salah satu penyihir memberi kode akan adanya bahaya. Mereka segera menengok sisi hutan dan mendapati seorang vampire yang berjalan keluar dari kegelapan.

"Lihatlah baik-baik" ujar Reah.

Ia turun dan menghadang vampire itu tepat di depan, bau darah yang menggoda dari tubuh Reah membuat dua taring mencuat dari mulut vampire itu. Sang vampire bergerak dengan cepat ke belakang Reah untuk kemudian menerkamnya, tapi Reah bukanlah penyihir biasa melainkan seorang ksatria.

Trang....

Kuku dan pedang Reah saling beradu, di detik kemudian vampire itu mencoba menyerang pada sisi yang lain tapi Reah tak kalah cepat juga. Mereka melakukan pertarungan yang cukup sengit tapi bagi Reah ini bukanlah apa-apa, dia masih mampu melawan dua vampire sekaligus.

Tidak ingin bermain terlalu lama Reah mengakhiri pertarungan itu dengan menusuk tepat di jantung sang vampire, mulai dari kaki kemudian ke tubuh vampire itu berubah menjadi abu hingga hilang diterpa angin malam.

Reah kembali ke posnya tanpa ada luka lecet sedikit pun, dengan sombong ia mengangkat sebelah alisnya kepada Hans yang hanya bisa terpana.

Menjadi seorang ksatria bukanlah hal yang mudah, tapi beberapa orang mampu melakukannya dengan baik sehingga menjadi pahlawan. Belajar dari Reah untuk selanjutnya Hans yang terjun melawan vampire, ia cukup gugup saat melihat postur tubuh vampire itu yang lebih besar darinya.

Kekuatan dan kecepatan menjadi poin utama dalam pertarungan itu, Hans harus bisa mengimbanginya jika tidak nyawanya dalam bahaya. Untuk beberapa menit ia hanya bisa menghindar sambil mencari celah untuk menyerang, ia tak menyangka vampire itu sangat beringas dan penuh tenaga hingga ia mampu terus menyerang tanpa rasa lelah.

Srek

Ah

Hilang keseimbangan Hans harus menerima satu cakaran di lengannya yang tak hanya merobek baju tapi juga kulitnya, dalam pertarungannya yang pertama melawan vampire rupanya ia mengalami sedikit kesulitan.

Zzhhaasss....

Tak ada pilihan Hans membuat perisai untuk mengurung vampire itu, tapi.

Prang.....

"Apa?"

Dengan mudah vampire itu merusak perisai yang ia buat.

Groooaaarrrr....

Teriakan vampire yang begitu menyeramkan membuat Hans terpaku, dia hanya mampu melihat tubuh vampire itu yang melompat ke arahnya.

Trang...

Reah datang tepat waktu, ia berhasil menyelamatkan Hans dengan pedangnya.

"Dia lebih tangguh dari vampire yang sebelumnya, kau tidak akan mampu melawannya sendirian. Gunakan perisai mu untuk mengurungnya kembali! meski dia berhasil meloloskan diri tapi aku akan menyerang dengan waktu yang tepat" ujar Reah.

"Aku mengerti" jawab Hans.

Dengan cepat Hans berlari menyerbu vampire itu di ikuti oleh Reah tepat di belakang, saat vampire itu akan menyerang dengan cepat Hans membuat perisai. Satu serangan di gunakan vampire itu untuk melepaskan diri, dan sebelum ia sempat bersiap Reah sudah lebih dulu menghunuskan pedangnya.

Jleb

Aaaaaaaaaaarrrrgggghhhhh.....

Rasa sakit yang teramat menyiksa membuat vampire itu mengamuk, meski dengan pedang yang masih menancap di dadanya. Reah membuat perisai agar vampire itu tak bisa menyerang, di lapisi oleh perisai Hans kini vampire itu tak mampu melepaskan diri.

Beberapa menit yang terasa lama akhirnya vampire itu telah menjadi abu seutuhnya, menyisakan pedang Reah yang dia ambil setelahnya.

"Aku harus melaporkan ini pada guru Shishio, vampire ini jauh lebih kuat dan tak berakal" ujar Reah.

"Aku tidak melihat letak perbedaan mereka" ucap Hans.

"Kau baru berhadapan dengan vampire sungguhan tentu belum bisa membedakannya, tapi seiring berjalannya waktu kau pasti akan mengerti"

"Begitu ya"

"Kata guru Shishio vampire yang dulu sama seperti kita, mereka berakal dan jarang menyerang manusia. Bagi ku vampire versi guru Shishio yang tidak bisa di mengerti, bagaimana mungkin monster seperti mereka tidak membunuh. Tapi aku yakin guru Shishio berkata benar sebab dia adalah salah satu penyihir yang ikut dalam perang besar dan berhasil selamat"

"Aku juga mendengar hal yang sama, paman Ryu dan guru Shishio sering membicarakan vampire itu dan tengah melakukan riset"

"Baiklah, kembali ke pos masing-masing" ujar Reah membubarkan.

Hanya dua vampire itu yang datang melewati perbatasan, hingga pagi menjelang semua aman terkendali sehingga mereka bisa pulang dan beristirahat.

Setelah membersihkan diri Hans cepat pergi ke kamarnya dan tidur, rasanya tenaganya terkuras habis setelah pertarungan semalam.

Ia bangun saat hari sudah siang, itu pun salah satu temannya yang membangunkan agar Hans tidak melewatkan makan siang. Di sela-sela makan siang ia mengobrol dengan yang lain tentang vampire yang mereka basmi semalam, ada yang mengaku ketakutan ada juga yang berlagak sombong.

Apa pun itu Hans dapat memakluminya sebab ia tahu rasanya bertarung dengan vampire, dan itu bukanlah hal yang mudah.

"Hans!" panggil Ryu setelah makan siang usai.

"Ada apa paman?" tanyanya.

"Tidak, paman hanya ingin memberitahu mu bahwa paman akan menengok orangtuamu dan kakek. Kau sudah terbiasa tinggal di sini kan? tidak apa jika paman tinggal?"

"Tentu saja, aku bukan anak kecil jadi paman tidak perlu khawatir. Tolong sampaikan salam ku kepada ayah, ibu dan kakek"

"Baiklah, oh ya... paman dengar kau berhasil membunuh satu vampire semalam!"

"Um... itu tidak sepenuhnya benar, temanku Reah yang berhasil membunuhnya dan aku hanya membantu saja"

"Tidak perduli siapa yang membunuh, yang terpenting adalah kau telah berhasil melaksanakan tugas dengan benar" ujar Ryu.

"Baik paman"

"Kalau begitu paman pergi dulu" ucapnya berpamitan.

Hans melepas kepergian pamannya tepat di gerbang Akademi, ia terus menatap hingga Ryu hilang dalam pandangan.

Malam-malam selanjutnya Hans bertugas kembali seperti biasa, kini ia sudah bisa melawan satu vampire sendirian tanpa bantuan Reah atau teman-temannya yang lain.

Ia juga sudah terbiasa pada pertarungan itu sehingga mulai dapat membedakan kekuatan satu vampire dengan yang lainnya, setelah pulang dari berjaga ia bisa istirahat dengan cukup baik dan bangun untuk makan siang tanpa di bangunkan oleh orang lain.

* * *

Tak butuh waktu lama bagi Ryu untuk sampai di hotel Hermes, Shigima yang juga baru datang menyambut dirinya dengan penuh suka cita. Begitu pun dengan Amelia yang banyak bertanya tentang keadaan Hans, kekhawatiran Amelia sebagai ibu dapat di redam dengan salam yang di titipkan Hans untuk dirinya.

Setelah mengobrol cukup lama hanya untuk membicarakan Hans kini tiba saatnya bagi Shigima menceritakan apa yang telah ia ketahui mengenai keluarga baru Joyi.

Shigima mengeluarkan berkas yang ia dapat dari informannya, Ryu segera mengambilnya sambil mendengarkan penjelasan Shigima. Ia cukup kaget mendengar Joyi menikahi seorang pria demi membangun hotel yang bisa bersaing dengan Hermes, yang lebih membuatnya terkejut adalah kematian keluarga Jeff yang terasa mencurigakan.

"Satu hal lagi yang perlu kalian ketahui" ujar Shigima kepada Jack dan Ryu.

"Aku mendapati paman Jhon keluar masuk rumah Chaf dengan bebas, saat aku tanyakan apa hubungannya ia tak mau menjawab. Begitu pun saat aku menuduhnya bahwa dialah dalang di balik teror hewan buas"

"Ayah tidak heran jika Jhon masih berhubungan dengan Joyi, sebelumnya mereka juga merupakan Sekutu. Tapi rasanya tidak mungkin Jhon sampai menghabisi nyawa orang yang tidak berdosa, terlebih ia sudah tidak mau berurusan lagi dengan keluarga kita" ujar Jack.

"Itulah yang dia katakan, melihat kesungguhannya membuatku ragu kalau dia berdusta. Terlebih paman Jhon termasuk vampire sepuh yang masih menjunjung tinggi kesetiaan" sahut Shigima.

"Itu berarti bibi Joy menyuruh vampire lain untuk melakukannya" ucap Ryu.

"Itu bisa saja terjadi" balas Shigima.

Mereka terdiam, memikirkan tindakan Joyi yang sudah kelewat batas. Mereka juga harus mencari cara untuk membuat Joyi menyerah pada dendamnya, tentu agar tidak ada lagi nyawa yang melayang karenanya.

"Aku lebih memikirkan anak bernama Chad itu" ujar Shigima.

"Kenapa?" tanya Jack.

"Mengingat begitu liciknya bibi Joy bisa saja kematian yang menimpa anak Jeff adalah hasil perbuatannya, kemudian dia mempengaruhi cucunya Chad dengan berbohong bahwa itu perbuatan kita. Salah satu mantan pelayan di rumah bibi Joy mengatakan Chad adalah sosok yang kejam dan dingin, bisa saja itu karena bibi Joy terus menanamkan dendamnya kepada anak itu. Aku khawatir Chad akan membalas dendam akibat kematian orangtuanya kepada kita, padahal kita tidak pernah tahu apa pun"

"Ya... hal itu bisa saja terjadi, kalau begitu sebagai antisipasi cari tahu tentang kematian orangtua anak itu. Jika bisa cari tahu juga apakah benar Jeff meninggal karena serangan jantung, jika terbukti Joyi memanipulasi kematian orang-orang itu kita bisa menggunakannya sebagai senjata untuk melawannya" perintah Jack.

"Baik ayah" ujar Shigima.

"Kasihan sekali, anak muda seusianya seharusnya menikmati hidup dengan bahagia. Tapi dia hanya sebatang kara dengan luka yang menganga di dalam dada" ucap Ryu prihatin.

"Dari mantan pelayan itu ku dengar bahkan Chad sudah bekerja di perusahaan saat masih SMA, dia menanggung beban yang cukup berat dalam pundaknya tak heran jika sifatnya pemarah" kata Shigima.

"Dari SMA? kalau begitu dia masih bekerja hingga sekarang?" tanya Jack.

"Tentu saja, kenapa?" ujar Shigima balas bertanya.

"Bukankah kalau begitu ada kemungkinan insiden yang terjadi selama Hans menjabat sebagai CEO ada campur tangan Sanwa untuk membuat kesan jelek terhadap Hans? bukankah setelah semua insiden itu Sanwa lebih terkenal dan besar lagi?"

"Maksud ayah Chad juga ikut dalam meruntuhkan Hermes?" tanya Ryu.

"Bisa saja, bibi Joy bisa mempengaruhi Chad untuk melakukan semua itu. Kemungkinannya sangat kecil jika bibi Joy tidak memanfaatkan satu-satunya pewaris di keluarga Jeff" sahut Shigima.

Episodes
1 Ucapan Author
2 Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3 Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4 Bab 3 Pelajaran Pertama
5 Bab 4 Saatnya Merantau
6 Bab 5 Tuan Muda Chad
7 Bab 6 Wanita Kuat
8 Bab 7: Hidup Di Kota
9 Bab 8 Ambisi
10 Bab 9 Awal Kehancuran
11 Bab 10 Pertemuan Kembali
12 Bab 11 Perang Dingin
13 Bab 12 Kembali Ke Akademi
14 Bab 13 Perayaan Kemenangan
15 Bab 14 Teror
16 Bab 15 Sejarah Sanwa
17 Bab 16 Aeda
18 Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19 Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20 Bab 19 Dua Jenis Vampire
21 Bab 20 Negosiasi
22 Bab 21 Hampa
23 Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24 Bab 23 Permintaan Janet
25 Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26 Bab 25 Pangeran Dingin
27 Ban 26 Bukti Cinta
28 Bab 27 Tekad Ima
29 Bab 28 Monster
30 Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31 Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32 Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33 Bab 32 Pil Ajaib
34 Bab 33 Mimpi Buruk
35 Bab 34 Berkumpul Bersama
36 Bab 35 Manager San
37 Ban 36 Putus
38 Bab 37 Jaman Era Baru
39 Bab 38 Menyelamatkan Colt
40 Bab 39 Evolusi Vampire
41 Bab 40 Bebek
42 Bab 41 Sekutu
43 Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44 Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45 Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46 Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47 Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48 Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49 Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50 Bab 49 Surat Shishio
51 Bab 50 Benang Merah
52 Bab 51 Kencan Yang Gagal
53 Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54 Bab 53 Undangan Makan Malam
55 Bab 54 Mewujudkan Impian
56 Bab 55 Agler Dan Chad
57 Bab 56 Agam
58 Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59 Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60 Bab 59 Tolong Benci Aku
61 Bab 60 Salju Pertama
62 Bab 61 Memenuhi Undangan
63 Bab 62 Jawaban Kyra
64 Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65 Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66 Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67 Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68 Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69 Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70 Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71 Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72 Bab 71 Pencarian
73 Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74 Bab 73 Penyamaran
75 Bab 74 Ritual Kontrak
76 Bab 75 Naif
77 Bab 76 Pertukaran Berharga
78 Bab 77 Strategi Kyra
79 Bab 78 Status Yang Baru
80 Bab 79 Pangeran Ke Dua
81 Bab 80 Hilang
82 Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83 Bab 82 Tamu Raja
84 Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85 Bab 84 Sang Pahlawan
86 Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87 Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88 Bab 87 Mencari Fakta
89 Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90 Bab 89 Pedang Bermata Dua
91 Bab 90 Pesta Piyama
92 Bab 91 Penjemputan Kyra
93 Bab 92 Perjodohan
94 Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95 Bab 94 Kenangan Di Kereta
96 Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97 Bab 96 Siapa Pelakunya?
98 Bab 97 Minggat
99 Bab 98 Cinta Artis Opera
100 Bab 99 Umpan
101 Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102 Bab 101 Dejavu
103 Bab 102 Lamaran Resmi
104 Bab 103 Lupakan Aku
105 Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106 Bab 105 Bukti
107 Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108 Bab 107 Kenyataan
109 Bab 108 Pil Pengikat
110 Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111 Bab 110 Pengantin Baru
112 Bab 111 Pengorbanan Hans
113 Bab 112 Warisan Balas Dendam
114 Bab 113 Misi Pembunuhan
115 Bab 114 Ramalan
116 Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117 Bab 116 Perceraian
118 Bab 117 Pasangan Bahagia
119 Bab 118 Tekad Manager San
120 Bab 119 Alasan Ku Berubah
121 Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122 Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123 Bab 122 Perjanjian Baru
124 Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125 Bab 124 Direktur Utama
126 Bab 125 Proyek Yang Sukses
127 Bab 126 Menantu Hermes
128 Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129 Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130 Bab 129 Pencarian Sekutu
131 Bab 130 Teman Lama
132 Bab 131 Anak Kedua
133 Bab 132 Manuntaskan Tugas
134 Bab 133 Kemalangan Pangeran
135 Bab 134 Teka-Teki Insiden
136 Bab 135 Penculikan
137 Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138 Bab 137 Identitas Tersembunyi
139 Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140 Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141 Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142 Bab 141 Gadis Lancangku
143 Bab 142 Sandera
144 Bab 143 Pelaku penembakan
145 Bab 144 Ikatan Kebencian
146 Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147 Bab 146 Ujian Seleksi
148 Bab 147 Ujian Terakhir
149 Bab 148 Perang Telah Pecah
150 Bab 149 Berakhir
151 Bab 150 Sisa Perang
152 Bab 151 Surat Wasiat
153 Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154 Bab 153 Menepati Janji
155 Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156 Bab 155 Pernikahan
157 Ucapan Selamat Author
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Ucapan Author
2
Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3
Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4
Bab 3 Pelajaran Pertama
5
Bab 4 Saatnya Merantau
6
Bab 5 Tuan Muda Chad
7
Bab 6 Wanita Kuat
8
Bab 7: Hidup Di Kota
9
Bab 8 Ambisi
10
Bab 9 Awal Kehancuran
11
Bab 10 Pertemuan Kembali
12
Bab 11 Perang Dingin
13
Bab 12 Kembali Ke Akademi
14
Bab 13 Perayaan Kemenangan
15
Bab 14 Teror
16
Bab 15 Sejarah Sanwa
17
Bab 16 Aeda
18
Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19
Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20
Bab 19 Dua Jenis Vampire
21
Bab 20 Negosiasi
22
Bab 21 Hampa
23
Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24
Bab 23 Permintaan Janet
25
Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26
Bab 25 Pangeran Dingin
27
Ban 26 Bukti Cinta
28
Bab 27 Tekad Ima
29
Bab 28 Monster
30
Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31
Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32
Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33
Bab 32 Pil Ajaib
34
Bab 33 Mimpi Buruk
35
Bab 34 Berkumpul Bersama
36
Bab 35 Manager San
37
Ban 36 Putus
38
Bab 37 Jaman Era Baru
39
Bab 38 Menyelamatkan Colt
40
Bab 39 Evolusi Vampire
41
Bab 40 Bebek
42
Bab 41 Sekutu
43
Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44
Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45
Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46
Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47
Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48
Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49
Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50
Bab 49 Surat Shishio
51
Bab 50 Benang Merah
52
Bab 51 Kencan Yang Gagal
53
Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54
Bab 53 Undangan Makan Malam
55
Bab 54 Mewujudkan Impian
56
Bab 55 Agler Dan Chad
57
Bab 56 Agam
58
Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59
Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60
Bab 59 Tolong Benci Aku
61
Bab 60 Salju Pertama
62
Bab 61 Memenuhi Undangan
63
Bab 62 Jawaban Kyra
64
Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65
Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66
Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67
Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68
Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69
Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70
Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71
Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72
Bab 71 Pencarian
73
Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74
Bab 73 Penyamaran
75
Bab 74 Ritual Kontrak
76
Bab 75 Naif
77
Bab 76 Pertukaran Berharga
78
Bab 77 Strategi Kyra
79
Bab 78 Status Yang Baru
80
Bab 79 Pangeran Ke Dua
81
Bab 80 Hilang
82
Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83
Bab 82 Tamu Raja
84
Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85
Bab 84 Sang Pahlawan
86
Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87
Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88
Bab 87 Mencari Fakta
89
Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90
Bab 89 Pedang Bermata Dua
91
Bab 90 Pesta Piyama
92
Bab 91 Penjemputan Kyra
93
Bab 92 Perjodohan
94
Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95
Bab 94 Kenangan Di Kereta
96
Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97
Bab 96 Siapa Pelakunya?
98
Bab 97 Minggat
99
Bab 98 Cinta Artis Opera
100
Bab 99 Umpan
101
Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102
Bab 101 Dejavu
103
Bab 102 Lamaran Resmi
104
Bab 103 Lupakan Aku
105
Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106
Bab 105 Bukti
107
Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108
Bab 107 Kenyataan
109
Bab 108 Pil Pengikat
110
Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111
Bab 110 Pengantin Baru
112
Bab 111 Pengorbanan Hans
113
Bab 112 Warisan Balas Dendam
114
Bab 113 Misi Pembunuhan
115
Bab 114 Ramalan
116
Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117
Bab 116 Perceraian
118
Bab 117 Pasangan Bahagia
119
Bab 118 Tekad Manager San
120
Bab 119 Alasan Ku Berubah
121
Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122
Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123
Bab 122 Perjanjian Baru
124
Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125
Bab 124 Direktur Utama
126
Bab 125 Proyek Yang Sukses
127
Bab 126 Menantu Hermes
128
Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129
Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130
Bab 129 Pencarian Sekutu
131
Bab 130 Teman Lama
132
Bab 131 Anak Kedua
133
Bab 132 Manuntaskan Tugas
134
Bab 133 Kemalangan Pangeran
135
Bab 134 Teka-Teki Insiden
136
Bab 135 Penculikan
137
Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138
Bab 137 Identitas Tersembunyi
139
Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140
Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141
Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142
Bab 141 Gadis Lancangku
143
Bab 142 Sandera
144
Bab 143 Pelaku penembakan
145
Bab 144 Ikatan Kebencian
146
Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147
Bab 146 Ujian Seleksi
148
Bab 147 Ujian Terakhir
149
Bab 148 Perang Telah Pecah
150
Bab 149 Berakhir
151
Bab 150 Sisa Perang
152
Bab 151 Surat Wasiat
153
Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154
Bab 153 Menepati Janji
155
Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156
Bab 155 Pernikahan
157
Ucapan Selamat Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!