Bab 4 Saatnya Merantau

Tiga tahun berlalu dengan cepat, Nick sudah mengajarkan semua yang perlu diajarkan kepada kedua anak tuannya. Dalam tiga tahun itu pula ia memberikan semua informasi tentang vampire yang ingin di ketahui oleh kedua anak itu, kini Ima tepat berusia lima belas tahun. Sudah saatnya ia meminum darah manusia, sesuai tradisi di acara pesta ulang tahun yang sederhana itu Nick sudah menyiapkan sebotol darah manusia yang siap di minum.

Dengan memakai gaun cantik berwarna biru yang sengaja di buat oleh Mina Ima duduk manis menghadapi kue ulang tahunnya, senyumnya mengembang manis nampak antusias.

"Boleh aku menerima hadiah ulang tahun ku?" tanya Ima.

"Sabar, sebelum itu ada yang perlu kau lakukan" jawab Colt.

"Apa itu ayah?"

"Sesuai tradisi, ini adalah saatnya kau meminum darah yang telah di siapkan" ujar Colt meletakkan sebotol darah di hadapan Ima.

"Selama tiga tahun ini kau sudah belajar banyak, sudah saatnya bagimu untuk hidup layaknya seorang vampire meski kenyataannya kau setengah vampire dan hidup di kalangan manusia" tambah Nick.

"Aku mengerti" ujar Ima.

Ia menatap botol itu lekat-lekat, perlahan di ambilnya dan tanpa di duga Ima bisa meminum darah itu tanpa masalah apa pun.

Aahhh.....

"Ternyata rasanya memang lain dari darah hewan" komentarnya setelah menghabiskan satu botol darah itu.

Agler terkesiap melihat keberanian Ima dalam meminum darah itu, ia sangat ingat betapa takutnya ia dulu saat di suruh meminum darah itu bahkan sampai Nick turun tangan agar ia mau melakukannya.

"Baiklah kalau begitu ini hadiah dari ibu untukmu" ujar Mina menyerahkan sebuah kotak kado.

"Asyik.... boleh aku membukanya bu?"

"Tentu saja."

Dengan antusias Ima langsung membuka kotak kado itu, ia cukup terkejut saat melihat satu paket peralatan make up yang komplit.

"Usia mu sudah memasuki masa remaja, seorang gadis sudah sepatutnya tampil cantik dan menawan. Belajarlah merias diri, tapi jangan berlebihan!" ujar Mina.

"Terimakasih bu... aku sayang ibu" ucap Ima sambil merangkul.

"Ini dari kakak, bukan sesuatu yang bagus tapi kakak harap kau menyukainya" ujar Agler memberikan bungkusan kecil.

Ima segera membuka hadiah itu, rupanya Agler memberikan sebuah kalung yang terbuat dari ukiran kayu. Sedang Nick memberikan belati sebagai hadiah dan Colt memberikan sepeda baru agar Ima tak perlu berjalan kaki saat pergi ke sekolah.

Setelah hadiah-hadiah di berikan pesta berlanjut dengan makan bersama, mereka bercanda dan terus mengobrol hingga larut.

Esoknya mereka memulai rutinitas seperti biasa, hanya saja kini Mina dan Colt kembali bicara empat mata mengenai masa depan Agler. Tak lupa mereka juga mengajak Nick untuk berunding di saat semua anaknya tidak ada di rumah.

"Agler memberitahuku bahwa dia ingin melanjutkan studinya di kota, ia akan ikut bekerja di pasar ikan bersama paman Giant untuk membiayai kuliahnya" ujar Mina.

"Memang sangat sayang jika kepintaran Agler tidak di kembangkan, di desa ini tak banyak yang bisa ia lakukan dan sudah seharusnya sebagai lelaki ia pergi mengembara" timbal Nick.

"Tapi akun sedikit khawatir, Agler terlalu lembut hingga tak berani menyakiti seekor serangga pun. Di kota yang begitu keras aku khawatir dia akan kewalahan" ucap Colt.

"Yah jika di bandingkan dengan Ima memang Agler itu lebih lembut tapi bukan berarti dia lemah, dia seorang vampire dan aku yakin dia bisa menjaga diri dengan baik. Atau apa perlu aku ikut dengannya?" tawar Nick.

"Jangan! itu lebih beresiko, tidak ada yang tahu keberadaan mu selama ini di rumah kami. Jika tiba-tiba kau ikut dengan Agler maka hal itu akan mengakibatkan kecurigaan, belum lagi kau tidak bisa keluar di siang hari" sergah Mina.

"Dia benar, yah... mungkin memang sudah waktunya kita membiarkan Agler memilih jalan hidupnya sendiri" ujar Colt memutuskan.

Masih ada waktu beberapa minggu untuk menikmati liburan sebelum Ima masuk ke SMU dan Agler masih belum memilih fakultas yang akan ia tuju, waktu senggang itu lebih banyak di gunakan untuk bersantai dan berkumpul dengan teman-teman sekolah yang akan berpisah.

Seperti malam itu, Agler ijin pergi keluar menemui teman-temannya. Di kaki bukit yang tak begitu jauh sekumpulan anak muda membuat api unggun di pinggiran sungai sambil menikmati minuman, Agler yang baru datang di sambut baik oleh teman-temannya.

"Ku dengar kau akan ke kota" ujar salah satu teman Agler.

"Ya, paman Giant menawariku bekerja di pasar. Ku pikir tidak ada salahnya melanjutkan kuliah juga, uang hasil kerja ku bisa kugunakan untuk biaya sekolah"

"Wah... kau memang hebat, persis seperti yang digosipkan ibu-ibu kau ini panutan bagi anak yang lain" ujar temannya yang lain.

"Bagaimana kau tahu gosip di kalangan ibu-ibu?"

"Hei rumah ku kan toko kelontong, wajar jika kita aku sering mendengar ibu-ibu mengobrol saat berbelanja"

"Hahahaha benar juga!"

"Tapi Agler, apa kau bisa pergi dari desa begitu saja?"

"Apa maksud mu?" tanya Agler tak mengerti.

"Itu... adikmu kan sangat bergantung padamu, dia tidak bisa jauh-jauh darimu"

"Oh... masalah itu... aku juga belum bicara dengannya, tapi aku yakin dia akan mengerti" jawab Agler pelan.

Sejujurnya Agler lah yang tak bisa jauh dari Ima, dia teramat menyayangi adiknya itu hingga tak bisa melihat Ima menangis. Akibat dari perhatiannya yang terlalu berlebihan Ima seringkali manja kepadanya, tapi di satu waktu terkadang Ima bisa lebih di andalkan dari dirinya.

Meski Ima adalah sosok gadis yang anggun dan manja tapi di balik itu dia adalah vampire yang tidak segan mencari mangsa untuk kelangsungan hidupnya sendiri, bahkan Nick memuji sifat pantang menyerah Ima yang mau bekerja keras demi mendapatkan keinginannya.

"Ah minuman ku habis!" erang teman Agler membalikkan cangkirnya.

"Biar aku bawakan, minuman ku juga habis" tawar Agler.

"Sungguh? terimakasih ya.. " ujar temannya.

Agler segera mengambil cangkir kosong itu dan beranjak menuju meja untuk mengambil minuman baru.

"Hai" sapa seorang gadis yang berjalan mendekatinya.

"Oh Hai" balas Agler.

"Kau ingat aku?" tanyanya.

"Oh... ya, jika tidak salah nama mu Alisya" tebak Agler.

"Kau benar, kita satu angkatan meski beda kelas"

"Ya... "

"Kau menikmati pestanya?" tanya gadis itu.

"Yah, ini adalah kesempatan terakhir ku bertemu dengan teman-teman jadi tentu aku menikmatinya"

"Kesempatan terakhir? apa kau mau pergi?" tanya Alisya.

"Aku berencana untuk pergi ke kota"

"Kapan?"

"Belum di putuskan, mungkin beberapa hari lagi. Bagaimana denganmu?"

"Tidak kemana-mana, aku akan tetap di desa membantu pekerjaan orangtuaku di ladang"

"Begitu ya"

"Sebenarnya aku juga ingin pergi ke kota, tapi kau tahu biaya hidup di sana sangat mahal dan tentu aku juga tidak punya pilihan lain"

"Tidak ada salahnya hidup di desa, ku dengar justru orang kota ingin hidup di desa karena mereka tidak bisa menemukan kedamaian di kota" ujar Agler.

"Yah, memang tidak terlalu buruk" sahut Alisya.

Obrolan terus berlanjut mengikuti malam yang semakin larut, saat bayang-bayang sinar mentari mulai timbul di ufuk barulah api unggun di matikan dan mereka bubar.

Agler pulang dengan kondisi yang masih bugar tak seperti teman-temannya yang mengantuk, seperti biasa ia membatu pekerjaan Mina untuk mengantarkan pesanan dan mengerjakan hal yang lainnya juga.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Agler melihat Ima yang sibuk dengan mesin jahitnya.

"Tunggulah beberapa saat lagi, pakaian ini hampir selesai dan akan ku jawab pertanyaan mu."

Agler hanya mengangkat alis menanggapi ucapan Ima, ia duduk di sofa dan mulai memejamkan mata sebab rasa ngantuk mulai menyerangnya.

"Sudah selesai!" teriak Ima tiba-tiba.

"Kak cepatlah bangun!" perintahnya sambil menarik tangan Agler.

Meski rasanya malas tapi Agler tetap bangkit dan cukup heran melihat Ima memakaikan sebuah hoodie warna abu-abu kepadanya.

"Aku menggunakan kain yang bagus, ini akan terasa nyaman di pakai baik saat panas terik maupun dingin. Dengan hoodie ini kau terlihat lebih keren, orang-orang di sana pasti tidak akan percaya kau berasal dari desa" ujar Ima melihat betapa bagusnya ia membuat benda itu.

"Kau... membuatkan ini untuk ku?" tanya Agler.

"Tentu saja! bukankah kakak akan pergi ke kota?"

"Kau tau dari mana? aku belum bicara denganmu" tanya Agler.

Ima nampak kehilangan senyum mendengar pertanyaan itu, ia menundukkan wajah dan menjawab dengan suara pelan.

"Aku mendengar obrolan ayah, ibu dan guru Nick"

"Begitu ya... "

"Kak... " panggil Ima.

"Aku tidak ingin kau pergi, aku tidak mau jauh darimu tapi aku juga tidak ingin mengekang mu. Sangat egois jika aku menahanmu tetap di sini demi diriku, karena itu... pergilah tapi jangan lupa kau harus sering-sering menelpon ku" lanjutnya.

Agler tersenyum, di usapnya kepala Ima dengan lembut.

"Jika kau libur panjang nanti aku akan mengajakmu liburan di kota, karena itu belajarlah yang tekun" ujar Agler.

"Sungguh?" tanya Ima memastikan.

Agler mengangguk sebagai jawaban, membuat senyum Ima kembali mengembang di wajah manisnya.

Episodes
1 Ucapan Author
2 Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3 Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4 Bab 3 Pelajaran Pertama
5 Bab 4 Saatnya Merantau
6 Bab 5 Tuan Muda Chad
7 Bab 6 Wanita Kuat
8 Bab 7: Hidup Di Kota
9 Bab 8 Ambisi
10 Bab 9 Awal Kehancuran
11 Bab 10 Pertemuan Kembali
12 Bab 11 Perang Dingin
13 Bab 12 Kembali Ke Akademi
14 Bab 13 Perayaan Kemenangan
15 Bab 14 Teror
16 Bab 15 Sejarah Sanwa
17 Bab 16 Aeda
18 Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19 Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20 Bab 19 Dua Jenis Vampire
21 Bab 20 Negosiasi
22 Bab 21 Hampa
23 Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24 Bab 23 Permintaan Janet
25 Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26 Bab 25 Pangeran Dingin
27 Ban 26 Bukti Cinta
28 Bab 27 Tekad Ima
29 Bab 28 Monster
30 Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31 Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32 Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33 Bab 32 Pil Ajaib
34 Bab 33 Mimpi Buruk
35 Bab 34 Berkumpul Bersama
36 Bab 35 Manager San
37 Ban 36 Putus
38 Bab 37 Jaman Era Baru
39 Bab 38 Menyelamatkan Colt
40 Bab 39 Evolusi Vampire
41 Bab 40 Bebek
42 Bab 41 Sekutu
43 Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44 Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45 Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46 Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47 Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48 Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49 Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50 Bab 49 Surat Shishio
51 Bab 50 Benang Merah
52 Bab 51 Kencan Yang Gagal
53 Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54 Bab 53 Undangan Makan Malam
55 Bab 54 Mewujudkan Impian
56 Bab 55 Agler Dan Chad
57 Bab 56 Agam
58 Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59 Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60 Bab 59 Tolong Benci Aku
61 Bab 60 Salju Pertama
62 Bab 61 Memenuhi Undangan
63 Bab 62 Jawaban Kyra
64 Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65 Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66 Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67 Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68 Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69 Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70 Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71 Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72 Bab 71 Pencarian
73 Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74 Bab 73 Penyamaran
75 Bab 74 Ritual Kontrak
76 Bab 75 Naif
77 Bab 76 Pertukaran Berharga
78 Bab 77 Strategi Kyra
79 Bab 78 Status Yang Baru
80 Bab 79 Pangeran Ke Dua
81 Bab 80 Hilang
82 Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83 Bab 82 Tamu Raja
84 Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85 Bab 84 Sang Pahlawan
86 Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87 Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88 Bab 87 Mencari Fakta
89 Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90 Bab 89 Pedang Bermata Dua
91 Bab 90 Pesta Piyama
92 Bab 91 Penjemputan Kyra
93 Bab 92 Perjodohan
94 Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95 Bab 94 Kenangan Di Kereta
96 Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97 Bab 96 Siapa Pelakunya?
98 Bab 97 Minggat
99 Bab 98 Cinta Artis Opera
100 Bab 99 Umpan
101 Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102 Bab 101 Dejavu
103 Bab 102 Lamaran Resmi
104 Bab 103 Lupakan Aku
105 Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106 Bab 105 Bukti
107 Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108 Bab 107 Kenyataan
109 Bab 108 Pil Pengikat
110 Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111 Bab 110 Pengantin Baru
112 Bab 111 Pengorbanan Hans
113 Bab 112 Warisan Balas Dendam
114 Bab 113 Misi Pembunuhan
115 Bab 114 Ramalan
116 Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117 Bab 116 Perceraian
118 Bab 117 Pasangan Bahagia
119 Bab 118 Tekad Manager San
120 Bab 119 Alasan Ku Berubah
121 Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122 Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123 Bab 122 Perjanjian Baru
124 Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125 Bab 124 Direktur Utama
126 Bab 125 Proyek Yang Sukses
127 Bab 126 Menantu Hermes
128 Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129 Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130 Bab 129 Pencarian Sekutu
131 Bab 130 Teman Lama
132 Bab 131 Anak Kedua
133 Bab 132 Manuntaskan Tugas
134 Bab 133 Kemalangan Pangeran
135 Bab 134 Teka-Teki Insiden
136 Bab 135 Penculikan
137 Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138 Bab 137 Identitas Tersembunyi
139 Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140 Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141 Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142 Bab 141 Gadis Lancangku
143 Bab 142 Sandera
144 Bab 143 Pelaku penembakan
145 Bab 144 Ikatan Kebencian
146 Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147 Bab 146 Ujian Seleksi
148 Bab 147 Ujian Terakhir
149 Bab 148 Perang Telah Pecah
150 Bab 149 Berakhir
151 Bab 150 Sisa Perang
152 Bab 151 Surat Wasiat
153 Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154 Bab 153 Menepati Janji
155 Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156 Bab 155 Pernikahan
157 Ucapan Selamat Author
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Ucapan Author
2
Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3
Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4
Bab 3 Pelajaran Pertama
5
Bab 4 Saatnya Merantau
6
Bab 5 Tuan Muda Chad
7
Bab 6 Wanita Kuat
8
Bab 7: Hidup Di Kota
9
Bab 8 Ambisi
10
Bab 9 Awal Kehancuran
11
Bab 10 Pertemuan Kembali
12
Bab 11 Perang Dingin
13
Bab 12 Kembali Ke Akademi
14
Bab 13 Perayaan Kemenangan
15
Bab 14 Teror
16
Bab 15 Sejarah Sanwa
17
Bab 16 Aeda
18
Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19
Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20
Bab 19 Dua Jenis Vampire
21
Bab 20 Negosiasi
22
Bab 21 Hampa
23
Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24
Bab 23 Permintaan Janet
25
Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26
Bab 25 Pangeran Dingin
27
Ban 26 Bukti Cinta
28
Bab 27 Tekad Ima
29
Bab 28 Monster
30
Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31
Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32
Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33
Bab 32 Pil Ajaib
34
Bab 33 Mimpi Buruk
35
Bab 34 Berkumpul Bersama
36
Bab 35 Manager San
37
Ban 36 Putus
38
Bab 37 Jaman Era Baru
39
Bab 38 Menyelamatkan Colt
40
Bab 39 Evolusi Vampire
41
Bab 40 Bebek
42
Bab 41 Sekutu
43
Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44
Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45
Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46
Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47
Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48
Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49
Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50
Bab 49 Surat Shishio
51
Bab 50 Benang Merah
52
Bab 51 Kencan Yang Gagal
53
Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54
Bab 53 Undangan Makan Malam
55
Bab 54 Mewujudkan Impian
56
Bab 55 Agler Dan Chad
57
Bab 56 Agam
58
Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59
Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60
Bab 59 Tolong Benci Aku
61
Bab 60 Salju Pertama
62
Bab 61 Memenuhi Undangan
63
Bab 62 Jawaban Kyra
64
Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65
Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66
Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67
Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68
Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69
Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70
Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71
Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72
Bab 71 Pencarian
73
Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74
Bab 73 Penyamaran
75
Bab 74 Ritual Kontrak
76
Bab 75 Naif
77
Bab 76 Pertukaran Berharga
78
Bab 77 Strategi Kyra
79
Bab 78 Status Yang Baru
80
Bab 79 Pangeran Ke Dua
81
Bab 80 Hilang
82
Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83
Bab 82 Tamu Raja
84
Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85
Bab 84 Sang Pahlawan
86
Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87
Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88
Bab 87 Mencari Fakta
89
Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90
Bab 89 Pedang Bermata Dua
91
Bab 90 Pesta Piyama
92
Bab 91 Penjemputan Kyra
93
Bab 92 Perjodohan
94
Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95
Bab 94 Kenangan Di Kereta
96
Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97
Bab 96 Siapa Pelakunya?
98
Bab 97 Minggat
99
Bab 98 Cinta Artis Opera
100
Bab 99 Umpan
101
Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102
Bab 101 Dejavu
103
Bab 102 Lamaran Resmi
104
Bab 103 Lupakan Aku
105
Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106
Bab 105 Bukti
107
Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108
Bab 107 Kenyataan
109
Bab 108 Pil Pengikat
110
Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111
Bab 110 Pengantin Baru
112
Bab 111 Pengorbanan Hans
113
Bab 112 Warisan Balas Dendam
114
Bab 113 Misi Pembunuhan
115
Bab 114 Ramalan
116
Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117
Bab 116 Perceraian
118
Bab 117 Pasangan Bahagia
119
Bab 118 Tekad Manager San
120
Bab 119 Alasan Ku Berubah
121
Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122
Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123
Bab 122 Perjanjian Baru
124
Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125
Bab 124 Direktur Utama
126
Bab 125 Proyek Yang Sukses
127
Bab 126 Menantu Hermes
128
Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129
Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130
Bab 129 Pencarian Sekutu
131
Bab 130 Teman Lama
132
Bab 131 Anak Kedua
133
Bab 132 Manuntaskan Tugas
134
Bab 133 Kemalangan Pangeran
135
Bab 134 Teka-Teki Insiden
136
Bab 135 Penculikan
137
Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138
Bab 137 Identitas Tersembunyi
139
Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140
Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141
Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142
Bab 141 Gadis Lancangku
143
Bab 142 Sandera
144
Bab 143 Pelaku penembakan
145
Bab 144 Ikatan Kebencian
146
Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147
Bab 146 Ujian Seleksi
148
Bab 147 Ujian Terakhir
149
Bab 148 Perang Telah Pecah
150
Bab 149 Berakhir
151
Bab 150 Sisa Perang
152
Bab 151 Surat Wasiat
153
Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154
Bab 153 Menepati Janji
155
Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156
Bab 155 Pernikahan
157
Ucapan Selamat Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!