Bab 16 Aeda

Aeda keluar seperti biasa untuk membeli bahan makanan sesuai jadwal yang telah di siapkan, hari itu supir mengantarnya ke swalayan. Banyak barang yang ia beli karena memang ia belanja untuk seminggu penuh, dua jam ia habiskan hanya untuk berbelanja bahan makanan.

Tak cukup sampai di situ, ia juga pergi ke pasar untuk membeli ikan segar di tempat langganannya. Hanya pada satu orang yaitu penjual ikan yang sangat ia percayai, ikan yang ia beli di sana adalah kualitas bagus yang Chad suka sehingga ia menjadi pelanggan tetap.

"Halo tuan Giant, apa kabar?" sapa Aeda.

"Oh nyonya, kabar baik" jawab Giant ramah.

"Kau pulang kampung begitu lama sampai aku kewalahan mencari ikan"

"Hehe maaf, aku punya sedikit urusan jadi pulang lebih lama. Baiklah apa yang kau butuhkan sekarang?"

"Aku perlu ikan tuna dan tolong kakap merahnya juga" jawab Aeda.

"Baiklah akan ku siapkan, Agler! tolong bawakan kakap merah kesini!" teriak Giant.

"Baik paman!" jawab Agler yang segera datang.

Bagai ada tsunami di depan mata, Aeda tak mampu berkedip melihat Agler menghampirinya dengan membawa ikan.

"Nyonya, ini ikan anda" ujar Agler ramah.

"Tu-tuan muda... " gumam Aeda pelan.

Wajah itu, wajah yang sama persis seperti Chad. Aeda mengerjap beberapa detik kemudian, memperhatikan lebih seksama lagi. Wajah Agler sangat mirip dengan Chad sampai membuat Aeda kaget setengah mati.

"Te-terimakasih" jawab Aeda.

Agler tersenyum dan kembali ke tempatnya semula, di gantikan oleh Giant yang datang untuk membungkus semua ikan itu.

"Siapa pemuda itu?" tanya Aeda tanpa mengalihkan pandangannya dari Agler.

"Oh namanya Agler, dia dari kampung yang sama dengan ku. Niatnya kemari adalah untuk belajar sambil bekerja, apa kau menyukainya juga?"

"Apa?" tanya Aeda kurang paham.

"Semenjak dia bekerja padaku tiba-tiba aku memiliki banyak pelanggan tetap, yah kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu yang ingin menjodohkan Agler dengan putrinya. Aku dapat mengerti hal itu karena Agler memang memiliki wajah yang tampan serta sifat yang ramah, jika di pikir lagi aku beruntung sudah mengajaknya bekerja padaku"

"Sepertinya kau kenal baik pemuda itu" ujar Aeda.

"Tentu saja, aku adalah teman ayahnya. Bahkan saat kecil Agler sudah akrab dengan keluarga ku, karena itulah aku membawanya ke sini" jawab Giant.

Dari ekspresi Giant dan caranya menceritakan tentang Agler ia tahu Giant tidak berbohong,itu artinya Agler bukanlah Chad. Ia hanya pemuda miskin yang kebetulan sangat mirip dengan tuannya, namun dengan rambut yang lebih panjang dan sifat yang lebih ramah.

"Ini pesanan mu sudah selesai" ujar Giant.

"Terimakasih, kalau begitu aku pergi dulu" jawab Aeda.

Ia pun segera pergi meninggalkan tempat itu, dalam perjalanan pulang benaknya masih saja mengingat wajah Agler. Bagai pinang di belah dua mereka benar-benar mirip, ia pun menjadi memiliki keinginan untuk mempertemukan mereka dan membandingkannya.

"Ah jika dari sifat pemuda bernama Agler itu pasti lebih unggul, dia sangat ramah dan murah senyum berbanding terbalik dengan tuan muda" gumamnya.

Setelah ia sampai di kediaman Joyi dengan segera ke dapur untuk memerintahkan pelayan lainnya membereskan barang belanjaan.

"Aeda... " panggil Joyi.

"Iya nyonya"

"Tolong buatkan aku teh dan bawakan juga beberapa biskuit, aku sangat ingin cemilan manis"

"Akan saya siapkan" jawab Aeda patuh.

Setelah kepergian Joyi dengan segera ia menyiapkan apa yang diminta, setelah teh selesai di buat ia taruh di atas nampan dengan biskuit dan dibawanyalah ke ruang Joyi.

"Nyonya, saya bawakan pesanan anda" ujar Aeda saat memasuki ruangan.

"Terimakasih" jawab Joyi.

Ditaruhnya teh dan biskuit itu di atas meja, sedang Joyi menatap kebun kecil di halaman belakang rumahnya. Pemandangan itu nampak indah meski tak ada gunung yang menjadi latarnya, atau udara sejuk seperti di pedesaan.

"Aeda, kau sudah lama tidak mengambil cuti. Apa keluarga mu baik-baik saja? tengoklah mereka sesekali" ujar Joyi.

"Saya sudah menelpon mereka, semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Terimakasih nyonya sudah mengkhawatirkan keluarga saya"

"Apa kau tidak merindukan mereka?"

"Tentu rindu, tapi pekerjaan saya masih banyak dan jauh lebih penting. Jika ada kesempatan nanti pun saya akan meminta ijin untuk pulang"

"Berapa usia cucumu?"

"Dia sudah menginjak tiga tahun"

"Benarkah? dia pasti sangat lucu dan menggemaskan, jika ada kesempatan aku ingin mengunjungi keluarga mu"

"Nyonya... " panggil Aeda yang merasakan kesepian terpancar dari diri Joyi.

Lima belas tahun yang lalu, di bawah rintik hujan dan petir yang menggelegar Aeda berjalan tanpa jiwa. Kakinya terus melangkah tanpa tahu kemana tujuannya, sampai akhirnya aliran sungai yang deras mengalihkan perhatiannya.

Seolah ada tangan yang melambai-lambai, memanggilnya agar terjun dari atas jembatan itu. Beberapa detik berlalu kini kakinya sudah memanjat pagar besi itu, hanya dengan satu loncatan saja maka semuanya akan berakhir.

Tapi tiba-tiba sebuah tangan menariknya, menjatuhkan mereka di atas jembatan yang basah karena hujan. Aeda melihat wajah seorang wanita yang keras, ada kerutan di kening wanita itu sebab matanya perih terkena cipratan air yang kotor.

Wanita pemberani, penyelamat hidupnya, itulah kesan pertama yang Aeda dapat dari Joyi. Beberapa saat kemudian cacian ia dengar dari mulut Joyi, tapi semua itu merupakan motivasi untuk dirinya yang sudah kehilangan semangat hidup.

Dalam isak tangisnya Aeda bercerita bahwa dia terlilit hutang yang sangat besar, anaknya di culik dan dijadikan jaminan. Jika dia tidak bisa melunasi hutangnya maka anaknya akan di jual ke rumah bordir, hanya sebatang kara tanpa adanya suami ia kewalahan dan tak tahu harus berbuat apa.

"Jika kau mati apa anakmu akan selamat? justru kematian mu adalah pintu neraka yang akan anak mu masuki" ujar Joyi kala itu.

Aeda tersadar dan malu akan dirinya sendiri, di saat ibu lain akan berjuang mempertaruhkan nyawa demi anaknya ia malah akan merenggut nyawanya demi kebebasannya sendiri.

Meski Aeda adalah orang asing tapi Joyi mau membantunya, ia melunasi hutang Aeda tanpa meminta apa pun darinya. Saat itulah Aeda bersumpah akan mengikuti kemana pun Joyi pergi sekali pun ke neraka.

Ia menjadi pembantu pertama Joyi dan terus menemaninya hingga saat ini, semakin hari semakin kenal mereka terus bertukar cerita hingga saling memahami.

"Suatu saat nanti, tuan Chad pasti akan membawa gadis ke rumah ini. Dia akan mengenalkan gadis itu kepada anda dan meminta restu anda, rumah ini pasti akan ramai karena teriakan malaikat kecil yang memanggil anda" ujar Aeda.

"Apakah hal itu akan terjadi pada keluarga ku?" tanya Joyi yang tidak yakin.

"Tentu saja, tuan muda sudah berumur delapan belas tahun pasti ada gadis yang diam-diam dia sukai"

"Chad terlalu kasar, menurut mu apa akan ada gadis yang menyukainya? para gadis sekarang hanya cinta pada materi tidak ada yang benar-benar memiliki cinta"

"Pasti ada nyonya, gadis yang mungkin sedikit gila karena dia menyukai pria dingin seperti tuan muda"

Hahahaha

"Astaga Aeda, kau membuat ku tertawa" ujar Joyi merasa geli.

* * *

Hhhhaaaaaaccccciiuuhhh

"Astaga Ima! apa kau flu?" tanya Mina khawatir.

"Tidak! mungkin aku menghirup debu" jawab Ima sambil menggosok hidungnya.

Ia beranjak dari tempat duduknya dan mulai membereskan pakaian yang telah ia setrika, mengemasnya ke dalam tas dan menaruhnya di tempat biasa.

"Ibu, beberapa saat lalu aku bertemu dengan dua vampire pengelana"

"Benarkah? kenapa jadi banyak vampire pengelana datang kemari?" tanya Mina mulai cemas.

"Mereka hanya lewat dan kebetulan sedang mencari makan, aku sudah menawari mereka untuk singgah tapi mereka tidak mau"

"Jangan ajak vampire sembarangan datang ke rumah kita Ima, ibu tidak mau berurusan dengan para vampire itu"

"Andai mereka datang ke sini ibu pasti kaget! sebab salah satu dari mereka sangat mirip dengan kakak"

"Maksudmu?" tanya Mina tak mengerti.

"Wajahnya benar-benar mirip dengan kakak, sampai-sampai aku pun mengira bahwa itu kak Agler. Aku sempat memanggilnya kak Agler tapi kemudian temannya memberitahu bahwa dia orang yang berbeda"

"Apa benar-benar mirip kakak mu?"

"Sangat mirip! aku saja sampai kaget, tapi jika di perhatikan dia seperti kakak dalam mode jahat"

"Maksudnya?" tanya Mina lagi-lagi tak mengerti.

"Meski pengelana tapi caranya berpakaian sangat rapih berbeda sekali dengan kakak yang norak, rambutnya juga di potong rapi tapi meski wajahnya mirip kakak dia berwajah lebih keras seperti orang yang akan marah. Dia tidak banyak bicara dan sangat dingin, auranya bahkan lebih kuat dari kakak"

"Oh, semirip apa pun seseorang pasti akan ada bedanya. Bahkan anak kembar sekali pun memiliki tabiat yang berbeda, ibu dengar di dunia ini ada tujuh orang dengan wajah yang sama, mungkin kakak mu adalah salah satunya" jawab Mina.

"Sepertinya begitu, tapi jika di suruh memilih aku lebih suka pria itu dari kakak"

"Kenapa?"

"Kenapa? karena meski wajah mereka mirip tapi pria itu lebih tampan dan berkharisma, ah.... dia benar-benar tipe ku sekali... " ujar Ima sambil membayangkan pertemuan mereka.

* * *

Hhhhhhhaaaaaccccciiuuuuhhhh

"Ah astaga... kenapa anginnya terasa dingin? apa aku demam?" gumam Chad.

Di tutupnya jendela di ruang kerjanya itu kemudian ia kembali duduk untuk melanjutkan pekerjaannya, namun tiba-tiba ia kehilangan fokus karena terbayang wajah gadis yang ia temui di hutan.

Wajah cantik khas gadis belia dengan kelinci putih di pelukan, senyumnya yang menawan dan keceriaan yang nyata. Dengan ramah gadis itu memperkenalkan diri sebagai Ima, meski baru pertama kali bertemu tapi Ima berbaik hati memberikan kelinci itu dan mengundangnya ke rumah.

Ada sedikit penyesalan dalam hatinya mengapa waktu itu ia tidak mengiyakan saja, tapi kemudian ia menepis pikiran itu. Ini bukan saatnya untuk memikirkan gadis, ia harus kembali fokus pada pekerjaannya.

Tok Tok Tok

"Masuk!" ujar Chad.

Pintu terbuka dan nampak manager San masuk ke dalam.

"Tuan, ini laporan yang anda minta" ujarnya menyerahkan sebuah berkas.

"Terimakasih, um... manager San seperti besok aku tidak masuk kantor lagi jadi tolong kumpulkan semua berkas yang harus ku tanda tangani dan bawa kemari saja"

"Baik tuan, apa.... tuan baik-baik saja?" tanya manager San yang sadar wajah Chad lebih pucat dari biasanya.

"Ya, aku hanya sedikit kelelahan saja"

"Oh apa perlu saya bawakan obat?"

"Tidak usah, selesai ini aku akan istirahat"

"Baiklah kalau begitu, tolong jaga kesehatan tuan."

Manager San pun pamit dan pergi meninggalkan ruangan itu, tiba-tiba Jhon masuk ke dalam ruangan tanpa suara. Karena ini bukan yang pertama kalinya dan lagi Chad bisa merasakan kehadiran Jhon maka ia tak kaget akan hal itu.

"Chad ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengan mu" ujar Jhon serius.

"Apa itu?" tanya Chad.

Jhon pun menceritakan apa yang terjadi padanya semalam, saat ia pergi ke kediaman Chad untuk menaruh persediaan darah tanpa di duga sekelompok penyihir menyergapnya di luar.

Mereka membuat perisai yang mengurung dirinya, sebenarnya dengan mudah ia bisa melepaskan diri dari kurungan perisai. Tapi ia harus tahu mengapa ada penyihir di wilayah itu sedangkan tidak ada kasus kematian di sana, karena perlu mencaritahu maka ia hanya diam saja.

Yang membuatnya terkejut adalah pemimpin dari para penyihir itu adalah Shigima, meski kini Shigima sudah terlihat lebih tua tapi ia masih mengenalinya. Shigima juga terlihat sama terkejut nya dengan dirinya, ia terpana selama beberapa detik sebelum melontarkan pertanyaan.

"Apa yang paman lakukan di sini?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu" balas Jhon.

"Ini... merupakan kediaman Chad, apa hubungan mu dengannya?"

"Itu bukan urusanmu"

"Jangan-jangan paman ada hubungannya dengan teror itu! teror hewan buas yang memakan lima korban, apakah bibi Joy menyuruh paman untuk melakukan hal itu?" tanya Shigima curiga.

"Kau salah besar! aku tidak perduli kau mau percaya atau tidak tapi aku tidak mau berurusan lagi dengan keluarga mu, terakhir kali kita berhubungan putraku tercinta meninggal demi saudari mu! tidak Shigima, sudah cukup! aku sudah tidak punya gairah lagi untuk semua omong kosong itu" jawab Jhon.

Prang......

Hanya dengan satu sayatan perisai itu hancur berkeping-keping, dengan cepat Jhon melarikan diri. Para penyihir itu sudah bersiap mengejar tapi Shigima menghentikannya.

"Kau harus berhati-hati, mereka mulai curiga padamu" ujar Jhon setelah selesai bercerita.

Sejenak Chad berfikir, ia tahu cepat atau lambat mereka pasti akan tahu penyebab dari kematian orang-orang itu. Sebenarnya ia sudah siap akan perang terbuka, namun ia tidak mengira pada akhirnya Jhon akan terbawa arus juga. Sesuai keinginan Jhon ia juga tak mau jika Jhon terlibat lagi dalam perang ini, dia sudah banyak membantu dan Chad belum bisa membalas atas semua kebaikan itu.

"Aku mengerti, paman tidak perlu khawatir"

"Baguslah kalau begitu, um.... apa kau sakit?" tanya Jhon meneliti wajahnya.

"Aku hanya kelelahan saja"

"Sepertinya kau memang tidak bisa tinggal di gunung atau alam terbuka lainnya, melihat mu aku jadi teringat para vampire bangsawan. Minum ini agar kau merasa lebih baik" ujarnya sambil menyerahkan sebuah botol kecil.

"Terimakasih" jawab Chad menerima botol itu.

"Minta Aeda untuk menyeduhkan ramuan itu dengan teh panas"

"Baiklah"

"Kalau begitu aku pergi dulu" ujar Jhon.

Chad segera pergi keluar untuk mencari Aeda, setelah menemukannya segera ia minta di buatkan teh panas dan mencampurnya dengan ramuan yang di berikan Jhon.

"Wajah tuan benar-benar pucat, akan ku buatkan sup agar tubuh tuan tidak lemah" ujar Aeda jelas khawatir.

"Tidak perlu ini saya sudah cukup"

"Mana boleh begitu, akan bahaya jika di biarkan. Tunggulah sebentar saja" ujar Aeda yang segera pergi ke dapur untuk menyiapkan segalanya.

Chad tak bisa menolak jika itu adalah Aeda, meski dia hanya kepala pelayan tapi dia sudah menjadi ibu pengganti bagi dirinya yang tidak sempat merasakan kasih sayang seorang ibu.

Satu tempat di bagian hatinya yang lain ada kehormatan yang ia khususkan hanya untuk Aeda.

Episodes
1 Ucapan Author
2 Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3 Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4 Bab 3 Pelajaran Pertama
5 Bab 4 Saatnya Merantau
6 Bab 5 Tuan Muda Chad
7 Bab 6 Wanita Kuat
8 Bab 7: Hidup Di Kota
9 Bab 8 Ambisi
10 Bab 9 Awal Kehancuran
11 Bab 10 Pertemuan Kembali
12 Bab 11 Perang Dingin
13 Bab 12 Kembali Ke Akademi
14 Bab 13 Perayaan Kemenangan
15 Bab 14 Teror
16 Bab 15 Sejarah Sanwa
17 Bab 16 Aeda
18 Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19 Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20 Bab 19 Dua Jenis Vampire
21 Bab 20 Negosiasi
22 Bab 21 Hampa
23 Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24 Bab 23 Permintaan Janet
25 Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26 Bab 25 Pangeran Dingin
27 Ban 26 Bukti Cinta
28 Bab 27 Tekad Ima
29 Bab 28 Monster
30 Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31 Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32 Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33 Bab 32 Pil Ajaib
34 Bab 33 Mimpi Buruk
35 Bab 34 Berkumpul Bersama
36 Bab 35 Manager San
37 Ban 36 Putus
38 Bab 37 Jaman Era Baru
39 Bab 38 Menyelamatkan Colt
40 Bab 39 Evolusi Vampire
41 Bab 40 Bebek
42 Bab 41 Sekutu
43 Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44 Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45 Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46 Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47 Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48 Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49 Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50 Bab 49 Surat Shishio
51 Bab 50 Benang Merah
52 Bab 51 Kencan Yang Gagal
53 Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54 Bab 53 Undangan Makan Malam
55 Bab 54 Mewujudkan Impian
56 Bab 55 Agler Dan Chad
57 Bab 56 Agam
58 Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59 Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60 Bab 59 Tolong Benci Aku
61 Bab 60 Salju Pertama
62 Bab 61 Memenuhi Undangan
63 Bab 62 Jawaban Kyra
64 Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65 Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66 Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67 Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68 Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69 Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70 Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71 Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72 Bab 71 Pencarian
73 Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74 Bab 73 Penyamaran
75 Bab 74 Ritual Kontrak
76 Bab 75 Naif
77 Bab 76 Pertukaran Berharga
78 Bab 77 Strategi Kyra
79 Bab 78 Status Yang Baru
80 Bab 79 Pangeran Ke Dua
81 Bab 80 Hilang
82 Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83 Bab 82 Tamu Raja
84 Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85 Bab 84 Sang Pahlawan
86 Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87 Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88 Bab 87 Mencari Fakta
89 Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90 Bab 89 Pedang Bermata Dua
91 Bab 90 Pesta Piyama
92 Bab 91 Penjemputan Kyra
93 Bab 92 Perjodohan
94 Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95 Bab 94 Kenangan Di Kereta
96 Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97 Bab 96 Siapa Pelakunya?
98 Bab 97 Minggat
99 Bab 98 Cinta Artis Opera
100 Bab 99 Umpan
101 Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102 Bab 101 Dejavu
103 Bab 102 Lamaran Resmi
104 Bab 103 Lupakan Aku
105 Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106 Bab 105 Bukti
107 Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108 Bab 107 Kenyataan
109 Bab 108 Pil Pengikat
110 Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111 Bab 110 Pengantin Baru
112 Bab 111 Pengorbanan Hans
113 Bab 112 Warisan Balas Dendam
114 Bab 113 Misi Pembunuhan
115 Bab 114 Ramalan
116 Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117 Bab 116 Perceraian
118 Bab 117 Pasangan Bahagia
119 Bab 118 Tekad Manager San
120 Bab 119 Alasan Ku Berubah
121 Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122 Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123 Bab 122 Perjanjian Baru
124 Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125 Bab 124 Direktur Utama
126 Bab 125 Proyek Yang Sukses
127 Bab 126 Menantu Hermes
128 Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129 Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130 Bab 129 Pencarian Sekutu
131 Bab 130 Teman Lama
132 Bab 131 Anak Kedua
133 Bab 132 Manuntaskan Tugas
134 Bab 133 Kemalangan Pangeran
135 Bab 134 Teka-Teki Insiden
136 Bab 135 Penculikan
137 Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138 Bab 137 Identitas Tersembunyi
139 Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140 Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141 Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142 Bab 141 Gadis Lancangku
143 Bab 142 Sandera
144 Bab 143 Pelaku penembakan
145 Bab 144 Ikatan Kebencian
146 Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147 Bab 146 Ujian Seleksi
148 Bab 147 Ujian Terakhir
149 Bab 148 Perang Telah Pecah
150 Bab 149 Berakhir
151 Bab 150 Sisa Perang
152 Bab 151 Surat Wasiat
153 Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154 Bab 153 Menepati Janji
155 Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156 Bab 155 Pernikahan
157 Ucapan Selamat Author
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Ucapan Author
2
Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3
Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4
Bab 3 Pelajaran Pertama
5
Bab 4 Saatnya Merantau
6
Bab 5 Tuan Muda Chad
7
Bab 6 Wanita Kuat
8
Bab 7: Hidup Di Kota
9
Bab 8 Ambisi
10
Bab 9 Awal Kehancuran
11
Bab 10 Pertemuan Kembali
12
Bab 11 Perang Dingin
13
Bab 12 Kembali Ke Akademi
14
Bab 13 Perayaan Kemenangan
15
Bab 14 Teror
16
Bab 15 Sejarah Sanwa
17
Bab 16 Aeda
18
Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19
Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20
Bab 19 Dua Jenis Vampire
21
Bab 20 Negosiasi
22
Bab 21 Hampa
23
Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24
Bab 23 Permintaan Janet
25
Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26
Bab 25 Pangeran Dingin
27
Ban 26 Bukti Cinta
28
Bab 27 Tekad Ima
29
Bab 28 Monster
30
Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31
Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32
Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33
Bab 32 Pil Ajaib
34
Bab 33 Mimpi Buruk
35
Bab 34 Berkumpul Bersama
36
Bab 35 Manager San
37
Ban 36 Putus
38
Bab 37 Jaman Era Baru
39
Bab 38 Menyelamatkan Colt
40
Bab 39 Evolusi Vampire
41
Bab 40 Bebek
42
Bab 41 Sekutu
43
Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44
Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45
Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46
Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47
Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48
Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49
Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50
Bab 49 Surat Shishio
51
Bab 50 Benang Merah
52
Bab 51 Kencan Yang Gagal
53
Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54
Bab 53 Undangan Makan Malam
55
Bab 54 Mewujudkan Impian
56
Bab 55 Agler Dan Chad
57
Bab 56 Agam
58
Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59
Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60
Bab 59 Tolong Benci Aku
61
Bab 60 Salju Pertama
62
Bab 61 Memenuhi Undangan
63
Bab 62 Jawaban Kyra
64
Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65
Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66
Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67
Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68
Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69
Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70
Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71
Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72
Bab 71 Pencarian
73
Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74
Bab 73 Penyamaran
75
Bab 74 Ritual Kontrak
76
Bab 75 Naif
77
Bab 76 Pertukaran Berharga
78
Bab 77 Strategi Kyra
79
Bab 78 Status Yang Baru
80
Bab 79 Pangeran Ke Dua
81
Bab 80 Hilang
82
Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83
Bab 82 Tamu Raja
84
Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85
Bab 84 Sang Pahlawan
86
Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87
Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88
Bab 87 Mencari Fakta
89
Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90
Bab 89 Pedang Bermata Dua
91
Bab 90 Pesta Piyama
92
Bab 91 Penjemputan Kyra
93
Bab 92 Perjodohan
94
Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95
Bab 94 Kenangan Di Kereta
96
Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97
Bab 96 Siapa Pelakunya?
98
Bab 97 Minggat
99
Bab 98 Cinta Artis Opera
100
Bab 99 Umpan
101
Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102
Bab 101 Dejavu
103
Bab 102 Lamaran Resmi
104
Bab 103 Lupakan Aku
105
Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106
Bab 105 Bukti
107
Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108
Bab 107 Kenyataan
109
Bab 108 Pil Pengikat
110
Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111
Bab 110 Pengantin Baru
112
Bab 111 Pengorbanan Hans
113
Bab 112 Warisan Balas Dendam
114
Bab 113 Misi Pembunuhan
115
Bab 114 Ramalan
116
Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117
Bab 116 Perceraian
118
Bab 117 Pasangan Bahagia
119
Bab 118 Tekad Manager San
120
Bab 119 Alasan Ku Berubah
121
Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122
Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123
Bab 122 Perjanjian Baru
124
Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125
Bab 124 Direktur Utama
126
Bab 125 Proyek Yang Sukses
127
Bab 126 Menantu Hermes
128
Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129
Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130
Bab 129 Pencarian Sekutu
131
Bab 130 Teman Lama
132
Bab 131 Anak Kedua
133
Bab 132 Manuntaskan Tugas
134
Bab 133 Kemalangan Pangeran
135
Bab 134 Teka-Teki Insiden
136
Bab 135 Penculikan
137
Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138
Bab 137 Identitas Tersembunyi
139
Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140
Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141
Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142
Bab 141 Gadis Lancangku
143
Bab 142 Sandera
144
Bab 143 Pelaku penembakan
145
Bab 144 Ikatan Kebencian
146
Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147
Bab 146 Ujian Seleksi
148
Bab 147 Ujian Terakhir
149
Bab 148 Perang Telah Pecah
150
Bab 149 Berakhir
151
Bab 150 Sisa Perang
152
Bab 151 Surat Wasiat
153
Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154
Bab 153 Menepati Janji
155
Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156
Bab 155 Pernikahan
157
Ucapan Selamat Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!