Jack dan Shigima dengan sengaja datang ke lokasi kejadian hanya untuk melihat bekas mayat yang kini menyisakan noda darah. Hanya dari situ saja Jack mengetahui pembunuhan kali ini di lakukan oleh orang yang sama, hal ini sudah tidak bisa di biarkan lagi. Shigima mengeluarkan pendapatnya dan meminta Jack untuk mencari vampire itu, sebab kemungkinan besar semua ini terjadi ulah dari vampire itu.
Cukup lama Jack pergi tapi hingga larut malam ia belum kembali juga, sedang Shigima menunggu dengan tidak sabar.
"Aku pulang" ujar Jack membuka pintu.
"Ayah, bagaimana ayah?" tanya Shigima yang sudah tak sabar.
Tapi Jack menggeleng dengan lemah, ia telah menyisir hutan bahkan mengitarinya sebanyak dua kali tetap saja makhluk itu tidak ada. Hal ini membuat Shigima semakin yakin bahwa vampire itulah yang membuat kekacauan.
"Tapi... bukankah ini aneh? bukankah vampire menghisap darah? kenapa ia membunuh dengan cara sadis seperti itu?" tanya Amelia yang tidak paham.
"Mungkin saja vampire itu melakukannya untuk membuat kekacauan"
"Maksudnya?"
"Tidakkah kau merasa heran? semenjak Hans menjadi CEO ada banyak insiden terjadi yang membuat kita kehilangan segalanya, mungkin saja ini adalah satu rencana seseorang untuk menjatuhkan kita lebih dalam lagi" ujar Shigima.
Jack tiba-tiba teringat pada Joyi, terakhir kali mereka bertemu Joyi menunjukkan jelas kebenciannya. Bahkan ia sempat mengancam pula, jika di pikir lagi mungkin saja semua ini adalah perbuatan Joyi. Saat ia masih menjadi kepala pelayan dengan berani ia meracuni Jessa dan berkhianat kepadanya, apalagi sekarang dia adalah pemilik Sanwa hotel. Dengan kedudukan dan uang yang ia miliki tuduhan hanya menunjuk kepadanya.
"Shigima, bisakah kau membantu ayah menjaga Jessa? besok ayah akan pergi ke akademi untuk bicara dengan Nyonya, siapa tahu kita mendapat petunjuk"
"Oh baiklah ayah" jawab Shigima.
Jack pun mengangguk dan pergi ke kamarnya, menemui istri yang paling ia cintai. Di atas ranjang itu, terbaring Jessa yang sudah tidak bisa banyak bergerak. Beberapa tahun yang lalu dokter memvonis ia menderita stroke, badannya lumpuh sebelah dimana tubuh bagian kanan benar-benar tidak bisa di gerakkan.
"Maaf sayang, aku pulang telat hari ini" ujar Jack sambil duduk di sampingnya.
Jessa tak menjawab, ia masih bisa mengeluarkan suara tapi kata-katanya sulit di mengerti. Karena itu jika tidak terlalu penting Jessa tidak akan bicara, sebagai gantinya dia akan menggunakan isyarat sederhana.
Melihat ketidakberdayaan istrinya hati Jack begitu sakit, setelah semua musibah yang menimpa keluarganya ia masih tak percaya Joyi mampu berbuat kejam padanya. Seakan tak habis dendam yang ada dalam hatinya, padahal semua bukan kesalahan dirinya sepenuhnya.
Jack tak bisa terus tinggal diam, jika di biarkan maka bukan hanya keluarganya saja yang celaka tapi orang-orang tak berdosa pun akan ikut terseret juga. Ia sudah memutuskan akan menemui Joyi, mengajaknya bicara untuk menyelesaikan semua masalah ini.
Dengan alasan pergi ke Akademi padahal Jack pergi ke restoran tempat dimana mereka bertemu untuk yang pertama kalinya, hari itu pun Joyi datang terlambat lagi dan menemuinya dengan kesombongan yang tinggi.
"Kudengar kau bangkrut, kenapa mengajak ku bertemu di sini?" tanya Joyi.
"Tidak masalah mau di tempat seperti apa pun, yang terpenting adalah kau mau menemuiku"
"Ah sebegitu inginnya dirimu bertemu, apa kau sangat merindukan ku?" goda Joyi.
"Tidakkah kau malu bicara seperti itu di usia mu yang sekarang?"
"Kenapa? bahkan nenek tua berumur 100 tahun pun masih bisa menikahi pemuda berusia 20 tahun, apa salahnya dengan itu?" balas Joyi.
"Cukup Joyi, aku memintamu datang bukan untuk ini"
"Lalu apa?" tanya Joyi pura-pura tidak mengerti.
"Aku ingin kau menghentikan semua perbuatan keji mu! urusan kita maka hanya boleh ada kita di dalamnya, jangan pernah libatkan orang lain apalagi mengambil nyawa orang-orang yang tidak berdosa" ujar Jack tak tahan.
"Aku mengerti maksudmu"
"Joyi aku bicara serius, jika kau berani menyentuh orang lain termasuk keluarga ku maka aku juga bisa melakukan hal yang serupa padamu" ancam Jack.
"Kau... berani mengancamku? kau sudah merebut segalanya dariku, sejak awal aku tidak punya apa-apa tiba-tiba kau membuangku seolah aku sampah. Aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini Jack, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja" balas Joyi.
"Baik! darah akan di bayar dengan darah begitu pun dengan nyawa" ucap Jack untuk terakhir kalinya.
Dendam yang sekian lama ada dalam hatinya kini semakin besar dan memuncak, tak ada jalan untuk kembali Joyi semakin memantapkan langkahnya.
Dengan gusar ia pulang ke rumah, menemui cucunya yang baru kembali kemarin.
"Nenek ada apa?" tanya Chad jelas melihat kekhawatiran dalam wajah Joyi.
"Nak, Jack telah mengibarkan bendera perangnya. Dia mengancam nenek akan melukaimu dan tidak akan membiarkan kita hidup tenang, itu membuat nenek sangat khawatir padamu"
"Nenek tenang saja, Jack tidak mengenaliku jadi bagaimana bisa dia melukaiku?"
"Dia pasti akan mencaritahu, jika dia tidak menemukan mu maka dia akan melukai nenek sampai mati"
"Tidak!" teriak Chad tegas.
"Jika dia berani menyentuh nenek maka akan ku pastikan dia tidak bisa bertemu lagi dengan cucunya Hans, aku bersumpah akan melukai Hans jika itu sampai terjadi" lanjutnya penuh dendam.
"Kau... akan melindungi nenek Chad?" tanya Joyi pelan.
"Tentu saja, apa pun akan kulakukan demi nenek. Jadi sebaiknya sekarang nenek pergi istirahat agar nenek merasa lebih baik" jawab Chad melembut.
"Terimakasih nak, kau adalah satu-satunya pelindung dan harta nenek yang paling berharga."
Chad tersenyum mendengar ucapan itu, dia pun mengantar Joyi pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Setelah itu ia kembali pada pekerjaannya, terus membuat inovasi untuk hotelnya agar lebih terkenal lagi. Tak lupa ia juga mengamati perkembangan tempat wisata yang sudah ia teror, memastikan hotel Hermes benar-benar sepi pengunjung.
Sementara Jack kembali ke hotel, ia memutuskan untuk mengatakan semuanya kepada Shigima sebab hanya dia satu-satunya orang yang bisa diandalkan saat ini.
Kabar adanya ikut campur tangan Joyi sontak membuat Shigima kaget, sudah lama sekali ia tidak mendengar nama itu dan tidak bertemu juga. Tanpa di duga ternyata selama ini Joyi adalah saingan bisnisnya.
"Tidak heran jika Sanwa naik begitu kesat, bibi Joy sudah lama berkerja di keluarga kita tentu ia paham bagaimana cara menyenangkan orang. Terlebih ia juga tahu kondisi perusahaan, bibi Joy benar-benar definisi musuh dalam selimut" komentar Shigima.
"Ayah menyesal pernah percaya padanya dulu, bahkan sampai saat ini ayah masih tidak menyangka ia yang meracuni Jessa dengan alasan yang tidak masuk akal. Sekarang kita menanggung akibat dari kesalahan ayah yang dulu" ujar Jack menyesal.
"Itu tidak benar, ini bukan salah siapa pun ayah. Dari pada menyesal lebih baik kita fokus pada masalah yang ada di depan mata"
"Kau benar, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?"
"Pertama-tama kita cari tahu dulu sejarah Sanwa, itu merupakan hotel baru jadi kita pasti bisa mengetahui bagaimana cara bibi Joy menjadi pemilik hotel itu. Jika kita sudah mendapatkannya aku yakin kita juga akan mendapatkan cara untuk menekannya"
"Ide yang bagus, kau memang bisa diandalkan" ujar Jack senang.
Shigima mulai meminta bantuan pada orang-orang kepercayaannya, dengan pamor yang masih melekat pada dirinya meski sudah tidak kaya lagi dengan mudah ia bisa mendapatkan informan terbaik.
Butuh setidaknya seminggu sampai informan itu datang kepadanya untuk memberikan informasi yang sangat ia tunggu-tunggu, mereka bicara di dalam kantor agak tidak di ganggu oleh siapa pun.
Informan itu adalah seorang pria berkumis tipis yang wajahnya nampak menyenangkan, dia memberikan berkas kepada Shigima sebagai bukti atas hasil kerjanya.
"PT Sanwa dulu bukanlah hotel melainkan perusahaan yang bergerak di bidang furniture, pemiliknya seorang lelaki bernama Jeff. Untuk informasi keluarganya sendiri Jeff memiliki seorang putra yang sudah menikah sedang dia sendiri seorang duda" jelas pria itu.
"Lalu bagaimana bisa perusahaan itu menjadi sebuah hotel?" tanya Shigima penasaran.
"Jeff menginvestasikan uangnya pada pembangunan hotel, seorang wanita bernama Joyi adalah tokoh di balik pembangunan itu. Dia adalah istri Jeff yang kedua, mereka menikah atas restu sang putra dan sama-sama membangun hotel itu hingga akhirnya bisa besar seperti sekarang"
"Begitu, lalu apa kau tahu dimana mereka tinggal?"
"Jeff sudah wafat karena penyakit jantung yang di deritanya sedang putra dan menantunya meninggal akibat kecelakaan, yang tersisa kini hanya Joyi dan cucunya saja" jawabnya.
Shigima tak yakin bahwa keluarga Jeff meninggal karena hal yang telah di sebutkan tadi, mengingat bagaimana kejamnya dia meracuni Jessa dan menyuruh vampire untuk membantai orang-orang di tempat wisata kemungkinan ia juga memainkan permainan kecil yang membuat keluarga itu meninggal.
Untuk kekuasaannya dan hasratnya membalas dendam Joyi pasti membutuhkan kedudukan yang tinggi.
"Apa kau tahu dimana mereka tinggal? aku ingin melihat cucunya" tanya Shigima.
"Tidak ada yang tahu dimana mereka tinggal, ada banyak rumah atas nama Joyi dan dia bisa tinggal dimana pun. Selain itu sulit untuk bertemu cucunya, tidak ada yang pernah melihat wajahnya bahkan berapa usianya. Segala informasi tentangnya seolah sengaja di tutupi agar tidak ada seorang pun yang mengetahuinya"
"Begitu rupanya, aku mengerti"
"Hanya ini informasi yang aku punya, sudah semuanya aku katakan"
"Baiklah, terimakasih"
"Tidak masalah, kalau begitu aku pamit dulu" ujar pria itu.
Shigima mengantar hingga pria itu masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana, masih menatap mobil yang kini semakin mengecil benak Shigima terbayang sosok cucu Jeff yang kini tinggal bersama Joyi.
Ia sangat prihatin kepada anak itu sebab harus ikut terlibat pada masalah yang tidak ada hubungannya dengan dirinya, Shigima bisa menebak anak itu hanya akan dijadikan alat oleh Joyi sebagai pendukungnya untuk membalaskan dendam.
"Aku harus menemukan cara agar bisa menyelamatkan anak itu, dia tidak boleh ikut terlibat dalam masalah ini" gumamnya bertekad.
Shigima melanjutkan penyelidikan dengan menyuruh beberapa orang untuk mengintai rumah-rumah atas nama Joyi, ia yakin pasti Joyi tinggal di salah satu rumah itu.
Namun hal itu juga masih saja sulit, semua rumah itu di jaga oleh beberapa orang sehingga sulit mendekatinya. Untuk sementara mereka hanya bisa mengintai saja sampai ada kesempatan untuk masuk ke dalam, beruntung salah satu dari mereka berhasil mendapatkan informasi penting.
Dia berhasil mendapatkan informasi dari salah satu mantan pelayan rumah Joyi, Shigima sendiri yang datang untuk menemui mantan pelayan itu.
Mereka membuat janji bertemu di sebuah restoran kecil, Shigima yang sudah tak sabar segera menanyakan hal yang sangat ingin ia ketahui.
"Namanya tuan muda Chad, dia masih sangat muda dan baru saja masuk kuliah. Tapi dia sudah memimpin perusahaan bahkan sejak masih SMA" ujar wanita itu.
"Benarkah? berarti dia sangat hebat dan pintar"
"Dia sangat populer di kalangan pelayan wanita, tak hanya pintar tapi dia juga tampan dan sangat berkharisma. Namun ia memiliki tabi'at yang buruk, dia tidak pernah tersenyum dan bukan orang suka memberi kesempatan. Aku adalah salah satu bukti dari sifat buruk nya itu"
"Maksudmu?"
"Aku hanya tidak sengaja menjatuhkan foto nyonya dan tuan muda segera memecat ku hari itu juga, meski kami manusia tapi dia tidak mengijinkan kami melakukan kesalahan"
"Begitu, lalu apa kau tahu sesuatu tentang masa lalu keluarga itu?" tanya Shigima masih tak puas.
"Tidak, tapi ada sebuah rumor di kalangan para pelayan bahwa nyonya dulunya adalah seorang pelayan juga. Dia menikahi tuan agar bisa mendapatkan kekayaannya, tapi rumor itu tak bisa di buktikan. Aku rasa jika kau ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang keluarga itu maka yang harus kau datangi adalah bu Aeda"
"Siapa dia?"
"Dia adalah kepala pelayan di rumah, dia orang yang sangat baik dan sudah bekerja untuk nyonya sejak dulu. Orang-orang mengatakan bu Aeda adalah kepercayaan nyonya sehingga dia pasti tahu segalanya."
Shigima mulai berfikir untuk mencaritahu keberadaan orang yang bernama Aeda, informasi yang ia dapat dari mantan pelayan itu hanya hal biasa yang tidak terlalu berarti.
Namun menemui Aeda ia yakin akan mendapatkan informasi yang lebih meski hal itu butuh waktu yang lama, ia juga menyuruh orang-orangnya mencari informasi tentang Chad.
Beberapa hari kemudian Shigima mendapat laporan yang cukup mengejutkan, ada sebuah rumah atas Chad yang memiliki aura vampire. Bahkan beberapa waktu lalu di temukan seorang pria masuk ke dalam rumah itu pada saat tengah malam, besar kemungkinan pria itu adalah vampire.
Mendengar hal itu Shigima lantas menuju rumah yang di maksudkan untuk mencaritahu kebenarannya, setiap malam ia mengintai rumah itu demi memergoki pria yang di maksudkan.
Sampai suatu malam seorang pria benar-benar memasuki rumah itu dengan cara melompati pagar yang tinggi yang mana manusia biasa tidak akan mampu melakukannya. Shigima membuat perangkap bersama orang-orangnya untuk menangkap vampire itu.
Setelah menunggu beberapa jam pria yang di duga kuat vampire itu keluar dari rumah dengan cara yang sama, saat itulah Shigima dan orang-orangnya mengepung dan membuat perisai untuk mengurung sang vampire.
Penasaran, Shigima keluar dari tempat persembunyian dan mendekati vampire yang telah ia kurung, namun saat ia melihat wajah vampire itu alangkah terkejutnya dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments