Bab 9 Awal Kehancuran

"Ini kunci kamar anda, pegawai kami akan mengantar dan membawakan barang-barang anda" ujar seorang gadis yang bertugas sebagai resepsionis.

"Terimakasih" jawab pria itu sambil mengambil kuncinya.

Seorang pelayan pria dengan sigap membawakan tas dan koper tamunya, ia berjalan lebih dulu untuk menunjukkan kemana arah pria itu harus berjalan. Sampai di depan kamarnya sang pelayan mempersilahkan tamunya untuk membuka kunci kamar tersebut, setelah pintu terbuka pria itu masuk di susul sang pelayan yang membawakan kopernya.

"Sebentar lagi waktunya makan siang, apakah tuan ingin saya antarkan makanan tuan ke kamar?" tanya pelayan itu.

"Boleh"

"Baiklah, kalau begitu silahkan tuan istirahat sambil menunggu makanannya datang"

"Oh, aku juga minta segelas air hangat. Aku tidak bisa makan jika air minumnya dingin" pinta pria itu.

"Baik tuan, saya permisi dulu" jawab pelayan itu undur diri.

Tiba waktu makan siang, dapur hotel begitu sibuk mempersiapkan makanan untuk para tamunya. Selang beberapa menit kemudian para pelayan pun mengantarkan pesanan tamunya ke setiap kamar, memastikan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Namun, saat sore hari tiba-tiba hotel menjadi kacau. Semua tamu menelpon resepsionis untuk meminta pertolongan, beberapa menit kemudian ambulans datang dengan jumlah yang cukup banyak membawa para tamu ke rumah sakit.

"Apa yang terjadi?" teriak Hans menghampiri resepsionis.

Dalam hitungan detik kabar itu telah ia dengar di kantornya, sadar ada sesuatu yang tak beres dengan cepat ia mencaritahu.

"Saya juga tidak mengerti pak, tiba-tiba semua tamu mengeluh sakit perut bahkan ada yang sampai muntah-muntah" ujar pegawai resepsionis.

Hans berfikir keras, rasanya tidak mungkin semua tamu menderita sakit yang sama. Mencium adanya sesuatu yang tidak beres ia segera memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa, mulai dari hidangan makan siang yang di bawa ke rumah sakit untuk di teliti.

Setelah penantian yang cukup mendebarkan Hans di beritahu dokter bahwa tamu-tamunya keracunan makanan, sontak hal itu membuat dirinya syok hingga tak dapat berkata-kata.

"Hans... " panggil Shigima yang segera datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar itu.

Hans hanya menatap dengan lesu, ia tak bisa bicara apa pun sebab terbayang konsekuensi yang akan ia terima nanti akibat insiden itu.

"Nak... kita akan cari tahu apa penyebab dari semua ini, ayah yakin pasti ada jalan keluar yang lebih baik" ujar Shigima yang tak tega melihat putranya murung.

"Semuanya tidak akan baik-baik saja, keracunan makanan adalah kesalahan fatal yang tidak bisa di perbaiki" ucapnya lemah.

"Kau tidak boleh putus asa seperti itu"

"Aku tidak bisa memimpin perusahaan dengan baik, ini adalah akhir dari karirku" ujar Hans.

Memang keracunan makanan di sebuah hotel merupakan sebuah kesalahan fatal yang sulit di perbaiki, meski begitu setelah keadaan paru tamu lebih baik ia meminta maaf kepada mereka secara langsung.

Tentu kata maaf itu tidak mudah di terima, beberapa diantaranya mengadukan masalah itu kepihak yang berwajib dan meminta pertanggungjawaban secara penuh.

Hans hanya bisa menerima semua cacian dan amarah mereka, meski ia pun sama syoknya sebab di awal karirnya ia justru membuat kesalahan besar. Malam itu ia melewatkan makan malam dan pulang larut dengan perut keroncongan, Amelia yang tak tahan melihat putranya membawakan segelas susu hangat agar Hans merasa lebih baik lagi.

"Sepanjang perjalanan karir ayah sedikit pun ia tak pernah mengecewakan kakek apalagi tamu, sebagai putra Shigima Hermes aku sudah tidak memiliki muka lagi" ujar Hans merajuk.

"Kenapa kau bicara seperti itu? setiap manusia wajar membuat kesalahan" ucap Amelia menanggapi.

"Tapi bu... kesalahan yang kubuat tidak hanya membahayakan nyawa tamu tapi juga masa depan perusahaan"

"Jangan pantang menyerah, bukankah kau masih ada satu proyek lagi? fokuskan dirimu pada proyek itu agar nama perusahaan tidak jatuh, setidaknya kita masih punya harapan" ujar Amelia.

Hans menatap wajah ibunya yang menyejukkan, kata-kata yang di ucapkan bukan hanya untuk menyemangati tapi juga memberi solusi membuat Hans melapangkan dada atas apa yang telah terjadi.

Kasus keracunan makanan sudah terlanjur tersiar, namun dalam skala kecil sebab Shigima ikut turun tangan agar nama baik Hermes grup tetap terjaga. Kini mereka hanya tinggal fokus pada proyek yang masih dalam tahap rencana, Hans memilih terjun langsung melihat situasi lapangan agar ia tahu langkah apa yang harus ia ambil.

Sesampainya di lokasi telur-telur mentah melayang kepadanya sebagai sambutan, dalam hitungan detik saja pakaiannya sudah bau amis di penuhi telur.

Beruntung para pegawainya cepat tanggap hingga ia tak menderita luka-luka, segera ia pun di ungsikan ke tempat yang lebih aman.

"Sudah berapa lama demo itu berjalan?" tanya Hans pada anak buahnya.

"Sekitar seminggu yang lalu, kami sudah melakukan diskusi dengan kepala desa. Namun belum ada juga kesepakatan"

"Bagaimana mungkin? bukankah dia sudah menandatangani surat perjanjian? cepat atau lambat mereka harus angkat kaki dari sini" ujar Hans mulai emosi.

"Meski sadar akan perjanjian tapi dia tetap bersikukuh meminta waktu untuk membayar hutang-hutangnya"

"Baiklah, atur waktu agar aku bisa bertemu dengannya. Proyek ini adalah satu-satunya harapan Hermes grup, kita tidak boleh menundanya semakin lama"

"Baik Pak" ujar anak buahnya sigap.

Hans tidak ingin melakukan kesalahan lagi, proyek itu adalah caranya untuk menunjukkan kualitas dirinya dihadapan para dewan. Jika ia sampai tidak bisa mengerjakannya maka posisinya dalam bahaya, sebenarnya ia tak begitu peduli pada tanggapan orang lain tapi ia tak bisa tutup mata dari kakek dan ayahnya.

Bertahun-tahun perusahaan di pegang oleh ayahnya semua berjalan dengan lancar, perusahaan justru berkembang lebih pesat hingga memiliki hotel di mana-mana.

Beberapa hari kemudian akhirnya Hans dapat bertemu dan bicara dengan kepala desa, ia mendapat tentangan keras bahkan ancaman jika ia tak mau memberikan waktu untuk pelunasan hutang. Sebenarnya ia juga tak tega saat kepala desa menyinggung masalah warganya yang tidak punya tempat tinggal lain selain di sana, tapi perjanjian tetaplah perjanjian.

Kepala desa masih memiliki waktu selama sepuluh hari untuk berbenah dan meninggalkan tempat itu, Hans memilih kembali ke kantor sebab semuanya sudah berjalan sesuai rencana.

"Wajahmu kelihatan lebih segar" ujar Shigima yang menengok ke kantor.

"Oh ayah, aku sudah bisa tidur dengan nyenyak. Proyek itu sebentar lagi akan di laksanakan, kita hanya perlu menunggu selama sepuluh hari sebelum perataan di mulai" jawab Hans mengakui.

"Bagus, ayah tahu kau bisa melakukannya" puji Shigima.

Hans bahagia mendapatkan pujian itu, kepercayaan dirinya meningkat seketika. Namun delapan hari kemudian tiba-tiba seseorang datang ke kantornya memberikan masalah baru untuknya.

Dia seorang wanita tua yang terlihat masih bugar, dari pakaian dan caranya berjalan Hans tahu dia bukanlah orang sembarangan. Kepala desa datang bersamanya dan terlihat sibuk mendampingi.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hans saat mereka berada di kantornya.

"Kedatangan kami hari ini adalah untuk membicarakan hutang-hutang kepala desa kepada perusahaan Hermes grup, seperti yang kita tahu kepala desa telah menandatangani surat yang menyatakan bahwa seluruh aset yang digunakan akan menjadi jaminan hutangnya" ujar wanita itu.

"Kepala desa tidak bisa membayar hutangnya hingga jatuh tempo dan sesuai perjanjian semua aset itu kini milik perusahaan Hermes grup"

"Jadi?" tanya Hans.

"Jadi... kedatangan kami adalah untuk membayar semua hutang itu beserta bunganya, sesuai dengan perjanjian yang telah di tandatangani oleh kedua belah pihak" jawabnya.

Tentu Hans terkejut mendengar ucapan itu, ia tak mengira hutang yang jumlahnya milyaran itu akan di bayar lunas beserta bunganya dalam waktu satu hari itu saja.

"Maaf nyonya, ini adalah permasalahan antara perusahaan dan kepala desa. Saya yakin anda mengerti bahwa tidak seharusnya anda mencampuri urusan ini" ujar Hans yang tak mau kehilangan proyeknya.

"Apa yang kau bicarakan? kepala desa ada di sini dan dia akan membayar hutangnya, dari mana asal uang itu aku rasa perusahaan tidak perlu mengetahuinya. Sebaiknya kau ingat, jika kau menghalangi pelunasan hutang ini maka aku bisa melaporkan tindakanmu yang tidak sportif" jawabnya.

Hans tak bisa berkata, ucapan wanita itu benar adanya. Jika si penghutang bisa melunasi semua hutangnya meski sudah jatuh tempo ia masih bisa memiliki asetnya kembali asal membayar serta dengan bunga dan dendanya.

Hans tidak punya pilihan lagi, ia harus merelakan proyeknya hilang begitu saja.

"Terimakasih atas kerja sama anda" ujar wanita itu menyalami Hans setelah pelunasan selesai.

Dengan raut wajahnya bahagia kepala desa membukakan pintu untuk wanita itu, meninggalkan Hans yang terpuruk tapi sebelum pergi wanita itu sempat berkata.

"Oh aku hampir lupa, kita belum berkenalan. Namaku Joyi, tolong sampaikan salam ku kepada kakekmu."

Terpopuler

Comments

insos

insos

ihhh dasar Nene nene

2022-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Ucapan Author
2 Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3 Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4 Bab 3 Pelajaran Pertama
5 Bab 4 Saatnya Merantau
6 Bab 5 Tuan Muda Chad
7 Bab 6 Wanita Kuat
8 Bab 7: Hidup Di Kota
9 Bab 8 Ambisi
10 Bab 9 Awal Kehancuran
11 Bab 10 Pertemuan Kembali
12 Bab 11 Perang Dingin
13 Bab 12 Kembali Ke Akademi
14 Bab 13 Perayaan Kemenangan
15 Bab 14 Teror
16 Bab 15 Sejarah Sanwa
17 Bab 16 Aeda
18 Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19 Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20 Bab 19 Dua Jenis Vampire
21 Bab 20 Negosiasi
22 Bab 21 Hampa
23 Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24 Bab 23 Permintaan Janet
25 Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26 Bab 25 Pangeran Dingin
27 Ban 26 Bukti Cinta
28 Bab 27 Tekad Ima
29 Bab 28 Monster
30 Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31 Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32 Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33 Bab 32 Pil Ajaib
34 Bab 33 Mimpi Buruk
35 Bab 34 Berkumpul Bersama
36 Bab 35 Manager San
37 Ban 36 Putus
38 Bab 37 Jaman Era Baru
39 Bab 38 Menyelamatkan Colt
40 Bab 39 Evolusi Vampire
41 Bab 40 Bebek
42 Bab 41 Sekutu
43 Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44 Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45 Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46 Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47 Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48 Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49 Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50 Bab 49 Surat Shishio
51 Bab 50 Benang Merah
52 Bab 51 Kencan Yang Gagal
53 Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54 Bab 53 Undangan Makan Malam
55 Bab 54 Mewujudkan Impian
56 Bab 55 Agler Dan Chad
57 Bab 56 Agam
58 Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59 Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60 Bab 59 Tolong Benci Aku
61 Bab 60 Salju Pertama
62 Bab 61 Memenuhi Undangan
63 Bab 62 Jawaban Kyra
64 Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65 Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66 Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67 Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68 Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69 Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70 Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71 Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72 Bab 71 Pencarian
73 Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74 Bab 73 Penyamaran
75 Bab 74 Ritual Kontrak
76 Bab 75 Naif
77 Bab 76 Pertukaran Berharga
78 Bab 77 Strategi Kyra
79 Bab 78 Status Yang Baru
80 Bab 79 Pangeran Ke Dua
81 Bab 80 Hilang
82 Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83 Bab 82 Tamu Raja
84 Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85 Bab 84 Sang Pahlawan
86 Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87 Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88 Bab 87 Mencari Fakta
89 Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90 Bab 89 Pedang Bermata Dua
91 Bab 90 Pesta Piyama
92 Bab 91 Penjemputan Kyra
93 Bab 92 Perjodohan
94 Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95 Bab 94 Kenangan Di Kereta
96 Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97 Bab 96 Siapa Pelakunya?
98 Bab 97 Minggat
99 Bab 98 Cinta Artis Opera
100 Bab 99 Umpan
101 Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102 Bab 101 Dejavu
103 Bab 102 Lamaran Resmi
104 Bab 103 Lupakan Aku
105 Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106 Bab 105 Bukti
107 Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108 Bab 107 Kenyataan
109 Bab 108 Pil Pengikat
110 Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111 Bab 110 Pengantin Baru
112 Bab 111 Pengorbanan Hans
113 Bab 112 Warisan Balas Dendam
114 Bab 113 Misi Pembunuhan
115 Bab 114 Ramalan
116 Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117 Bab 116 Perceraian
118 Bab 117 Pasangan Bahagia
119 Bab 118 Tekad Manager San
120 Bab 119 Alasan Ku Berubah
121 Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122 Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123 Bab 122 Perjanjian Baru
124 Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125 Bab 124 Direktur Utama
126 Bab 125 Proyek Yang Sukses
127 Bab 126 Menantu Hermes
128 Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129 Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130 Bab 129 Pencarian Sekutu
131 Bab 130 Teman Lama
132 Bab 131 Anak Kedua
133 Bab 132 Manuntaskan Tugas
134 Bab 133 Kemalangan Pangeran
135 Bab 134 Teka-Teki Insiden
136 Bab 135 Penculikan
137 Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138 Bab 137 Identitas Tersembunyi
139 Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140 Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141 Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142 Bab 141 Gadis Lancangku
143 Bab 142 Sandera
144 Bab 143 Pelaku penembakan
145 Bab 144 Ikatan Kebencian
146 Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147 Bab 146 Ujian Seleksi
148 Bab 147 Ujian Terakhir
149 Bab 148 Perang Telah Pecah
150 Bab 149 Berakhir
151 Bab 150 Sisa Perang
152 Bab 151 Surat Wasiat
153 Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154 Bab 153 Menepati Janji
155 Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156 Bab 155 Pernikahan
157 Ucapan Selamat Author
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Ucapan Author
2
Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3
Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4
Bab 3 Pelajaran Pertama
5
Bab 4 Saatnya Merantau
6
Bab 5 Tuan Muda Chad
7
Bab 6 Wanita Kuat
8
Bab 7: Hidup Di Kota
9
Bab 8 Ambisi
10
Bab 9 Awal Kehancuran
11
Bab 10 Pertemuan Kembali
12
Bab 11 Perang Dingin
13
Bab 12 Kembali Ke Akademi
14
Bab 13 Perayaan Kemenangan
15
Bab 14 Teror
16
Bab 15 Sejarah Sanwa
17
Bab 16 Aeda
18
Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19
Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20
Bab 19 Dua Jenis Vampire
21
Bab 20 Negosiasi
22
Bab 21 Hampa
23
Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24
Bab 23 Permintaan Janet
25
Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26
Bab 25 Pangeran Dingin
27
Ban 26 Bukti Cinta
28
Bab 27 Tekad Ima
29
Bab 28 Monster
30
Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31
Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32
Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33
Bab 32 Pil Ajaib
34
Bab 33 Mimpi Buruk
35
Bab 34 Berkumpul Bersama
36
Bab 35 Manager San
37
Ban 36 Putus
38
Bab 37 Jaman Era Baru
39
Bab 38 Menyelamatkan Colt
40
Bab 39 Evolusi Vampire
41
Bab 40 Bebek
42
Bab 41 Sekutu
43
Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44
Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45
Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46
Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47
Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48
Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49
Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50
Bab 49 Surat Shishio
51
Bab 50 Benang Merah
52
Bab 51 Kencan Yang Gagal
53
Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54
Bab 53 Undangan Makan Malam
55
Bab 54 Mewujudkan Impian
56
Bab 55 Agler Dan Chad
57
Bab 56 Agam
58
Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59
Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60
Bab 59 Tolong Benci Aku
61
Bab 60 Salju Pertama
62
Bab 61 Memenuhi Undangan
63
Bab 62 Jawaban Kyra
64
Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65
Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66
Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67
Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68
Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69
Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70
Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71
Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72
Bab 71 Pencarian
73
Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74
Bab 73 Penyamaran
75
Bab 74 Ritual Kontrak
76
Bab 75 Naif
77
Bab 76 Pertukaran Berharga
78
Bab 77 Strategi Kyra
79
Bab 78 Status Yang Baru
80
Bab 79 Pangeran Ke Dua
81
Bab 80 Hilang
82
Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83
Bab 82 Tamu Raja
84
Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85
Bab 84 Sang Pahlawan
86
Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87
Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88
Bab 87 Mencari Fakta
89
Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90
Bab 89 Pedang Bermata Dua
91
Bab 90 Pesta Piyama
92
Bab 91 Penjemputan Kyra
93
Bab 92 Perjodohan
94
Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95
Bab 94 Kenangan Di Kereta
96
Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97
Bab 96 Siapa Pelakunya?
98
Bab 97 Minggat
99
Bab 98 Cinta Artis Opera
100
Bab 99 Umpan
101
Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102
Bab 101 Dejavu
103
Bab 102 Lamaran Resmi
104
Bab 103 Lupakan Aku
105
Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106
Bab 105 Bukti
107
Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108
Bab 107 Kenyataan
109
Bab 108 Pil Pengikat
110
Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111
Bab 110 Pengantin Baru
112
Bab 111 Pengorbanan Hans
113
Bab 112 Warisan Balas Dendam
114
Bab 113 Misi Pembunuhan
115
Bab 114 Ramalan
116
Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117
Bab 116 Perceraian
118
Bab 117 Pasangan Bahagia
119
Bab 118 Tekad Manager San
120
Bab 119 Alasan Ku Berubah
121
Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122
Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123
Bab 122 Perjanjian Baru
124
Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125
Bab 124 Direktur Utama
126
Bab 125 Proyek Yang Sukses
127
Bab 126 Menantu Hermes
128
Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129
Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130
Bab 129 Pencarian Sekutu
131
Bab 130 Teman Lama
132
Bab 131 Anak Kedua
133
Bab 132 Manuntaskan Tugas
134
Bab 133 Kemalangan Pangeran
135
Bab 134 Teka-Teki Insiden
136
Bab 135 Penculikan
137
Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138
Bab 137 Identitas Tersembunyi
139
Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140
Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141
Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142
Bab 141 Gadis Lancangku
143
Bab 142 Sandera
144
Bab 143 Pelaku penembakan
145
Bab 144 Ikatan Kebencian
146
Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147
Bab 146 Ujian Seleksi
148
Bab 147 Ujian Terakhir
149
Bab 148 Perang Telah Pecah
150
Bab 149 Berakhir
151
Bab 150 Sisa Perang
152
Bab 151 Surat Wasiat
153
Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154
Bab 153 Menepati Janji
155
Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156
Bab 155 Pernikahan
157
Ucapan Selamat Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!