Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi

Sebuah nyanyian merdu membangunkannya di malam yang gelap itu, semilir angin membawa serta irama diantara celah. Penasaran ia pun bangkit untuk mencaritahu siapa pemilik suara yang indah itu, perlahan ia berjalan hingga sampai di taman belakang.

Seorang wanita dengan gaun panjang yang menjuntai hingga kebawah nampak asyik memetik bunga, terkuaklah bahwa sumber nyanyian itu berasal darinya.

Ah...

Nyanyian itu terhenti tiba-tiba oleh pekikan ringan, ia segera berjalan mendekati wanita itu dan melihat wajah cantik yang sedang meringis. Nampak jari telunjuknya berdarah akibat tertusuk duri yang tajam.

"Berikan tanganmu" ujarnya meminta.

Wanita itu menurut dan tersipu malu saat jarinya yang terluka di hisap lembut hingga darah itu tak berbekas.

"Lain kali hati-hati" ujarnya mengingatkan.

"Aku ingin menghias kamar kita dengan bunga-bunga yang indah" ucap wanita itu.

"Catherine.. apakah dulu kamarmu juga selalu di hias oleh bunga-bunga?" tanyanya.

"Mm, ada banyak sekali bunga di pekarangan rumah kami. Aku selalu memetiknya setiap hari dan memajangnya di kamarku" jawabnya.

"Baiklah.. biar ku petikkan untukmu."

Catherine mengangguk sambil tersenyum, ia begitu bahagia melihat suaminya mau memetikkan bunga untuknya. Meski dengan wajah dingin dan jarang tersenyum tapi sebagai suami Reinner selalu memberikan perhatian kecil yang justru berarti baginya.

"Catherine" panggilnya.

"Ya... "

"Bisakah... kau nyanyikan lagu tadi untuk ku?"

"Tentu saja... "

Catherine menarik nafas panjang dan mulai menyanyi.

"Bila langit menunjukkan cahayanya maka itu adalah saatnya untuk terpejam

Kunci semua pintu dan jendela kalau tidak dia akan datang

Tanpa mengetuk menghembuskan nafasnya di lehermu

Serigala akan melolong

Dan kau pun tertidur"

"Mengapa... liriknya seakan memiliki arti tersembunyi" tanya Reinner.

"Ini adalah lagu pengantar tidur yang selalu ibuku nyanyikan untukku saat aku masih kecil, sebelumnya beliau akan menceritakan sebuah dongeng untuk ku"

"Kau mau menceritakan dongeng itu kepadaku?"

"Tentu!" jawab Catherine dengan senang hati.

"Ada seorang anak kecil yang selalu bermain di pinggiran hutan seorang diri, dia akan menangkap kunang-kunang atau bermain kejar-kejaran dengan bayangannya. Suatu hari, dia bermain terlalu jauh hingga masuk ke dalam hutan. Dia lupa jalan pulang dan tersesat, dalam keadaan ketakutan ia di selamatkan oleh seorang pak tua. Dia pun dibawa pulang ke rumah pak tua itu yang ternyata memiliki anak yang sebaya dengannya, rasa takutnya hilang sebab ia memiliki teman untuk bermain. Tapi lama kelamaan ia sedih karena rindu pada orangtuanya, si pak tua pun mengantarkan anak itu pulang.

Betapa bahagianya ia setelah kembali ke rumah, namun ia juga sedih karena harus berpisah dengan temannya. Karena tak tega melihat anaknya sedih kedua orangtuanya pun memberikan hadiah di hari ulangtahunnya, yaitu si pak tua dan temannya akan tinggal bersamanya untuk selamanya."

"Itu dongeng yang cukup menarik" komentar Reinner.

"Ya... "

"Aku sudah selesai memetiknya, ayo kembali ke kamar!" ajak Reinner.

Catherine tersenyum dan berjalan tepat di samping Reinner.

* * *

Di sebuah ruangan yang penuh debu kayu Reinner duduk sendirian dengan tangan yang tak berhenti mengukir, pintu tiba-tiba terbuka dan nampak lah Catherine masuk kedalam sambil membawakan segelas cairan merah.

"Kau sedang apa?" tanya Catherine.

"Membuat patung bajak laut"

"Kau senang benda semacam itu?"

"Dulu aku mengoleksinya, bersama saudariku kami sering bertengkar memperebutkannya" jawab Reinner yang tiba-tiba terkenang masa lalu.

"Apakah dia Anna?" tanya Catherine penasaran.

"Ya, Anna yang beberapa waktu lalu namanya sering di sebut-sebut karena berbagai kontroversi"

"Kalian sepertinya sangat dekat"

"Kami memang dekat, saking dekatnya kami tidak boleh bertemu sebab jika bertemu pasti akan bertengkar"

"Hmm, namanya saudara memang seperti itu. Jika dekat bertengkar tapi jika jauh saling rindu" ujar Catherine sambil tersenyum.

Ah...

Erang Reinner tiba-tiba sambil mengucek matanya.

"Ada apa?" tanya Catherine cemas.

"Mataku... sepertinya kemasukan debu"

"Biar aku lihat!" ujar Catherine menempelkan kedua tangannya di pipi Reinner.

Ia melihat dengan teliti namun tak menemukan apa pun kecuali pantulan wajahnya, ditiupnyalah mata Reinner agar tidak perih lagi. Namun beberapa detik kemudian ia sadar mata Reinner tengah terpaku padanya, ia merasakan kehangatan di balik tatapan itu dan sesuatu yang lebih menarik lagi.

Perlahan Catherine melepaskan tangannya tapi justru kini Reinner yang menyentuh mulai dari pinggang hingga ke punggung, membelai lembut sampai menariknya agar lebih mendekat lagi.

Mereka saling menatap, saling tersenyum kemudian saling mendekat satu sama lain. Gelora mulai membakar hati mereka, menimbulkan hawa panas yang mereka keluarkan lewat hidung dan mulut.

"Catherine.... " panggil Reinner dengan suara lembut.

"Aku mencintaimu... " ujarnya tanpa keraguan sedikit pun.

* * *

"Reinner! dengan ini kunyatakan bahwasanya kau telah resmi menjadi Raja, mulai detik ini seluruh kaum vampire akan setia kepada mu dan patuh pada perintahmu" umum seorang petinggi yang selesai memakaikan mahkota di atas kepalanya.

Dengan bangga Reinner bangkit dari sujudnya dan berbalik untuk menatap kaumnya.

"Hidup Yang Mulia Reinner!" seru salah seorang vampire.

"Hidup Yang Mulia Reinner!" balas yang lain dengan kompak.

Pesta penobatan resmi di gelar, musik mengalun memeriahkan suasana dengan anggur kualitas terbaik di setiap gelas. Ada juga cairan merah yang menjadi minuman pokok untuk mereka yang tak kuat minum anggur.

Reinner berjalan gagah mendekati Catherine, dengan sedikit membungkukkan badan tangan Reinner terulur yang di sambut baik oleh Catherine.

Mereka maju ke lantai dansa dan mulai menari bersama yang lain, di hari bahagia itu Catherine nampak lebih senang dengan wajahnya yang merona.

"Kau pasti sangat bangga menyandang status sebagai permaisuri" bisik Reinner.

"Tentu saja, suamiku mendapatkan kehormatan yang sulit di dapatkan oleh bangsawan mana pun"

"Begitukah? jadi jika aku hanya seorang vampir biasa maka kau tidak puas?"

"Tidak seperti itu, ada hal lain yang membuatku sangat senang"

"Apa itu?" tanya Reinner penasaran.

"Sejak pertama bertemu aku pikir aku akan menikahi seorang pria dingin yang kasar, tapi setelah kepulangan mu dari medan pertempuran ternyata kau sangat usil dan pandai menggoda"

"Hei! aku hanya melakukan itu pada istriku"

"Aku tahu, karena itu aku sangat senang. Kedepannya meski kau akan sibuk dengan urusan kerajaan tetaplah bersikap seperti ini padaku, aku pun akan menjadi istri yang penurut untukmu"

"Kalau begitu aku akan memberi perintah pertamaku kepadamu"

"Benarkah? apa itu?"

"Permaisuri ku, sebagai seorang Raja aku perintahkan kau untuk memberiku keturunan"

"Jika aku tidak mau?" goda Catherine.

"Maka aku akan mengambil cuti selama setahun untuk membawamu pulang, di kediaman ibumu setiap hari kita akan berusaha terus hingga berhasil"

"Rei!" panggil Catherine sambil mencubit pinggang.

Mereka pun tertawa dan kembali menikmati sisa pesta dengan damai.

* * *

Reinner bangun dari tidurnya dan menemukan sarapannya sudah siap di atas meja, hari itu saat badannya kurang sehat Catherine sengaja menyiapkan sarapan di dalam kamar agar Reinner bisa beristirahat.

"Selamat pagi Yang Mulia" sapa Catherine.

"Pagi"

"Sarapan anda sudah siap, sebaiknya Yang Mulia cepat makan sebelum semuanya menjadi dingin"

"Bagaimana dengan permaisuriku?"

"Aku akan sarapan setelah Anda selesai makan"

"Mana bisa begitu!" ujar Reinner sambil menarik tangan Catherine hingga ia duduk di sampingnya.

"Kau pun harus sarapan, jadi mari kita makan bersama."

Reinner mulai menyendok sup, meniupnya beberapa kali dan memberikan suapan pertama itu kepada Catherine. Dengan senang hati Catherine mau memakannya, mereka bergantian saling menyuapi sampai makanan itu telah habis.

"Rei... sudah lama kita tidak mengunjungi keluargamu, apakah mereka sehat-sehat saja?" tanya Catherine.

"Ah kau benar, terakhir kali kita berkunjung saat pesta ulang tahun Hans"

"Kapan kau akan pergi berkunjung lagi?"

"Saat ini aku masih sibuk dengan urusan di istana, mungkin setelah beberapa urusanku selesai. Kenapa?"

"Tidak, aku hanya bosan berada di istana terus. Tapi sangat tidak pantas jika kita bepergian di situasi yang sedang kacau ini"

"Ya... bersabarlah istriku, aku pasti akan membawamu jalan-jalan keluar istana" ujar Reinner berjanji.

Byur....

Arrhhhhh... hhhhh.... hhhhh.. hhhh

"Bangun!" teriak seseorang kepadanya.

Srek

Rantai yang di ikat di tangannya ikut terbawa saat ia memegang kepalanya yang pening, samar-samar dilihatnya seseorang dengan tubuh besar penuh otot masih memegang ember berdiri tepat di depannya.

"Ini! cepat habiskan makanan mu!" teriaknya sambil menendang sebuah piringan berisi roti dan sup yang telah tumpah.

Dengan cepat ia mengambil roti itu dan memakannya dengan suapan yang besar, meski roti itu rasanya tidak enak dan cukup keras tapi lebih baik dari pada mati kelaparan.

Sebagai penutup diseruputnya kuah sup yang hanya tinggal beberapa tetes itu.

Hahaha Hahaha Hahaha

"Siapa yang dapat mengira? Raja para vampir berbadan kotor dan bau menyeruput sup hingga menjilati piringan karena tak tahan kelaparan" ujar orang itu sambil menunjuk.

Jika ia adalah Reinner yang dulu sudah bisa di pastikan ia akan bangkit untuk menyerang orang yang telah menghinanya, tapi kini dia hanyalah seorang budak tak bertuan yang hidupnya tak lebih berarti dari serangga.

Dihembuskannya nafas panjang, mengingat kembali kenangan indah yang sejak tadi menjadi bunga dalam mimpinya. Ia termenung, meratapi nasib yang buruk dalam hidupnya.

Ia mencoba berfikir dimana letak kesalahan yang ia buat hingga berakhir mengenaskan seperti ini, tapi ia tak mendapatkan jawabannya.

Reinner kembali menutup mata, teringin tidur lagi sebab hanya pada saat itu ia bisa merasa senang dengan memimpikan istrinya tercinta.

Bukan hal mudah bagi Reinner untuk sampai ke tahta, ia harus melawan adat yang telah berlangsung ribuan tahun lamanya. Beberapa waktu sempat ia ingin menyerah tapi bayangan Anna memberinya semangat kembali, Anna telah berkorban banyak untuk perdamaian karena itulah kini tugasnya untuk tetap menjaga perdamaian itu.

Hingga ia akhirnya berhasil menduduki tahta Raja, rupanya masih ada saja segelintir orang yang tak senang akan hal itu. Terlebih para petinggi yang notabene para tetua dengan pikiran kolotnya, mereka sering kali membuat Reinner kewalahan hingga jatuh sakit.

Tapi bukanlah seberapa di bandingkan dengan fitnah yang membuatnya berakhir di tempat itu, sebuah ruangan gelap dengan tangan dan kaki yang dirantai.

Yang ia tak mengerti mengapa ia masih di berikan hidup? padahal jelas jika seseorang ingin menggulingkannya dari tahta mengapa harus repot pula mengurung dan memberikannya hidup setelah dia bukanlah lagi siapa-siapa.

"Tu-tuan!" panggil orang itu gugup.

Sikap kurang ajarnya tiba-tiba berubah menjadi patuh saat seorang pria masuk ke dalam ruangan itu, tanpa daya Reinner menatap perlahan.

"Apa dia sudah di beri makan?" tanya pria itu.

"Su-sudah tuan"

"Bagus" jawabnya.

Ia jongkok dan melihat wajah Reinner lebih dekat lagi, seolah memastikan bahwa Reinner adalah orang yang benar.

"Si-siapa kau... " tanya Reinner pelan.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, anggap saja aku malaikat mu yang akan menyelamatkan hidupmu tapi siap merenggut nyawamu secara bersamaan" jawabnya.

"Pastikan dia selalu mendapatkan makanannya, jangan terlalu sakiti dia aku tidak mau dia cacat" ujarnya pada penjaga itu.

"Baik Tuan, saya mengerti"

Pria itu menepuk pundak penjaga dan mulai beranjak pergi namun Reinner dengan kekuatannya mencoba menghentikan pria itu meski hanya dengan teriakan yang tak lebih kencang.

"Tunggu! katakan apa maumu? kenapa kau mengurung ku seperti ini? aku sudah tidak punya keluarga atau pun tahta"

Hehehe hahaha hahaha hahah

Tawa pria itu menggelegar di ruangan yang sempit, menggema di setiap juru dan cukup memekakkan telinga.

"Aku tidak tertarik pada tahta mu, tapi.... ya! aku tertarik pada keluarga mu. Bukankah kau masih punya saudari? seorang gadis yang sempat menggegerkan karena darah kebangsawanannya, jika kau mau memberitahu aku dimana keberadaannya maka aku akan memberikan mu hadiah" ujar pria itu.

"Maksudmu.... kau mencari Anna?" tanya Reinner.

"Tentu! siapa lagi? aku hanya tertarik padanya, lebih tepatnya pada kekuatannya. Jadi.... bagaimana?"

"Aku... tidak tahu... Anna hilang begitu saja, tidak ada yang tahu dimana dia berada"

"Arhhhh.... sayang sekali, padahal jika kau mau memberitahuku maka aku akan memberitahumu tentang kematian istrimu" ujarnya tersenyum licik.

"Apa maksud mu?" tanya Reinner cepat.

"Yah... aku hanya bisa bilang bagaimana jika istrimu tidak mati dalam kejadian itu, mungkin saja dia selamat."

Reinner terpaku, teringat bagaimana kejadian tragis itu menimpa keluarga kecilnya. Di satu malam saat fitnah telah membuatnya kehilangan tahta ia pun mengungsi untuk menghindari serangan amukan masa, tapi tetap saja ia di buru bagai hewan.

Seorang diri, dia mencoba menyelamatkan keluarga kecilnya dengan mengorbankan diri. Setengah mati ia melawan para prajurit vampire hingga lelah dan yang lebih mengenaskan adalah saat ia melihat Catherine jatuh tersungkur, badannya yang terluka dan tangannya terulur padanya seolah meminta bantuan dalam beberapa detik kemudian.

Kyaaaaaa.......

Sebuah pedang menghujam jantungnya, air mata mengalir membasahi dedaunan kering. Beberapa detik setelahnya terdengar sebuah teriakan memilukan, ia pikir itu adalah suara serigala di tengah hutan tapi semua orang bilang dia yang berteriak.

Masih dengan kesadaran yang tinggal setengah ia genggam erat tangan Catherine yang sudah memejamkan mata, tapi beberapa prajurit mencoba memisahkan mereka hingga pada akhirnya seseorang memukul kepalanya hingga tak sadarkan diri.

Saat terbangun ia sudah berada di ruangan ini, dengan kaki dan tangan yang terikat rantai.

Terpopuler

Comments

insos

insos

bru awal aja udah waaahh 🥰🥰🥰

2022-05-09

0

🎶WSD🎶 jangan bicara.....

🎶WSD🎶 jangan bicara.....

panjang banget👆

2022-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Ucapan Author
2 Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3 Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4 Bab 3 Pelajaran Pertama
5 Bab 4 Saatnya Merantau
6 Bab 5 Tuan Muda Chad
7 Bab 6 Wanita Kuat
8 Bab 7: Hidup Di Kota
9 Bab 8 Ambisi
10 Bab 9 Awal Kehancuran
11 Bab 10 Pertemuan Kembali
12 Bab 11 Perang Dingin
13 Bab 12 Kembali Ke Akademi
14 Bab 13 Perayaan Kemenangan
15 Bab 14 Teror
16 Bab 15 Sejarah Sanwa
17 Bab 16 Aeda
18 Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19 Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20 Bab 19 Dua Jenis Vampire
21 Bab 20 Negosiasi
22 Bab 21 Hampa
23 Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24 Bab 23 Permintaan Janet
25 Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26 Bab 25 Pangeran Dingin
27 Ban 26 Bukti Cinta
28 Bab 27 Tekad Ima
29 Bab 28 Monster
30 Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31 Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32 Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33 Bab 32 Pil Ajaib
34 Bab 33 Mimpi Buruk
35 Bab 34 Berkumpul Bersama
36 Bab 35 Manager San
37 Ban 36 Putus
38 Bab 37 Jaman Era Baru
39 Bab 38 Menyelamatkan Colt
40 Bab 39 Evolusi Vampire
41 Bab 40 Bebek
42 Bab 41 Sekutu
43 Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44 Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45 Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46 Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47 Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48 Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49 Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50 Bab 49 Surat Shishio
51 Bab 50 Benang Merah
52 Bab 51 Kencan Yang Gagal
53 Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54 Bab 53 Undangan Makan Malam
55 Bab 54 Mewujudkan Impian
56 Bab 55 Agler Dan Chad
57 Bab 56 Agam
58 Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59 Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60 Bab 59 Tolong Benci Aku
61 Bab 60 Salju Pertama
62 Bab 61 Memenuhi Undangan
63 Bab 62 Jawaban Kyra
64 Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65 Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66 Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67 Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68 Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69 Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70 Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71 Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72 Bab 71 Pencarian
73 Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74 Bab 73 Penyamaran
75 Bab 74 Ritual Kontrak
76 Bab 75 Naif
77 Bab 76 Pertukaran Berharga
78 Bab 77 Strategi Kyra
79 Bab 78 Status Yang Baru
80 Bab 79 Pangeran Ke Dua
81 Bab 80 Hilang
82 Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83 Bab 82 Tamu Raja
84 Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85 Bab 84 Sang Pahlawan
86 Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87 Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88 Bab 87 Mencari Fakta
89 Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90 Bab 89 Pedang Bermata Dua
91 Bab 90 Pesta Piyama
92 Bab 91 Penjemputan Kyra
93 Bab 92 Perjodohan
94 Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95 Bab 94 Kenangan Di Kereta
96 Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97 Bab 96 Siapa Pelakunya?
98 Bab 97 Minggat
99 Bab 98 Cinta Artis Opera
100 Bab 99 Umpan
101 Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102 Bab 101 Dejavu
103 Bab 102 Lamaran Resmi
104 Bab 103 Lupakan Aku
105 Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106 Bab 105 Bukti
107 Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108 Bab 107 Kenyataan
109 Bab 108 Pil Pengikat
110 Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111 Bab 110 Pengantin Baru
112 Bab 111 Pengorbanan Hans
113 Bab 112 Warisan Balas Dendam
114 Bab 113 Misi Pembunuhan
115 Bab 114 Ramalan
116 Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117 Bab 116 Perceraian
118 Bab 117 Pasangan Bahagia
119 Bab 118 Tekad Manager San
120 Bab 119 Alasan Ku Berubah
121 Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122 Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123 Bab 122 Perjanjian Baru
124 Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125 Bab 124 Direktur Utama
126 Bab 125 Proyek Yang Sukses
127 Bab 126 Menantu Hermes
128 Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129 Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130 Bab 129 Pencarian Sekutu
131 Bab 130 Teman Lama
132 Bab 131 Anak Kedua
133 Bab 132 Manuntaskan Tugas
134 Bab 133 Kemalangan Pangeran
135 Bab 134 Teka-Teki Insiden
136 Bab 135 Penculikan
137 Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138 Bab 137 Identitas Tersembunyi
139 Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140 Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141 Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142 Bab 141 Gadis Lancangku
143 Bab 142 Sandera
144 Bab 143 Pelaku penembakan
145 Bab 144 Ikatan Kebencian
146 Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147 Bab 146 Ujian Seleksi
148 Bab 147 Ujian Terakhir
149 Bab 148 Perang Telah Pecah
150 Bab 149 Berakhir
151 Bab 150 Sisa Perang
152 Bab 151 Surat Wasiat
153 Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154 Bab 153 Menepati Janji
155 Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156 Bab 155 Pernikahan
157 Ucapan Selamat Author
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Ucapan Author
2
Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi
3
Bab 2 Kehadiran Anggota Baru
4
Bab 3 Pelajaran Pertama
5
Bab 4 Saatnya Merantau
6
Bab 5 Tuan Muda Chad
7
Bab 6 Wanita Kuat
8
Bab 7: Hidup Di Kota
9
Bab 8 Ambisi
10
Bab 9 Awal Kehancuran
11
Bab 10 Pertemuan Kembali
12
Bab 11 Perang Dingin
13
Bab 12 Kembali Ke Akademi
14
Bab 13 Perayaan Kemenangan
15
Bab 14 Teror
16
Bab 15 Sejarah Sanwa
17
Bab 16 Aeda
18
Bab 17 Bertarung Melawan Vampire
19
Bab 18 Pertemuan Yang Mengejutkan
20
Bab 19 Dua Jenis Vampire
21
Bab 20 Negosiasi
22
Bab 21 Hampa
23
Bab 22 Kepindahan Yang Mendadak
24
Bab 23 Permintaan Janet
25
Bab 24 Pertemuan Ke Dua
26
Bab 25 Pangeran Dingin
27
Ban 26 Bukti Cinta
28
Bab 27 Tekad Ima
29
Bab 28 Monster
30
Bab 29 Insiden Hilangnya Alisya
31
Bab 30 Kebenaran Yang Sesungguhnya
32
Bab 31 1001 Cara Meluluhkan Hati Chad
33
Bab 32 Pil Ajaib
34
Bab 33 Mimpi Buruk
35
Bab 34 Berkumpul Bersama
36
Bab 35 Manager San
37
Ban 36 Putus
38
Bab 37 Jaman Era Baru
39
Bab 38 Menyelamatkan Colt
40
Bab 39 Evolusi Vampire
41
Bab 40 Bebek
42
Bab 41 Sekutu
43
Bab 42 Perjalanan Menuju Sang Dewi
44
Bab 43 Penolakan Sang Dewi & Sosok Di balik Bayangan
45
Bab 44 Luka Di Hati Pangeran
46
Bab 45 Karena Aku mencintaimu!
47
Bab 46 Perjalanan Ke Sarang Goblin
48
Bab 47 Kebetulan Atau Takdir?
49
Bab 48 Perpisahan Dan Pertemuan
50
Bab 49 Surat Shishio
51
Bab 50 Benang Merah
52
Bab 51 Kencan Yang Gagal
53
Bab 52 Tekad Hans dan Drama Keluarga Colt
54
Bab 53 Undangan Makan Malam
55
Bab 54 Mewujudkan Impian
56
Bab 55 Agler Dan Chad
57
Bab 56 Agam
58
Bab 57 Singgasana Untuk Raja Baru
59
Bab 58 Tujuan Yang Tersembunyi
60
Bab 59 Tolong Benci Aku
61
Bab 60 Salju Pertama
62
Bab 61 Memenuhi Undangan
63
Bab 62 Jawaban Kyra
64
Bab 63 Perjanjian Lain Antar Pemimpin
65
Bab 64 Berakhirnya Pertapaan
66
Bab 65 Perasaan Takut Yang Lenyap
67
Bab 66 Kembali Pada Rencana Awal
68
Bab 67 Bertarung Dengan Leluhur
69
Bab 68 Pertunangan Yang Gagal
70
Bab 69 Berakhirnya Pertarungan
71
Bab 70 Cerita Di Balik Selimut
72
Bab 71 Pencarian
73
Bab 72 Puing Di Bawah Salju
74
Bab 73 Penyamaran
75
Bab 74 Ritual Kontrak
76
Bab 75 Naif
77
Bab 76 Pertukaran Berharga
78
Bab 77 Strategi Kyra
79
Bab 78 Status Yang Baru
80
Bab 79 Pangeran Ke Dua
81
Bab 80 Hilang
82
Bab 81 Kebetulan Yang Mengerikan
83
Bab 82 Tamu Raja
84
Bab 83 Bersatunya Keturunan Hermes
85
Bab 84 Sang Pahlawan
86
Bab 85 Kembalinya Sang Dewi
87
Bab 86 Makan Malam di Kediaman Menhad
88
Bab 87 Mencari Fakta
89
Bab 88 Kecelakaan Yang Merenggut Kebahagiaan
90
Bab 89 Pedang Bermata Dua
91
Bab 90 Pesta Piyama
92
Bab 91 Penjemputan Kyra
93
Bab 92 Perjodohan
94
Bab 93 Pendekatan Yang Sempurna
95
Bab 94 Kenangan Di Kereta
96
Bab 95 Peluru Yang Berbeda
97
Bab 96 Siapa Pelakunya?
98
Bab 97 Minggat
99
Bab 98 Cinta Artis Opera
100
Bab 99 Umpan
101
Bab 100 Lamaran di Perbukitan
102
Bab 101 Dejavu
103
Bab 102 Lamaran Resmi
104
Bab 103 Lupakan Aku
105
Bab 104 Demi Kesembuhan Jessa
106
Bab 105 Bukti
107
Bab 106 Ingatan Yang Kembali
108
Bab 107 Kenyataan
109
Bab 108 Pil Pengikat
110
Bab 109 Saatnya Melindungi Alisya
111
Bab 110 Pengantin Baru
112
Bab 111 Pengorbanan Hans
113
Bab 112 Warisan Balas Dendam
114
Bab 113 Misi Pembunuhan
115
Bab 114 Ramalan
116
Bab 115 Kecelakaan Yang Tragis
117
Bab 116 Perceraian
118
Bab 117 Pasangan Bahagia
119
Bab 118 Tekad Manager San
120
Bab 119 Alasan Ku Berubah
121
Bab 120 Kepindahan Agler Ke Kastil
122
Bab 121 Misteri di Balik Kepindahan Agler
123
Bab 122 Perjanjian Baru
124
Bab 123 Pernyataan Yang Buruk
125
Bab 124 Direktur Utama
126
Bab 125 Proyek Yang Sukses
127
Bab 126 Menantu Hermes
128
Bab 127 Pernikahan Penyihir dan Vampire
129
Bab 128 Kembalinya Sang Raja
130
Bab 129 Pencarian Sekutu
131
Bab 130 Teman Lama
132
Bab 131 Anak Kedua
133
Bab 132 Manuntaskan Tugas
134
Bab 133 Kemalangan Pangeran
135
Bab 134 Teka-Teki Insiden
136
Bab 135 Penculikan
137
Bab 136 Curahan Hati Yang Hilang
138
Bab 137 Identitas Tersembunyi
139
Bab 138 Catatan di Tangan Agler
140
Bab 139 Pelaku Sebenarnya
141
Bab 140 Peluru Yang Membawa Petaka
142
Bab 141 Gadis Lancangku
143
Bab 142 Sandera
144
Bab 143 Pelaku penembakan
145
Bab 144 Ikatan Kebencian
146
Bab 145 Saat Semuanya Terungkap
147
Bab 146 Ujian Seleksi
148
Bab 147 Ujian Terakhir
149
Bab 148 Perang Telah Pecah
150
Bab 149 Berakhir
151
Bab 150 Sisa Perang
152
Bab 151 Surat Wasiat
153
Bab 152 Kisah Di Balik Kebakaran
154
Bab 153 Menepati Janji
155
Bab 154 Kelahiran Putra Hermes
156
Bab 155 Pernikahan
157
Ucapan Selamat Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!