Baru sehari Agler meninggalkan rumah dan Ima sudah merasa kesepian, tak ada lagi yang membantunya dalam mengerjakan tugas sekolah atau menemaninya bermain.
Rumah itu jadi lebih sepi dari biasanya karena kehilangan canda tawa seorang saudara, dengan lesu malam itu Ima menatap langit malam yang gelap tanpa taburan bintang.
"Kau belum tidur?" tanya Nick menghampiri.
"Aku tidak bisa tidur"
"Kau memikirkan abang mu?" tebak Nick.
"Sepertinya begitu, aku hanya belum terbiasa jauh darinya"
"Begitu ya... "
"Dari aku kecil ini adalah kali pertamanya kami berpisah, aku sudah terbiasa mengandalkan kak Agler dalam masalah apa pun jadi saat ia tidak ada aku merasa seolah kehilangan tempat untuk bersandar" akuinya.
"Aku mengerti, tapi...cepat atau lambat kalian memang pasti berpisah"
"Apa maksud mu?" tanya Ima kurang mengerti.
"Kau seorang wanita, akan tiba saatnya dimana kau jatuh cinta dan menikahi pria yang kau cintai itu. Saat kau menikah bukankah itu artinya kau pergi meninggalkan Agler?" ujar Nick.
Ima terdiam, tak pernah ia berfikir untuk pergi meninggalkan keluarganya termasuk Agler. Apa pun alasannya, tapi kini ucapan Nick membuatnya sadar meski hatinya belum terpaut oleh lelaki mana pun.
"Guru Nick, maukah kau menceritakan lagi tentang wanita bernama Anna dan Ratu Viktoria?" pintanya.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya saja aku sangat senang mendengar kisah dua wanita kuat itu. Aku sangat mengidolakan mereka, andai mereka masih hidup aku ingin bertemu bahkan berguru pada mereka"
"Begitu ya, baiklah akan ku ceritakan. Tapi ini kisah dari sudut pandang ku saja sebagai prajurit, kau harus ingat aku tidak tahu semuanya tentang mereka berdua jadi bisa saja ceritaku ada yang salah"
"Aku mengerti" jawab Ima.
Malam semakin larut, Nick kembali menceritakan kisah Viktoria sebagai Ratu wanita termuda di Kerajaan Vampire. Pandangannya terhadap Viktoria hanya sebatas apa yang dia lihat saat Viktoria memimpin, begitu pun tentang Anna yang mencoba menggulingkan tahta Viktoria dan mendapatkan julukan pengkhianat dari beberapa petinggi.
"Meski Anna menjadi pengkhianat tapi beberapa prajurit vampire menaruh kagum padanya, dia adalah wanita yang penuh misteri dan itulah daya pikat yang membuatnya di kenal hingga sekarang" ujar Nick.
"Sampai sekarang aku masih tidak mengerti, awalnya dia adalah seorang penyihir dan datang sebagai tamu di Kerajaan lalu bagaimana bisa dia pergi dan kembali menjadi bangsawan vampire?" tanya Ima.
"Itu adalah rahasia terbesar yang ada pada dirinya, beberapa vampire meragukan darah kebangsawanannya tapi karena petinggi mengakuinya maka sudah bisa di pastikan dia tidak berbohong"
"Hmm... wanita itu memang penuh misteri" gumam Ima.
Nick kembali melanjutkan ceritanya tentang pertarungan hebat yang terjadi antara Anna dan Raja Reinner, akibat pengkhianatan jendral Jhon entah mengapa akhirnya Anna dan Viktoria yang bertarung. Pertarungan itu di menangkan oleh Anna, setelah itu para vampire harus menuruti perjanjian dahulu yang sudah ada sejak ribuan tahun.
Kembali mendengar kisah itu membuat benak Ima melanglang buana, ia membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang putri kerajaan. Baginya akan terasa hebat memakai gaun indah dan di layani oleh banyak pelayan.
Diam-diam Ima memakai gaun favoritnya di kamar dan berlagak bak putri raja, seolah ada sangat pangeran di hadapannya ia membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan dan mengulurkan tangan kemudian maju beberapa langkah untuk berdansa.
Tak ada musik yang mengalun tapi Ima mampu menari dengan baik, bahkan ia menikmatinya sampai tidak sadar Mina tengah melihatnya dari celah pintu kamar yang terbuka.
Prok Prok Prok Prok
"Ah... ibu!" jerit Ima yang kaget mendengar suara tepuk tangan.
Mina tersenyum dan masuk ke dalam kamar, memandang wajah putrinya yang memerah karena malu.
"Tarian mu sudah bagus, tapi kau bergerak terlalu cepat" ujar Mina sambil meraih tangan Ima.
"Melangkah dengan perlahan, sandarkan tanganmu dengan lembut" ucap Mina membenarkan gerakan Ima.
"Ibu lebih pandai berdansa dari aku, pasti dulu ibu sering ikut pesta"
"Nenekmu adalah seorang desainer kenamaan, ia banyak mengikuti acara dan pesta sudah tentu ibu akan ikut segala kegiatan itu karena nenek mu ingin ibu mengikuti jejaknya" jawab Mina sambil menggerakkan badan seolah ada musik yang mengiringi mereka.
"Ibu juga sekarang seorang desainer, tapi tidak ada pesta yang ibu datangi"
"Ibu hanya seorang penjahit di pelosok desa, itu berbeda jauh dari profesi nenek mu"
"Kenapa ibu memilih tinggal di desa? apa ibu sudah bosan menghadiri pesta-pesta itu?" tanya Ima yang membuat Mina berhenti bergerak.
Perlahan ia melepaskan pegangan tangannya dan duduk di atas kasur, Ima yang bingung melihat Mina tiba-tiba terdiam merasa heran sekaligus tak enak hati.
"Apa aku sudah mengatakan hal yang menyakiti hati ibu?" tanyanya polos.
"Tidak sayang, hanya saja...ibu berfikir apa kau tidak bahagia hidup di desa?"
"Dimana pun aku berada asal bersama dengan kalian aku pasti bahagia, maaf ibu aku tidak bermaksud seperti itu" jawab Ima menyesal.
"Tidak sayang, kau tidak salah. Ibu memilih tinggal di desa itu karena ibu ingin hidup damai dengan kalian, ayah mu adalah seorang vampire sekaligus asisten Viktoria. Ibu takut ayah mu akan terjun kembali ke medan perang jika tetap berhubungan dengan para vampire yang lain"
"Apa? ayah pernah ikut berperang?" tanya Ima yang baru mendengar cerita itu.
Mina menghela nafas, dengan berat hati akhirnya ia memberitahu masa lalu Colt yang selama ini mereka sembunyikan.
"Ayahmu dulu juga seorang manusia sampai suatu saat ibu di culik oleh Viktoria, untuk menyelamatkan ibu ayahmu rela membuat perjanjian dengannya. Pada saat itu dia berubah menjadi vampire dan mendapatkan gelar asisten Viktoria, namun seiring berjalannya waktu dengan masalah antara kaum vampire dan penyihir pada akhirnya ayahmu ikut berperang melawan kaum vampire"
"Bukankah itu artinya ayah berkhianat pada kaumnya sendiri?" tanya Ima.
"Secara tehnis ya, tapi sejak awal ayahmu memang bertentangan dengan kaum vampire untuk itulah tanpa ragu ia melakukannya"
"Jadi... itulah alasan kenapa ibu tak pernah cerita tentang bangsa vampire, dan itu juga alasan kita hidup terpencil di desa ini" ungkap Ima.
Mina mengangguk sambil tersenyum pahit, tanpa di duga Ima menggenggam tangan tangan ibunya dengan lembut dan tersenyum manis.
"Mendengar cerita guru Nick tentang Ratu Viktoria dan Anna membuat ku berfikir mereka adalah dua wanita yang sangat hebat dan kuat, mereka bisa berperang dan menjadi pemimpin. Tapi bagiku ibu tetap adalah wanita terkuat nomor satu di dunia ini, ibu mungkin tidak bisa berperang tapi ibu selalu ada untuk melindungi kami. Bahkan ibu rela tinggal di desa demi hidup damai dan memastikan kami tetap aman" ujar Ima.
Ucapan tulus yang datang dari dalam hati Ima tersampaikan dengan baik, membuat mata Mina berkaca-kaca sebab tak kuasa menahan haru.
"Terimakasih sayang" ucap Mina lembut sambil memeluk putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments