Malam itu Chad pulang cepat dari kantor, saat ia sampai di rumah para pelayan menyambutnya seperti biasa. Namun kali ini ada yang berbeda, Joyi pun berada di sana dengan pakaian terbaik yang ia miliki.
"Nenek, apa sesuatu telah terjadi?" tanya Chad jelas melihat raut wajah Joyi yang sumringah.
"Oh cucuku, hari ini adalah hari terbaik yang kita miliki" jawab Joyi sambil menggiring Chad ke ruang makan.
"Ada apa?"
"Malam ini kita akan merayakan kemenangan kita" ujar Joyi memperlihatkan makanan dan minuman yang telah ia siapkan di meja makan.
"Kemenangan atas apa maksud nenek?" tanya Chad yang masih belum tahu.
"Rencana kita telah berhasil, keluarga Hermes menjual hampir semua aset miliknya dan sekarang mereka tidak punya apa-apa lagi untuk di banggakan"
"Benarkah?"
"Nenek sudah mencaritahu sayang, mereka pindah ke pinggiran kota untuk mengelola hotel kecil mereka di sana"
"Itu berita bagus nenek, kalau begitu mari kita bersulang untuk merayakannya!" ujar Chad.
Seorang pelayan dengan sigap membuka tutup botol dan menuangkan segelas minuman untuk mereka, dengan saling melempar senyum mereka menikmati setiap tegukan yang nikmat.
Untuk yang pertama kalinya para pelayan melihat Chad tersenyum, namun sayang senyum itu sangat menakutkan hingga membuat beberapa pelayan bergidik.
"Untuk selanjutnya apa langkah mu?" tanya Joyi di sela-sela makan.
"Aku berencana akan memanggil para wartawan untuk menginap di hotel, akan ku berikan mereka kamar VIP agar bebas berpesta di kamar masing-masing"
"Mm, itu ide yang bagus. Kita semakin meroket hingga tembus ke langit sedang mereka semakin jatuh ke bawah"
"Ini belum apa-apa nek, akan ku buat Hermes menderita seumur hidup hingga tak mampu bangkit lagi" ujar Chad penuh ambisi.
Joyi tersenyum senang melihat tekad Chad yang kuat, kesabarannya selama bertahun-tahun akhirnya berbuah manis juga. Chad bagai senjata yang berhasil ia rawat dengan baik sehingga mampu membunuh target yang ia inginkan.
Chad tak membuang waktu secara percuma, ia segera mengadakan rapat untuk membahas pelayanan yang akan di lakukan kepada para wartawan itu. Tentu acara wawancara juga termasuk di dalamnya, Chad menunjuk manager San untuk memimpin wawancara.
Ia beralasan ada kepentingan lain sehingga tiba waktunya nanti para tamu datang manager San lah yang akan menyambut mereka, padahal yang sebenarnya terjadi Chad tidak suka jika berhadapan dengan banyak kamera.
"Nenek akan menggantikan mu, rasanya tidak sopan jika pemilik hotel tidak ada. Posisi nenek jauh lebih tinggi darimu dan ini justru akan lebih menguntungkan" ujar Joyi yang ikut dalam rapat.
"Jika nenek mau maka itu lebih baik" jawab Chad.
"Baiklah semuanya sudah di putuskan, silahkan kembali kepada pekerjaan kalian masing-masing" lanjutnya membubarkan rapat itu.
"Chad... sekali-kali kau harus tampil di depan layar" ujar Joyi setelah mereka hanya tinggal berdua saja di ruang rapat.
"Tidak perlu nenek, hanya Sanwa yang perlu di kenal bukan aku" jawab Chad.
Ucapannya memang benar, tak perlu orang-orang tahu siapa dirinya sebab ia memiliki rahasia yang tidak boleh di ketahui oleh siapa pun. Bahkan manager San sendiri yang hampir dua puluh empat jam ada untuknya tidak pernah tahu jati dirinya, menjadi populer cukup berisiko untuknya yang bukan manusia biasa.
Beberapa hari kemudian Sanwa hotel menyambut kedatangan para wartawan, manager San dan Joyi begitu sigap dalam melayani. Terlebih Joyi yang hampir seumur hidupnya di gunakan untuk melayani keluarga Hermes sangatlah peka terhadap para tamunya.
Saat di beri kamar VIP para wartawan itu cukup kaget karena sebelumnya Hermes grup memberikan mereka kamar biasa.
"Jika di bandingkan dengan kemegahan Hermes jujur aku katakan anda masih tertinggal, tapi pelayanan yang anda berikan ini sangat jauh lebih bagus darinya" ucap salah satu wartawan.
"Kedepannya saya akan merenovasi hotel agar lebih nyaman untuk di tinggali, bagi Sanwa hotel pelayanan adalah nomor satu"
"Ya anda benar, baru saja kami menginjakkan kaki di hotel ini tapi pelayanan anda sudah sangat mewah. Benar-benar membuat kami kagum" ujar yang lain.
"Terimakasih atas pujian anda sekalian, silahkan nikmati fasilitas yang telah kami berikan" ujar Joyi sopan.
Para wartawan itu tak henti di buat kagum, mereka begitu dimanjakan seharian penuh dengan berbagai fasilitas. Bahkan apa pun yang mereka inginkan dengan cepat Joyi mengabulkannya, demi menaikkan pamor baginya ini masih urusan kecil.
Saat malam tiba manager San datang ke kediaman Chad yang baru, dia melaporkan sudah sejauh mana kesuksesan mereka dalam menangani para wartawan itu.
"Mereka sangat puas dengan pelayanan kita, beberapa diantaranya sempat meminta di datangkan gadis-gadis. Atas persetujuan nyonya Joyi saya memberikan apa yang mereka minta, sebagai imbalannya mereka akan membuat tulisan yang bagus untuk Sanwa hotel" ungkap manager San.
"Lakukan saja perintah nenek, dia yang paling tahu apa yang terbaik untuk perusahaan"
"Baik tuan"
"Lalu bagaimana dengan sisa hotel yang dimiliki Hermes? apa kau punya sesuatu untuk di laporkan?"
"Hotel itu atas nama Ken, mending putra Jack Hermes. Setelah dia meninggal Jack yang berhak atasnya, sampai saat ini saya belum menemukan celah untuk merubuhkannya. Satu hal lagi, meski berada di pinggiran kota tapi di dekat hotel itu ada tempat wisata alam yang cukup bagus. Meski jarang yang mendatanginya tapi jika tempat wisata itu di rombak menjadi lebih indah saya yakin akan ada banyak wisatawan yang akan datang ke sana"
"Begitu ya, tolong berikan alamat tempat itu"
"Baik tuan" jawab manager San.
Setelah selesai memberikan laporan manager San pun pamit undur diri, meninggalkan Chad yang mulai berfikir membuat strategi.
Sedang di hotel hingga esok paginya semua berjalan mulus tanpa ada insiden apa pun, para wartawan terlihat senang dan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar perkembangan hotel dan rencana pembangunan yang akan di lakukan Joyi.
Hal itu tentu menguntungkan, bahkan Sanwa mendapatkan kritikan bagus dari para kritikus hotel. Dengan begini semakin banyak orang yang membooking kamar demi merasakan pelayanan yang di gadang-gadang paling terbaik, Joyi pun semakin melebarkan sayapnya menutupi yang lain.
Di lain kesempatan Chad tengah sibuk mempersiapkan kepergiannya, tak banyak barang yang ia bawa karena niat kepergiannya bukanlah untuk berwisata.
"Apa kau akan pergi sekarang?" tanya Joyi yang sudah di beritahu tentang strateginya.
"Ya nenek"
"Bisakah kau meluangkan waktu sebentar saja untuk nenek? kita berhasil naik satu tangga lagi, nenek ingin sekali merayakannya dengan mu" pintar Joyi.
"Jika itu permintaan nenek pasti akan aku penuhi" jawab Chad yang membuat Joyi senang.
Di dalam kamar Chad seorang pelayan membawakan minuman kesukaan Joyi, meski hanya berdua saja tanpa di layani pelayan Joyi membuka tutup botol itu dan dan menuangkan isinya ke dalam gelas.
"Terimakasih" ujar Chad menerima gelas berisi minuman itu.
"Setelah kepergianmu nenek pasti akan merasa kesepian" ujar Joyi.
"Nenek kan tidak sendiri, ada banyak pelan dan manager San pun siap melayani nenek. Lagi pula aku tidak akan pergi lama"
"Mereka adalah orang asing Chad, bukan bagian dari keluarga. Mereka tidak pernah menatap nenek dengan cinta seperti yang kau lakukan, meski mereka menuruti perintah nenek tapi semua itu hanya demi uang"
"Aku mohon bersabarlah, ini demi kebahagiaan nenek juga. Setelah semuanya selesai aku janji akan pulang dengan cepat" ujar Chad sambil mengusap tangan Joyi dengan lembut.
"Kebahagiaan nenek bukan hanya terletak pada kehancuran Hermes saja, tapi juga keselamatan mu. Ajak lah Jhon bersama mu agar kau tidak sendirian"
"Tidak perlu nek, aku bisa sendiri"
"Chad, kau tidak biasa berburu lalu bagaimana jika kau kehausan? kau sudah terbiasa minum di dalam gelas bukan di kulit manusia, lagi pula di luar sana perebutan mangsa sering kali terjadi. Nenek khawatir kau akan mendapatkan masalah jika seorang diri, setidaknya Jhon dapat membantu mu mencarikan darah" bujuk Joyi.
"Jika itu membuat nenek tenang maka baiklah, aku akan meminta paman Jhon untuk ikut serta"
"Bagus, dia mungkin sudah tidak mau berurusan lagi dengan keluarga Hermes. Katakan saja padanya bahwa kau hanya minta di temani"
"Baiklah aku mengerti, kalau begitu aku pamit dulu"
"Ya, hati-hati di jalan" jawab Joyi mengantar kepergian cucunya.
Chad menemui Jhon di tempat biasa, dia mengutarakan niatnya untuk membuat kekacauan di tempat wisata yang dekat dengan hotel Hermes. Sesuai perintah Joyi dia meminta Jhon agar menemaninya di perjalanan, Jhon tidak perlu ikut andi dalam perbuatannya dan Jhon pun setuju.
Tempat wisata itu memang cukup jauh, mereka memilih menggunakan bus untuk pergi dan sampai tepat pada malam hari. Di pedesaan seperti itu tak ada pilihan lain kecuali bermalam di hutan, Jhon tidak keberatan karena dia sudah terbiasa.
Namun bagi Chad sendiri ia cukup tidak nyaman, tapi ia berusaha untuk menerima keadaan sebab tidak ingin bertemu dengan manusia. Misinya di tempat itu adalah untuk membuat para manusia itu takut oleh teror yang akan di buatnya, jadi jika dia ikut menginap di salah satu rumah warga maka hal itu dapat memicu kegagalan.
"Kau bisa tidur?" tanya Jhon.
"Aku hanya belum mengantuk" jawab Chad beralasan.
Jhon hanya dapat tersenyum kecil mendengar jawaban itu, sekilas Chad seperti pria dingin yang kejam. Namun setelah mengenal lebih dekat Chad hanya manusia setengah vampire yang tidak bisa apa-apa, dia sangat mirip seperti para bangsawan vampire.
Kaya, punya segalanya, suka memerintah, punya kedudukan yang tinggi sehingga semua tunduk dan menghormatinya. Tapi tidak pandai berburu, karena ada orang-orang di bawahnya yang akan memberikan apa yang dia inginkan dengan uang sebagai imbalannya. Untuk itulah Chad tidak terbiasa tidur di alam bebas atau pun berburu sebab ia terbiasa minum dari gelas.
Jhon berfikir jika Chad bertemu dengan vampire buangan atau mantan prajurit dan berebut mangsa dengannya, bisa di pastikan Chad kalah karena dia tidak pandai bertarung.
Saat pagi menjelang Chad dan Jhon bangun untuk melanjutkan perjalanan, dari tempat mereka butuh beberapa menit saja dan sampailah di tempat wisata yang di maksud.
Chad mengintai tempat itu agar lebih paham situasi dan kondisinya, setelah melakukan pengintaian beberapa jam akhirnya ia kembali ke tempat Jhon menunggu.
"Bagaimana?" tanya Jhon.
"Aku akan membunuh seorang wisatawan di hutan, akan ku buat seolah itu perbuatan hewan buas"
"Kau bisa melakukan hal setega itu?" tanya Jhon ragu.
"Dia seorang pria hidung belang, beberapa waktu lalu dia menggoda gadis desa dan mencampakkannya begitu saja"
"Kau mendapatkan informasi seperti itu hanya dalam waktu beberapa jam saja?" tanya Jhon kagum.
"Aku sudah terbiasa mengintai, itu salah satu keahlian ku" jawab Chad.
"Tidak buruk, baiklah lakukan tugas mu sementara aku akan mencari makanan untuk kita" ujar Jhon.
Chad memulai aksinya dengan mengikuti pria yang menjadi targetnya kemana pun dia pergi, dari siang Chad melihat pria itu masuk ke bar dan menghabiskan waktunya untuk minum-minum sampai senja.
Hingga saat pria itu keluar dari bar dan melihat keadaan yang cukup sepi Chad pun memulai aksinya dengan membius pria itu dan membawanya ke hutan.
Dengan sengaja Chad membiarkan tubuh pria itu tergeletak di atas tanah di tepian hutan yang tak jauh dari pemukiman, Chad mulai menyayat leher pria itu dan mencicipi darahnya.
"Sesuai dugaanku, kualitas yang buruk" gumamnya.
Chad lalu memakai topeng dan dengan sebuah ramuan khusus ia pun menyadarkan pria itu, beberapa detik kemudian pria itu bangun dan terlonjak kaget melihat Chad yang memakai topeng.
"Si-siapa kau?" tanya pria itu gugup.
Tanpa basa basi dengan menggunakan kuku-kukunya yang tajam Chad mencakar pipi pria itu hingga berdarah.
Aaaarrrrhhhh....
Teriakan yang nyaring di tepi hutan membuat burung-burung beterbangan, tak cukup sampai di situ Chad kembali mencakar di bagian dada kemudian beralih ke perut.
Rasa sakit yang begitu hebat membuat pria itu mencoba melawan sebisanya tapi kekuatan Chad jauh lebih besar, dia terus mencakar secara membabi buta di sana sini persis seperti binatang buas.
Ketakutan, pria itu mencoba melarikan diri tapi Chad jauh lebih cepat darinya. Chad berhasil menangkapnya dan kembali mencakar hingga pria itu melemah karena mengeluarkan darah yang terlalu banyak.
Beberapa menit kemudian erangan pria itu menghilang, kuku Chad yang di penuhi darah dan daging ia bersihkan di aliran sungai begitu pun dengan pakaiannya yang di penuhi bercak merah.
Dua hari kemudian seorang petugas di tempat wisata menemukan jasad seorang pria yang habis terkoyak di dalam hutan, panik sekaligus ketakutan ia segera menghubungi polisi setempat.
Saat di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi dokter menyatakan bahwa itu perbuatan hewan buas sebab ada banyak bekas cakaran dan tanda perlawanan, kasus kematian pria itu di tutup begitu saja sedang polisi kini memasang rambu peringatan untuk siapa pun yang ingin memasuki hutan.
Sampai polisi menyatakan hutan itu aman maka tidak boleh ada seorang pun yang memasukinya, rumor dari tragedi itu dengan cepat menyebar. Beberapa penduduk asli sana sudah tidak berani memasuki hutan jika seorang diri, tapi para wisatawan khususnya yang muda masih saja ada yang bandel.
Bagi Chad sendiri hal itu belumlah cukup, sampai tempat itu benar-benar sepi ia akan terus menebar teror di tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments