Tok Tok Tok
Tok Tok Tok
"Tuan... sarapan sudah siap, Nyonya meminta anda agar segera keluar" ujar seorang pelayan dengan menundukkan kepala.
Ceklek
Pintu terbuka, nampak seorang pemuda sudah berpakaian rapi dengan wangi parfum yang menggoda. Tanpa ekspresi dia berjalan melewati pelayan itu dan terus menuju ruang makan.
"Pagi nek" sapanya melihat seorang wanita yang sudah menunggunya sejak tadi.
"Pagi sayang, duduklah" jawabnya.
"Apakah tidurmu nyenyak?"
"Mm"
"Hari ini kau berangkat kuliah?" tanyanya.
"Aku mengambil kuliah hari sabtu dan minggu saja, rencananya aku akan pergi ke kantor hari ini"
"Chad.... kau tidak perlu sering-sering pergi ke kantor, kau masih muda mengapa tidak habiskan waktumu seperti anak-anak lain" ujar wanita itu dengan wajah sendu.
"Tidak masalah nek, ada hal yang lebih penting dari sekedar bersenang-senang. Beberapa hari lagi pihak Citra entertainment akan datang untuk survei, kita sangat butuh proyek ini untuk mengembangkan hotel jadi aku tidak bisa santai begitu saja"
"Baiklah kalau begitu, selesai sarapan datanglah ke ruangan nenek"
"Baik" jawab Chad patuh.
Di meja makan yang besar hanya ada dua piring yang tersaji, satu untuk Nyonya sang kepala rumah dan satu lagi untuk sang cucu si tuan muda yang tampan.
Selesai sarapan sesuai perintah mereka pergi ke ruangan kerja sang nenek, dengan serius mereka bicara empat mata sampai seseorang mengetuk pintu.
"Maaf tuan, mobil yang tuan pesan sudah siap" ujar seorang lelaki muda dengan pakaian rapi.
"Terimakasih, kalau begitu aku berangkat dulu nek" jawab Chad.
"Hati-hati di jalan."
Chad sedikit menundukkan kepala untuk menghormati sang nenek, begitu pun juga pria muda yang mengetuk pintu sebelum mereka pergi.
"Manager San!" panggil sang Nyonya tiba-tiba.
"Iya Nyonya"
"Tolong dampingi Chad dengan baik" ujarnya sambil tersenyum.
"Saya mengerti" jawab San.
Chad dan managernya segera masuk ke mobil yang kemudian melaju, sesampainya di kantor semua karyawan yang berpapasan memberi hormat. Tiba di ruangan kerjanya Manager San segera memberikan laporan yang telah ia siapkan lebih dulu.
"Selain dari semua laporan ini saya juga memiliki informasi tentang Hermes grup" ujar manager San.
"Katakan!" ujar Chad tanpa ekpresi.
"CEO di perusahaan itu telah digantikan oleh orang bernama Hans, dia adalah putra dari Shigima Hermes yang sebelumnya sudah menjabat sebagai CEO"
"Lalu?"
"Karena dia baru menjabat jadi belum ada yang tahu bagaimana kinerjanya, tapi semua orang sudah berharap banyak padanya sebab saat perusahaan di pegang oleh ayahnya perusahaan semakin berkembang pesat. Jika di lihat profilnya dia memang cukup menjanjikan, itu terlihat dari bagaimana ia bisa lulus dari universitas bergengsi dengan nilai yang memuaskan"
"Bagaimana dengan proyek yang sedang mereka jalani?"
"Untuk saat ini Hermes grup sedang memperluas ruang lingkup mereka, saya dengar mereka akan membuat hotel baru di suatu daerah"
"Cari tahu dimana lokasinya dan bagaimana kondisi lapangannya"
"Baik, saya mengerti!"
"Kau boleh pergi" ujar Chad.
Manager San menundukkan kepala sebelum ia pergi, meninggalkan Chad yang kemudian memikirkan nasibnya yang kurang baik.
Sejak ia kecil ia sudah hidup bersama neneknya, entah sejak umur berapa ia tak pernah tahu. Namun yang ia ingat selalu dongeng tentang Hermes grup yang merenggut kebahagiaannya, andai bukan karena Hermes grup mungkin saat ini ia tidak mungkin kesepian.
Suatu hari Chad kecil pernah bertanya mengapa mereka hanya hidup berdua saja, ia bertanya-tanya mengapa ia tak memiliki orangtua seperti anak yang lainnya.
'Semua karena Hermes grup, seseorang bernama Jack adalah biang keladi dari kesepianmu. Dia yang telah memisahkan mu dengan orangtuamu, ibumu mati mengenaskan sedang ayahmu hilang entah kemana. Saat kau besar nanti kau harus membalaskan dendam nenek mu ini, dengan teganya dia berbuat kejam kepada keluarga kita'
'Tapi kenapa nek, kenapa Jack melakukan itu?'
'Kau harus cari tahu sendiri jawabannya.'
Bertahun-tahun Chad menimba ilmu, mengesampingkan kesenangan dunia demi mencari tahu keberadaan ayahnya. Di saat teman-teman sebayanya asik berfoya-foya atau sekedar menikmati indahnya cinta, yang ia lakukan hanya membaca buku dan mulai terjun menjadi CEO di perusahaan neneknya bahkan saat ia masih SMU.
"Akan ku bongkar semua, kebusukan Jack Hermes dan menghukumnya seberat mungkin" gumamnya dengan pandangan penuh emosi.
Sore hari Manager San datang ke ruangannya hanya untuk memberitahu bahwa mobil sudah siap dan menemaninya pulang ke rumah, tak ada kata yang terucap selama mereka dalam perjalanan pulang. Seperti hari-hari sebelumnya tuan muda itu tak banyak bicara, diam dengan pikirannya yang entah apa.
"Tuan muda, kita sudah sampai" ujar San memberitahu.
"Terimakasih manager San, kau boleh pergi" ujar Chad sebelum ia turun dari mobil.
Seorang pelayan memberi hormat kepadanya saat ia masuk ke dalam rumah, rasa penat habis berkerja membuatnya ingin cepat membersihkan diri dan makan malam bersama sang nenek. Tapi tanpa sengaja ia melihat seorang pelayan yang memegang fotonya dan nampak memperhatikan foto tersebut.
"Apa yang kau lakukan?"
"Ah"
Prang.....
Pertanyaan Chad yang tiba-tiba membuat pelayan itu kaget hingga melepaskan foto yang ia pegang, pecahan kaca berhamburan di lantai membuat mata Chad menatap tajam kepada pelayan itu.
"Tu-tuan muda.... ma-maafkan saya, saya tidak sengaja" tutur pelayan itu ketakutan.
"Akan saya bereskan sekarang juga!"
"Berhenti!" teriak Chad membuat pelayan itu mematung.
Chad membungkuk untuk mengambil foto dirinya yang sedang berpose dengan sang nenek, membersihkannya dari pecahan kaca.
"Berapa lama kau bekerja di sini?" tanya Chad dingin.
"Sa-saya baru seminggu tuan" jawab pelayan itu gugup.
"Pergi ambil gajimu, aku tidak mau melihat wajah mu lagi" ujar Chad.
"Ta-tapi tuan"
"Ku bilang pergi!" bentak Chad menghentikan niat protes pelayan itu.
"Chad.... ada apa ini?" tanya Nyonya besar yang datang dengan beberapa pelayan.
"Nenek, lihatlah apa yang di perbuat pelayan itu" jawab Chad menunjukkan fotonya yang jatuh di lantai.
"Aeda! sebagai kepala pelayan harusnya kau mengajari anak buah mu bagaimana caranya bekerja di rumah ini, ingat! aku tidak mau hal ini terulang kembali" ujar Chad dingin.
"Saya mengerti tuan, akan segera saya bereskan" ujar Aeda sang kepala pelayan.
"Sudahlah Chad, kau pasti lelah. Pergilah mandi dan setelah itu kita makan malam" bujuk Nyonya besar.
Chad tak menjawab, ia hanya mengangguk pelan dan pergi begitu saja di ikuti oleh neneknya. Sedang pelayan yang baru ia pecat hanya mampu diam menahan tangis, sebagai kepala pelayan Aeda menyuruh pelayan lain untuk membersihkan serpihan kaca itu.
"Tenanglah, tuan muda memang seperti itu. Dia paling tidak senang jika ada yang mengusik neneknya, meski itu hanya sekedar memecahkan foto" ujar Aeda.
"Tapi bu... tuan muda sudah memecatku"
"Tidak apa-apa, aku akan memberikan uang lebih untukmu. Carilah pekerjaan di tempat lain, mudah-mudahan kau dapat yang lebih baik dari sini"
"Bekerja jadi pelayan di sini memang gajinya lebih besar, tapi sepadan dengan pekerjaannya. Kita tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun, ku dengar dulu Nyonya besar adalah kepala pelayan jadi tentu saja dia sangat ketat di tambah dengan sifat dingin tuan muda yang tidak suka mengomel hanya karena masalah kecil" ujar pelayan yang membersihkan serpihan kaca.
"Jangan bergosip tentang taun kita, apalagi ini di rumahnya. Nanti kalian akan mendapatkan batunya" ucap Aeda mengingatkan.
"Maafkan saya bu, tapi kenyataannya memang seperti itu. Tuan muda hanya memiliki wajah tampan dan pintar, masalah sifatnya membuatku merasa tinggal di neraka"
"Hush! jangan berlebihan, tuan muda memang tempramen tapi dia tetap menggaji kita sesuai keringat yang kita keluarkan" sergah Aeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
insos
ini pasti bibi joyi
2022-05-09
0
Dhiana Quinsha
apakah ini bibi joyi???
dan chad anak Rei??
2022-01-07
0