17. PERTEMUAN YANG BAIK

Seminggu setelah gajian Gia mengeluh sakit perut tapi bukan sakit perut biasa. Gia masih merebahkan tubuhnya sambil *******-***** perutnya mengaduh kesakitan

"Perut gua sakit banget...Haduuh !" keluhanya

Rintihannya seolah meremukkan hatiku. Aku berlari ke dapur dan membuatkan teh manis hangat untuknya

Tapi saat mengaduk teh aku bisa merasakan sosok hitam kembali berdiri dibelakangku.

Aku geram dengan keberadaannya

Rasanya aku mau tusuk dia pakai pisau yang ada tepat dihadapanku. Tapi aku masih tahan.

Sosok itu semakin terasa ingin menyentuhku saking aku sudah kepalang kesal, langsung aja aku ambil pisau lalu berbalik badan dan menusuknya

Saat aku beranikan diri menusuknya, rupanya sosok itu langsung menghilang begitu aja.

Seketika saat itu juga aku merasa sangat lelah sekali pisau yang aku genggam erat aku kembalikan ketempatnya

Aku kembali ke kamar membawakan segelas teh manis hangat kesukaan Gia.

Aku menjumpai Gia masih merintih kesakitan, wajahnya pucat dan matanya berair karena saking menahan rasa sakit yang dia rasakan

Aku letakkan teh diatas meja tivi lalu membantu Gia untuk duduk tapi Gia menolaknya

"Gak usah Ra, gak bisa. Gua kalau duduk nyeri banget. Perut gua kayak disayat-sayat" ucapnya masih merintih kesakitan

Akhirnya aku suapin teh manis nya dengan sendok pelan-pelan untungnya Gia mau

"Ra, lu gak kerja ?. Emangnya sekarang jam berapa ? " tanyanya

Aku jadi berfikir mau kerja atau engga karena kondisi Gia yang seperti ini aku gak tega meninggalkannya

"Aku gak kerja dulu deh Gi, aku anterin kamu ke dokter aja " jawabku

"Gak usah khawatir Ra, gua pernah begini dan sembuh sendiri tapi sakit yang sekarang cukup lama dari biasanya"

"Gak mau Gi, aku takut kamu kenapa-kenapa"

Tapi Gia tetap menolakku untuk ditemani

"Gak usah Ra, lebih baik lu kerja aja. Nanti kalau lu gak kerja bisa-bisa nanti kena penalti dari sana. Bisa-bisa lu gak akan bisa kerja lagi" ucapnya

Aku terdiam sebentar masih bingung mau kerja atau menemani Gia tapi sejujurnya aku kasihan padanya

Gia masih meyakinkan aku kalau dia bisa jaga diri

"Tenang aja gua bisa jaga diri, lu kerja aja sana. Hati-hati dijalan ya" ucapnya

Akhirnya aku mengalah dan meninggalkan Gia sendirian

Hari ini aku bekerja sendirian seperti biasa mengunting pola yang akan dijahit. Hari yang gak biasanya aku jalani

Aku kesepian

Bekerja seperti kehilangan belahan jiwa

Pikiranku selalu tertuju pada Gia, aku takut Gia kenapa-kenapa apalagi dia cepat banget kerasukan

Pukul lima sore sudah saatnya aku kembali ke rusun. Aku udah gak sabar sampai rusun

Aku menunggu mikrolet dipinggir jalan, beberapa menit menunggu akhirnya mikrolet berhenti dihadapanku

Dalam perjalanan tiba-tiba aja aku kepikiran mau ke toko kue. Kebetulan toko kuenya ada dipinggir jalan jadi aku turun aja

"Kiri Pak!" ucapku lalu turun dari mikrolet setelah si Pak supir menghentikan mikroletnya tepat depan toko kue yang aku maksud

Aku masuk ke dalam lalu disambut dengan ramah oleh pelayannya.

Kebetulan tokonya lagi sepi dan pembelinya hanya aku aja yang baru datang

Pelayannya langsung menanyakan pilihan kue yang mau aku beli

"Mau pesen kue yang mana Kak ?" tanyanya dengan ramah

Sambil melihat-lihat kue yang disimpan di etalase aku masih kelihatan bingung dan belum menjawabnya

Tapi pelayan toko nya masih sangat ramah dan menawarkan beberapa kue padaku

"Kakak mau aku pilihin blackforest ?. Ini lagi promo Kak " ucapnya menawarkannya padaku

Karena aku gak paham nama makanan apalagi kue yang mewah seperti ini jadinya aku nurut aja

"Boleh Kak, ini harganya berapa Kak ?" tanyaku menunjuk blackforest yang lebih kecil dari blackforest lainnya

"Kalau yang ukuran enam belas centi itu harganya seratus enam puluh empat ribu Kak " jawabnya

"Kalau yang ini Kak ?" Tanyaku sambil menunjuk kue yang paling besar

"Oh kalau itu yang ukuran tiga puluh centi harganya Lima Ratus Ribu Kak" jawabnya

Wah, mahal sekali ya harganya

Akhirnya aku tunjuk kue yang ukuran sedang diantara lainnya

"Kalau yang ini Kak ?" tanyaku

"Kalau yang ini harganya tiga ratus ribu Kak" Jawabnya dengan sabar dan masih ramah

Akhirnya aku putuskan untuk memilih kue yang paling kecil

"Kak, aku pilih kue yang kecilnya aja ya" ucapku sambil menyiapkan uangnya

Saat aku mau membayar rupanya ada pelanggan lain yang datang, seorang Ibu yang sepertinya aku kenal dengan orangnya

Aku memandanginya dari atas sampai bawah seperti sedang mendeteksinya

Saat aku sudah membayar, aku dan Ibu itu saling menoleh dan saling diam seperti saling mengenali satu sama lain

Tapi dia yang lebih dulu mengenaliku dan mengucap namaku

"Loh, Rara ?" sapanya

Aku tersenyum

"Iya bu" jawabku

Rupanya gak disangka sore ini aku bertemu orang baik yang mengantarkanku ke puskesmas. Ibu Tiwi

"Tunggu bentar ya saya mau beli dulu" ucapnya

Aku menunggu Ibu Tiwi membeli kuenya lalu setelah itu kami keluar dari toko bersama

"Ibu ke sini sendirian ?" tanyaku

"Iya Ra, kamu saya antar pulang aja ya. Kamu tinggal di mana sekarang ?" tanyanya

"Aku tinggal sama temen aku Bu. Di rusun" jawabku

"Owh, ya udah saya antar sekalian ya ?" ajaknya lagi

Tapi aku menolak

"Gak usah Bu, angkotnya gak susah kok. Lagian temen aku lagi sakit aku mau buru-buru pulang" ucapku

"Owh, temen kamu sakit. Sakit apa ?" tanyanya

"Gak tau Bu, perutnya kayak kesayat-sayat katanya" jawabku

"Owh, kita bawa ke Dokter aja yuk. Kasihan sekali" ajaknya

Mendengar ajakannya aku jadi dilema mau atau gak. Tapi kalau dipikir lumayan juga bisa diantarkan ke Dokter

Tapi Bu Tiwi tetap memaksaku

"Ayok gak apa-apa" ajaknya lagi

Akhirnya kami masuk ke dalam mobil yang dia bawa.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya kami sampai di rusun dan bertemu dengan Gia yang rupanya masih merintih kesakitan diatas kasur. Aku bisa masuk karena aku punya kunci duplikat

Aku panik melihatnya begitupun dengan Ibu Tiwi "Waduh, ini parah sekali Ra" panik Bu Tiwi

Sementara Gia masih merintih kesakitan, suaranya sudah melemah

"Kita gotong aja yuk" ajak Bu Tiwi

Tanpa pikir panjang akhirnya aku menuruti usulan Bu Tiwi

Kami berdua berusaha menggotong Gia tapi pada saat kami dilorong ada beberapa tetangga yang melihat

"Loh kenapa itu ?" tanya tetangga

Ibu Tiwi yang menjawab " Sakit Pak mau dibawa ke Dokter"

Tanpa pikir panjang beberapa orang yang ada dilorong yang melihat kami langsung ikut membopong Gia sampai ke parkiran

Aku langsung berterimakasih pada mereka "Makasih ya Pak, makasih ya Bu " ucapku

Mereka menjawab serentak " Iya sama-sama" sambil pergi meninggalkan kami

Akhirnya kami dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat, sesampainya di rumah sakit, Gia langsung ditangani Dokter

Setelah beberapa menit diperiksa, Dokter bilang kalau Gia cuma asam lambung dan sudah dikasih resep dokter

Akhirnya Ibu Tiwi yang mengurus semua pengobatan dan biaya administrasinya.

Bu Tiwi memang malaikat tak bersayap, aku menegenalnya baik rupanya sampai sekarang dia tetap baik

Akhirnya Gia kembali dibawa ke rusun sambil pelan-pelan dibopong Ibu Tiwi karena sekarang Gia udah gak merintih lagi

Sesampainya di kamar aku buatkan teh hangat lagi untuk Gia tapi gak lupa aku tawarin juga pada Bu Tiwi

"Ibu mau teh juga ?" tanyaku santun

Tapi Bu Tiwi menolaknya dengan ramah

"Oh gak usah yah makasih banyak ya" tolaknya

Tapi aku gak mengapa lalu membuatkan teh hanya untuk Gia

Setelah aku buatkan, aku juga kasih Gia blackforest yang aku beli tadi

Aku sudah potong-potong kuenya dan aku sajikan diatas piring

"Gi, aku beli ini untuk kamu. Cepet sembuh ya" ucapku

Gia melihat hidanganku dan mengambil sepotong rotinya

"Makasih banyak ya Ra, kebetulan banget ini kue kesukaan gua" ucapnya

Sekarang Gia udah bisa bicara bahkan makan walau sedikit demi sedikit dan kelihatannya Gia sudah terlihat lebih baik

Bu Tiwi yang sejak tadi diam saja akhirnya membuka obrolan

"Kalian kerja di mana ya sekarang ?" tanya Bu Tiwi

Aku yang menjawab "Di kompeksi Bu"

Ibu Tiwi mengangguk "Owh, di kompeksi yang pinggir jalan itu ya ?"

Aku mengangguk "Iya disitu"

Ibu Tiwi diam sejenak lalu memulai obrolan kembali

"Kalau boleh tau gaji kalian berapa ?" tanyanya

Aku yang masih menjawab " Kalau aku sih gajiannya satu juta tujuh ratus ribu, Gak tau sih kalau Gia "

"Owh, kamu mau gak pindah kerja di tempat saya. Tapi kamu harus tinggal di rumah saya. Emang sih bantu-bantu beresin rumah tapi saya berani kasih sebulan lima juta. Mau ?" ajaknya

Aku dan Gia saling menoleh tanpa bergeming

Ibu Tiwi menambahkan lagi " Kalau Gia mau ikut boleh kok, kalau kalian mau keluar dari rumah saya juga terserah kapan aja, maksud saya kalau kalian mau pindah kerja. Tapi kalau mau berlama-lama kerja di rumah saya juga gak apa-apa karena kan lumayan ya sebulan lima juta, dua bulan aja jadi sepuluh juta apalagi sepuluh bulan. Bagaimana ?"

Mendengarnya aku jadi tergiur lalu menoleh Gia.

Ibu Tiwi rupanya tau kalau kami ragu tapi Ibu Tiwi meninggalkan nomor kontaknya. Dia tulis dikertas catatan dan memberikannya padaku

"Kalau kamu yakin mau, kamu boleh hubungi saya ya. Saya mau pulang dulu sepertinya udah malam nih kalian kan mau istirahat"

Aku langsung bertanya lagi "Rumah Ibu di mana ? maksud saya kami kerja di rumah Ibu yang di mana ?"

"Mmmm, sebenernya bukan di Jakarta sih tapi di daerah cukup jauh dari perkotaan tapi tenang aja kok di sana aman karena ada security yang menjaga, dan lagi pula rumah itu cuma dihuni saya aja, tapi kalau kalian mau ikut ya berarti dihuni tiga orang aja. karena kan rumah saya banyak salah satunya disitu jadi biar ada penghuni yang rawat aja" jelasnya

"Oh begitu Bu" ucapku mengangguk

"Iya kalau gitu saya pamit pulang dulu ya, semoga lekas sembuh Gia. daagh, semua" ucapnya mengakhiri perjumpaan

Aku mengangguk "Iya bu, hati-hati ya"

Ibu Tiwi kembali pulang dan sekarang tinggal aku dan Gia di kamar

"Dia itu siapa sih Ra, lu kenal ?" tanyanya padaku

Terpopuler

Comments

Rania Puspa

Rania Puspa

yah klo rara mau msuk jebakan dy jgn tergiur ra sprtiy dy yg pke pesugihan.

2022-03-01

0

Ashley Anella

Ashley Anella

Bu Tiwi mencurigakan gak sih?

2022-02-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!