16. DIRUNDUNG PILU

Gia berusaha menenangkanku karena emosiku sudah mulai gak bisa terkontrol

Suaraku keras tangisanku histeris

"Ra, udah Ra..udah..tenang..Ra..tenang"

Tapi aku tetap mengatakan ke si Mbah itu kalau si Mbah itu berbohong

"Mbah bohong, mbah cuma asal nebak aja!"

Gia tetap berusaha menenangkan aku

Sementara si Mbah itu menenangkan aku dengan menyentuh kepalaku lalu komat kamit entah apa kalimatnya sampai-sampai aku kembali menangis histeris tapi bukan karena setan didalam tubuhku melainkan karena aku menolak dan masih gak percaya dengan mantra yang diucapkannya dan apa yang dikatakan Mbah tentang sosok, keluarga ,tumbal bahkan kematian Ayahku

Sementara Gia tetap menahan tubuhku supaya aku gak bertindak lebih arogan lagi

Beberapa saat aku mulai tenang dalam pelukan Gia meskipun aku masih menangis tapi Gia tetap menenangkanku

Hatiku hancur seolah kebahagiaan gak berpihak padaku

Si Mbah bicara lagi kali ini dengan nada yang lebih lembut, ia berbicara dengan hati-hati padaku

"Mbak, yang kuat ya. Jujur aja saya sendiri kayaknya gak bisa usir sosok itu karena sosok itu kuat sekali" ucapnya

Tapi aku gak peduli dengan ucapannya, yang sekarang aku pikirkan adalah kalau memang benar ada yang mengirim sosok itu pada keluargaku lalu kenapa ada orang setega itu pada keluargaku.

Apa salah keluargaku

Kenapa bisa setega itu ?

Saat inilah aku semakin panik dan takut kalau Ibu dan Tiara dalam bahaya besar

Tapi aku harus yakin kalau mereka gak akan mengalami kejadian aneh seperti yang aku alami ini.

Aku menyeka airmataku berusaha menerima apa yang mungkin sebenarnya memang terjadi seperti itu

Aku dan Gia akhirnya pulang tanpa ada bawaan penjaga seperti Gia karena memang si Mbah Dukun bilang, dia aja gak sanggup mengusirnya

Sudah seminggu aku masih terbayang oleh ucapan Mbah Dukun itu sampai-sampai aku gak bisa fokus bekerja tapi bersyukurnya Gia menjadi penyemangatku walau aku malas membalas candaanya tapi aku merasa ditemani olehnya

"Ra, ayok dong semangat lagi kerjanya..Udah seminggu lu layu begini" ucapnya

Tapi aku gak mengubris dia sama sekali, yang aku lakukan cuma menggunting pola terus menerus

Gak seperti biasanya yang bisa sambil saling cerita bersama

Tapi Gia gak patah semangat, dia tetap mencoba mengembalikan senyumanku

"Ra, hari ini adalah gajian pertama lu, harusnya lu bahagia dong" ucapnya lagi sambil menampilkan wajahnya yang senang

Gia menambahkan lagi "Jangan lupa trakir gua ya" rayunya

Aku tau Gia minta traktiran itu cuma bercanda, cuma mau mancing emosi aku aja

Tapi aku tetap lebih memilih diam aja

Ya, aku gak ada hasrat untuk semangat lagi

Semakin hari aku semakin yakin apa yang dikatakan Mbah Fukun itu ada benarnya juga

kalau begini jadinya, rasanya hidup pun udah gak artinya kalau selalu diteror hantu pesugihan

Dan mirisnya aku baru tau kenapa aku mengalami hal aneh sampai bisa bertemu sosok hitam dan sosok yang lainnya itu.

Aku jadi penasaran, siapa sebenarnya yang tega melakukan pesugihan itu dan kenapa dia bisa memilih keluargaku jadi tumbalnya

Tiba-tiba aja senyuman Ayah seolah melintas di wajahku , isi kepalaku kembali teringat Ayah semasa hidupnya sampai akhirnya Ayah pergi dengan gak sewajarnya

Air mataku menetes begitu aja butiran jatuh dikertas pola yang sedang aku gunting, buru-buru aku menyeka air mataku dengan punggung tanganku

Tapi rupanya Gia menyadarinya lalu kembali memberikan asupan semangat yang udah kesekian kalinya padaku

"Ra, jangan nangis dong. Gua sedih kalo lu nangis begini. Gua bingung harus apa" bujuknya dengan lembut

Aku mencoba menuruti maunya Gia kalau aku harus semangat

Tiba-tiba Gia mengucapkan perkataan yang membuatku ingat kembali pada motivasiku "Ra, lu pernah bilang sama gua kalau lu mau bahagiain Ibu dan adik lu tapi kalau lu aja kayak gini apa lu bisa pastikan kalau mereka bisa bahagia liat lu begini . Ra, gua sebagai temen lu dukung lu banget tuk bisa bahagiain keluarga lu karena kenapa ? karena gua gak punya siapa-siapa. Lu tau gua kan, betapa menyedihkannya kayak apa?" ucapnya panjang lebar

Mendengarnya begitu aku jadi menangis lagi, aku terharu dengan perkataannya tapi aku masih tetap diam walau kali ini tangisanku tertahan pedih sampai dada

Rara menepuk pundakku dengan lembut ia mengucap kata yang membuatku semakin berfikir lebih lagi

"Lu harus kuat, inget Ibu inget Adik lu, mereka mau lu pulang pas lebaran dengan sehat dan bahagia"

Disitu aku terenyuk mendengarnya sampai-sampai aku menangis untuk yang kedua kalinya

Tapi kali ini Gia gak berkomentar apa-apa. Dia cuma melihatkku dan tersenyum padaku.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul lima sore, saatnya aku ambil gajian bersama karyawan lain yang gajinya masih ambil tunai.

Kebetulan gajiannya Gia sudah lewat rekening karena Gia sendiri yang mau buka rekening, jadinya Gia gak ikut mengantri.

Gia menungguku di parkiran

Sementara aku antri di loket admin bersama belasan karyawan lainnya

Sekarang giliranku yang ambil

Adminnya menyuruhku tanda tangan dan melampirkan total rincian gajian aku. Totalnya satu juta tujuh ratus ribu rupiah.

Aku seneng banget bisa dapet uang sebanyak ini, pasti kalau aku tabung sampai lebaran udah bisa belanja keperluan di rumah

Teeimakasih ya Tuhan.

Setelah mengambil salary langsung aja aku menghampiri Gia yang sejak tadi menunggu.

Gia seolah menyambutku dengan sumringah

"Asiik gajian. selamat ya" ucapnya sambil tersenyum lalu melangkahkan kakinya pergi ke luar area diikuti aku

"Mau makan apa Gi ?" tanyaku padanya

Gia menolehku lalu tersenyum "Ah, kalau ditawarin makan sih gua maunya yang mahal Ra, tapi gua gak mau melangkahi Ibu lu. Jadi sebaiknya lu tabung aja tuh duit traktiran gua" ucapnya

Mendengarnya, aku jadi gak enak hati padanya

"Enggak Gi, enggak gitu. Aku traktir ya"

"Gak usah Ra, waktu itu gua cuma becanda kok. Jangan serius gitu dong" tolaknya

Dia malah menolak padahal aku memang tulus mau traktir dia

"Gak apa-apa Gi, aku traktir aja ya" ajakku

"Gak usah Ra" dia masih menolak

Akhirnya sepanjang jalan kami cuma berdebat antara traktir dan penolakan

Sampai akhirnya Gia mau juga

"Oke deh gua lagi pengen makan nasi padang tapi isi rendang ya. Hahaha "pintanya

"Oke oke sipp..gimana kalau kita langsung aja makan ditempatnya Gi ?" usulku

Gia setuju dengan usulku "Oke tuh"

Akhirnya aku dan Gia cari rumah makan padang dan kami makan bersama.

Setelah makan sore kami kembali ke rusun lalu membersihkan diri mengganti pakaian lalu loncat ke kasur seperti biasanya

Aku dan Gia nonton tivi sebelum tidur

"Gi, aku pengen beli hape deh" ucapku

"Beli hape ?" tanyanya

"Iya beli hape, emang hape harganya berapaan sih ?" tanyaku

Gia seperti memikirkan sesuatu "Mmm, harganya sih,kalau hape gua sih tiga jutaan tapi ini kan gua beli karena nabung" ucapnya

"Oh , nabung berapa lama ?" tanyaku

"Nabung tiga bulan" jawabnya

Mendengarnya aku putus asa

Tapi Gia ada usul "Kalau menurut gua sih lebih baik lu jangan beli hape dulu deh, nanti takutnya cita-cita lu buat ngebahagiain keluarga lu jadi gak kesampean" ucapnya

Yang dikatakan Gia sebenarnya ada benarnya juga sih tapi aku pengen banget punya hape

Aku masih tanya-tanya Gia "Kalau hape yang murah dari hape kamu ada gak ?" tanyaku lagi

Gia menoleh ku sebentar tanpa merasa terganggu denganku

"Ada kok yang seken juga banyak kalau lu mau tapi ya resiko beli seken jadi cepet rusak gitu" terangnya

Mendengarnya aku jadi mikir-mikir lagi karena aku berharap aku punya hape "Berarti aku nabung dulu nih ya" ucapku yang jadi patah hati

Gia mengangguk "Iya nabung aja dulu apa lagi kan kurang lebih sebulan lagi mau lebaran, jadi harus bijak nabungnya" ucapnya sambil menguap tanda matanya sudah lelah

karena dia sudah menguap tanpa diajak pun aku langsung ubah ke posisi tidur

Gia juga memposisikan tubuhnya untuk tidur setelah mematikan tivi

Tiba-tiba suara guntur seolah berteriak dari langit mengagetkan aku dan Gia

Gdurrr....rrrrrr!

Tapi kami gak berkomentar lalu kembali tidur

Tapi.

Tiba-tiba gelap gulita dibarengin suara guntur yang kini saling bersahutan

Malam ini lampu padam

Gelap satu ruangan, aku langsung menoleh Gia walau aku sadar wajahnya gak terlihat begitupun Gia yang gak bisa meihatku

Aku panggil Gia dengan pelan " Gi" panggilku

Gia menyahut " Ape ? lu takut gua kesurupan kan ?" tebaknya

Padahal aku gak kepikiran sampai situ tapi karena dia bilang begitu jadinya aku kepikiran

"Enggak, ini kalau listrik padam begini lama gak sih ?" tanyaku

"Enggak tau sih, kadang lama kadang juga sebentar" jawabnya

"Oh, jadi gimana dong, apa nyalahin lilin aja ya " usulku

Gia menolaknya "Gak usah Ra, kita kan mau tidur ya kita tidur aja gak usah permasalahin lampu. Besok juga normal lagi" ucapnya dengan nada yang berat, sepertinya Gia sudah mulai ngantuk berat

Tapi rupanya aku gak bisa tidur karena aku ngerasa ada sosok hitam tepat dihadapanku sedang memperhatikan ke arah kasur

Pelan-pelan aku tarik selimut sampai menutupi kepala lalu bersembunyi dibaliknya

Aku mengucap doa walau gak kuat menahan gemetar ketakutan dalam kegelapan

Tiba-tiba tangan Gia menyentuh pundakku distu aku makin gak tau harus apa karena sudah diteror hantu ditambah lagi harus menghadapi orang yang kesurupan

"Ra, lu kenapa gemeter begitu. Lu kedinginan ?" tanyanya.

Aku pikir Gia kesurupan.

Dan listrik kembali nyala lagi

Aku lega rusun kembali bercahaya dan lebih lega lagi rupanya Gia gak kenapa-kenapa

Aku belum menjawabnya tapi Gia masih bertanya

"Kenapa Ra, lu masuk angin ?" tanyanya lagi

"Enggak, tapi gua cuma liat sosok itu lagi" ucapku masih ketakutan, kali ini aku sudah bisa kasih tau perihal sosok hitam pada Gia

Gia langsung menoleh ke seluruh sudut kamar

"Jangan nakutin deh, masa iya sih ?"

"Iya bener"

Gia menawarkan padaku "Lu mau ke Mbah Dukun itu lagi gak, kita mintain jimat aja" usulnya padaku

Langsung aja aku menolaknya mentah-mentah

"Gak mau ah" tolakku

"Kenapa, kan dengan jimat lu bisa dilindungi"

Tetep aja aku menolaknya "Gak mau Gi, sori" jawabku

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

Jgn ke dukun Ra, bener ibadah aja yg rajin,,

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!