10. TEMAN ATAU TEMAN ?

Tubuhku mendadak dingin dan jantungku berdebar, jujur aku trauma dengan suara yang gak jelas asal usulnya sepert ini,

Tapi belum juga aku sempat menoleh ke belakang suara perempuan sebaya denganku menyambut

"Orang baru ya ?" tanya tanpa senyum

Aku bergumam dalam hati "Syukurlah ternyata manusia"

Sambil tersenyum ramah aku menjawabnya "Iya"

Aku lega melihat seorang perempuan muda sepertinya seumuran denganku berkulit putih rambut sebahu dan langsing

"Oh, datang dari mana?" tanyanya

"Dari kamar " jawabku

"Bukan, maksud gua lu datang dari kampung mana ?"

Aku diam berniat gak mau jawab tapi akhirnya aku jawab juga

"Masih daerah pulau jawa"

"Nama daerahnya apa ?" tanyanya, tapi dia potong sendiri "Yaudah gak penting, lu mau mandi ya ?" tambahnya

"Iya" aku mengangguk

"Yaudah gua ke warung dulu deh nanti kalau lu udah beres mandinya main ke tempat gua aja kamar gua nomor empat, kamar lu kan yang nomor satu itu kan ?"

"Iya nomor satu" jawabku

"Oke deh" ucapnya mengakhiri lalu pergi

Aku udah selesai mandi tapi aku belum mampir ke kamar nomor empat karena aku juga kan belum akrab sama dia

Bahkan sampai sore menjelang pun aku belum keluar kamar karena aku bingung juga mau mulai dari mana, aku juga belum makan karena duit yang aku bawa cuma ada seratus ribu

Tok..tokk...tokkk!

Ada yang ketuk pintu dari balik aku berharap itu manusia. Perlahan aku bukakan pintu rupanya masih dia yang tadi

"Kok lu di dalem kamar aja sih, jadi malah gua nih yang mampir ke kamar lu" ucapnya sambil masuk padahal belum aku persilakan

Ia duduk bersandar dinding dekat pintu

"Udah makan belom lu, gua perhatiin lu kayak orang linglung deh"

"Eh, Btw nama gua Nita" Ucapnya sambilnya meyodorkan tangannya lalu kami bersalaman saling memperkenalkan nama

"Aku Rara"

"Oh, di sini kerja atau kuliah ?"

"Mau kerja sih"

"Kerja di mana ?"

"Belum tau"

"Kok belum tau sih harusnya bisa tau dong harus kerja di mana. Gimana sih "

"Di sini aku niat kerja tapi memang belum ketemu kerjaannya"

"Heh, lu pikir kerja di Jakarta itu mudah ?. Mentok-mentok palingan lu jadi badut jalanan atau boneka silver "

"Masa sih ?"

"Malah gak percayaan lagi lu sama gua"

"Lulusan apa lu ?" tanyanya

"SMA"

"Oh sama dong kayak gua. Gini aja mau kerja bareng gua gak ?"

Aku senang mendengarnya

"Di mana ?"

"Nanti gua kasih tau tempatnya, gua sebut nama tempatnya juga lu gak bakal tau. Yang penting lu mau apa enggak ?"

"Iya mau, mau" ucapku semangat

"Oke besok gua ajak lu kerja"

"Loh, besok kan minggu emang gak ada liburnya ?" tanyaku

"Tempat gua gak ada liburnya semua adalah hari kerja meskipun tanggal merah semua tetep masuk malahan itu yang paling rame. Mau gak nih ?

Aku mengangguk setuju aja karena daripada gak kerja sama sekali

"Kerjanya malam pulangnya pagi jam jam 7"

"Oh, pabrik apa ?" tanyaku

"Bukan pabrik. Ah, nanti juga lu tau"

"Sebenernya bisa malam ini juga lu gua ajakin kerja tapi masalahnya gua ada janji sama orang jadinya besok aja" tambahnya

"Oh gitu oke, oke. Aku siapin surat lamaran kerjanya dulu ya"

"Haduh, gak usah itu gak penting" tolaknya

"Oh oke, kenapa ?" tanyaku

"Tapi lu punya rok mini kan ?" tanyanya lagi

"Rok mini ?. Untuk apa ?"

Semakin banyak pertanyaannya semakin aku bingung

"Untuk kerja lah"

"Kerja pakai rok mini emang kerja apa ?"

"Ya temenin karokean om-om senang lah dan minum alkohol"

Aku sontak kaget mendengarnya

"Hah, gak mau ah !" tolakku tanpa kompromi

Tapi dia kecewa dan marah-marah padaku

"Kenapa lu gak mau ? lu pikir gampang cari duit di Jakarta ?. Ya udah lebih baik lu jadi boneka silver aja sono. Boneka silver aja pasti lu gak tau kan ? dasar payah lu dibantuin kerja bukannya bersyukur"

Aku terdiam mendengarnya tapi aku akan tetap menolak pekerjaan itu karena pekerjaan itu gak baik buat aku kedepannya

"Lagian kerjaan lu itu cuma temenin mereka doang gak bakal diapa-apain juga kok. Dan asal lu tau aja ya gaji gua aja bisa mencapai lima juta apa gak ngiler lu ?" ketusnya sambil berdiri lalu bersiap pergi

Ia memberi penawaran yang membuat aku tergiur dengan uangnya tapi aku masih berpikir keras sampai akhirnya aku berada dititik yang memang butuh banget dan saat itu aku menyetujuinya sebelum Nita beranjak pergi

"Iya aku mau, tapi aku gak ada rok mini dan gak pernah minum alkohol juga"

"Tenang aja nanti gua pinjemin roknya dan lu gak perlu minum alkohol lu bisa menolak sikap mereka yang gak sesuai sama prinsip lu"

"Oh gitu, kalau gitu aku mau" aku mengangguk yakin kalau pekerjaanku itu bisa aku sesuaikan dengan prinsipku

Setelah menerima ajakan teman baruku itu , ia pun langsung mengantarkan pakaian seksinya padaku dan aku disuruh untuk menjajal beberapa setel pakaiannya

Akhirnya ada lima yang cocok dan pas dibadanku

"Oke besok malam jam delapan kita berangkat, besok lu siap-siap aja karena besok siang kebetulan gua gak ada di sini karena masih ketemuan sama orang" pesannya

Aku mengangguk paham " Oke"

"Oh ya gua minta nomor hape lu dong" pintanya

Aku menggelengkan kepala "Aku gak punya hape"

"What ? Gak punya hape ? Seumur lu begini, sejaman canggih ini lu gak ada hape ? Udah buruan gua minta nomer lu jangan becanda aja lu"

"Aku memang gak punya hape, sumpah" ucapku meyakinkannya sampai dia terdiam menatapku beberapa detik

"Oke nanti kalau lu gajian gua temenin lu beli hape, oke deh besok janjian aja jam delapan malam lu harus udah siap" ucapnya sambil pergi meninggalkan aku

Setelah membuat janji dengan Nita perut aku terasa laper banget akhirnya aku putuskan keluar mencari makan sendirian

Kost an ini gak begitu jauh dari jalan besar dikelilingi perumahan kumuh dan suara riuh kendaran warga setempat, di sini ramai sekali padat penduduk dan banyak juga gerobak penjual makanan yang berjaga dipinggir jalan kecil yang ujung jalannya tembus ke jalan raya.

Aku berhenti di gerobak nasi goreng ada penjualnya lagi duduk dibangku plastik menunggu pembeli

"Pak beli satu dibungkus ya"

Tanpa sahutan darinya, ia langsung menyiapkan untukku dengan menyalakan kompornya lalu mulai memasak

Aku duduk di kursi yang tadi ia duduk sambil menanti hidanganku siap dan menahan lapar

Beberapa menit nasi goreng sudah terbungkus rapih dan ia berikan padaku lantas aku berikan uang dan ia berikan kembalian uang ku delapan puluh lima ribu

Aku menerimanya lalu pulang

Di kamar kecil ini aku makan sendirian tapi kunyahan demi kunyahan terasa gak nikmat karena teringat Ibu dan Tiara, semoga mereka di sana sehat-sehat apa lagi yang paling aku takutkan kemunculan kejadian aneh yang gak bisa aku bayangkan dengan akal sehat.

Aku juga gak paham kenapa aku bisa melihat sosok tak kasat mata itu padahal sbelumnya aku hidup tentram dan normal tapi semenjak kematian Mak Warsih mata batin aku seolah terbuka lebar-lebar. Tapi meski begitu aku juga belum yakin seratus persen apa yang terjadi padaku yang pasti sampai detik ini sebenarnya aku masih ketakutan

Malam semakin larut tapi diluar masih ramai masih banyak warga yang belum tidur bahkan masih ada yang karokean lagu dangdut semua itu terdengar jelas dan justru membuatku terlelap

Pagi kembali menyambutku memberikan aku energi baik untuk melanjutkan hariku aku lanjut mandi tapi gak tau jam berapa sekarang tapi yang aku rasakan angin pagi masih terasa meskipun sudah terang

Setelah aku selesai mandi aku masih di dalam kamar mandi dan bergegas keluar tapi rupanya ada perempuan yang berdiri di depan pintu sambil marah-marah

Ia membentakku sambil menunjuk-nunjuk wajahku

"Heh, lu mandi lama banget sih ? lu pikir ini kamar mandi khsus elu ??" bentaknya lalu masuk ke dalam

Aku yang akhirnya merasa bersalah tapi ya udah deh yang penting nanti kalau aku mandi lagi bisa lebih cepat

Langit sudah semakin gelap dan aku sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Nita. Gak lama menunggu akhirnya nita datang dengan pakaian celana panjang dan jaket

"Hei Ra lu udah siap ?"

"Iya siap tapi kok kamu pakai jaket sih ?" tanyaku sambil memperhatikannya dari atas sampai bawah

"Kalau berangkat dari sini pakai jaket nanti ganti bajunya di sana" jelasnya

Astaga, kenapa gak bilang dari awal sih. Padahal sebenernya aku malu dan risih dari tadi pakai baju yang kurang bahan ini

"Oke sebentar kalau begitu aku pakai jaket dulu" ucapku meminta waktu padanya

Cepat-cepat aku ubah penampilan pakaianku sama percis seperti Nita lalu siap berangkat

Kami berjalan sebentar mengitari perumahan padat yang kumuh, banyak anak kecil yang masih keluar bermain padahal bagiku jam delapan malam waktunya istirahat bagi anak-anak tapi mungkin di kampung dan di Jakarta beda lingkungan hidup

Akhirnya kami sampai di loket halte Busway, Halte busway yang gak jauh dari kost. Haltenya tepat di depan gang masuk kost yang aku sewa

"Kita naik ini, lu beli kartu tap nya dulu karena gua yakin lu gak punya" ucapnya sambil mengarahkan aku ke mesin besar yang ada di depan loket

Aku memang masih bingung dan gak tau apa-apa tentang bus TransJakarta

Lalu ia meminta uangku untuk membeli kartunya setelah ia menyentuh beberapa menu di layar mesin

"Mana duit lu ?" pintanya

"Berapa ?"

"Tiga puluh ribu" jawabnya

Langsung aja aku kasih sesuai yang dia minta lalu ia masukkan uangnya ke dalam mesin setelah mesin menyedot uangku gak lama kartunya keluar, lalu ia minta uang ku lagi

"Duit lagi sini lima puluh ribu?" pintanya

"Untuk apa lagi ?" tanyaku

"Isi saldo lah, saldo lu mana cukup nanti"

Aku gak mau kasih karena kalau lima puluh ribu bisa-bisa uangku habis

"Buruan sini" paksanya

Aku mau kasih tapi ragu "Emang harus lima puluh ribu ya ?" tanyaku

Nita mulai kesal " Astaga Rara, lu merantau gak modal banget sih, ya udah sini sepuluh ribu aja deh"

Langsung aja aku berikan karena akhirnya dia minta segitu

Setelah beberapa menit dihadapan mesin itu akhirnya Nita jalan mendahuluiku lalu men tap kartunya di pintu masuk dilanjut aku yang mengikuti langkahnya. Akhirnya kami masuk dan berdiri di depan pintu pemberhentian bus bersama banyak orang yang juga menanti kedatangannya tapi kami berada diantrian paling ekor

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

5jt sebln np kost ditmpat kumuh,, ada" aja Nita

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!