11. DEMI IBU DAN TIARA

Bus berhenti tepat dipintu peron ada beberapa penumpang yang turun dari bus dan beberapa orang yang masuk ke dalam bus dan sedikit demi sedikit antrian jadi berkurang, sekarang kami sudah diantrian paling depan dan dibelakang kami sudah ada penumpang lain yang antri

Gak lama nunggu bus kembali tiba dihadapan kami tanpa lama-lama kami langsung masuk dan mencari tempat duduk, kebetulan banget ada banyak kursi yang kosong lalu kami duduk bersebelahan.

Busnya bersih, rapih, dingin dan murah cuma tiga ribu lima ratus keliling Jakarta, Nita yang cerita bisa keliling Jakarta

Bus melaju mengantarkan kami sampai akhirnya Nita mengajakku turun di halte yang biasa ia turun, suara langkah kaki yang buru-buru membuat kebisingan di halte itu semakin bertambah

Gak lama kemudian , gak sampai setengah jam dari awal keluar halte sampai berjalan di jembatan penyebrangan mengikuti Nita akhirnya kami sampai di tempat kerjanya

Kami sampai di perkomplekan ruko yang dijaga oleh sappam yang berpakaian rapi ada parkiran luas dan banyak mobil bagus terparkir disitu ,tempat karaoke yang jauh dari keramaian jalan besar disamping kanannya ada kafe dan samping kirinya ada kafe juga disatu barisan itu cukup ramai pengunjung dan parkirannya cukup padat

Nita mengajakku masuk setelah tas kami diperiksa oleh sappam yang berdiri gagah menyambut kami

Aku dan Nita masuk ke dalam ruangan yang cukup luas berlantai dua, di lantai bawah Nita mengarahkan aku untuk ke meja receptionis menuliskan nama dan nomor hape di buku pengunjung tapi karena aku gak punya hape jadi kolomnya kosong

"Nomor hapenya diisi ya kak " ucap Mbak Receptionisnya

Aku diam dan malu mau menjawabnya, Nita langsung menggusurku dari meja lalu menjelaskan pada si Mbak itu

"Dia gak punya hape, dia gua yang bawa. Mau kerja di sini" ucapnya

Si Mbaknya langsung paham.

"Oh gitu, oke deh" tutupnya

"Mami udah datang belom ?" tanya Nita

"Udah, Mami ada diatas" jawabnya

"Di mana ?. Diruangannya ?" tanya Nita lagi

"Iya" bawab si Mbak itu.

Akhirnya tanpa pikir panjang lagi Nita langsung mengajakku pergi ke tempat Mami. Aku gak ngerti siapa Mami itu.

Aku dan Nita naik lift kepalaku tiba-tiba pusing dan jantungku serasa naik. Rupanya Nita memperhatikan reaksiku

"Kenapa lu?" tanyanya

"Aku gemeteran naik lift" jawabku

Tapi Nita cuma menghela napas "Heudeh"

Aku dan Nita sampai di lantai dua yang rupanya di kanan kiri lorong ada kamar saling berhadapan, jadi tiga di kiri tiga di kanan lampunya juga redup berwarna jingga persis kayak lampu kandang ayam negri yang masih kecil-kecil, suasananya juga masih sepi mungkin karena belum ada pengunjung yang datang atau memang sudah ada didalam ruang masing-masing

Aku mengikuti Nita sampai akhirnya berhenti di depan pintu kamar paling ujung.

Nita mengetuk pintu dengan pelan-pelan

Tok..tok..tokk!

Dari dalam terdengar mami menyahut

"Iya masuk" jawabnya

Nita membuka pintu sementara aku ada dibelakangnya, lalu masuk ke ruangan yang di dalamnya ada satu sofa panjang besar, ada layar monitor menempel didinding dan ada dua microfon di meja

Aku pikir Mami itu gendut tua dan berpakaian seadanya tapi rupanya sosoknya langsing, putih, pakaiannya modis, wajahnya cantik dan masih terlihat muda kalau aku bisa tebak perkiraan umurnya kira-kira masih empat puluh tahunan. Didua pergelangan tangannya pun banyak gelang emas dan dia juga pakai kalung emas berlapis lapis, rambutnya pirang keriting dibawah menjuntai dengan cantik

"Hai, Mi" sapa Nita

"Ya Nit duduk" sambut Mami lalu persilakan kami duduk.

Tapi Mami tetap berdiri sambil mengambil gelas wine dari meja lalu ia minum sedikit

Langsung aja Nita memperkenalkan aku

"Ini namanya Rara yang aku ceritain ke Mami" ucapnya

"Oh oke, coba kamu berdiri" pintanya padaku

Aku berdiri tegak mengikuti maunya tapi jujur aku merasa asing dengan semua ini

Disitu Mami melihatku dari atas sampai bawah berulang ulang kali seolah sedang mendeteksi ada apa didalam badanku

"Hai, Ra" sapanya

Aku membalasnya dengan tersenyum

"Kamu dari mana ?" tanyanya

"Dari Kost an Bu eh Mam" jawabku

"Bukan, maksud aku asal kamu dari mana ?" tanyanya lagi

"Masih dari pulau jawa ini Mam" jawabku, karena kalaupun aku jawab nama desanya pasti dia gak tau dan lagi pula aku malu jawabnya karena itu daerah pelosok sekali.

"Oowh...okeee...kamu bisa pakai baju seksi ?" tanya Mami

Aku jawab aja dengan lantang walau sebenarnya gak mau

"Iya bisa"

"Kamu bisa merokok ?"

"Enggak"

"Bisa minum alkohol ?"

"Enggak"

"Pernah deket sama om-om ?"

"Enggak"

Mami diam lalu melirik Nita sebentar lalu meletakkan kembali gelas yang dari tadi ia pegang

"Kalau kamu gak bisa semuanya gimana dong ?"

Nita langsung berdiri seolah membelaku

"Gini aja Mam, kita coba aja dulu kerja di sini siapa tau dia bisa beradaptasi"

"Bukan begitu Nit, masalahnya kalau dipaksain nanti kesannya tempat ini memaksa prinsip orang loh"

"Tapi kayaknya Rara mau kok kerja disini, ya kan Ra ?" paksa Nita

Entah kenapa aku jawab "Iya"

Mendengar aku jawab iya akhirnya Mami menerimaku

"Oke kalau kamu mau kerja disini silakan tanda tangan diformulir ini" ucap Mami sambil menyodorkan kertas berisi pertanyaan.

Ada tiga lembar surat perjanjian kerja, lembar terakhir berisi perjanjian dan tanda tangan yang sah.

Isi perjanjiannya kontrak selama tiga bulan dan kalau keluar sebelum tiga bulan akan dikenakan denda, tapi karena aku butuh pekerjaan akhirnya dengan berat hati aku setujui dengan tandatanganku

Mami mengambil formulir yang tadi aku isi lalu memeriksanya kembali

"Oke sekarang kamu bisa kerja sebentar lagi tamu banyak yang datang, semua tamu di sini itu adalah tamu-tamu berkelas jadi kamu jaga bicara dan sikap. Oke ya ?" ucap Mami padaku

Aku mengangguk paham

Karena kesepakatan sudah terjalin dengan baik akhirnya Nita pamit dan mengajakku pergi dari ruangan itu lalu mengajakku mengganti pakaian di toilet.

Pakaian seksi yang dipakai oleh Nita ekstrim banget menurutku, ia pakai dress super ketat dan pendek dengan lengan tali sampai terlihat sebagian dadanya.

Sementara aku cuma pakai dress pendek sedikit longgar dan berlengan tali tapi masih menutup dada walupun memang ketiak ku terlihat dengan jelas

Setelah kami mengganti pakaian langsung aja Nita mengajakku ke ruangan kerjanya yang kata dia setiap malam dia ada disitu, di situ sudah ada dua perempuan cantik berpakaian seksi masing-masing memeluk om-om gagah sedang karokean dan diatas meja ada lima botol bir dan kacang kulit didalam mangkok kaca yang belum dimakan

Melihatnya aku semakin gak berselera dan rasanya mau pulang aja tapi Nita menyeret tanganku memaksaku masuk untuk menggantikan posisi dua perempuan itu.

Tanpa disuruh pergi dua perempuan itu langsung keluar kamar itu. Langsung aja Nita menempatkan aku disisi Om yang satunya dan Nita memeluk om yang satunya tanpa ragu dan malu

Tapi disitu aku gak mau melakukannya meski si om itu berusaha memelukku tapi aku langsung menghalaunya

Tapi rupanya si Om itu makin menggila, sambil bernyanyi dia meremas dadaku dengan seenaknya

Darahku naik sampai keubun-ubun lalu tanganku refleks mengambil botol bir lalu kalap memukul kepalanya dengan keras, memang botol gak pecah dan kepalanya juga gak berdarah tapi suasana itu cukup menjadikannya mencekam didalam alunan musik yang keras

Si Om nya mengaduh kesakitan sambil memegang kepalanya terus-terusan sampai dia menggeliat jatuh dari sofa

Melihat itu Nita panik dan kliennya juga panik aku juga panik takut dituntut dan dipenjara

Aku sempat berdiri saja melihatnya berguling-guling dilantai

Nita marah besar padaku

"Lu apa-apan sih Ra!"

Tapi aku gak ngejawab, aku ketakutan sekali lalu memutuskan untuk melarikan diri saja dari ruangan itu.

Meski begitu Nita gak mengejarku

Tapi kalaupun mengejarku aku pastikan aku harus bisa jauh dari situ, aku turun dengan menggunakan tangga darurat karena aku gak ngerti cara naik lift

Sampai dilantai satu aku berlari dengan cepat menerobos beberapa tamu yang baru aja datang dan menerobos paksa sappam yang mencoba menghalangiku

Aku masih berlari di trotoar dengan cepat-cepat gak peduli banyak yang melihat ke arahku

Akhirnya aku berhasil jauh dari tempat itu aku lalu melambatkan langkahku karena aku yakin mereka gak akan mengejarku, lagi pula aku juga capek dan haus banget

Aku berniat mau beli air minum di warung kecil pinggir jalan besar tapi belum juga mau beli aku baru sadar kalau tas aku ketinggalan disana bersama dengan kartu Transjakartaku. Sekarang aku bingung mau pulang bagaimana caranya sementara aku hanya hapal pulang dengan naik Transjakarta

Akhirnya aku berjalan saja di trotoar dengan sangat lambat sampai akhirnya aku menemukan halte kecil khusua mikrolet yang masih sepi

Deru mesin kendaraan yang melintas banyak dihadapanku seolah menemani ku dimalam dingin dengan langit tanpa bintang tanpa bulan.

Aku duduk saja melepas lelah dan bingung bagaimana caranya pulang

Seorang perempuan sebayaku datang lalu duduk agak berjarak dariku dia menanti mikrolet yang sejak aku duduk belum ada yang lewat , pandangannya tajam berjaga-jaga ke arah datangnya mikrolet

Sepertinya dia baru saja pulang dari pertemuan formal karena pakaiannya rapih dengan celana bahan dan blezer abu-abu muda

Aku diam saja sebenarnya mau meminta pertolongan tapi sungkan, tapi rupanya dia juga memperhatikanku mungkin karena keringatku banyak bercucuran dan pakaianku yang cukup seksi

Dia membuka obrolan demgan bertanya "kok kakinya berdarah ?" tanyanya padaku

Mendengarnya aku langsung panik lalu memeriksa kaki kanan kiriku memang ada yang berdarah di mata kaki sebelah kanan tapi ketika aku periksa lagi rupanya pahaku dekat lutut yang terluka aku pikir yang mengalir itu keringatku. Aku jadi kepikiran mungkin karena tadi aku menrobos paksa dan sappam sempat menarik tanganku dan aku juga sempat terpental ke arah sudut rolling door tapi aku gak paham kena benda apa saat itu

Aku menyeka darah dengan tanganku yang masih mengucur sedikit lalu perempuan itu memberikan beberapa lembar tissue padaku. Darahnya sudah berhenti karena memang cuma luka kecil.

"Kok bisa begitu ?" tanyanya heran

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

Smoga jd penolong Rara

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!