"Vanya rasa ini terlalu cepat mi," protes Vanya.
"Apanya terlalu cepat?"
"Vanya dan Leon baru kenal beberapa bulan bahkan pacaran saja baru hitungan hari. Kenapa harus terburu-buru untuk menikah?"
"Kakak ragu sama kak Leon?" tanya Bagas membuat Vanya terdiam.
"Jangan kau pukul rata semua laki-laki itu sama seperti papi mu Vanya. Jika pandangan mu mengatakan semua laki-laki sama, berarti Bagas akan seperti itu juga dong!"
"Kenapa di sangkutkan ke Bagas mi?" Bagas protes.
"Ya karena kamu laki-laki...!" jawab Liana.
"Kak, Bagas tidak seperti itu. Jadi, cepat ubah pola pikir kakak itu. Kakak sangat menyukai kak Leon, tapi kakak masih ragu dengan dia. Sungguh menyebalkan!" gerutu Bagas yang kesal di sama ratakan seperti papinya.
"Diam kau...!" sentak Vanya, "udah ah, Vanya mau tidur!"
Liana dan Bagas hanya bisa mengangkat kedua bahu mereka seolah pasrah dengan apa pun keputusan Vanya.
Sementara itu, Leon yang baru saja tiba di rumahnya langsung merebahkan diri di atas sofa.
"Aku harus mulai dari mana?" Leon bertanya pada dirinya sendiri.
Sebenarnya, hari ini adalah yang pertama kalinya Leon melihat Mira setelah sekian lama. Ingatan itu masih tajam, di mana saat almarhum sang mamah ada saat itu sedang menggendong adiknya memohon pada Mira untuk menjauhi papahnya. Namun nyatanya Mira malah semakin menjadi-jadi bahkan bersikap jauh lebih menyakitkan.
Leon memejamkan mata sejenak lalu membuang nafas kasar.
"Cukup sudah kau dan anak-anak mu bahagia. Aku akan membuat kau membayar atas apa yang pernah aku rasakan!" ucap Leon penuh penekanan.
Malam telah berganti pagi, seperti biasa Leon berangkat kerja dengan semangat. Langkah lebarnya memasuki loby perkantoran, di hentikan oleh suara yang membuat telinga Leon sakit.
"Pegawai rendahan, sudah berapa kali kau tidur dengan bos mu itu?" tanya Naomi dengan nada yang cukup tinggi membuat beberapa karyawan lainnya langsung berhenti karena penasaran.
Darah Leon mendidih, ini adalah fitnah terbesar dalam hidupnya.
"Bagaimana jika kau tidur bersama ku, aku akan membayar mu lebih dari Vanya. Seperti kau tidak terlalu buruk!" ucap Naomi dengan nada pelan.
"Ku pikir cuma ibunya saja yang rendahan. Ternyata, anaknya jauh lebih rendahan lagi...!" sahut Leon membuat Naomi tidak terima atas penghinaan pada ibunya.
"Heran deh, perasaan anak tiri pak Yoman suka sekali mengusik kehidupan bu Vanya!" bisik karyawan yang berada tak jauh dari Naomi dan Leon.
"Apa maksud mu mengatai mamah ku rendahan hah?" tanya Naomi dengan mata melotot.
"Jika tidak rendahan, kenapa mamah mu menjadi perusak rumahtangga orangtua ku hah?" tiba-tiba Vanya muncul di belakang Naomi, "apa kau tidak punya pekerjaan? sepertinya sangat suka membuat keributan?"
"Hai kalian semua, lihat atasan kalian yang sok bijak dan suci ini. Pergi kemana-mana bersama pegawai rendahannya. Lelaki kasar, miskin dan ciihh....simpanan!" ucap Naomi terus merendahkan Leon dan Vanya.
Masih bisa bersabar Leon dan Vanya.
"Simpanan teriak simpanan. Bukanlah kau dan mamah mu sangat suka menjadi simpanan dari suami orang...!" sahut Dalia yang benar-benar geram. Dalia melepas heelsnya lalu melemparkannya ke arah Naomi.
Bukan tidak ingin melawan, ingin rasanya Vanya mencakar wajah Naomi namun Leon menahannya.
"Brengsek!" umpat Naomi.
"Masih terlalu pagi untuk membuat keributan Naomi, tapi jika kau tidak keberatan maka aku.....!"
Plaaaakkk.....
Dalia yang sudah kehabisan kesabaran langsung menampar wajah Naomi bahkan menjambak rambut Naomi. Beberapa kali Dalia berhasil memukul wajah Naomi begitu juga sebaliknya.
Bagas yang baru datang langsung melerai kedua wanita itu. Bagas yang kesal langsung menyeret Naomi secara paksa keluar dari kawasan perusahaan.
"Kenapa kalian diam saja hah?" bentak Bagas.
"Aku yang meminta mereka tidak membantu ku. Lama-lama muak juga aku dengan anak tiri papi mu itu," kata Dalia yang masih emosi.
"Aku harus bicara pada papi....!" ujar Bagas langsung membuat Vanya tertawa.
"Apa yang ingin kau bicarakan Bagas?" tanya Vanya merasa lucu, "dia akan tetap membela anak tiri kesayangannya. Percuma saja, itu akan membuat mu lelah."
"Biarkan saja, nanti juga mereka hilang sendiri...!" ucap Leon membuat Vanya, Bagas dan Dalia langsung menoleh ke arah Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
emangnya ga ada security di gedung ya..
kan Vania bisa nyuruh security buat Naomi biar ga bisa masuk
2023-01-18
0
Riska Wulandari
Dalia keren..Leon seremmm...👍👍
2022-03-01
1
Dyah Ririn
seru thoorrr...
2022-02-07
0