19.Biarkan Saja

"Vanya rasa ini terlalu cepat mi," protes Vanya.

"Apanya terlalu cepat?"

"Vanya dan Leon baru kenal beberapa bulan bahkan pacaran saja baru hitungan hari. Kenapa harus terburu-buru untuk menikah?"

"Kakak ragu sama kak Leon?" tanya Bagas membuat Vanya terdiam.

"Jangan kau pukul rata semua laki-laki itu sama seperti papi mu Vanya. Jika pandangan mu mengatakan semua laki-laki sama, berarti Bagas akan seperti itu juga dong!"

"Kenapa di sangkutkan ke Bagas mi?" Bagas protes.

"Ya karena kamu laki-laki...!" jawab Liana.

"Kak, Bagas tidak seperti itu. Jadi, cepat ubah pola pikir kakak itu. Kakak sangat menyukai kak Leon, tapi kakak masih ragu dengan dia. Sungguh menyebalkan!" gerutu Bagas yang kesal di sama ratakan seperti papinya.

"Diam kau...!" sentak Vanya, "udah ah, Vanya mau tidur!"

Liana dan Bagas hanya bisa mengangkat kedua bahu mereka seolah pasrah dengan apa pun keputusan Vanya.

Sementara itu, Leon yang baru saja tiba di rumahnya langsung merebahkan diri di atas sofa.

"Aku harus mulai dari mana?" Leon bertanya pada dirinya sendiri.

Sebenarnya, hari ini adalah yang pertama kalinya Leon melihat Mira setelah sekian lama. Ingatan itu masih tajam, di mana saat almarhum sang mamah ada saat itu sedang menggendong adiknya memohon pada Mira untuk menjauhi papahnya. Namun nyatanya Mira malah semakin menjadi-jadi bahkan bersikap jauh lebih menyakitkan.

Leon memejamkan mata sejenak lalu membuang nafas kasar.

"Cukup sudah kau dan anak-anak mu bahagia. Aku akan membuat kau membayar atas apa yang pernah aku rasakan!" ucap Leon penuh penekanan.

Malam telah berganti pagi, seperti biasa Leon berangkat kerja dengan semangat. Langkah lebarnya memasuki loby perkantoran, di hentikan oleh suara yang membuat telinga Leon sakit.

"Pegawai rendahan, sudah berapa kali kau tidur dengan bos mu itu?" tanya Naomi dengan nada yang cukup tinggi membuat beberapa karyawan lainnya langsung berhenti karena penasaran.

Darah Leon mendidih, ini adalah fitnah terbesar dalam hidupnya.

"Bagaimana jika kau tidur bersama ku, aku akan membayar mu lebih dari Vanya. Seperti kau tidak terlalu buruk!" ucap Naomi dengan nada pelan.

"Ku pikir cuma ibunya saja yang rendahan. Ternyata, anaknya jauh lebih rendahan lagi...!" sahut Leon membuat Naomi tidak terima atas penghinaan pada ibunya.

"Heran deh, perasaan anak tiri pak Yoman suka sekali mengusik kehidupan bu Vanya!" bisik karyawan yang berada tak jauh dari Naomi dan Leon.

"Apa maksud mu mengatai mamah ku rendahan hah?" tanya Naomi dengan mata melotot.

"Jika tidak rendahan, kenapa mamah mu menjadi perusak rumahtangga orangtua ku hah?" tiba-tiba Vanya muncul di belakang Naomi, "apa kau tidak punya pekerjaan? sepertinya sangat suka membuat keributan?"

"Hai kalian semua, lihat atasan kalian yang sok bijak dan suci ini. Pergi kemana-mana bersama pegawai rendahannya. Lelaki kasar, miskin dan ciihh....simpanan!" ucap Naomi terus merendahkan Leon dan Vanya.

Masih bisa bersabar Leon dan Vanya.

"Simpanan teriak simpanan. Bukanlah kau dan mamah mu sangat suka menjadi simpanan dari suami orang...!" sahut Dalia yang benar-benar geram. Dalia melepas heelsnya lalu melemparkannya ke arah Naomi.

Bukan tidak ingin melawan, ingin rasanya Vanya mencakar wajah Naomi namun Leon menahannya.

"Brengsek!" umpat Naomi.

"Masih terlalu pagi untuk membuat keributan Naomi, tapi jika kau tidak keberatan maka aku.....!"

Plaaaakkk.....

Dalia yang sudah kehabisan kesabaran langsung menampar wajah Naomi bahkan menjambak rambut Naomi. Beberapa kali Dalia berhasil memukul wajah Naomi begitu juga sebaliknya.

Bagas yang baru datang langsung melerai kedua wanita itu. Bagas yang kesal langsung menyeret Naomi secara paksa keluar dari kawasan perusahaan.

"Kenapa kalian diam saja hah?" bentak Bagas.

"Aku yang meminta mereka tidak membantu ku. Lama-lama muak juga aku dengan anak tiri papi mu itu," kata Dalia yang masih emosi.

"Aku harus bicara pada papi....!" ujar Bagas langsung membuat Vanya tertawa.

"Apa yang ingin kau bicarakan Bagas?" tanya Vanya merasa lucu, "dia akan tetap membela anak tiri kesayangannya. Percuma saja, itu akan membuat mu lelah."

"Biarkan saja, nanti juga mereka hilang sendiri...!" ucap Leon membuat Vanya, Bagas dan Dalia langsung menoleh ke arah Leon.

Terpopuler

Comments

Kanaya yasmine

Kanaya yasmine

Good Job Dalia.sudah mewakili keinginan ku..

2024-03-02

1

Maliqa Effendy

Maliqa Effendy

emangnya ga ada security di gedung ya..
kan Vania bisa nyuruh security buat Naomi biar ga bisa masuk

2023-01-18

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

Dalia keren..Leon seremmm...👍👍

2022-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 01.Sabar Bagas
2 02.Maaf Bu
3 03.Entahlah
4 04.Eh, Kenapa?
5 05.Bohong
6 06.Diamlah!
7 07.Leon Bertamu
8 08.Tidak Mau!
9 09.Aku Malu
10 10.Seperti Kita
11 11.Kotor Sekali
12 12.Misi
13 13.Aku Menyukai Mu
14 14.Sedikit Masa Lalu Leon
15 15.Aku Rindu Sama Kamu
16 16.Sombong Sekali
17 17.Sudahlah!
18 18.Semua Tergantung Vanya
19 19.Biarkan Saja
20 20.Menikahlah Liana
21 21.Bagaimana?
22 22.Diam Kau!
23 23.Ini Bukan Naomi
24 24.Hentikan
25 25.Apa Hubungannya
26 26.Secepatnya
27 27.Diam Kau!
28 28.Tidak Ada
29 29.Vanya Emosi
30 30.Bercanda
31 31.Memfitnah
32 32.Jangan Di Pikirkan Lagi
33 33.Sialan Kau!
34 34.Kenapa Tersenyum?
35 35.Bohong
36 36.Lepaskan Aku
37 37.Kenapa Memangnya?
38 38.Dia Anakku
39 39.Kita Lihat Saja Nanti
40 40.Menurut Mu
41 41.Jangan Menekannya
42 42.Saya Mengerti
43 43.Tidak Masalah
44 44.Kenapa Tersenyum?
45 45.Kami Berjanji
46 46.Panggil Mami
47 47.Sabar
48 48.Gosip
49 49.Terus Suami ku
50 50.Jangan Bohong
51 51.Biasa Saja
52 52.Ini Masih Sore
53 53.Gas Terus
54 54.Berhenti Menggodaku
55 55.Peluk Aku
56 56.Suka Begitu
57 57.Kau Kenapa?
58 58.Bukalah
59 59.Janji Apa?
60 60.Biarkan Saja
61 61.Lepaskan Dia
62 62.Senyum Dong
63 63.Titip Salam
64 64.Biarkan Saja
65 65.Yang Sabar Leon
66 66.Kenapa Kau Menangis?
67 67.Eh, Kenapa?
68 68.Jawab....
69 69.Masih Kuat?
70 70.Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
01.Sabar Bagas
2
02.Maaf Bu
3
03.Entahlah
4
04.Eh, Kenapa?
5
05.Bohong
6
06.Diamlah!
7
07.Leon Bertamu
8
08.Tidak Mau!
9
09.Aku Malu
10
10.Seperti Kita
11
11.Kotor Sekali
12
12.Misi
13
13.Aku Menyukai Mu
14
14.Sedikit Masa Lalu Leon
15
15.Aku Rindu Sama Kamu
16
16.Sombong Sekali
17
17.Sudahlah!
18
18.Semua Tergantung Vanya
19
19.Biarkan Saja
20
20.Menikahlah Liana
21
21.Bagaimana?
22
22.Diam Kau!
23
23.Ini Bukan Naomi
24
24.Hentikan
25
25.Apa Hubungannya
26
26.Secepatnya
27
27.Diam Kau!
28
28.Tidak Ada
29
29.Vanya Emosi
30
30.Bercanda
31
31.Memfitnah
32
32.Jangan Di Pikirkan Lagi
33
33.Sialan Kau!
34
34.Kenapa Tersenyum?
35
35.Bohong
36
36.Lepaskan Aku
37
37.Kenapa Memangnya?
38
38.Dia Anakku
39
39.Kita Lihat Saja Nanti
40
40.Menurut Mu
41
41.Jangan Menekannya
42
42.Saya Mengerti
43
43.Tidak Masalah
44
44.Kenapa Tersenyum?
45
45.Kami Berjanji
46
46.Panggil Mami
47
47.Sabar
48
48.Gosip
49
49.Terus Suami ku
50
50.Jangan Bohong
51
51.Biasa Saja
52
52.Ini Masih Sore
53
53.Gas Terus
54
54.Berhenti Menggodaku
55
55.Peluk Aku
56
56.Suka Begitu
57
57.Kau Kenapa?
58
58.Bukalah
59
59.Janji Apa?
60
60.Biarkan Saja
61
61.Lepaskan Dia
62
62.Senyum Dong
63
63.Titip Salam
64
64.Biarkan Saja
65
65.Yang Sabar Leon
66
66.Kenapa Kau Menangis?
67
67.Eh, Kenapa?
68
68.Jawab....
69
69.Masih Kuat?
70
70.Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!