"Ngapain kita ke sini?" tanya Leon bingung.
"Nonton lah, aku udah lama gak pernah nonton bioskop," jawab Vanya sedih.
"Lagian, kau sibuk kerja terus. Sesekali nikmati hidup,"
"Leon,....!" Vanya suka sekali mencubit Leon.
"Bercanda, gitu aja ngambek!"
Mereka membeli tiket lalu membeli minuman dan camilan sebagai teman menonton. Kurang lebih satu jam Vanya dan Leon menonton drama romantis, membuat Vanya semakin berdebar setiap kali menoleh kearah Leon.
"Kenapa?" tanya Leon yang memergoki Vanya sedang menatap Leon.
"Leon,....!" netra mata berbulu lentik itu menatap mata elang Leon.
"Hemm, ada apa Vanya....?" tanya Leon dengan suara lembut.
"Aku menyukai mu...!" ucap Vanya spontan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Leon tersenyum, sebenarnya lelaki ini peka dengan sikap yang selama ini di tunjukan Vanya. Hanya saja Leon masih ingin belum percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya.
"Aku juga menyukai mu!" sahut Leon lalu menarik kedua tangan Vanya yang menutup wajah wanita itu. Vanya yang malu tetap menutup wajahnya.
"Aku maluuu....!" ucap Vanya pelan. Untung saja di baris kursi tersebut tidak ada orang lain karena bioskop hari ini agak sepi.
"Kenapa harus malu? buka wajah mu,...!"
Lagi-lagi Leon menarik tangan Vanya lalu menggenggamnya agar tidak menutup wajahnya lagi.
"Aku malu aja udah berani mengungkapkan perasaan ku pada mu," kata Vanya yang sudah berkeringat dingin ketika Leon menggenggam tangannya.
Leon tertawa lucu, lalu berkata, "Maaf jika harus kau yang memulai duluan. Sebenarnya aku tidak percaya diri saja mengingat status kita."
"Aku tidak pernah memandang hal seperti itu. Bagi ku, cukup menemukan laki-laki yang tulus dan bertanggung jawab."
"Terimakasih sudah menyukai ku. Kebersamaan kita beberapa bulan ini membuat hari-hari ku lebih berwarna."
"Aku mencintai mu!" ucap Vanya yang sudah berani mengungkapkan perasaannya.
Leon tersenyum, "Aku juga mencintai mu!"
"Leon, aku benar-benar malu!"
Leon tertawa lagi, "Apa sih, santai aja. Jalani aja dulu,...!"
"Jadi, sekarang kita pacaran nih?" tanya Vanya masih tidak percaya.
"Kalau kamu mau, langsung ke pelaminan ayok....!"
Jleeeb,....
Vanya langsung menelan ludahnya kasar.
"Sebenarnya aku tidak ingin pacar-pacaran seperti anak kecil. Jika serius ya ayok langsung nikah."
"Kau serius?" tanya Vanya tidak percaya.
"Aku serius. Tapi, aku tidak mau di bilang memanfaatkan mu seperti orang bilang!"
"Kau tidak pernah memanfaatkan ku, memangnya kau ada minta apa dari ku?"
Vanya kesal mendengarnya, wanita ini tidak suka jika Leon selalu mengatakan perbedaan status mereka.
"Udah, jangan marah. Bahagia itu kita yang rasakan, bukan orang lain. Jadi, jangan dengarkan apa kata orang yang berusaha merusak kebahagiaan kita!" Leon mengusap pucuk kepala Vanya, membuat wanita itu semakin luluh di buatnya.
Keluar dari bioskop, Leon juga sudah berani menggenggam tangan Vanya. Senang sekali rasanya, Vanya yang semula malu langsung membuang rasa malunya saking bahagianya.
"Kita mau kemana lagi?" tanya Leon bingung.
"Kemana ya, aku juga bingung. Aku gak pernah pergi sama laki-laki selain kamu."
"Lah, ngajak ke bioskop tadi dapat ide dari mana?" tanya Leon heran.
"Tadi, kepikiran di jalan!" jawab Vanya membuat Leon bergeleng kepala.
Leon melirik jam yang melingkar di tangannya, "Sudah siang, kamu pasti lapar. Kita cari makan dulu ya...!"
"Makannya di cafe tempat kamu kerja aja ya, di cafe dekat jembatan!"
"Eh, jangan di sana. Tempat lain aja!" Leon mendadak panik.
"Kenapa?" tanya Vanya bingung.
"Sedang ada renovasi, jadi cafenya tutup selama beberapa hari." bohong Leon menyembunyikan sesuatu dari Vanya.
"Oh, ya udah tempat lain aja!" kata Vanya yang percaya dengan Leon.
Masih menggenggam tangan sampai ke parkiran. Leon dan Vanya kemudian pergi mencari tempat makan siang. Pada akhirnya, mereka berhenti di salah satu restoran yang menyajikan makanan jepang.
"Astaga, aku sangat lapar melihat gambar makanan ini," ucap Vanya membuat Leon tertawa.
"Ya udah, ayo masuk. Gak usah khawatir, aku yang bayar. Aku pacar kamu sekarang!"
"Hih, perasaan kalau kita jalan kamu terus yang bayar!" protes Vanya.
"Aku laki-laki, wajar saja."
"Kalau perempuan yang bayarin gak wajar gitu?"
"Nanti, setelah menikah baru lah kau yang mengatur segalanya. Semua uang akan ku serahkan pada mu meskipun penghasilan ku tidak sebesar diri mu. Kalau sekarang mah, gangsi juga kalau di bayarin," tutur Leon.
"Haiiisss,...kau ini. Ayo masuk, aku sudah lapar!"
Baru mendengar hal seperti itu saja Vanya sudah melayang di buatnya. Hati Vanya benar-benar di buat berbunga hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
zahraky
Jd senyum2 sndiri 🫢😀.. vanya ungkapin perasaan nya kok aq yg malu ya😁😁😆
2024-03-02
0
Vera Diani
Jangan jangan Leon tu yg punya cafe y 🤔
2022-10-05
0
Yogi Yogi
bagus Thor, caramu memainkan hati reader...
2022-05-28
1